• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan dan Penerapan Konsep Aliran Kritis

N/A
N/A
Ravis

Academic year: 2023

Membagikan "Perhitungan dan Penerapan Konsep Aliran Kritis"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

̈ Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah membaca dan mempelajari modul ini mahasiswa memahami kriteria dan penerapan konsep aliran kritis pada aliran saluran terbuka.

̈ Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mempelajari modul ini dan mengerjakan soal latihan mahasiswa mampu menjelaskan

kriteria dan penggunaan konsep aliran kritis serta mampu menghitung kedalaman kritis dan

menggunakannya untuk penentuan debit dari suatu aliran.

(2)

Dari prinsip energi dan prinsip momentum yang telah dijelaskan di dalam sub-bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa kriteria aliran kritis sebagai berikut :

(1) Angka Froude (FR) = 1 (2.37)

(2) Pada saluran dengan kemiringan kecil (θ kecil) dan koefisien pembagian

kecepatan (α) = 1 kecepatan aliran sama dengan kecepatan rambat

gelombang

(3)

dalam persamaan dinyatakan sebagai berikut :

dimana :

V = kecepatan rata–rata aliran (m/det) D = kedalaman hidrolik (m)

g = gaya gravitasi (m/det2)

c = kecepatan rambat gelombang (celerity) dalam (m/det)

(2.38)

c D

g

V = =

(4)

(3) Tinggi kecepatan sama dengan setengah dari kedalaman hidrolik dalam persamaan

dinyatakan sebagai berikut : dimana :

V= kecepatan rata–rata aliran(m/det) g = gaya gravitasi (m/det2)

D = kedalaman hidrolik (m)

(4) Untuk debit tertentu energi spesifiknya minimum, dalam persamaan dinyatakan sebagai berikut :

= 0 dh dE

2 2

2 D

g V =

(2.40) (2.39)

(5)

(5) Untuk debit tertentu gaya spesifiknya minimum, dalam persamaan dinyatakan sebagai berikut :

= 0 dh dF

(6) Untuk suatu energi spesifik minimum debit aliran maksimum

(2.41)

(6)

(1) Penampang kritis adalah suatu penampang dari saluran dimana alirannya adalah aliran kritis. Hal ini dapat ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut :

Gambar 2.30. Air terjun diinterpertasikan dari kurva enegi spesifik

hc

E

y E

Em in

0 h0

C P

ΔE Per m uk aan

air t eor it is Penam pang k r it is

Per m uk aan air akt ual

(7)

(2) Aliran Kritis

Apabila kondisi aliran kritis terjadi di sepanjang saluran maka aliran

dinamakan aliran kritis.

Apabila aliran kritis terjadi si

sepanjang saluran prismatis maka untuk debit tetap, kedalaman kritis di setiap penampang di sepanjang

saluran adalah sama besar.

Kemudian karena, kedalaman aliran

sama di sepanjang aliran maka aliran juga merupakan aliran seragam.

(8)

h2 = hc h1 = hc

i0 = ic 1

2

Aliran kritis atau mendekati kritis tidak stabil (permu kaan airnya tidak stabil/berombak).

Gambar 2.31. Sket definisi aliran kritis

(9)

(3) Kemiringan kritis

Dalam hal aliran kritis dan seragam kemiringan dasar sedemikian sehingga membuat

kedalaman aliran sama dengan kedalaman kritis. Kemiringan tersebut dinamakan

kemiringan kritis ic (lihat Gb. 2.31). Kemiringan ini disebut juga kemiringan batas, karena

kemiringan lebih landai daripada ic membuat aliran lebih lambat daripada aliran kritis yang

disebut aliran subkritis. Kemiringan yang lebih kecil dari pada kemiringan kritis disebut

kemiringan landai (mild slope). Sebaliknya,

kemiringan lebih besar dari pada kemiringan kritis disebut kemiringan curam (steep slope), yang

membuat aliran menjadi aliran superkritis.

(10)

Perhitungan untuk mencari kedalaman kritis (hc) dapat

dilakukan dengan beberapa cara.

Cara - cara yang banyak digunakan adalah :

(A) Cara Aljabar

Cara ini biasanya digunakan untuk penampang saluran

sederhana seperti penampang–

penampang yang telah dijelaskan sebelumnya.

(11)

Contol soal 2.7

Hitung kedalaman kritis dari kecepatan aliran pada saluran terbuka berpenampang trapesium yang mempunyai lebar dasar B = 6 m,

kemiringan tebing 1 vertikal : 2 horisontal, apabila debit aliran Q = 17 m3/det.

Jawaban :

Dari Gb. 2.32. dapat dihitung :

(12)

Gambar 2.32. Penampang saluran berbentuk trapesium

Luas penampang saluran adalah :

A = ( B + z y ) y = ( 6 + 2 y ) y = 2 ( 3 + y ) y m2 Lebar permukaan air adalah :

T = ( B + 2 z y ) = ( 6 + 2 × 2 y ) = ( 6 + 4 y )

= 2 ( 3 + 2 y ) m

T

y

2 1

B = 6m

(13)

Kedalaman hidrolik adalah :

( )

( ) ( )

(

yyy

)

m

y y y T

D A

2 3 3 2

3 2

3 2

++ + =

= +

=

Kecepatan rata-rata aliran :

Pada kondisi aliran kritis tinggi kecepatan sama dengan setengah dari kedalaman hidrolik, jadi :

( )3 2( )317 det

2

det 17

2 3

h m h m

h h m A

V Q

= +

= +

=

( )

[ ] (( ) )

( ) ([ ) ]3

2 2

2 2

3 2

3 4 , 7

2 3 2

3 3

2 2

17 2 ; 2

c c c

c c c c

c

y y y

y y y y

y g

D atau g

V

+

= +

++ + =

=

(14)

Dengan cara coba – coba didapat yc = 0,84 m

Luas penampang kritis adalah :

Kecepatan kritis :

( ) ( )

45 2

, 6

84 , 0 84 , 0 3 2 3

2

m y y

Ac c c

=

+

= +

=

det 64

, 2

45 , 6

det 17

2 3

m

m m

A V Q

c c

=

=

=

(15)

(B) Cara “design chart” menggunakan

“Faktor Penampang” untuk aliran kritis

Faktor penampang untuk aliran kritis adalah :

D A

z =

Dimana :

Z = Fakltor penampang untuk aliran kritis (m) A = Luas penampang basah aliran (m2)

D = Kedalaman hidrolik (m)

(2.42)

(16)

2 2

2

2 D

g V =

( )

( )

g z Q

atau z

D A g

Q

D g

A Q

D atau g

A Q

=

=

=

=

=

: 2

2

2 : 2

2 2 2

(2.43) Salah satu kriteria aliran kritis :

memasukkan persamaan kontinuitas Q = VA ke dalam persamaan tersebut diatas didapat :

(17)

Untuk α ≠ 1 persamaan (2.43) tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :

Persamaan (2.42) tersebut menunjukkan bahwa faktor penampang Z merupakan fungsi dari

kedalam aliran [Z = f(y)] dan hanya mempunyai satu kemungkinan kedalaman aliran kritis untuk satu debit aliran.

Untuk memudahkan perhitungan telah dibuat suatu kumpulan kurva seperti pada Gb. 2.33.

α g

z = Q (2.44)

(18)

Gambar 2.33. Design chart

Lingkaran

y

b

0 , 0 1 0 , 0 4

0 , 0 2 0 , 2 0 , 1 4 0 , 1 0 , 0 8 0 , 0 6 1 0 , 8 0 , 6 0 , 4 6 4

2 1 0 8

0 , 0 0 1

2 1

0 , 0 1

y

0 , 0 6 2 0 , 1

N il a i - n il a i Z / b u n t u k p e n a m p a n g t r a p e siu m

1

z = 1 , 5 z = 2 , 0 z = 2 , 5 z = 3 , 0 z = 4 , 0

d0

1 0 0

z = 0 (p ersegi panjang) z = 0,5

1 0

z = 1,0 2 , 5

0 , 0 0 0 1 0 , 0 0 1 0 , 0 1 0 , 1 1 1 0

N ila i- n ila i Z / d02 , 5 u n t u k p e n a m p a n g lin g k a r a n

Nilai-nilai y/b dan y/d0

Untuk memperjelas penggunaan kurva pada Gb.

2.33. tersebut dapat digunakan contoh soal 2.8.

(19)

Contoh soal 2.8

Diketahui : penampang saluran berpenampang trapesium dengan lebar dasar B = 6 m,

kemiringan tebing = 1 vertikal : 2 horisontal mengalirkan air sebesar Q = 17 m3/det. Dari ketentuan tersebut dihitung harga Z sebagai berikut :

062 ,

6 0 428 ,

5

428 ,

5 det

81 , 9

det 17

5 , 2 5

, 2

5 , 2 5

, 2

5 , 2 2

3

=

=

=

=

=

m m B

z

m m

z m

g z Q

(20)

Baca kurva pada Gb. 2.29. sebagai berikut :

Tunjuk letak harga pada absis (atas),

kemudian tarik garis vertikal kebawah sampai kurva dengan Z = 2, kemudian dari titik pertemuan

tersebut tarik garis ke kiri sampai ke garis ordinat (y/B), didapat y/B = 0,14. Dengan demikian maka yc = 0,14 × 6 = 0,84 m

062 ,

5 0

,

2 =

B z

(21)

(C) Metode Grafis

Untuk penampang saluran yang rumit (complicated), penentuan besarnya kedalaman kritis dapat dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara y dan Z = A lebih dulu. Misalnya dalam contoh soal 2.8 dibuat perhitungan sebagai berikut :

Tabel 2.5. Perhitungan harga z contoh soal 2.7

h A = ( 6 + 2h) h T = 6 + 4h Z = A A/T

0,1 0,8 6,4 0,283

0,2 1,28 6,8 0,555

0,3 1,98 7,2 1,038

0,4 2,72 7,6 1,627

0,5 3,50 8,0 2,315

0,6 4,32 8,4 3,10

0,7 5,18 8,8 3,974

0,8 6,08 9,2 4,943

0,9 7,02 9,6 6,00

1,0 8,00 10 7,155

(22)

Dari tabel tersebut dibuat Kurva seperti pada Gb. 2.30 untuk :

Gambar 2.34. Kurva y vs Z untuk suatu penampang trapesium

43 , 81 5 , 9 17 g

Q = =

= z

0,8

5,43 0,84

y

z 0,2

0,4 0,6 1,0

1 2 3 4 5 6 7 8

(23)

Suatu saluran berpenampang trapesium

dengan lebar dasar B = 6 m, kemiringan tebing 1 : z = 1 : 2 mengalirkan air sebesar Q = 12

m

3

/det.

Hitung kedalaman kritis dengan :

a.Cara aljabar b.Cara grafis

c.Cara grafis menggunakan “design chart

(24)

̈ Kriteria aliran kritis adalah angka Froud sama dengan satu. Dengan dasar ini diturunkan

kriteria yang lain yaitu :

˚Tinggi kecepatan sama dengan kecepatan rambat gelombang.

˚Tinggi kecepatan sama dengan setengah dari kedalaman hidrolik

˚Untuk debit tertentu “energi spesifik” dan

“gaya spesifik” minimum.

˚Untuk suatu energi spesifik minimum debit aliran maksimum.

(25)

̈

Penampang aliran adalah

suatu

penampang dimana alirannya adalah aliran

kritis.

̈

Aliran kritis terjadi apabila

sepanjang aliran

memenuhi kriteria aliran

kritis (y = y

c

)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil yang disajikan pada Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa jumlah peserta didik dengan kriteria penguasaan konsep “baik sekali” menunjukkan peningkatan, sedangkan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk menganalisis perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa, antara