Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST) pada Jurusan Teknik Pengairan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Makassar. Judul Skripsi: INVESTIGASI PENGARUH GABION TERHADAP GERusan PADA HILIR KELANG BENDUNG TIPE USBR-IV. Tesis atas nama Hasnan Riady dengan Nomor Induk Mahasiswa dan Marsuki dengan Nomor Induk Mahasiswa dinyatakan diterima dan disahkan melalui ujian akhir tesis/disertasi sesuai dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor A sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik pada studi Teknik Pengairan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari Sabtu tanggal 16 Januari 2016.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menulis skripsi ini dengan judul “Studi Pengaruh Bronjong Terhadap Pembersihan Hilir Bendung USBR Tipe -IV”. '. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini, hal ini dikarenakan penulis sebagai manusia biasa tidak bisa lepas dari kesalahan-kesalahan seperti pada aspek teknis penulisan. Bapak/Ibu sekalian, dosen dan karyawan Fakultas Teknik yang selama ini telah mendidik dan mengabdi kepada penulis selama proses belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kt = Koefisien transmisi Kd = Koefisien disipasi HWL = Ketinggian air tinggi LWL = Ketinggian air rendah SWL = Ketinggian air tenang. Hmax = Tinggi gelombang maksimum Hmin = Tinggi gelombang minimum Er = Energi gelombang pantul Et = Energi gelombang transmisi Ei = Energi gelombang masuk Hi/L = Kecuraman gelombang.
PENDHULUAN
- Latar Belakang
 - Rumusan Masalah
 - Tujuan Penelitian
 - Batasan masalah
 - Manfaat Penelitian
 - Sistematika Penulisan
 
Beberapa model kolam penenang telah diperkenalkan oleh Biro Reklamasi Amerika Serikat (USBR), yang konstruksinya telah diuji, sehingga memudahkan penelitian. Jenis USBR yang digunakan untuk penelitian ini adalah still dam tipe USBR-IV dengan bilangan Froude antara 2,5-4,5 dengan tekanan hidrostatis rendah dan debit tinggi (Mays, 1999). Walaupun kita menggunakan bendungan jenis USBR yang dapat mereduksi energi, namun kenyataannya gerusan masih terjadi di bagian hilir bendungan yang masih ada (Abdurrosyid, 2005), hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penanggulangan gerusan di bagian hilir kolam yang tenang dengan menggunakan alas batu/bronjong yang diikat dengan anyaman kawat. Begitu pula jika tidak ada bangunan pengendali gerusan, maka kedalaman gerusan di bagian hilir kolam diam tidak akan berkurang sehingga kedalaman gerusan dapat mencapai maksimal. Salah satu upaya pengendalian gerusan di sekitar hilir kolam penenang adalah dengan mengangkat judul penelitian yaitu investigasi pengaruh bronjong terhadap gerusan di hilir Bendung Tipe USBR-IV. 3.
Hasil yang dicapai dengan penggunaan bronjong hilir tipe USBR-IV diharapkan dapat mengurangi gerusan. Untuk menciptakan penanggulangan gerusan di bagian hilir bendungan, berbagai percobaan dan penelitian harus dilakukan di laboratorium, dan perlu ditetapkan batasan masalah yang digunakan dalam percobaan ini.
Pendahuluan
Kajian Pustaka
Metodologi Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Penutup
Lokasi Dan waktu Penelitian
Jika bulan pertama yaitu awal bulan Juni merupakan tahap tinjauan pustaka, maka bulan kedua yaitu bulan Juli maka pengumpulan data merupakan tahap pengelolaan data.
Jenis Penelitian Dan Sumber Data
- Jenis Penelitian
 - Sumber Data
 
Sedangkan penelitian kepustakaan dilakukan pada bulan pertama yaitu awal bulan Juni, sedangkan pengumpulan data merupakan tahap pengelolaan data pada bulan kedua yaitu bulan Juli. a) Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari simulasi model fisis di laboratorium b) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur, hasil penelitian yang sudah ada, yang dilakukan di laboratorium atau di tempat lain yang berkaitan dengan penelitian karakteristik aliran saluran terbuka.
Alat dan Bahan
- Alat
 - Bahan
 - Model penelitian
 
Biasanya bendungan jenis ini digunakan pada konstruksi bendungan bendungan sangat rendah atau pada bendungan, outlet pada bendungan konsolidasi, peredam kejut dan lain sebagainya. Penelitian ini dilakukan sebanyak 15 run dengan dua tahap pengukuran, tahap pertama sebanyak 9 run dan tahap kedua sebanyak 6 run, yaitu tahap pertama Running untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi kedalaman gerusan (seperti laju alir, gesekan ) kecepatan, kedalaman aliran, kedalaman gerusan, bilangan Froude dan bilangan Reynold), dilakukan tanpa menggunakan pelindung gerusan dengan tiga variasi debit dan tiga variasi waktu, langkah kedua adalah Kontrol penggerak/perlindungan terhadap gerusan dengan debit konstan. Untuk setiap variasi bronjong, run dilakukan sebanyak 3 kali dengan variasi debit dan waktu yang konstan, hasil run dirata-rata untuk mendapatkan kedalaman gerusan dan.
Variabel Yang Diteliti
- Variabel tidak bebas
 
Analisis Data
Prosedur / Langkah Penelitian
Flow Chart Penelitian/ Bagan alur penelitian
Bilangan Froude (Fr) didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata dibagi akar gravitasi dan kedalaman air. Hasil perhitungan bilangan Froude (Fr) pada berbagai laju aliran dan waktu yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut. Dari hasil pengamatan Q1, laju aliran pada titik pengamatan 1 biasanya kecil, sehingga aliran yang terjadi merupakan aliran subkritis, setelah melewati titik pengamatan 1 laju aliran bertambah sehingga laju aliran menjadi aliran kritis.
Dan hasil analisa bilangan Froude (Fr) pada pengamatan Q1 terlihat bahwa bilangan Froude (Fr) terbesar yaitu 1,01 terdapat pada t = 15 menit, dengan kecepatan (V) = 0,74 m/ detik dan ketinggian air (H) = 0,05 m. Dari hasil pengamatan Q2 kecepatan aliran pada titik pengamatan 1 cenderung kecil sehingga aliran yang terjadi merupakan aliran subkritis, setelah melewati titik pengamatan 1 kecepatan aliran bertambah sehingga kecepatan aliran mendekati aliran kritis. Dan dari hasil analisis bilangan Froude (Fr) pada pengamatan Q2 terlihat bahwa bilangan Froude (Fr) terbesar yaitu 0,91 terdapat pada t = 10 menit.
Dari hasil pengamatan Q3 kecepatan aliran pada titik pengamatan 1 cenderung kecil sehingga aliran yang kebetulan merupakan aliran subkritis setelah melewati titik pengamatan 1 kecepatan aliran bertambah sehingga kecepatan aliran i mendekati aliran kritis. Dan hasil analisis bilangan Froude (Fr) pada pengamatan Q3 terlihat bahwa bilangan Froude (Fr) terbesar yaitu 0,96 terdapat pada t = 15 menit, dengan kecepatan (V) = 0,70 m/detik dan ketinggian muka air (H) = 0,05m. Hubungan titik pengamatan dengan bilangan Froude (Fr) untuk debit ketiga (Q3) dengan menggunakan panjang bronjong maksimal 1/2.
Dan hasil analisis bilangan Froude (Fr) pada pengamatan Q3 terlihat bahwa bilangan Froude (Fr) terbesar yaitu 0,87 terdapat pada t = 15 menit, dengan kecepatan (V) = 0,72 m/ detik dan ketinggian permukaan air ( H) = 0,07 m. Hasil perhitungan bilangan Froude (Fr) pada Q3 dengan panjang benteng sama dengan panjang maksimum kolam tenang. Hubungan titik pengamatan dan bilangan Froude (Fr) pada debit ketiga (Q3) dengan menggunakan keranjang bendungan panjang maksimum.
Dan hasil analisa bilangan Reynolds (Re) dapat dilihat pada tabel 8 bahwa bilangan Reynolds (Re) terbesar yaitu 141,2 terdapat pada t = 15 menit dan t = 20 menit sehingga terjadi aliran pada pengamatan untuk Q3 adalah aliran laminar (aliran seragam). Dan hasil analisa bilangan Reynolds (Re) dapat dilihat pada tabel 9 bahwa bilangan Reynolds (Re) terbesar yaitu 138,4 terdapat pada t = 20 menit sehingga aliran yang terjadi pada pengamatan Q3 adalah aliran laminar (aliran seragam). Dan hasil analisa bilangan Reynolds (Re) dapat dilihat pada tabel 10 bahwa bilangan Reynolds (Re) terbesar yaitu 132,7 terdapat pada t = 20 menit sehingga aliran yang terjadi pada pengamatan untuk Q3 adalah aliran laminar (seragam). ) aliran). 3) Rekapitulasi bilangan Froude dan bilangan Reynold.
Rekapitulasi bilangan Froude (Fr) dan bilangan Reynolds (Re) untuk bronjong 1/2 panjang kolam olaak dan panjang maksimal bronjong. Pada tahap pertama dilakukan penentuan variabel-variabel yang mempengaruhi gerusan seperti kecepatan aliran (V), bilangan Froude (Fr), bilangan Reynolds (Re), tinggi muka air (H) dan energi spesifik (E). Cara mengamati kedalaman gerusan adalah dengan mencatat kedalaman gerusan pada titik pengamatan sesuai dengan debit dan waktu yang ditentukan. Misalnya variasi waktu yang digunakan untuk Q3 yaitu 10, 15 dan 20 menit tanpa menggunakan bronjong dan menggunakan bronjong 1/2 dari panjang standing pool dan panjang maksimal standing pool.
PENUTUP
Kesimpulan
BAB V PENUTUP. dengan ukuran yang sama dengan panjang kolam olakan yaitu dsmaksimum = 6,5 cm dan dsminimum = 0,9 cm.
Saran
Abdurrosyid, Jaji, 2005, Gerusan di Kolam Olak Bendung Bawah, Jurnal Dinamika Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Halaman 73-79, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Christene Maria, (2003) Erosi sedimen pada dasar sungai di hilir kolam tikungan tertentu, Jurnal Teknik Sipil Jilid 1 Nomor 1, Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha. Mukhammad Risyal Affandi, 2007, Pengaruh kedalaman aliran terhadap perilaku gerusan lokal di sekitar abutmen jembatan Fakultas Teknik UNNES, Semarang.