• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Konsumen Di Era Digital - POLBANGTAN BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Perilaku Konsumen Di Era Digital - POLBANGTAN BOGOR"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Perilaku Konsumen Di Era Digital

Penulis:

Nana Triapnita Nainggolan, Munandar, Andriasan Sudarso Lora Ekana Nainggolan, Fuadi, Puji Hastuti

Dewa Putu Yudhi Ardiana, Acai Sudirman, Dyah Gandasari Nina Mistriani, Aditya Halim Perdana Kusuma

Astri Rumondang, Deddy Gusman

Penerbit Yayasan Kita Menulis

(5)

Perilaku Konsumen Di Era Digital

Copyright © Yayasan Kita Menulis, 2020 Penulis:

Nana Triapnita Nainggolan, Munandar, Andriasan Sudarso Lora Ekana Nainggolan, Fuadi, Puji Hastuti

Dewa Putu Yudhi Ardiana, Acai Sudirman, Dyah Gandasari Nina Mistriani, Aditya Halim Perdana Kusuma

Astri Rumondang, Deddy Gusman Editor: Janner Simarmata

Desain Sampul: Tim Kreatif Kita Menulis Sampul: pixabay.com

Penerbit Yayasan Kita Menulis

Web: kitamenulis.id e-mail: press@kitamenulis.id

WA: 0821-6453-7176

Katalog Dalam Terbitan Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku tanpa Ijin tertulis dari penerbit maupun penulis

Nana Triapnita Nainggolan, dkk.

Perilaku Konsumen Di Era Digital

Yayasan Kita Menulis, 2020 xiv; 218 hlm; 16 x 23 cm ISBN: 978-623-6761-23-6 Cetakan 1, Oktober 2020 I. Perilaku Konsumen Di Era Digital II. Yayasan Kita Menulis

(6)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan buku yang berjudul “Perilaku Konsumen Di Era Digital ”.

Studi perilaku konsumen sangat penting menjadi dasar bagi manajemen pemasaran, di mana hasil kajiannya mampu membantu pemasar dalam:

merencanakan bauran pemasaran; memutuskan proses segmentasi;

menetapkan positioning; mampu melakukan pembedaan terhadap produk;

melakukan teknik analisis lingkungan bisnis; serta pengembangan dalam riset pemasaran. Studi perilaku konsumen juga memiliki peran penting ketika pelaksanaan rancangan kebijakan publik, bagi pemangku kebijakan ekonomi dalam suatu negara. Pembuat kebijakan tersebut memerlukan kajian ini dalam merumuskan kebijakan serta perlindungan pada konsumen. Dengan mengetahui bagaimana konsumen berperilaku dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pengembangan kemampuan seorang pemasar dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Bagi para akademisi, analisis perilaku konsumen ini menjadi salah satu sumber dalam memperdalam ilmu pengetahuan terutama terkait perilaku konsumen.

Materi buku ini disusun berdasarkan kebutuhan atau rencana perkuliahan selama satu semester baik itu di Universitas, ataupun Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi/Bisnis, bahkan program studi Pascasarjana studi Magister Manajemen. Oleh sebab itu, perilaku konsumen menjadi salah satu mata kuliah penting untuk diikuti mahasiswa jurusan manajemen/bisnis, terutama yang mengambil konsentrasi manajemen pemasaran. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan buku ini masih terdapat banyak

(7)

vi Perilaku Konsumen Di Era Digital

kekurangan dan keterbatasan dalam pengalaman penulis, walaupun demikian penulis berharap mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, akademisi, pelaku bisnis, manajemen perusahaan, dan pengambil kebijakan.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan buku ini dari awal sampai akhir.

Semoga Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita. Amin.

Medan, September 2020.

Penulis.

(8)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... xi

Daftar Tabel ... xiii

Bab 1 Pendahuluan Perilaku Konsumen 1.1 Pendahuluan ... 1

1.2 Apa Itu Perilaku Konsumen ... 3

1.3 Perlunya Mempelajari Perilaku Konsumen ... 5

1.4 Pendekatan Perilaku Konsumen ... 8

1.5 Kelompok yang Berkepentingan ... 9

1.6 Peran Perilaku Konsumen terhadap Strategi Pemasaran serta Hubungan Keduanya ... 12

1.7 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen ... 14

Bab 2 Motivasi Konsumen 2.1 Pendahuluan ... 19

2.2 Pengertian Motivasi ... 20

2.3 Motivasi Konsumen dan Dampaknya ... 20

2.3.1 Perilaku Usaha dan Upaya yang Tinggi ... 20

2.3.2 Usaha yang Tinggi dalam Memproses Informasi dan Pengambilan Keputusan ... 21

2.3.3 Keterlibatan ... 21

2.4 Pengaruh Terhadap Motivasi ... 22

2.4.1 Relevansi Pribadi ... 22

2.4.2 Nilai (Value) ... 22

2.4.3 Kebutuhan (Needs) ... 23

2.4.4 Sasaran (Goals) ... 27

2.5 Sifat Dinamis Motivasi ... 27

2.6 Motivasi dan Implikasi Pemasaran ... 33

(9)

viii Perilaku Konsumen Di Era Digital

Bab 3 Keputusan Pembelian Konsumen

3.1 Pendahuluan ... 33

3.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 36

3.1.2 Model Keputusan Pembelian ... 37

3.1.3 Model Tradisional Pengambilan Keputusan ... 40

3.1.4 Variasi dalam Pengambilan Keputusan Konsumen ... 46

3.2 Berbagai jenis Pengambilan Keputusan ... 49

3.3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen ... 51

Bab 4 Model-Model Perilaku Konsumen 4.1 Pendahuluan ... 55

4.2 Pengertian Model Perilaku Konsumen ... 58

4.3 Tujuan dan Fungsi Model Perilaku Konsumen ... 59

4.4 Model-Model Perilaku Pembelian ... 60

4.4.1 Howard dan Sheth’s Consumer Behavior Model ... 61

4.4.2 Kotler’s Consumer Behavior Model ... 63

4.4.3 Engel, Kollat dan Blackwell (EKB)’s Consumer Behavior Model65 4.4.4 Schiffman-Kanuk’s Consumer Behavior Model ... 68

Bab 5 Persepsi Konsumen dan Informasi 5.1 Pendahuluan ... 71

5.2. Pengertian Persepsi ... 72

5.3 Elemen Persepsi ... 72

5.4 Dinamika Persepsi ... 75

5.5 Citra konsumen ... 77

5.6 Persepsi Risiko yang dirasakan ... 80

Bab 6 Komunikasi dan Perilaku Konsumen 6.1 Pendahuluan ... 83

6.2 Konsep Dasar Komunikasi ... 84

6.3 Konsep Dasar Perilaku Konsumen ... 85

6.3.1 Teori Ekonomi Mikro ... 85

6.3.2 Teori Psikologis ... 85

6.3.3 Teori Antropologis ... 86

6.4 Komunikasi dan Perilaku Konsumen ... 87

6.4.1 Periklanan ... 88

6.4.2 Penjualan Personal / Pribadi ... 89

6.4.3 Promosi Penjualan ... 89

6.4.4 Hubungan Masyarakat ... 90

(10)

Daftar Isi ix

6.4.5 Pemasaran Langsung ( Direct Marketing ) ... 91

Bab 7 Pembelajaran Konsumen 7.1 Pendahuluan ... 93

7.2 Elemen Pembelajaran Konsumen ... 96

7.3 Proses Pembelajaran Konsumen ... 99

7.3.1 Pembelajaran Perilaku ... 99

7.3.2 Pembelajaran Kognitif ... 105

Bab 8 Kepuasan dan Loyalitas Konsumen 8.1 Pendahuluan ... 109

8.2 Kepuasan Konsumen ... 110

8.3 Konsep Kepuasan Konsumen ... 111

8.3.1 Manfaat Kepuasan Konsumen ... 113

8.3.2 Strategi Meningkatkan Kepuasan Konsumen ... 115

8.4 Loyalitas Konsumen ... 117

8.5 Konsep Loyalitas Konsumen ... 118

Bab 9 Pengaruh Budaya dalam Perilaku Konsumen 9.1 Pendahuluan ... 121

9.2 Pengaruh Budaya ... 122

9.2.1 Budaya ... 122

9.2.2 Subbudaya ... 124

9.2.3 Kelas Sosial ... 124

9.3 Budaya Konsumen di Era Digital ... 124

9.3.1 Budaya Konsumen Digital ... 124

9.3.2 Budaya Konsumerisme ... 126

9.3.3 Transformasi Perilaku Konsumen ... 128

9.4 Contoh Budaya dalam Perilaku Konsumen di Era Digital ... 129

9.4.1 Belanja Online ... 130

9.4.2 Konsumsi Media Informasi ... 131

9.4.3 Transportasi Berbasis Online ... 131

Bab 10 Manajemen Relasional Konsumen 10.1 Pendahuluan ... 133

10.2 Tujuan CRM dalam Bisnis ... 134

10.3 Dimensi CRM ... 135

10.4 Komponen CRM ... 136

10.5 Program Pelaksanaan CRM ... 137

(11)

x Perilaku Konsumen Di Era Digital

10.5.1 Tahap-Tahap CRM ... 139

10.5.2 Tips Imlementasi CRM untuk pengembangan bisnis ... 140

Bab 11 Penelitian Perilaku Konsumen: Perspektif Pembelian Impulsif di Indonesia 11.1 Pendahuluan ... 143

11.2 Penelitian Empiris ... 152

Bab 12 Perilaku Konsumen Pada Masa Bisnis Online 12.1 Perilaku Konsumen Online ... 157

12.2 Gaya Hidup Konsumen dan Belanja Online ... 162

12.3 Word of Mouth ... 164

12.4 Impulse Buying dan Belanja Online ... 167

Bab 13 Bisnis Online di Era Ekonomi Digital 13.1 Ekonomi Digital ... 173

13.1.1 Komponen utama ekonomi digital ... 174

13.2 Bisnis Online ... 176

13.3 E-Commerce ... 178

13.2.1 Pelaku dan pihak terkait dalam e-commerce ... 179

13.2.2 Perkembangan e-commerce dunia. ... 180

13.2.3 Perkembangan e-commerce di Indonesia. ... 181

13.2.3 Model Website dan E-Commerce Marketplaces di Indonesia. .. 183

13.2.4 Marketplaces e-commerce terbesar di Indonesia ... 184

Daftar Pustaka ... 189

Biodata Penulis ... 211

(12)

Bab 1

Pendahuluan Perilaku Konsumen

1.1 Pendahuluan

Kondisi dunia bisnis telah menuntut untuk melakukan suatu inovasi dan kreativitas baik di segala bidang tidak luput bidang pemasaran. Ketatnya persaingan di pasar dunia melakukan pemaksaan secara tidak langsung dalam mencapai keunggulan strategi yang benar. Bagaimana konsumen berperilaku tentunya menjadi sangat penting di kegiatan pemasaran terutama yang berkaitan pada pencarian, penggunaan dan evaluasi produk. Untuk pemasar perlu memahami variabel apa yang sebenarnya memengaruhi konsumen dalam berperilaku ketika memilih suatu produk, (Suprajang and Wijaya, 2015).

Apa yang kita lihat dari suatu produk kosmetik dari iklan yang ada di televisi?

Ketika iklan tersebut dilihat para wanita dewasa mereka sangat menyukainya.

Mereka mengatakan bahwa iklan produk tersebut menarik sesuai kebutuhan yang menampilkan warna dan ukuran yang bervariasi. Sebaliknya ketika dilihat oleh wanita yang masih remaja mereka mengatakan iklan tersebut terlalu mencolok, warna produk yang tawarkan tidak sesuai dengan style, dan

(13)

Bab 2

Motivasi Konsumen

2.1 Pendahuluan

Konsep dasar seseorang melakukan sesuatu pembelian dan konsumsi adalah motivasi yang merupakan dorongan yang timbul dalam diri individu untuk berperilaku memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka yang merupakan intisari dari konsep pemasaran. Kunci bagi kelangsungan hidup perusahaan, kemampuan untuk memperoleh laba, dan bertumbuh dalam lingkungan pemasaran yang sangat kompetitif adalah kemampuan untuk mengenali dan memuaskan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi secara lebih baik dan lebih awal dari pada para pesaingnya.

Para pemasar tidak menciptakan kebutuhan, walaupun dalam beberapa hal mereka dapat membuat para konsumen untuk lebih menyadari berbagai kebutuhan yang tidak dirasakan. Ini merupakan pendekatan pemasaran yang berorientasi pasar, bukan berorientasi produksi. Orientasi pemasaran memusatkan perhatian pada kebutuhan membeli, orientasi produksi memusatkan perhatian pada kebutuhan penjual. Konsep pemasaran secara tidak langsung menyatakan bahwa produsen hanya akan memproduksi apa yang diketahuinya akan di beli orang. Orientasi produksi secara tidak langsung menyatakan bahwa produsen akan berusaha menjual apa yang akan diputuskannya akan di produksi.

(14)

Bab 3

Keputusan Pembelian Konsumen

3.1 Pendahuluan

Perilaku konsumen selalu menjadi topik pemasaran yang hangat, karena fakta bahwa mengetahui bagaimana dan mengapa konsumen bertindak dengan cara tertentu membuat keputusan pembelian mereka membantu perusahaan meningkatkan strategi pemasaran mereka dan menjadi lebih sukses di pasar.

Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh semua pemasar saat ini adalah bagaimana memengaruhi perilaku pembelian konsumen untuk mendukung produk atau jasanya. Oleh karena itu, pengetahuan tentang perilaku membeli menyoroti psikologi tentang bagaimana konsumen berpikir, merasa, berargumen dan memilih di antara alternatif yang ada (misalnya, merek, produk, dan pengecer), juga bagaimana lingkungan konsumen (misalnya, budaya, keluarga, media) memengaruhinya, selain itu bagaimana motivasi konsumen dan strategi keputusan berbeda antara produk. Itu semua mengarah pada pemahaman - bagaimana pemasar dapat meningkatkan kampanye pemasaran mereka untuk menjangkau konsumen secara lebih efektif.

(15)

Bab 4

Model-Model Perilaku Konsumen

4.1 Pendahuluan

Dalam kegiatan ekonomi, konsumen senantiasa dipandang sebagai agen aktif dalam mengikuti deretan perilaku. Konsumen juga menyadari bahwa kebutuhan tertentu dapat dipuaskan dengan menggunakan atribut terbaik, di mana mereka dapat mencari serta membeli tanpa hambatan yang berarti (Hsieh

& Chu, 2009). Ide dasar perilaku konsumen yakni keinginan individu terhadap suatu komoditas, sedangkan keinginan muncul sebagai akibat adanya kegunaan suatu komoditas tersebut. Secara rasional konsumen pastilah mengharapkan kepuasan (kebahagiaan) yang optimal, dan kepuasan akan meningkat jika jumlah komoditas yang dikonsumsi meningkat. Namun, persoalan yang muncul kemudian adalah bagaimana mengukur nilai manfaat tersebut (Syafii et al., 2020).

Pada saat membahas perilaku konsumen, kita diperhadapkan pada sesuatu yang sifatnya kompleks sehingga dalam memahami perilaku konsumen bukanlah menjadi pekerjaan yang mudah. Hal ini dikarenakan variabel yang beragam memengaruhi dan berkaitan satu dengan yang lain. Oleh sebab itu model perilaku konsumen telah banyak dikembangkan guna memahami serta memudahkannya, karena model itu sendiri adalah penyederhanaan gambaran

(16)

Bab 5

Persepsi Konsumen dan Informasi

5.1 Pendahuluan

Dalam bab ini akan menjelaskan perkembangan era digital yang begitu pesat berdampak pada hampir sebagian besar kehidupan. Termasuk pada perubahan persepsi konsumen dalam berbelanja. Hal ini tentu harus disadari oleh para marketer, sehingga strategi yang ditetapkan dalam mengembangkan usaha bisa kompatibel dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan tersebut. bagaimna individu yang berbeda, kita cenderung melihat dunia menurut cara khusus kita sendiri. Realita seseorang semata-mata merupakan persepsi orang itu mengenai apa yang ada “di luar sana” mengenai apa yang terjadi, dan untuk mengetahui bagaimana mereka bertindak dan bereaksi berdasarkan persepsi mereka tidak berdasarkan realita.

Jadi, bagi pemasar persepsi konsumen jauh lebih penting. Karena jika seseorang yang berpikir mengenai realitas, itu bukanlah realitas yang sebenarnya, tetapi apa yang dipikirkan konsumen sebagai realitas, yang akan mempengaruhi tindakan mereka, kebiasaan membeli mereka, kebiasaan bersantai mereka, dan sebagainya. Dan, karena individu membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan apa yang mereka rasakan sebagai

(17)

Bab 6

Komunikasi dan Perilaku Konsumen

6.1 Pendahuluan

Komunikasi merupakan proses di mana seseorang maupun sekelompok orang menciptakan serta menggunakan sejumlah informasi agar saling terhubung dengan lingkungan sekitar. Agar komunikasi efektif, baik secara personal ataupun dalam dunia bisnis pada dasarnya harus dilakukan dengan mengerti dahulu orang lain, yaitu mengerti karakter dan maksud/tujuan orang tersebut (Mulyana, 2001). Untuk dapat memahami tentang karakter dan maksud / tujuan orang kita perlu mempelajari tentang perilaku konsumen di mana pembelajaran tentang di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Hal tersebut sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan.

Tanpa penguasaan ketrampilan komunikasi, keberhasilan suatu produk tidak akan berbicara banyak seberapapun berbakatnya seseorang atau betapapun unggulnya sebuah produk, kesuksesan tidak akan pernah diperoleh. Bahkan seorang William Shakespeare pernah mengemukakan dalam bukunya Troilus,

(18)

Bab 7

Pembelajaran Konsumen

7.1 Pendahuluan

Tantangan untuk setiap perusahaan baik itu produk atau jasa adalah bagaimana target konsumen mengetahui kelebihan atau nilai dari produk atau jasa tersebut sehingga target konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pembelajaran atau edukasi kepada konsumen berkaitan dengan produk atau jasa yang dimiliki. Pembelajaran dalam konteks yang berkaitan dengan perilaku konsumen merupakan sebuah proses di mana konsumen menerima informasi yang diterapkan pada perilaku pembelian di masa depan (Duggal, 2018). Penelitian dari conductor.com menyatakan bahwa konsumen mempunyai kecenderungan 131% untuk membeli produk dari suatu merek yang memberikan materi edukasi dibandingkan yang tidak (Conductor.com, 2017). Pemberian edukasi atau pembelajaran pada konsumen juga dapat memperkuat nilai atau manfaat yang didapatkan konsumen dari sebuah merek produk atau jasa (Ismail, 2020).

Edukasi untuk konsumen menjadi faktor penting dalam menjaga perekonomian tetap bergerak karena membuat perusahaan bertanggung jawab terhadap apa yang mereka jual, bagaimana mereka menjualnya dan membuat konsumen mempunyai kendali atas pembelian mereka sehingga konsumen termotivasi untuk memberikan umpan balik yang dapat digunakan perusahan untuk meningkatkan produk dan layanan (Brookins, 2019). Pemberian

(19)

Bab 8

Kepuasan dan Loyalitas Konsumen

8.1 Pendahuluan

Eksistensi manajemen pemasaran sangatlah penting bagi setiap perusahaan supaya mampu mengidentifikasi dan membeda-bedakan kelompok pembeli atau pengguna yang mungkin memiliki minat untuk melakukan pembelian serta adanya kebutuhan untuk menyadari pentingnya peranan manajemen pemasaran dalam kegiatan marketing kontemporer. Pemasaran merupakan usaha yang organisasi yang berhadapan tepat kepada pelanggan, yang secara tidak langsung merupakan salah satu yang harus diberikan perhatian khusus untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Implikasi dari kegiatan pemasaran inti berorientasi pada tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen merupakan salah satu elemen penting untuk memelihara dan meningkatkan keberlanjutan layanan atau bisnis yang dilakukan (Othman et al., 2019).

Rekonstruksi dari pengembangan konsep tentang kepuasan telah lama dikenal dan dipelajari dalam teori dan implementasi aktivitas kegiatan pemasaran kontemporer. Esensi dari aktivitas bisnis adalah memperoleh keuntungan dalam jangka panjang sehingga dibutuhkan indikator yang kuat untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut dengan memperhatikan aspek

(20)

Bab 9

Pengaruh Budaya dalam Perilaku Konsumen

9.1 Pendahuluan

Perubahan dapat terjadi pada aspek apapun apalagi didukung oleh kemajuan teknologi dan informasi yang sangat pesat (Prasetyo dalam Febriani and Dewi, 2019), termasuk perubahan perilaku konsumen. Konsumen telah berubah seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi. Teknologi baru telah menciptakan pasar baru yang pada gilirannya, menciptakan konsumen baru (Gielens and Steenkamp, 2019). Konsumen baru ini mengarah pada harapan baru, dan pada akhirnya mengubah cara nilai baru (Gielens and Steenkamp, 2019). Era digital adalah era di mana semua dapat diselesaikan dengan gadget.

Proses komunikasi, interaksi, mobilisasi dan transaksi dapat dilakukan dengan mudah (Prasetyo dalam Febriani and Dewi, 2019). Perubahan di era digital di antaranya adalah di mana aktivitas konsumen dapat diakukan dengan online seperti belanja online, transportasi online, kuliner online atau pemesanan tiket atau hotel secara online bahkan transaksi pembayaranpun via online.

Perilaku konsumen memiliki karakter yang dinamis. Perilaku konsumen akan berubah seiring dengan dinamika dan karakteristik masyarakat dan budayanya.

Perubahan budaya akan membawa dampak dan pengaruh pada perilaku

(21)

Bab 10

Manajemen Relasional Konsumen

10.1 Pendahuluan

Perkembangan dunia bisnis saat ini berdampak semakin ketatnya persaingan bisnis usaha. Para pelaku usaha menuntut bisnis usaha lebih tajam dan jeli memandang peluang yang ada dan tampak dalam melihat perilaku konsumen menjadi target pasarnya. Manager Pemasaran menjadi ujung tombak pada bagian pemasaran, harus mengetahui bagaimana perilaku konsumen saat menentukan keputusan pembelian yang menjadi kunci sukses dalam kegiatan pemasaran. Setiap konsumen memiliki pandangan berbeda-beda, sehingga memengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan. Perubahan perkembangan yang semakin cepat ditandai dengan perkembangan dunia usaha berbasis tekhnologi menjadi semakin pesat persaingan di antara pengusaha untuk menarik konsumen dan dapat menguasai pasar yang ada.

Oleh karena itu pemahaman manajemen relasional konsumen merupakan pengetahuan yang sangat penting agar dapat memahami keinginan, kebutuhan, dan harapan konsumen dengan baik.

Ilmu manajemen relasional konsumen merupakan bagian dari ilmu perilaku konsumen dalam manajemen pemasaran. Menurut Tjiptono dalam (Subianto,

(22)

Bab 11

Penelitian Perilaku Konsumen:

Perspektif Pembelian Impulsif di Indonesia

11.1 Pendahuluan

Pembelian Impulsif adalah salah satu jenis dari perilaku membeli, perilaku pembelian ini berhubungan dengan adanya dorongan yang menyebabkan konsumen melakukan pembelian dengan segera tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu (Perdana, 2018).. Verplanken and Herabadi, (2001) mendefinisikan pembelian impulsif sebagai pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh adanya konflik fikiran dan dorongan emosional. Dorongan emosional tersebut terkait dengan adanya perasaan yang intens yang ditunjukkan dengan melakukan pembelian karena adanya dorongan untuk membeli suatu produk dengan segera, mengabaikan konsukensi negatif, merasakan kepuasan dan mengalami konflik di dalam pemikiran Rook (1987) and (Verplanken and Sato, 2011). Pembelian impulsif juga disebut sebagai pembelian yang tidak terencana yang memenuhi karakteristik sebagai berikut: terjadinya pengambilan keputusan membeli yang relatif cepat, menjadi lebih emosional

(23)

Bab 12

Perilaku Konsumen Pada Masa Bisnis Online

12.1 Perilaku Konsumen Online

Pada saat ini belanja online merupakan hal biasa bagi konsumen di hampir seluruh dunia. Hal ini disebabkan belanja online bersifat lebih menguntungkan dibandingkan dengan belanja secara konvensional. Bagi konsumen kegiatan belanja online mengurangi ketidaknyamanan saat berbelanja secara konvensionall seperti menghadapi kerumunan orang, berdiri di antrean kasir yang panjang untuk melakukan pembayaran sekaligus ketidaknyamanan saat memperebutkan tempat parkir di mall yang sibuk. Selain itu belanja online membuat konsumen dapat membandingkan produk maupun harga dari berbagai toko yang berbeda melalui internet, tanpa harus membuang banyak waktu (Ahmad, Omar and Ramayah, 2010).

Perilaku online konsumen berkembang sangat cepat dan menyebabkan perubahan perilaku dalam melakukan pembelian atas suatu barang. Kehadiran internet khususnya web 2.0, sebagai alat baru yang mudah didapatkan dan diakses membantu konsumen mendapatkan informasi sekaligus layanan yang diberikan oleh sebuah toko online.

(24)

Bab 13

Bisnis Online di Era Ekonomi Digital

13.1 Ekonomi Digital

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin masif telah mendorong berbagai perubahan yang fundamental dalam kehidupan kita, tidak terkecuali dalam sektor ekonomi. Perubahan yang berdampak global ini tentunya mendorong semua stakeholder terkait untuk mengikuti trend, tidak hanya untuk bertahan, namun lebih jauh melakukan transformasi bisnisnya agar dapat mengambil setiap peluang, tantangan dan resiko yang hadir pada era ekonomi digital ini. Berbagai definisi yang disampaikan terkait ekonomi digitalpun berkembang sesuai dengan masanya, hal ini terjadi karena para pakar memiliki berbagai intrepertasi yang berbeda menyikapi fenomena ini yang memang masih berada pada tahap awal digitalisasi. Hal ini mencerminkan perubahan teknologi yang sangat cepat dan dinamis, sehingga memaknai digital ekonomipun menjadi tertinggal oleh perkembangan teknologi itu sendiri. Berbagai definisi yang muncul semakin membuat cakupan ekonomi digital pun menjadi semakin luas pengaplikasiannya (Budiarta, Ginting dan Janner Simarmata, 2020).

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Bila kata “motif” menunjuk pada suatu dorongan yang timbul dari dalam diri individu yang menyebabkan individu mau bertindak melakukan sesuatu, maka konteks motivasi dianggap