232
Perilaku Kreatif Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kalimantan Barat
Sulistiowati1 Nurul Komari2
1,2) Universitas Tanjungpura, Indonesia
ABSTRACT
The Micro, Small and Medium Enterprises Sector is an important sector in the economy, MSMEs in Indonesia have contributed significantly to GDP and play a role in employment. However, during the Covid-19 pandemic, MSMEs are also the most affected sector in Indonesia, so MSME owners' creativity is needed to survive during these difficult times. The purpose of this study is to identify the creative behavior of MSME owners in West Kalimantan Province, especially in facing the decline due to the pandemic. Data were collected through questionnaires distributed to 100 MSME owners spread across 14 districts in West Kalimantan. The data analysis technique used descriptive statistics. The results of the study concluded that the creative behavior of MSME actors in West Kalimantan was in the very good category.
JEL: M12
Keywords: Creative Behavior; MSMEs; the Covid-19 pandemic
1. PENDAHULUAN
Sektor bisnis merupakan faktor penting untuk mendukung perekonomian suatu negara. Tidak hanya berperan dalam berkontribusi dalam meningkatkan pedapatan per kapita dan pendapatan negara, tapi juga berperan dalam penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat, terutama di negara-negara berkembang. Indonesia merupkan salah satu negara berkembang yang mendukung berkembangnya sektor bisnis terutama Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Usaha mikro kecil dan menengah merupakan tingkat usaha yang banyak berkembang di Indonesia.
Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah sendiri di perekonomian Indonesia cukup besar hingga mencapai 99,9% dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 97%. Sektor UMKM sendiri telah berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61,7% pada tahun 2020 (Subagyo, 2020). Namun produk UMKM Indonesia memiliki daya saing yang rendah dibandingkan dengan produk UMKM impor. Rendahnya kualitas barang akibat dari minimnya pemanfaatan teknologi yang digunakan, tingkat efisiensi produksi yang kurang maksimal, dan kebijakan sektor ekonomi makro Indonesia yang memberikan dampak dalam peningkatan kualitas produknya (Beselly & Mawardi, 2017). Arus globalisasi yang didukung dengan tingginya tingkat persaingan membuat pelaku UMKM harus mampu menghadapi tantangan global melalui meningkatkan inovasi produk dan perluasan area pasar, bahkan dengan mengembangakan sumber daya manusia dan tekonologi.
Pandemi Covid 19 telah membatasi banyak aktivitas manusia. Kebijakan lockdown dan
1Email: sulistiowati@ekonomi.untan.ac.id
233
penyebaran virus Covid 19. Berbagai bidang kehidupan telah terdampak dengan adanya pandemi ini, tak terkecuali UMKM. Banyak UMKM yang sedang berkembang terpaksa berhenti di tengah jalan karena tak kuasa melawan kondisi yang ditimbulkan oleh pandemi ini. Berikut ini adalah data skala usaha pelaku UMKM di Kalimantan Barat per 31 Agustus 2022.
Tabel 1. Data Skala Pelaku UMKM di Kalimantan Barat
No Kabupaten/ Kota Jumlah UMKM
1 Sambas 18.262
2 Bengkayang 5.730
3 Landak 34.525
4 Mempawah 17.185
5 Sanggau 3.945
6 Ketapang 9.072
7 Sintang 17.067
8 Kapuas Hulu 9.919
9 Sekadau 6.377
10 Melawi 4.323
11 Kayong Utara 7.695
12 Kubu Raya 9.903
13 Kota Pontianak 41.694
14 Kota Singkawang 9.761
Jumlah 195.458
Sumber: https://data.kalbarprov.go.id (2022)
Kreativitas atau creativity penting untuk setiap usaha dalam keadaan ekonomi saat ini, karena dengan adanya perilaku yang kreatif dan inovatif, bisa mendapatkan dan bahkan mempertahankan keunggulan kompetitif. Kreativitas begitu penting dalam sektor wirausaha karena akan berdampak terhadap produktivitas suatu usaha dengan hasil yang optimal. Dengan demikian memahami dinamika kreativitas dalam suatu organisasi merupakan prioritas yang tinggi untuk penelitian perilaku organisasi (Zhou & Shalley, 2008). Banyak organisasi bergantung pada kreativitas karyawan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, beradaptasi, dan untuk keberlangsungan hidupnya (Nonaka, 1991; Zhou, 2003).
Inovasi dan kreativitas menjadi keterampilan yang penting dalam mencapai kesuksesan karena merupakan kemampuan yang dapat menghasilkan ide-ide baru dan unik (Abimiku, 2011).
Kreativitas dan kewirausahaan didefiniskan sebagai dampak sifat kepribadian dalam kreativitas wirausaha, dalam pengaturan organisasi dan bagaimana hubungan antar keduanya dalam mengatur organisasi (Dimitriadis, Karagiannidou, Anastasiades, & Lagaki, 2017). Bisnis yang paling produktif yaitu mereka yang dapat merangkul kreativitas dan dapat menginspirasi inovasi. Insentifisasi pengembangan produk dan strategi kreatif dapat membantu mendorong bisnis, dengan semua karyawan secara aktif mencari peluang untuk pertumbuhan dan inovasi lebih lanjut. Seorang pengusaha harus menamamkan prinsip bahwa pentingnya kreativitas dan imajinasi dalam bisnis.
234 2. KAJIAN LITERATUR
Perilaku kreatif merupakan aspek yang paling utama dan paling penting dalam membangun dan mempertahankan sebuah usaha atau bisnis yang sudah dibangun serta sebuah komponen yang wajib di realisasikan terutama dalam masa depan sebuah bisnis. Jadi secara singkat dapat diartikan perilaku kreatif adalah faktor penting yang dapat di realisasikan yang nantinya akan sangat berarti terutama pada kondisi dimana organisasi menghadapi lingkungan yang kompetitif.
Inisiatif dan implementasi dari ide kreatif meningkatkan kemampuan organisasi untuk merespon peluang yang ada. Menurut (Lee, 2018) peningkatan kinerja kreatif dari pekerja merupakan suatu keharusan jika organisasi ingin mencapai keunggulan kompetitifnya. Konsep sederhana tentang kreativitas didefinisikan menurut Meyer, et al., (2000) sebagai tindakan mengkombinasikan elemen- elemen yang belum terkontribusi sebelumnya. Menurut Zhou & Shalley (2008) kreativitas telah sering disebut sebagai komponen ideation dari inovasi, sedangkan inovasi meliputi ideation dan penerapan ide-ide baru di dalam suatu organisasi.
Menurut (Knezović & Drkić, 2021)Amabile, Barsade, & Mueller (2005) pentingnya kreatifitas, didefinisikan sebagai proses menghasilkan ide-ide baru dan berguna atau solusi untuk permasalah.
Menurut Lee, Florida, & Asc (2004) bahwa aktivitas kewirausahaan tidak hanya memerlukan iklim bisnis yang mendukung dan produktif namun juga membutuhkan lingkungan dimana kreativitas dan inovasi dapat berkembang. Sedangkan menurut Amabile, et al., (2005) dan Endres, et al., (2007) telah mengakui bahwa kreativitas dan kewirausahaan adalah dua fenomena yang saling berhubungan. Secara keseluruhan ada saran yang disajikan oleh Shane & Nicolaou (2015) yang mendorong penelitian tentang antarmuka antara kreativitas dan kewirausahaan.
Evans dalam Taggar (2002) menyatakan bahwa kreativitas mencakup: Menemukan hubungan baru; menunjukkan hubungan objek dengan prespektif baru; serta membentuk kombinasi baru dari konsep lama. Menurut Amabile, et al., (2005) ada tiga komponen dasar dari kreativitas, yaitu: expertise yang merupakan pengetahuan tentang teknik, prosedur, dan intelektual; Creative-thinking skill, yaitu menentukan bagaimana secara fleksibel dan imajinatif individu mendekati problem; Motivation (intrinsic motivation), adalah dorongan dari dalam untuk memenuhi tantangan.
Menurut Wallas (1926) Smith 2015 model klasik dari proses pemikiran kreatif mengidentifikasi empat tahap berpikir kreatif, antara lain: persiapan, misalnya, seperti pengujian masalah, dan tujuan untuk mengatasi itu; inkubasi, misalnya tidak lagi sacara sadar bekerja pada masalah tapi pekerjaan tidak sadar mungkin sedang berlangsung; iluminasi, misalnya, seperti solusi menampilkan dirinya;
verifikasi, yaitu penggunaan logika dan pengetahuan untuk membuat ide menjadi solusi yang tepat.
Amabile (1983) mengusulkan model terkait proses kreatif yang termasuk lima tahap pemikiran kreatif, yaitu tugas presentasi, seperti masalah yang diajukan melalu stimulus eksternal atau internal;
persiapan, seperti mengumpulkan informasi yang relevan untuk memecahkan masalah; generasi ide, seperti produksi kemungkinan respon; validasi ide, seperti memeriksa setiap ide dihasilkan untuk kesesuaian; penilaian hasil, misalnya seperti memilih solusi.
Perilaku kreatif adalah faktor yang sangat di perlukan dalam mengatasi berbagai tantangan berwirausaha, bukan hanya itu saja kreativitas juga adalah asset yang sangat penting dalam mengembangkan suatu usaha atau bisnis dalam jangka panjang. Oleh karena itu kreativitas ini
235
faktor organisasi yang bisa berinteraksi untuk mempengaruhi kreativitas seseorang.
3. METODA PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Jumlah sampel penelitian ditentukan dengan rumus slovin, dari populasi 195.458 pelaku UMKM diambil 100 orang responden sebagai sampel. Teknik penarikan sampel menggunakan stratified random sampling. Kriteria sampel adalah telah menjadi pelaku UMKM selama minimal 3 tahun dan melewati masa pandemi covid 19.
Tabel 2. Jumlah Sampel Per Kabupaten
No Kabupaten/ Kota Jumlah UMKM Jumlah Sampel
1 Sambas 18.262 9
2 Bengkayang 5.730 3
3 Landak 34.525 18
4 Mempawah 17.185 9
5 Sanggau 3.945 2
6 Ketapang 9.072 5
7 Sintang 17.067 9
8 Kapuas Hulu 9.919 5
9 Sekadau 6.377 3
10 Melawi 4.323 2
11 Kayong Utara 7.695 4
12 Kubu Raya 9.903 5
13 Kota Pontianak 41.694 21
14 Kota Singkawang 9.761 5
Jumlah 195.458 100
Sumber: Data yang diolah, 2022
Kuesioner dikembangkan dari indikator Perilaku Kreatif oleh Amabile (1988), yaitu expertize, creative thinking, dan motivation. Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, dengan hasil seluruh item pertanyaan valid dan seluruh variabel reliable.
Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Berikut ini adalah kriteria skor tanggapan responden.
Tabel 3. Kriteria Skor Tanggapan Responden
Interval Kriteria
1.00 – 1.79 Sangat Tidak Baik
1.80 – 2.59 Tidak Baik
2.60 – 3.39 Kurang Baik
3.40 – 4.19 Baik
4.20 – 5.00 Sangat Baik
Sumber: Siregar (2016)
236 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Desktiptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah menghitung jumlah frekuensi dan rata-rata jawaban responden. Dengan skala Likert variabel akan diukur dan kemudian dijabarkan sebagai indikator variabel. Skala Likert akan menghasilkan pengukuran variabel menggunakan skala interval 1-5. Jawaban responden dikelompokkan menurut kriteria yang ada, hasil dari masing-masing jawaban kemudian dijumlahkan dan dikumpulkan dalam suatu tabel untuk dianalisa secara kuantitatif dan dideskripsikan.
Tabel 4. Perilaku Kreatif Pelaku UMKM di Kalimantan Barat
No Pernyataan Skor Jumlah Total
Skor
Rata-rata Kriteria
5 4 3 2 1
1
Saya bersemangat dalam belajar dan mengasah Kreativitas
59 35 5 1 0 100 425 4,25 Sangat
Baik
2
Saya mengolah pengetahuan untuk dikembangkan
60 35 4 1 0 100 454 4,54 Sangat
Baik
3
Saya meningkatkan level pengetahuan dari sekedar tahu menjadi peduli
63 32 5 0 0 100 458 4,58 Sangat
Baik
4
Saya sengaja menggali dan menerapkan ide baru dalam mengelola usaha
57 38 5 0 0 100 452 4,52 Sangat
Baik
5
Saya memikirkan ide- ide yang
menguntungkan dalam usaha
62 34 3 1 0 100 457 4,57 Sangat
Baik
6
Saya berusaha menggali ide kreatif dari tim Kerja
52 47 0 1 0 100 450 4,50 Sangat
Baik 7 Saya selalu bersemangat
dalam bekerja.
68 29 3 0 0 100 465 4,65 Sangat
Baik 8 Saya selalu terdorong
untuk mengembangkan Usaha.
68 29 3 0 0 100 465 4,65 Sangat
Baik 9 Saya selalu optimis
dalam mengelola usaha
71 27 2 0 0 100 469 4,69 Sangat
Baik
Rata-rata Skor 4,55 Sangat
Baik Sumber: Data Olahan (2020)
Tabel 4 menjelaskan tanggapan responden tentang perilaku kreatif pelaku UMKM. Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4 diketahui bahwa rata-rata skor untuk perilaku kreatif adalah sebesar 4,55 yang berada dalam kategori sangat baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perilaku kreatif pada pelaku UMKM di Kalimantan Barat sangat baik, karena tiap dimensi Sebagian besar berada pada kriteria sangat baik.
Pelaku UMKM di Kalimantan Barat selalu bersemangat dalam mempelajari pengetahuan baru dan selalu berupaya mengasah kreativitas agar produk yang dihasilkan memiliki perbedaan dengan produk lain dari usaha sejenis. Pengetahuan yang diterima oleh pelaku UMKM tidak disimpan begitu
237
dalam menjalankan usaha. Selain dari pengetahuan pelaku UMKM, ide kreatif juga dikumpulkan dari tim kerja, dimana biasanya individu anggota tim kerja memiliki pengetahuan masing-masing yang berkembang menjadi ide-ide baru. Motivasi kerja sangat dibutuhkan dalam menjalankan usaha, sehingga bisnis yang dijalankan dapat berkelanjutan. Semangat pelaku UMKM dan rasa optimis sangat mendukung berlanjutnya bisnis ke arah yang lebih baik.
5. SIMPULAN
Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan sektor yang penting dalam perekonomian, UMKM di Indonesia telah berkontribusi cukup besar terhadap PDB dan berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Namun di saat pandemi Covid 19, UMKM pula yang menjadi sektor paling terdampak di Indonesia. Untuk memulihkan situasi usaha akibat pandemi, pelaku UMKM harus berperilaku kreatif dalam menjalankan usahanya. Dari hasil statistik deskriptif riset ini menyimpulkan bahwa perilaku kreatif pelaku UMKM di Kalimantan Barat dalam kategori sangat baik. Seluruh indikator yang terdiri dari expertize, creative thinking, dan motivation dalam kategori sangat baik.
Artinya pelaku UMKM di Kalimantan Barat memiliki keahlian dalam bidang usaha, pengetahuan yang merekamiliki sesuai dengan usaha yang dijalankan. Pelaku UMKM di Kalimantan Barat selalu berpikir kreatif dalam mengembangkan produknya, serta selalu termotivasi untuk selalu kreatif dalam mengembangkan usaha.
Penelitian selanjutnya mengenai perilaku kreatif pelaku UMKM dapat dilakukan dengan mengkaji faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap perilaku kreatif pelaku UMKM. Selain itu penelitian dapat dispesifikasi dengan memilih pelaku UMKM pada bisnis kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, K. (2005). The Source of Innovation and Creativity, Paper Commissioned. American: The National Center of Education and Economy.
Beselly, X., & Mawardi, M. (2017). Kebijakan Pengembangan Daya Saing Global Usaha Kecil Menengah (Ukm) Di Kota Batu Menggunakan Sme Development Index. Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 47(1), 25–31.
Amabile, T, M. (1988). How To Skill Creativity. Australia: Harvard Business Review.
Amabile, T.M. (1983). The social psychological of creativity: A compenential conceptualization.
Journal of Personality and Social Psychological. 45 (1), 357-376.
Amabile, T,M., Barsade, S.G., Mueller, J.S., & Staw, B.M. (2005). Affect and creativity at work.
Administrative Science Quarterly, 50 (3), 367-403.
Dimitriadis, E., Karagiannidou, D., Anastasiades, T., & Lagaki, M. (2017). International Journal of Business and Economic Sciences Applied Research. International Journal of Business and Economic Sciences Applied Research, 1(11), 7–12. https://doi.org/10.25103/ijbesar.111.01 Endress, A,M., & Woods, C.R. (2007). The case for more ‘subjecttivist’ research on how
entrepreneurs create opportunities. International Journal of Entreprenurial Behavior &
Research, 13 (4), 222-234.
238
Knezović, E., & Drkić, A. (2021). Innovative work behavior in SMEs: the role of transformational leadership. Employee Relations, 43(2), 398–415. https://doi.org/10.1108/ER-03-2020-0124 Lee, J. (2018). The effects of knowledge sharing on individual creativity in higher education
institutions: Socio-technical view. Administrative Sciences, 8(2).
https://doi.org/10.3390/admsci8020021
Lee, S.Y., Florida, R., & Asc, Z, J. (2004). Creativity and entrepreneurship: A regional analysis of new firm formation. Regional Studies. 38(8): 879-891.
Nonaka, I. (1991). The knowledge-creating company. Harvard Business Review, 69 (2), 96-104.
Shane, S. & Nicolaou, N. (2015). Creativity personality, opportunity recognition and the tendency to start businesses: a study of their genetic predispositions. Journal of Business Venturing, 30 (3), 407-419.
Siregar, S. (2016) Statistika Deskriptif untuk Penelitian di Lengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Subagyo. (2020). BKPM sebut UMKM sumbang PDB sebesar 61,7 persen. Antaranews.Com.
https://www.antaranews.com/berita/1794321/bkpm-sebut-umkm-sumbang-pdb-sebesar-617- persen
Sokolova, S. (2015). The importance of creativity and innovation in business, Linked-In related at 14/2/2017.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Taggar, S. (2002). Individual creativity and group ability to utilize individual creative resources:
Amultilevel model. Academy of Management Journal. 45, 315-330.
Wallas, G. (1926). The Art of Thought. London: Cape.
Zhou, J. (2003). When the presence of creative coworkers is related to creativity: Role of supervisor close monitoring, developmental feedback, and creative
Zhou, J., Christina, E., Shally. (2008). Organizational Creativity. Lawrence Erlbaum Associates Taylor
& Francis Group. Madison Avenue: New York.
Zhou, J. & Shalley, C.E. (2003) Research on Employee Creativity: A Critical Review and Directions for Future Research. In J.J. Martocchio & G.R. Ferris (Eds.), Research in Personnel and Human Resources Management (Vol. 22, pp. 165–217). Oxford: Elsevier Ltd.