• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJANJIAN WARALABA

N/A
N/A
Kamila Zaharani

Academic year: 2024

Membagikan "PERJANJIAN WARALABA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERJANJIAN WARALABA

BSAS

(2)

PERJANJIAN WARALABA

Waralaba diatur dalam : 1. Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2007 tentang

Waralaba 2. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 71 Tahun

2019 Tentang Penyelenggaraan Waralaba

(3)

Pasal 1 angka (1) PP Waralaba :

Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.

PENGERTIAN

(4)

Pasal 1 PP Waralaba :

(2) Pemberi Waralaba : orang perseorangan atau badan usaha yang memberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan Waralaba yang dimilikinya kepada Penerima Waralaba.

(3) Penerima Waralaba : orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak oleh Pemberi Waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan Waralaba yang dimiliki Pemberi Waralaba.

Permendag Waralaba Pasal 1 angka:

(5) Pemberi Waralaba Lanjutan adalah Penerima Waralaba yang diberi hak oleh Pemberi Waralaba untuk menunjuk Penerima Waralaba Lanjutan.

(6) Penerima Waralaba Lanjutan : orang perseorangan atau badan usaha yang menerima hak dari Pemberi Waralaba Lanjutan untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan Waralaba.

DISEBUT PENYELENGGARA WARALABA

PIHAK – PIHAK DALAM

WARALABA

(5)

Permendag Waralaba Pasal 4 huruf:

a. Pemberi Waralaba berasal dari luar negeri;

b. Pemberi Waralaba berasal dari dalam negeri;

c. Pemberi Waralaba Lanjutan berasal dari Waralaba luar negeri;

d. Pemberi Waralaba Lanjutan berasal dari Waralaba dalam negeri;

e. Penerima Waralaba berasal dari Waralaba luar negeri;

f. Penerima Waralaba berasal dari Waralaba dalam negeri;

g. Penerima Waralaba Lanjutan berasal dari Waralaba luar negeri; Penerima Waralaba

Lanjutan berasal dari Waralaba dalam negeri.

Penyelenggara Waralaba

(6)

Pasal 3 PP Waralaba :

a.memiliki ciri khas usaha;

b.terbukti sudah memberikan keuntungan;

c. memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis;

d.mudah diajarkan dan diaplikasikan;

e.adanya dukungan yang berkesinambungan;

f. Hak Kekayaan Intelektual yang telah terdaftar.

Kriteria Waralaba

(7)

Pasal 1 angka (2) PERMENDAG WARALABA:

Suatu usaha yang memiliki keunggulan atau perbedaan yang tidak mudah ditiru dibandingkan dengan usaha lain sejenis, dan membuat konsumen selalu mencari ciri khas dimaksud, misalnya sistem manajemen, cara penjualan dan pelayanan atau penataan, atau cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus dari Pemberi Waralaba.

Ciri Khas Usaha

(8)

Waralaba diselenggarakan berdasarkan Perjanjian tertulis antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba (Pasal 4 ayat (1) PP Waralaba).

Hubungan hukum antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba harus dibuat dalam bentuk Perjanjian tertulis (Perjanjian Waralaba)

BENTUK PERJANJIAN

WARALABA

(9)

Tunduk pada Pasal 1320 B.W.

Namun Isi Perjanjian waralaba harus

memenuhi ketentuan

Pasal 5 PP Waralaba jo Pasal 5 ayat (2) Permendag Waralaba

KEABSAHAN PERJANJIAN

WARALABA

(10)

1. Nama dan alamat Para Pihak

2. Jenis Hak Kekayaan Intelektual

3. Kegiatan Usaha

4. Hak dan Kewajiban Para Pihak

5. Bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatihan dan pemasaran yang diberikan Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba

6. Wilayah usaha

7. Jangka Waktu Perjanjian

8. Tata Cara Pembayaran Imbalan

9. Kepemilikan, Perubahan Kepemilikan, dan Hak Ahli Waris

10. Penyelesaian Sengketa

11. Tata Cara Perpanjangan, Pengakhiran, dan Pemutusan Perjanjian

12. Jaminan dari Pemberi Waralaba untuk tetap menjalankan kewajiban-kewajiban kepada Penerima Waralaba sesuai dengan isi Perjanjian hingga Perjanjian berakhir

13. Jumlah Gerai yang akan dikelola Penerima Waralaba

ISI PERJANJIAN WARALABA HARUS MEMUAT KLAUSULA :

Pasal 5 PP Waralaba jo Pasal 5 ayat (2) Permendag Waralaba

(11)

Pasal 5 PP Waralaba :

Perjanjian Waralaba sekurang-kurangnya harus memuat klausula di atas, namun tidak menutup kemungkinan Para Pihak menambahkan klausula-klausula lain, seperti klausula kerahasiaan, non kompetisi, dan klausula lainnya, sepanjang tidak dilarang oleh PerUUan.

PENAMBAHAN KLAUSULA

(12)

Perjanjian Waralaba harus menggunakan Bahasa Indonesia, jika Perjanjian Waralaba ditulis dalam bahasa Asing, maka harus diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia

Pasal 4 ayat (2) PP Waralaba jo. Pasal 6 ayat (4) PERMENDAG WARALABA

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA

DALAM PERJANJIAN WARALABA

(13)

PERMENDAG WARALABA Pasal 6 :

(1) Penyelenggaraan Waralaba harus didasarkan pada Perjanjian Waralaba yang dibuat antara para pihak yang mempunyai kedudukan hukum yang setara dan terhadap mereka berlaku hukum Indonesia.

(3) Perjanjian Waralaba harus disampaikan kepada Penerima Waralaba paling singkat 2 (dua) minggu sebelum Penandatanganan Perjanjian Waralaba.

PERMENDAG WARALABA Pasal 10 :

Pemberi Waralaba, Pemberi Waralaba Lanjutan, Penerima Waralaba, dan Penerima Waralaba Lanjutan wajib memiliki SURAT TANDA PENDAFTARAN WARALABA (STPW).

PERMENDAG WARALABA Pasal 14:

(1) Penyelenggara Waralaba sebagaimana dimaksud dalam

Hal-Hal terpenting dalam

Perjanjian Waralaba

(14)

URAIKAN HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

TUGAS

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Pasal 1 Ayat (1) PP 42 Tahun 2007 tentang Waralaba menyatakan Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap

Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang

Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang

Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan

Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang

42 tahun 2007 tentang waralaba, waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha

Dalam PP ini, waralaba didefiniskan sebagai “hak khusus yang dimiliki oleh orang perorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan cirri khas usaha memasarkan barang dan

Apotek Waralaba Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau