• Tidak ada hasil yang ditemukan

"Perjuangkanlah apa yang memang pantas untuk diperjuangkan. Dan tinggalkanlah apa yang tidak bisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan ""Perjuangkanlah apa yang memang pantas untuk diperjuangkan. Dan tinggalkanlah apa yang tidak bisa "

Copied!
97
0
0

Teks penuh

Pendahuluan

Latar Belakang Penelitian

Macam-macam bahasa yang digunakan masyarakat Indonesia antara lain bahasa baku, bahasa tidak baku, bahasa vulgar dan lain sebagainya. Menurut para psikolog, bahasa vulgar erat kaitannya dengan lingkungan sekitar.Jika seorang remaja tinggal di lingkungan yang banyak menggunakan kata-kata kotor, maka anak tersebut pasti berpotensi mengembangkan kebiasaan buruk. Secara umum, bahasa vulgar adalah ungkapan yang keluar dari mulut seseorang yang mengandung kata-kata yang kasar atau tidak senonoh.

Penggunaan bahasa vulgar pada remaja, pilihan kata yang digunakan cenderung lebih kasar dan tidak sopan, serta lebih sering menggunakan nama binatang seperti anjing dan kera. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya, penulis melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Bahasa Vulgar oleh Remaja Masyarakat Desa Mattabulu Kec.

Fokus Penelitian

Desa Mattabulu merupakan desa yang strategis dan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan ada pula yang menjadi PNS. Namun karena kurangnya pemahaman orang tua mengenai pendidikan pada anaknya, banyak anak di Desa Mattabulu yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, melainkan hanya tamat pada jenjang pendidikan seperti SD, SMP, dan SMA/SMK.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Manfaat praktis. a) bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam bidang kajian yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam bidang kajian linguistik dan sosiolinguistik khususnya mengenai variasi bahasa.

Tinjaun Pustaka

Tinjauan Hasil Penelitian

Sedangkan versi bahasa ditinjau dari penggunaannya adalah versi bahasa fungsional dan versi bahasa yang disebut register. Ada beberapa jenis sosiolek, antara lain: Acrolects: varian bahasa yang dianggap lebih bergengsi atau berstatus lebih tinggi. Chaer dan Agustina mendefinisikan keragaman linguistik sebagai variasi linguistik mengenai bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau domain.

Ragam bahasa yang ada di Indonesia tentunya mempunyai beberapa golongan, salah satunya adalah ragam bahasa vulgar. Penggunaan Variasi Bahasa Sosiolektik pada Masyarakat Sulawesi Selatan (Studi Kasus Bahasa Kotu di Kabupaten Enrekang).

Tinjaun Teori dan Konsep

  • Bahasa
  • Sosiolinguistik

Kerangka Pikir

Kerangka kerja adalah suatu alur pemikiran dari suatu gagasan penelitian yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan (dan pembahasan teori terkait). Kerangka ini berasal dari konsep-konsep ilmiah/teoritis yang dijadikan landasan penelitian yang diperoleh dalam tinjauan pustaka atau bisa dikatakan peneliti merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai dengan variabel yang diteliti. Untuk penelitian yang akan dilakukan, gambaran kerangka berpikirnya adalah bahwa variasi kebahasaan adalah bentuk-bentuk bagian-bagian atau varian-varian dalam suatu bahasa, yang masing-masing mempunyai pola yang sama dengan pola umum bahasa yang diinduksi.

Variasi bahasa mempunyai jenis-jenis menurut (Chaer, 2010:61) yang mengatakan bahwa variasi bahasa atau ragam bahasa dipandang sebagai akibat adanya keberagaman sosial penutur bahasa dan keberagaman fungsi bahasa. Bahasa vulgar adalah suatu variasi sosial yang ditandai dengan penggunaan bahasa oleh orang-orang yang kurang terdidik atau dari kalangan tidak terpelajar, biasanya orang-orang atau kelompok tersebut menampilkan bahasa secara langsung untuk mengungkapkan maksudnya dan tidak mempertimbangkan bentuk bahasanya, sehingga cenderung tidak mempertimbangkan bentuk bahasanya. mengatakan hal-hal dengan kasar. Setelah melihat adanya berbagai jenis sosiolek, maka akan dilakukan analisis terhadap penggunaan bahasa vulgar di kalangan remaja di desa Mattabulu kecamatan Lalabata kabupaten Soppeng.

Metode Penelitian

  • Pendekatan Penelitian
  • Data dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Definisi Istilah

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah tuturan bahasa vulgar yang diucapkan remaja. Berdasarkan judul penelitian ini yaitu “Penggunaan Bahasa Vulgar di Kalangan Remaja Masyarakat Desa Mattabulu Kec. Penelitian berjudul “Analisis Penggunaan Bahasa Vulgar di Kalangan Remaja Masyarakat Desa Mattabulu Kecamatan.

Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap penggunaan bahasa vulgar di kalangan remaja di wilayah kabupaten Soppeng. Berdasarkan hal tersebut, percakapan tersebut tergolong percakapan yang menggunakan bahasa vulgar karena menyebut bagian tubuh vital sebagai bahan lelucon. Kata ini tidak pantas diucapkan jika dilihat dari konteks pembicaraannya, apalagi sebagai bahan bercanda, berdasarkan hal tersebut percakapan di atas tergolong bahasa yang vulgar.

Percakapan kedua pemuda di atas tergolong percakapan yang menggunakan bahasa vulgar atau menyinggung karena. Berdasarkan percakapan dua orang remaja di atas, kata tersebut diucapkan dengan santai tanpa dipikir terlebih dahulu, sehingga percakapan di antara mereka dapat digolongkan ke dalam percakapan berbahasa vulgar. Merupakan suatu hal yang tidak sopan, perkataan yang tidak senonoh, sehingga percakapan diantara mereka tergolong percakapan yang menggunakan bahasa yang vulgar.

Jika dilihat dari percakapan di atas, jika didalamnya terdapat kata-kata kasar, maka percakapan di atas tergolong bahasa yang vulgar. Penggunaan bahasa vulgar di kalangan remaja merupakan suatu hal yang tidak wajar dan mengkhawatirkan bagi perkembangan remaja di kemudian hari. Penggunaan bahasa vulgar pada masyarakat Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng ditemukan beberapa kata bahasa vulgar seperti bagian tubuh antara lain payudara, burung (alat vital pria), bokong (pantat), selangkangan (alat vital wanita). ) .

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Kesamaan penelitian sebelumnya melibatkan remaja dalam kecerdasan emosional sehingga menimbulkan variasi bahasa sosiolektik atau vulgar. Menurut Poedjosoedarmo dalam (Suwito, 1996), variasi bahasa adalah bagian-bagian atau varian suatu bahasa yang masing-masing mempunyai pola umum dalam bahasa ibu. Variasi bahasa adalah suatu bentuk ragam bahasa yang pemakainya menyesuaikannya dengan fungsi dan situasi, tanpa mengabaikan kaidah-kaidah dasar yang berlaku dalam bahasa yang bersangkutan (Suwito, 1996: 29).

Variasi bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan keanekaragaman sosial dan fungsi kegiatan dalam masyarakat sosial. Suwito membagi variasi bahasa menjadi lima, yaitu idiolek, dialek, variasi bahasa, register, dan langkah. Chaer dan Agustina menambahkan bahwa “variasi bahasa ditinjau dari penuturnya adalah idolak, dialek, kronolek dan terakhir variasi bahasa disebut sosiolek”.

Munculnya variasi kebahasaan tidak hanya disebabkan oleh heterogennya penutur bahasa, tetapi juga aktivitas interaksi sosial yang dilakukannya sangat berbeda-beda. Jargon: ragam bahasa yang bersifat khusus dan rahasia karena digunakan oleh masyarakat tertentu dan orang diluar masyarakat tersebut tidak dapat memahaminya. Jargon : ragam bahasa yang penggunaannya terbatas pada kelompok sosial tertentu, bersifat khusus tetapi tidak bersifat rahasia.

Ken (Cant): jenis bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial tertentu dengan lagu-lagu yang dirancang untuk memberikan kesan “sedih”. Keanekaragaman linguistik adalah variasi bahasa menurut kegunaannya yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan antara penutur, lawan bicara dengan lawan bicaranya, dan menurut medium pembicaraannya. Sedangkan (Suwito, 1996) mengatakan bahwa keragaman linguistik adalah variasi kebahasaan yang didasarkan pada sudut pembicaraan, tempat tutur, pokok bahasan, dan situasi tutur.

Ada beberapa variasi dalam berbahasa, dimana bahasa dianggap sebagai alat ekspresi yang mengandung tujuan tertentu untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang lain. Variasi bahasa vulgar merupakan salah satu variasi yang dinilai sangat rendah karena umumnya sebagian besar penggunanya adalah masyarakat yang berpendidikan rendah. Variasi bahasa menurut Kridalaksana 1974 (dalam (Chaer, A 2010:61) sosiolinguistik menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa dengan ciri-ciri masyarakat.

Bahasa vulgar merupakan variasi yang dinilai sangat rendah dan sebagian penggunanya adalah masyarakat yang kurang berpendidikan dan variasi bahasa ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang tidak pantas dan tidak sopan.

Pembahasan

Jika dilihat dari data yang diperoleh di lapangan, maka bahasa yang digunakan remaja dalam situasi tersebut adalah bahasa vulgar yang tergolong kasar, mengacu pada bagian tubuh yang dipukul dan mengacu pada binatang. Kosa kata yang kasar inilah yang menjadi ciri Vulgar, seperti yang diungkapkan oleh (Dwiraharjo, 2001). Sartika, 2017) mengemukakan bahwa variasi bahasa vulgar ini merupakan variasi sosial yang digunakan oleh masyarakat yang berpendidikan rendah dan tidak berpendidikan, yang pada zaman dahulu hingga abad pertengahan, bahasa-bahasa di Eropa diyakini termasuk 9 bahasa vulgar, karena kelompok intelektual mereka menggunakan bahasa Latin. untuk semua orang. aktivitas mereka saat itu. Kata-kata yang kasar bahkan vulgar terkadang diucapkan dengan santai oleh para remaja karena dianggap tidak mau berbicara panjang lebar dalam artian langsung menuju fokus pembicaraan namun tidak memikirkan dampak dari perkataan yang diucapkan.

Mereka tidak memilah-milah kata-kata yang mereka ucapkan apakah itu kasar, vulgar, kotor, mereka tidak memikirkannya, yang jelas mereka berbicara dengan apa yang ingin mereka ungkapkan. Pendidikan, lingkungan, latar belakang keluarga dan usia menjadi faktor yang menyebabkan remaja sering mengeluarkan kata-kata kasar bahkan vulgar. Banyak pendapat mengenai alasan mengapa remaja suka menggunakan bahasa vulgar, namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor-faktor di atas merupakan faktor utamanya.

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan pada penelitian ini, dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andri Febriansyah yang berjudul “Analisis Penerjemahan Kata Vulgar dalam Komik Crayon Shinchan”, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut. Selain penelitian yang dilakukan oleh Andri Febriansyah mengenai bahasa yang vulgar atau tidak sopan, juga dilakukan oleh Rani Setyawati yang berjudul “Identifikasi dan Penciptaan Ekspresi Vulgar dalam Hasil Penelitian Ini. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya. Meski penelitian yang sama mengkaji bahasa vulgar, berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Rani Setyawati fokus mengkaji kata-kata kotor dalam komentar di akun Facebook Presiden Jokowi.

Bedanya penelitian saat ini adalah penelitian dilakukan di masyarakat khususnya pada remaja, dan faktor penyebab penggunaan bahasa vulgar pada remaja adalah faktor lingkungan, keluarga dan pendidikan. Faktor usia remaja 13 sampai 18 tahun adalah remaja laki-laki lebih banyak menggunakan bahasa vulgar dibandingkan remaja perempuan. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti penggunaan bahasa vulgar pada remaja dapat mencari solusi agar remaja tidak berbicara kasar atau tidak sopan.

Penutup

Simpulan

Saran

Analisis Kata-kata Tabu dan Klasifikasinya dalam Lirik Eminem di LP Marshal Mathers." Linguistic, Literary and Cultural Studies, 7:93, 113. PENGGUNAAN TABOO DI MEDIA SOSIAL: ANALISIS LINGUISTIK FORENSIK 20 Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 2 Watan Soppeng Kabupaten Soppeng dan lulus pada tahun 2010.

Pada tahun yang sama, penulis dinyatakan lulus sebagai mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar, Program Sarjana (S1). Pada tanggal 10 Juli 2017, penulis memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dengan mempertahankan disertasi yang berjudul. Pada tahun 2020, penulis dinyatakan sebagai mahasiswa Program Pascasarjana Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar.

Untuk kedua kalinya penulis dengan diiringi doa orang tuanya berhasil menyelesaikan studinya pada program pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Abstracts of a health research article seem simple, but it is often found that the abstracts written turned out to not be able to represent the contents of the paper as a whole..