• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan anak usia prasekolah

N/A
N/A
Ali Akbar Gassing

Academic year: 2023

Membagikan "Perkembangan anak usia prasekolah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Perkembangan anak usia prasekolah 1. Definisi tumbuh kembang pada anak

a. Pertumbuhan (Growth)

Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang (meter/centimeter) (Soetjiningsih : 1998).

Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah atau ukura\ sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2004).

b. Perkembangan (Development)

Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).

Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih : 1998).

2. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah a. Pertumbuhan

Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmHg.

Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90%

dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi.

b. Perkembangan

1 Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.

(2)

2 Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.

3 Mulai memahami waktu.

4 Penggunaan tangan primer terbentuk.

a) Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )

Fase perkembangan psikoseksual untuk anak usia prasekolah masuk pada fase falik.

Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif.

Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.

Negatif : Memegang genetalia

Positif : Egosentris: sosial interaksi : mempertahankan keinginan b) Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )

Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatif vs rasa bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya.

Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas.

Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya.

Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.

c) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )

Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional.

Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris.

Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman lainnya.

Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Prokonseptual ( 2- 4 tahun )

Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bermasyarakat.

Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbul kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

(3)

2) Intuitive thuoght ( 4-6 tahun )

Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orang dewasa tetapi sudah bisa memberi alasan pada tindakan yang dilakukan.

d) Perkembangan Moral ( Kahlberg )

Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase prekonvensional.

Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral.

Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu:

1) Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan 2) Orientasi hukuman dan ketaatan

3) Anak berfokus pad motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan

3 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang

Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:

a) Genetika

1) Perbedaan ras, etnis, atau bangsa 2) Keluarga,

3) Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek 4) Umur

5) Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.

6) Jenis kelamin

7) Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki.

8) Kelainan kromosom

Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.

b) Pengaruh hormone

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari.

Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.

(4)

c) Faktor lingkungan

Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.

d) Faktor prenatal

1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan

2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot

3) Toksin, zat kimia, radiasi 4) Kelainan endokrin

5) Infeksi TORCH atau penyakit menular seks 6) Kelainan imunologi,

7) Psikologis ibu e) Faktor kelahiran

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.

f) Faktor pascanatal

Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan

Stimulasi bermain untuk tumbuh kembang anak a) Definisi bermain

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena bermain, anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenalwaktu, jarak, serta suara. (Wong, 2000)

b) Fungsi permainan pada anak

Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara lain:

1) Perkembangan sensori-motorik 2) Perkembangan intelektual 3) Perkembangan social 4) Perkembangan kreativitas 5) Perkembangan kesadaran diri

(5)

6) Perkembangan moral 7) Bermain sebagai terapi

c) Tujuan bermain

Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai berikut:

1) Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam tumbuh kembang

2) Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya.

3) Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah. Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya pada saat melakukan permainan anak akan dihadapkan pada masalah dalam konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.

4) Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumh Sakit. Stress yang dialami anak di Rumah Sakit tidak dapat dihindarkan sebagai mana juga yang dialami orang tuanya untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi denga stresor yang dialaminya di Rumah Sakit secara efektif.

d) Alat dan jenis permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah (3-6 th)

Sejalan dengan tumbuh kembangnya anak prasekolah mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang daripada anak usia toddler.

Anak sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga kemampuan berbicara dan berhubungan sosial dengan temannya semakin meningkat.

Oleh karena itu jenis permainan yang sesuai adalah asosiatif play, dramatik play dan skill play. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan temannya dengan komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak juga sudah mampu memainkan peran orang tertentu yang diidentifikasikannya seperti ayah, ibu dan bapak atau ibu gurunya. Permainan yang menggunakan kemampuan motorik (skill play) banyak dipilih anak prasekolah. Untuk itu jenis alat permainan yang diberikan pada anak, misal: sepeda, mobil-mobilan, alat olah raga, berenang dan permainan balok- balok besar, dll.

A. Prioritas Masalah

(6)

1. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberi perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya.

2. Resiko cedera fisik pada anak b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman untuk anak prasekolah.

3. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An.

D b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada anak prasekolah

B. I. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan tanggal 9 Mei 2001 pk. 08.00 – 10.00 WIB A. Identitas

Nama klien : S. P. Register : 10045067 Umur : 2 tahun 8 bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Orang tua : Nama Ayah : Ayik

Nama Ibu : Enny

Agama : Islam Suku bangsa : Jawa

Pendidikan : D-III

Pekerjaan : Swasta /Tidak bekerja

Alamat : Kedung Sroko 111 telp. (031) 5937601 B. Keluhan utama : anak umur 2,8 tahun belum bisa bicara C. Riwayat keperawatan :

S.P merupakan anak pertama dari pasangan Ayik ( 29 tahun) dan Enny (29 tahun). SP. Lahir di Rs Haji Surabaya tanggal 28 Agustus 1998. Lahir letak kepala dengan Vacum, dengan BB lahir 3350 gr, panjang badan lahir lupa.

Selama mengandung S.P Ibu tidak pernah menderita penyakit dan tidak pula pernah mengkonsumsi makanan, obat atau jamu yang sembarangan.

Pemeriksaan kehamilan dilaksanakan secara teratur sebanyak 5 kali selama hamil di bidan. Selama hamil ibu mendapat TT 2 X. Sewaktu lahir anak baru menangis setelah satu menit, kemudian dirawat di RS Haji selama 3 hari karena menderita asfiksia sedang. Tidak ditemukan adanya kelaian fisik pada saat baru lahir terkecuali adanya capput succedaneum post vacum. Setelah dari RS anak tidak pernah menderita penyakit yang berat:

Perkembangan motorik :

Menurut Ibu perkembangan motorik anak normal seperti berikut:

(7)

- Bisa mengangkat kepala pada umur 1 bulan - Menggerakkan kepala umur 2 bulan

- Tengkurep umur 3 bulan - Duduk umu 8 bulan - Merangkak umur 9 bulan - Berdiri umur 10 bulan - Berjalan umur 14 bulan

- Hingga sekarang anak masih perlu dibantu - Saat ini anak paling suka main mobil-mobilan

Perkembangan bahasa:

- Anak bisa tersenyum pada umur 1,5 bulan - Bisa mengucapkan “papa” umur 9 bulan - Dapat melakukan tindakan yang diperintahkan

- Hingga kini anak hanya bisa bilang “papa”, “mama”, “maem” dan menangis jika minta sesuatu.

- Jika mendengar kata-kata ibunya anak sering diam, jika banyak anak sering berpaling.

- Orang tua sering sangat sulit menterjemahkan permintaan anak akrena anak tidak mampu mengungkapkan.

Perkembangan sosial :

Anak diasuh sejak kecil oleh ibunya. Kedua orang tua harmonis dan sudah memberikan stimulasi dan latihan bahasa semaksimal mungkin, akan tetapi anak sering tidak mau memperhatikan. Anak senang diajak nonton TV terutama acara anak-anak, tetapi tidak mampu untuk menirukan kata-kata yang diucapkan oleh pengisi acara TV. Anak hanya bisa menari-nari. Anak tidak pernah mengenal rasa takut. Anak cepat merasa bosan dan cenderung cengeng. SP sekarang mempunyai seorang adik umur 1 tahun, sehingga perhatian ibu terhadap SP mulai berkurang. Bapak terlalu sibuk, sehingga dirumah SP banyak diasuh oleh neneknya (orang tuan ibu). Ibu sangat takut kalau terjadi sesuatu dengan anaknya sehingga anaknya bisu. Ibu banyak bertanya tentang kenapa anaknya bisa begini dan kalau berobat berapa lama ?.

Perkembangan emosional anak :

Saat ini anak sering cengeng, cepat bosan, sering marah kepada adiknya dan ibunya.

Dirumah anak sering bermain sendiri, dan lebih suka main mobil-mobilan serta nonton

(8)

TV. Pada saat diperiksa anak koperatif tetapi setelah beberapa lama anak menolak dan menangis.

D. Pemeriksaan Fisik :

Keadaan umum : Kesadaran anak kompos mentis, penampilan anak ceria, anak sulit memusatkan perhatian jika diajak bicara. Umur 2 tahun 8 bulan, BB : 11,5 kg, TB : 92 cm, LK : 46 cm, LD : 47 cm, LLK : 16,5 cm. Imunisasi lengkap dan sudah mendapat boster folio I.

Data dari kepala ke kaki :

a. a. Kepala : tulang kepala normal. Mata normal, konjunctiva merah muda, hidung normal, tidak ditemukan gangguan pernafasan, telinga normal tidak ada sumbatan, tidak ada kelainan pada pemeriksaan telinga. Mulut normal, gigi normal, nafsu makan baik, saraf-saraf kranialis normal.

b. Leher : normal, tidak ditemukan pembesaran getah bening, maupun pembesaran tyroid. Tidak ada bendungan vena. Keringat (-)

c. Dada : normal; dada simetris, gerakan simetris, RR : 20 X/mnt, N : 88

X/mnt, S : 36,9 derajat Celcius, Wh -/-, Rh -/-, Rales -/-, retraksi (-). S1 dan S2 normal. Pembesaran jantung (-).

d. Abdomen : normal ; peristaltik 5 X/mnt, turgor baik, distensi (-), Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba, ginjal tidak teraba, sky bala (-), flatus +. Ascites (-).

Keringat (+).

e. Tulang belakang : normal ; spina bipida (-), tulang belakang intak, skoliosis (-), lordosis (-), kiposis (-). Kulit baik..

f. Ektremitas : normal ; reflek fisiologis (+), reflek patologis (-), kekuatan otot normal, udema (-), paresa (-), sensibilitas (+), motorik (+), keluhan nyeri (-).

Polidaktili (-), simian line (-).

g. Kelamin : tidak diperiksa karena anak menolak.

E. Analisa data :

Data Etiologi Masalah

Data subyektif : Anak 2,8 tahun

belum bisa berbicara, dirumah sulit untuk diajar karena sulit memusatkan perhatian.

Apakah anak saya tidak bisu ?, berapa lama anak saya akan

berobat. Dirumah anak diasuh oleh ibu , bapak dan nenek . Komunikasi dengan bahasa Indonesia

Kurangnya informasi Kurangnya

pengetahuan tentang keterlambatan bicara pada anak,

penanganan serta kemungkinan prognosenya.

(9)

dan jawa. Orang tua sering sulit

menterjemahkan permintaan anak.

Data obyektif : - Anak hanya bisa

bilang “papa” pada umur 2 tahun 8 bulan.

- Ibu bicara dengan bahasa jawa dan Indonesia.

- Anak sulit diajak memusatkan perhatian pada suatu obyek. Ibu tampak gugup bila menjawab pertanyaan.

- Anak baru pertama diperiksakan.

Data Subyektif : -

Data obyektif :

Anak pada awalnya kooperatif tetapi

kemudian menangis jika diperiksa,

Pemeriksaan yang lama Kecemasan anak

F. Diagnose keperawatan :

1 Kurangnya pengetahuan tentang keterlambatan bicara pada anak, tindakan yang akan dilakukan, serta lamanya pengobatan s.d kurangnya informasi

2 Kecemasan pada anak s.d pemeriksaan yang lama G. Rencana keperawatan

Hari/tang

gal Diagnose Tujuan Tindakan Rasional

Rabu, 9

Mei 2001 Kurangnya pengetahu an tentang keterlamba tan bicara pada anak, tindakan yang akan dilakukan, serta lamanya pengobata n s.d kurangnya informasi

Setelah diberikan tindakan selama 15 menit ibu tahu :

-Keterlambatan bicara yang terjadi pada anaknya.

- Ibu kooperatif.

- Ibu bersedia

melanjutkan pemeriksaan penunjang yang

diperlukan.

- Ibu bersedia ikut serta merawat anak dirumah.

J

inaknya.

- HE tentang penyakit anak,

kemungkinan peny ebab, lama

penanganan serta kemungkinan hasil penanganan.

- Ibu diberi tahu tentang jenis pemeriksaan yang harus dilakukan untuk memastikan penyebab

gangguan bicara poda anak, seperti

- Ibu akan tahu dan dengan demikian akan

menambah pengetahua n ibu yang pada ajhirnya dapat mengurangi kecemasan pada ibu.

- Dengan penjelasan

(10)

lab, dan EEG.

- Jelaskan tentang cara untuk

mencegah kondisi anak lebih buruk dengan

memberikan stimulasi secara terus menerus di rumah.

manfaat pemeriksaa n untuk kepentingan anak, maka ibu akan lebih kooperatif.

- Dengan stimulasi bahasa yang adekuat ol eh orang tua dan keluarga diharapkan keterlambat an anak tidak tambah parah, sambil menunggu hasil pemeriksaa n

tamabahan.

Rabu, 9

Mei 2001 Kecemasan pada anak s.d

pemeriksaa n yang lama

Setelah diberikan tindakan selama 20 menit anak tenang dan mau dilakukan

pemeriksaan tanpa menangis.

- Lakukan

komunikasi dengan posisi wajah sejajar dengan anak.

- Lakukan pemeriksaan sambil memberikan mainan yang ada di ruang tumbuh kembang.

-

Berikan kesempata n kepada anak untuk bermain dan mencoba alat-alat yang akan dipakai untuk memeriksa.

-Untuk me ning-katkan rasa

percaya dan menarik per-hatian anak.

- Untuk mengurangi trauma dan me-

ningkatkan

- Untuk mengurangi trauma sehingga anak lebih kooperatif.

(11)

H. Tindakan Keperawatan DX HariTgl

/Jam Tindakan Evaluasi Perkembangan

1 Rabu, 9

Mei 2001 09.00- 019.15

-Menjelaskan kepada ibu bahwa pemeriksaan anak agak lama dan tidak mungkin dilakukan hanya sekai saja.

- He agar ibu teratur mengon- trolkan anaknya ke poli tumbang - Untuk program minggu depan berupa pemeriksaan EEG, dan Lab Darah

- He agar ibu tetap melatih anaknya bicara di rumah, sambil menunggu hasil

pemeriksaan secara keseluruhan - Sarankan ibu datang kembali hari Jumat, 11/5 2001.

-Ibu mau mengerti

- Ibu bersedia

- Ibu bersedia

- Ibu bersedia

- Ibu bersedia

Tanggal 11/5/2001 S = -

O + ibu datang kembali untuk pemeriksaan EEG dan darah anaknya.

A. Pengetahuan orang tua sudah bertambah.:

P :

-He tujuan pengambilan hasil lab.

- Lakukan pro- sedur atraumatik dalam

pengambilan darah anak -Berikan dukungan

moral.

2 Rabu, 9 Mei 2001

Pk.09.00- 09.25

-Lakukan komu-nikasi dengan mu- ka sejajar anak.

-Anak mau diperiksa dan tersenyum.

-Anak ceria

Rabu, 9 Mei 2001

S : -

O : anak mau diperiksa sambil bermain, tanpa

(12)

- Berikan mainan yang ada di ruang tumbang - Berikan anak

memegang alat yang akan dipakai untuk

memeriksa

bermain

- Anak

kooperatif dan mau diperiksa

menangis A : -

P : Lanjutkan metode setiap akan melakukan tindakan.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.D (1997), Nursing Diagnois; Application to Clinical Practice, 7th.Edition, Lippincott, Philadelpia, New York.

Kozier Barbara et.al (1995), Fundamental Of Nursing ; Concept, Process and Practice , 5 th Edition, Addison Wesley Nursing, Cuming Publishing, New York.

Whaley and Wong (1997), Pediatric Nursing; Clinical Manual, Mosby Year Book, Philadelpia.

Whaley and Wong (1996), Nursing Care of Infants and Children, 5 th Edition, Mosby Year Book, Philadelpia.

(14)

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

DISUSUN OLEH;

KELOMPOK 5

A Z I S EKAWATI NURUL HIDAYAH FADILLAH RAHMADANI

MIRNA ANGGRAENI

SMK PRIMANEGARA

JENEPONTO

Referensi

Dokumen terkait

Keempat subyek memiliki keinginan yang sama, dengan membekali anak dengan nilai-nilai agama dan ajaran untuk beribadah sejak dini, anak menjadi baik dan patuh pada orang tua,

Terus emm itu alat permainan edukatif itu kaya yang buat ngrangsang perkembangan fisik sama ya buat daya pikir anak supaya terangsang gitu kan ya sama ya biar

Anak telah mulai mampu mengiden-tifikasi dan memberi nama perasaan yang dialaminya dan orang lain, dima-na kemampuan ini sangat dibutuhkan untuk regulasi emosi anak dalam

Latar Belakang : Perkembangan personal sosial anak salah satunya dipengaruhi oleh penggunaan alat permainan edukatif. Terdapat jenis permainan edukatif yang

Alat permainan edukatif adalah jenis permainan yang mengandung nilai pendidikan yang berfungsi untuk merangsang daya imajinasi anak dalam proses perkembangan kongnitif,

“Pengembangan Permainan Monraked sebagai Media untuk Menstimulasi Kecerdasan Logika Matematika Anak Usia Dini”. Fadlillah ini menjelaskan tentang pengembangan permainan

Permainan adalah salah satu bentuk aktifitas sosial yang dominan pada awal masa anak-anak dengan menghabiskan lebih banyak waktunya di luar rumah bermain dengan

Dari paparan tersebut, dapat ditegaskan bahwa bermain balok merupakan kegiatan bermain yang perlu dilakukan pada anak, karena dapat menstimulasi kreativitas,