• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Ekonomi Masyarakat Indonesia Melalui Sektor Pariwisata Era Industri 4.0. dan Society 5.0.

N/A
N/A
Adelwis Rafiar

Academic year: 2023

Membagikan "Perkembangan Ekonomi Masyarakat Indonesia Melalui Sektor Pariwisata Era Industri 4.0. dan Society 5.0."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Ekonomi Masyarakat Indonesia Melalui Sektor Pariwisata Era Industri 4.0. dan Society 5.0.

Potensi ekonomi industri pariwisata tidak dapat disangkal pergerakannya, apalagi ketika dunia saat ini telah memasuki era revolusi industry 4.0. hingga society 5.0., di mana peran teknologi dan ilmu pengetahuan sangat besar di kehidupan masyarakat global, yang kemudian pada era society teknologi diintegrasikan ke dalam ruang fisik untuk menciptakan keseimbangan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian persoalan sosial. Kemajuan – kemajuan yang digadang – gadang inilah yang disebut sebagai jalan peradaban manusia untuk menuju kesejahteraan dan kemudahan. Industri 4.0 mengacu pada fase baru dalam Revolusi Industri yang sangat berfokus pada interkonektivitas, otomatisasi, pembelajaran mesin, dan data real-time. Industri 4.0, juga kadang-kadang disebut sebagai IIoT atau manufaktur pintar, menikahi produksi fisik dan operasi dengan teknologi digital cerdas, pembelajaran mesin, dan data besar untuk menciptakan ekosistem yang terhubung lebih holistik dan lebih baik bagi perusahaan yang fokus pada manufaktur dan manufaktur manajemen rantai pasokan.

Industri 4.0 adalah transformasi intensif informasi manufaktur (dan industri terkait) dalam lingkungan yang terhubung dari data besar,orang, proses, layanan, sistem dan aset industri berkemampuan IoT dengan generasi, leverage dan pemanfaatan data dan informasi yang dapat ditindaklanjuti sebagai cara dan sarana untuk mewujudkan industri cerdas dan ekosistem inovasi dan kolaborasi industri. Jadi, Industri 4.0 adalah visi yang luas dengan kerangka kerja yang jelas dan arsitektur referensi, terutama ditandai dengan menjembatani aset industri fisik dan teknologi digital dalam apa yang disebut sistem cyber-fisik. Industri 4.0 menawarkan pendekatan yang lebih komprehensif, saling terkait, dan holistik untuk manufaktur. Ini menghubungkan fisik dengan digital, dan memungkinkan kolaborasi dan akses yang lebih baik di seluruh departemen, mitra, vendor, produk, dan orang-orang. Industri 4.0 memberdayakan pemilik bisnis untuk lebih mengontrol dan memahami setiap aspek operasi mereka, dan memungkinkan mereka untuk memanfaatkan data instan untuk meningkatkan produktivitas,

(2)

meningkatkan proses, dan mendorong pertumbuhan. Industri 4.0 mencakup seluruh siklus hidup produk dan rantai pasokan - desain, penjualan, inventaris, penjadwalan, kualitas, teknik, dan layanan pelanggan dan lapangan. Semua orang berbagi pandangan yang diinformasikan, terkini, relevan tentang proses produksi dan bisnis — dan analitik yang jauh lebih kaya dan lebih tepat waktu. Artinya industri 4.0 memberikan banyak kemudahan dalam berbagai sektor industri, salah satunya adalah sektor pariwisata. Ada banyak teknologi yang menjadi pendorong pesatnya sektor pariwisata di dunia, misalnya dalam hal promosi dan fitur – fitur digital yang memudahkan para pelancong untuk menjelajahi objek wisata sebelumnya, atau aplikasi semacam itu yang membangun eksistensi objek wisata, dan gencarnya program pembangunan yang dilakukan pemerintahan adalah salah satu pengaruh dari industry 4.0. Tentunya hal ini akan sangat memungkinkan terjadinya peningkatan arus ekonomi masyarakat setempat.

Pada 2019 tertulis 1,5 miliar lalu lintas wisatawan internasional secara global. Peningkatan 4% pada tahun sebelumnya yang juga diperkirakan untuk 2020, menegaskan pariwisata sebagai sektor ekonomi terkemuka dan tangguh, terutama mengingat ketidakpastian saat ini (adanya pandemi). Dengan cara yang sama, ini menyerukan agar pertumbuhan tersebut dikelola secara bertanggung jawab sehingga dapat memanfaatkan peluang yang terbaik yang dapat dihasilkan pariwisata bagi masyarakat di seluruh dunia. Sepanjang abad ke-21, akses internet telah menjadi lebih umum dan perbatasan baru telah dibuka. Selalu ada peningkatan kekayaan dan mobilitas warga negara. Ketika negara-negara yang berbeda menjadi menarik bagi wisatawan, ekonomi mereka tumbuh - yang, pada gilirannya, membuat tujuan lebih menarik. Di era pariwisata pascamoda, konsumen lebih cerdas, lebih rewel dan lebih sadar. Saat ini, orang lebih peduli tentang konservasi lingkungan, dampak masyarakat, kebocoran ekonomi dan masalah-masalah lain seperti itu dan jauh lebih perhatian ketika mereka merencanakan dan melakukan perjalanan mereka. Juga, masyarakat saat ini mencari pengalaman yang otentik dan ingin mengalami berbagai jenis pariwisata.

Organisasi yang bekerja di sektor ini sekarang dapat menawarkan pengalaman

(3)

pariwisata yang jauh lebih cerdas, seperti pariwisata virtual yang banyak digunakan selama wabah Coronavirus 2020.

Sektor pariwisata mewakili 5% dari PDB dunia dan berkontribusi 6%

hingga 7% dari total lapangan kerja. Selain itu pariwisata internasional menempati urutan keempat dalam ekspor global, pariwisata adalah sumber utama devisa bagi sepertiga negara berkembang dan setengah dari negara-negara kurang berkembang secara ekonomi (LEDCs). Manfaat terbesar pariwisata adalah kemampuan menghasilkan uang melalui pendapatan valuta asing. Pengeluaran pariwisata menghasilkan pendapatan bagi ekonomi pemerintah dan rakyat setempat. Uang yang dibuat negara dari pariwisata kemudian dapat diinvestasikan kembali dalam perekonomian negara dan perekonomian rakyat. Pariwisata adalah salah satu dari lima kategori ekspor teratas untuk sebanyak 83% negara dan merupakan sumber utama pendapatan valuta asing untuk setidaknya 38% negara.

Informasi – informasi di atas sejalan dengan Undang – undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 Pasal 3, yaitu bahwa: “Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.” Dan di dalamnya tertera bahwa pariwisata diadakan dengan tujuan untuk, 1) meningkatkan pertumbuhan ekonomi; 2) meningkatkan kesejahteraan rakyat; 3) menghapus kemiskinan; 4) mengatasi pengangguran; dan lainnya. Hal ini berarti pariwisata dibentuk selain karena memanfaat sumber daya alam di sekitar, adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Itulah sebabnya bidang kepariwisataan menjadi sebuah aset penting bagi setiap negara, selain itu untuk menuju era society 5.0, seluruh negara di dunia berlomba – lomba untuk meningkatkan program pembangunan, dan sebagian besar agenda utamanya adalah pembangunan pariwisata, yang mana merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan dan bertanggung jawab.1

1 Akib, E., 2020. Pariwisata Dalam Tinjauan Pendidikan: Studi Menuju Era Revolusi Industri.

Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event, 2(1), pp.1-7.

https://www.ejournal-poltekparmks.ac.id/index.php/pusaka/article/view/40

(4)

Jika pariwisata berkelanjutan ditunjukkan, uang akan diarahkan ke daerah- daerah yang paling bermanfaat bagi masyarakat setempat. Mungkin ada inisiatif pariwisata pro-miskin (pariwisata yang dimaksudkan untuk membantu orang miskin) atau proyek pariwisata sukarela. Pemerintah dapat menginvestasikan kembali uang untuk layanan publik dan uang yang diperoleh oleh karyawan pariwisata akan dihabiskan di masyarakat setempat atau yang biasa disebut sebagai multiplier effect. Semua pendapatan yang terkumpul, baik secara formal maupun informal, akan mempunyai peluang untuk berkontribusi pada ekonomi lokal/masyarakat. Efek pengganda berkaitan dengan pengeluaran di satu tempat yang menciptakan manfaat ekonomi di tempat lain. Pariwisata dapat melakukan keajaiban untuk tujuan di daerah-daerah yang mungkin tampaknya sama sekali tidak terkait dengan pariwisata, tetapi yang sebenarnya terhubung di suatu tempat dalam sistem ekonomi. Dapat dianalogikan demikian: “Ketika terdapat sebuah restoran dalam satu tempat objek wisata, memasok bahan – bahan pangannya (misalnya telur) dari petani lokal, secara otomatis petani akan menggunakan uang tersebut untuk membeli lebih banyak ayam, sedangkan peternak akan menggunakan uang itu untuk meningkatkan kualitas kandang dan pakan ayamnya-sehingga ayam akan lebih sehat dan hidup lebih lama serta menghasilkan lebih banyak telur, harga penjualan ayam pun dapat dinaikkan, pendapatan ikut bertambah dan mampu memperkerjakan karyawan (membuka lapangan kerja), karyawan menghabiskan pendapatannya di masyarakat setempat.” Sehingga sektor pariwisata lokal akan membantu tidak hanya bagi masyarakat sekitar objek wisata, namun juga bagi masyarakat lain.

Lebih dari itu perkembangan ekonomi kemasyarakatan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dengan dibarengi oleh perkembangan era industri. Ditandai dengan orang-orang yang tinggal atau bekerja di daerah tertentu dapat menunjukkan keindahan daerah itu dari setiap sudut melalui jejaring sosial atau platform – platform tertentu yang dibuat secara khusus untuk membahas objek wisata tersebut. Hal ini dikarenakan interaksi yang telah dibangun selama bertahun-tahun di suatu destinasi atau daya tarik wisata serta pada elemen-elemen

(5)

pendukungnya telah melahirkan konstruksi pengetahuan yang detail yang membangun pengalaman. Perkembangan ekonomi pariwisata masyarakat akan selalu dapat ditingkatkan jika dalam prosesnya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pariwisata Indonesia berkembang dan maju berkat tiga konsep A (3A), yaitu atraksi, amenitas, dan aksesibilitas. Selama ini promosi sudah dilakukan di banyak tempat. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Baik offline maupun digital, khususnya digital. Adapun untuk pengembangan industri pariwisata Indonesia, ada tiga rencana yang bisa diterapkan untuk menghadapi destinasi wisata konseptual kontemporer melalui metode digital. Hal ini sejalan dengan interpretasi Menteri Pariwisata. Ia sukses meluncurkan tiga rencana pengembangan pariwisata digital untuk kaum milenial, yaitu Wonderful Entrepreneurship Colleges, nomadic tourism, dan digital destination. (Ina Heliany, 2019). Data Kementerian Pariwisata menunjukkan bahwa 63% dari seluruh aktivitas perjalanan saat ini dicari, dipesan dan dijual secara online dan 50% dari penjualan perjalanan online menggunakan lebih dari satu gadget, bahkan sekitar 200 lebih ulasan tentang bepergian per menit telah diposting di TripAvisor. Peran pariwisata dalam menghadapi era digital dapat dilihat pada kegiatan pemasaran yang mudah diakses melalui media online seperti: website, media sosial, iklan online, email pemasaran langsung, forum diskusi dan aplikasi mobile. Digital marketing sangat berpengaruh dalam menghadirkan pariwisata dan salah satu contohnya adalah penerapan E-tourism yang merupakan sistem pelayanan pariwisata. Pariwisata adalah cara promosi yang modern dan informasi terbaru tentang pariwisata yang dicari oleh wisatawan, seperti objek wisata, hotel, agen perjalanan, dan acara yang dapat diakses 24 jam kapan saja, di mana saja dan siapa saja.2

Yang artinya semua menjadi sangat mungkin ketika menerapkan segala akses dan kratifitas yang difasilitasi oleh kemajuan teknologi. Perkembangan

2 Heliany, I., 2019. Wonderful Digital Tourism Indonesia Dan Peran Revolusi Industri Dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital 5.0. Destinesia: Jurnal Hospitaliti Dan Pariwisata, 1(1), pp.21- 35. http://ojs.stiami.ac.id/index.php/DESTINESIA/article/view/551

(6)

ekonomi masyarakat akan terus berkembang pesat sejalan dengan upaya untuk meningkatkan sektor pembangunan pariwisata dan promosi melalui teknologi yang ada. Tidak dapat diragukan lagi ketika teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi faktor pendorong kemajuan pariwisata dan meningkatnya perekonomian rakyat, buktinya seperti pariwisata Bali, masyarakat dan pemerintah gencar melakukan promosi baik melalui digital baik dalam negeri maupun luar negeri dan terbukti bahwa perekonomian masyarakat Bali lebih mapan daripada masyarakat lain. Ini menjadi contoh bahwa perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Daftar Pustaka:

Akib, E., 2020. Pariwisata Dalam Tinjauan Pendidikan: Studi Menuju Era Revolusi Industri. Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event, 2(1), pp.1-7. https://www.ejournal- poltekparmks.ac.id/index.php/pusaka/article/view/40

Heliany, I., 2019. Wonderful Digital Tourism Indonesia Dan Peran Revolusi Industri Dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital 5.0. Destinesia: Jurnal

Hospitaliti Dan Pariwisata, 1(1), pp.21-35.

http://ojs.stiami.ac.id/index.php/DESTINESIA/article/view/551

Ade Zaenal Mutaqin., 2020. Memahami Gerbang Digital Pariwisata 4.0 dan Pustaka Indonesia. Wisatahalimun. https://wisatahalimun.co.id/gerbang- digital-pariwisata-pustaka-indonesia

Warmayana, I.G.A.K., 2018. Pemanfaatan digital marketing dalam promosi pariwisata pada era industri 4.0. Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Agama

Dan Budaya, 3(2), pp.81-92.

http://www.ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/article/view/649

(7)

Adnyana, I.M., 2020. Dampak Green Tourism Bagi Pariwisata Berkelanjutan Pada Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen,

Ekonomi, & Akuntansi), 4(3), pp.1582-1592.

http://www.journal.stiemb.ac.id/index.php/mea/article/view/692

Kurniawan, A.R., 2020. Tantangan Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat pada Era Digital di Indonesia (Studi Kasus Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Pangalengan). Tornare: Journal of

Sustainable and Research, 2(2), p.10.

http://jurnal.unpad.ac.id/tornare/article/view/25418

Binus University. 2021. Sejarah Revolusi Industri 4.0 dan Bedanya dengan Society 5.0. https://onlinelearning.binus.ac.id/2021/05/23/sejarah-revolusi- industri-4-0-dan-bedanya-dengan-society-5-0/

Potočan, V., Mulej, M. and Nedelko, Z. (2021), "Society 5.0: balancing of Industry 4.0, economic advancement and social problems", Kybernetes, Vol. 50 No. 3, pp. 794-811. https://doi.org/10.1108/K-12-2019-0858 Epicor. What is Industry 4.0—the Industrial Internet of Things (IIoT)?

https://www.epicor.com/en-in/resource-center/articles/what-is-industry-4- 0/#:~:text=Benefits%20of%20Adopting%20an%20Industry

%204.0%20Model%20Industry,business%20processes%E2%80%94and

%20much%20richer%20and%20more%20timely%20analytics.

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan pada sektor ekonomi, keberhasilan dalam bidang pariwisata, industrialisasi, tingginya kualitas pendidikan serta peran Turki dalam kancah internasional memberikan

Penelitian dengan judul “Analisis Perkembangan Sektor Industri Pengolahan dan Peranannya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Pamekasan” ini bertujuan untuk

Dari hasil pengujian tabel 6 dapat diketahui bahwa variabel investasi sektor pariwisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Dengan adanya society 5.0 menjadikan revolusi marketing yang semakin berkembang pesat, tetapi semua itu tidak dapat di imbangi dengan kemampuan para pelaku ekonomi umkm, dan

Permasalahan industri batik rakyat, salah satunya adalah belum memiliki sumber daya manusia yang mendukung kegiatan ekonomi kreatif berbasis teknologi digital.. Sementara itu industri

Lepas dari khilaf dan segala kekurangan, penulis merasa sangat bersyukur telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Dampak Perkembangan Sektor Pariwisata

Hasil Dan Pembahasan Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul peningkatan sektor pariwisata daerah guna meningkatkan ekonomi masyarakat di Kecamatan Rokan IV Koto,

Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian Deskripsi Jumlah Perusahaan pada sektor industri hotel, restoran dan pariwisata yang terdaftar di BEI tahun 2017 – 2022 38 Perusahaan