• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK YANG MENGALAMI PERILAKU ORANGTUA OVER PROTEKTIF DI KENAGARIAN KOTO NAN TIGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK YANG MENGALAMI PERILAKU ORANGTUA OVER PROTEKTIF DI KENAGARIAN KOTO NAN TIGO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK YANG MENGALAMI PERILAKU ORANGTUA OVER PROTEKTIF DI KENAGARIAN KOTO NAN TIGO

SELATAN SURANTIH

Oleh Isron*

Dr Yuzarion Zubir ,S. Ag, S. Psi, M. Si**

Joni Adison, S. Pd. I, M. Pd**

*Mahasiswa Prodi Pendidikan Bimbingan dan Konseling

**Dosen STKIP PGRI Sumbar

ABSTRACT

The research was motivated by any form of behavior that overprotective parents against children occur in Koto Nan Tigo Kenagarian South Surantih Sutera District of South Coastal District. Overprotective is the attitude of parents who always protect her son, full of fears, often prohibit excessively cause the child to grow up to be timid, do not have confidence, always worrying and difficult to stand alone in the face of the parent, the child sometimes rebel and do something that is forbidden parents , This study aimed to describe. (1) The development of the personality of children experiencing parental overprotective behavior seen from factors within the child itself (2) the personality development of children who experience parental behavior overprotective seen from factors originating from the environment. This research is a qualitative descriptive study, which consists of three key informants, namely children, father and mother and grandmother that additional informants and neighbors. Data were collected through interviews with the guidelines for data analysis, namely data reduction, data presentation, and verification.

Results of the study revealed that: (1) The development of children's personality which is seen from a genetic or congenital turns genes that parental influence on genes child such as hair and skin color at (2) the development of the child's personality in terms of the nature turns R 50%

mimic the properties of his father and 50 % mimic the properties mother (3) the development of the child's personality in terms of family turns parenting patterns are affecting families in the formation of the personality development of the child (4) the development of children's personality which is seen from a school R quiet boy and less sociable with the school environment and are less active in various school activities (5) the development of the child's personality in terms of the public turned out R does not mingle with the people in the various activities of community activities. Based on the study results are recommended to parents, the school and community leaders to help and pay attention to the personality development of children who tend to be individual or less socializing with the crowd in order to foster social attitudes of children who have a high center of a community.

Keyword : Perkembangan Kepribadian Anak Dengan Perilaku Orangtua Over Protektif

PENDAHULUAN

Istilah kepribadian yang sering kita dengar dalam percakapan adalah kualitas atau fakta dari keadaan diri serta watak seseorang.

Itulah sebabnya kepribadian itu sering digambarkan sebagai pola keseluruhan tingkah laku seseorang pada setiap tahap perkembangan. Karena perkembangan kepribadian itu mencakup semua aspek

seseorang. Keluarga merupakan unsur pertama yang menjadi panduan bagi anak, terutama kedua orangtua (ibu dan bapak), anak hanya mengikuti apa kata kedua orangtua, dan orangtualah yang berhak mengatur dan memenuhi kebutuhan jasmani maupun rohani, karena anak itu akan bercermin atau melihat kepada orangtuanya.

Lingkungan keluarga adalah sebuah sekolah.

Seorang ibu harus menjadi tokoh utama di dalam pekerjaan mendidik anak-anaknya. Dalam

(3)

pergaulan bersama anak-anaknya, teristimewa ketika mereka masih kecil, maka seorang ibu haruslah senantiasa menjadi pendidik dan teman mereka yang baik pula.

Secara teoritis menunjukkan, dalam mengasuh anak orangtua bisa memberikan kasih sayang, memberikan kehangatan, selalu bersikap ramah, menjadi teman bermain menyenangkan. Karena itu, ikatan emosional yang terbangun antara orangtua dan anak akan sangat berpengaruh kepada perkembangan intelegensi, agama, perasaan, dan sikap sosial anak dikemudian hari. Hal ini tidak terlepas dari cara orangtua dalam berperilaku terhadap anak.

Menurut pendapat Alwisol (2004:2) kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah-belah dalam fungsi-fungsi. Memahami kepribadian berarti memahami aku, diri, self, atau memahami manusia seutuhnya.

Senada dengan pendapat Siahaan (1986:10) kepribadian adalah kualitas atau fakta dari keadaan diri serta watak seseorang itulah sebabnya kepribadian itu sering digambarkan sebagai pola keseluruhan tingkah laku seseorang pada setiap tahap perkembangan. Karena perkembangan kepribadian itu mencakup semua aspek seseorang. Seperti aspek perkembangan fisik, mental, moral, sosial, dan juga motorik seseorang. Sementara proses perkembangan kepribadian anak dipengaruhi berbagai faktor, yaitu faktor yang terdapat dalam diri anak itu sendiri dan pengaruh yang berasal dari lingkungan.

Anak tunggal terkadang diperlakukan sebagai “raja”, tetapi kadang-kadang harus menjadi “budak”. Dari dua kutup perlakuan ini si anak menjadi kebingungan. Sikap kebingungan ini bila dibawa dalam pergaulan dengan teman-temannya, akan dianggap perbuatan yang aneh dan lucu sehingga akan menjadi bahan tertawaan teman-temannya.

Untuk menghindari hal tersebut ia bersembunyi dan makin merasa serba kekurangan, serba tidak dapat berbuat apa- apa dan demikianlah ia terhanyut di dalam lingkaran setan kehidupan. Terlebih jika orangtua memiliki perilaku pengawasan yang berlebihan terhadap anak (over protektif)

Menurut Chaplin (2011:78) over protektif adalah kecendrungan dipihak orangtua untuk melindungi anaknya secara

berlebihan, dengan memberikan perlindungan terhadap gangguan dan bahaya fisik maupun psikologis, sampai sebegitu jauh sehingga anak gagal mencapai kebebasannya dan selalu saja bergantung kepada orangtuanya.

Selanjutnya pendapat Burhanuddin (1999:32) over protektif kasih sayang orangtua yang berlebihan kepada anaknya itu mengakibatkan anak merasa dilindungi, ditolong dan dihindarkan dari kesulitan-kesulitan kecil setiap harinya. Hal ini mengakibatkan anak tidak dapat berdiri sendiri. Dia selalu berada dalam keraguan-keraguan dan tidak percaya pada kemampuan sendiri, serta tidak memiliki inisiatif dan harga diri.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembentukan kepribadian anak sangat berpengaruh terhadap proses yang dialaminya dari lingkungan dan potensi dalam dirinya sendiri, terlebih dengan perilaku oangtua yang over protektif terhadap anak. Karena perilaku orangtua terhadap anak akan memberikan sumbangsi yang besar dalam pembentukan kepribadian anak.

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada tanggal 10 Oktober 2014 terhadap informan kunci, bahwa informan kunci (1) tidak bisa mandiri, (2) memiliki sifat egois, (3) tidak mau diberi nasehat, (4) tidak mampu mengendalikan emosi, (5) tidak percaya diri, (6) sulit dalam bergaul dalam lingkungan, (7) anak penakut, (8) anak suka dengki, (9) anak jadi lemah hati, (10) anak suka bertengkar.Menurut hasil wawancara yang penulis lakukan dengan informan tambahan, pada tanggal 11 Oktober 2014 bahwa semenjak adik ayah informan kunci mengalami kecelakaan sepeda motor dan langsung meninggal dunia, karena itulah orangtua informan kunci ini lebih menjadi over protektif kepadanya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dikategorikan dalam jenis penelitian kualitatif. Prinsip dasar pendekatan kualitatif adalah penelitian yang dimulai dengan persoalan seperti mengapa, bagaimana, apa, dimana, dan bilamana tentang suatu fenomena- fenomena atau gejala-gejala yang terjadi di lapangan dan peneliti dapat memberi suatu makna kepada suatu peristiwa.

Penelitian kualitatif antara lain bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar dari pada angka- angka. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam

(4)

penelitian ini penulis berupaya mendeskripsikan, mengungkapkan, dan menafsirkan data yang berhubungan dengan,

“Perkembangan Kepribadian Anak Yang Mengalami Perilaku Orangtua Over Protektif Di Kenagarian Koto Nan Tigo Selatan Surantih”.

Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan langkah-langkah yang ditempuh peneliti agar data atau informasi dapat diperoleh. Paling penting adalah peneliti menentukan informan dan bagaimana mendapatkan informan.

Menentukan informan bisa dilakukan oleh peneliti apabila peneliti memahami masalah umum penelitian serta memahami pula anatomi masyarakat di mana penelitian itu dilaksanakan. Pemilihan informan dipilih dengan teknik bola salju (snow ball) dengan cara peneliti mencari relawan dilapangan, yaitu orang-orang yang mampu diajak untuk berbicara dan dari mereka data akan diperoleh. Selanjutnya dari mereka pula akan ada penambahan sampel atau subjek, atas rekomendasinya itu, peneliti segera meneruskan ke subjek yang lain. Jumlah sampel tidak ada batas minimal dan maksimalnya, yang penting telah mencapai data jenuh, yaitu tidak ditemukan informasi baru lagi dari subjek penelitian (Moleong, 2010:206).

Maka dari itu, peneliti telah menentukan dahulu informan kunci dan informan tambahan agar proses penelitian dilapangan nantinya lebih mudah dilaksanakan. Adapun kriteria informan kunci yang dipilih yaitu;3 orang yang terdiri dari ayah,ibu,dan anak.

Sedangkan untuk informan tambahan, peneliti telah memilih beberapa orang informan yang dirasa dapat memberikan informasi berkaitan dengan penelitian, yang antara lain adalah: 2 orang yang merupakan teman dari anak yaitu nenek dan tetangga.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2016. Adapun penelitian ini dilaksanakan di Kenagarian Koto Nan Tigo Selatan Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan,hal tersebut dikarenakan fenomena awal ditemukan di lokasi ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, temuan data yang peneliti kemukakan adalah data kualitatif yaitu data yang disajikan sesuai dengan apa yang dikemukakan informan dari hasil wawancara dengan orang tua tentang Perkembangan kepribadian anak yang mengalami perilaku orangtua over protektif di Kenagarian Koto Nan Tigo Selatan Surantih. Wawancara dilakukan kepada tiga orang yaitu ayah,ibu anak dan juga nenek serta tetangga. Selanjutnya data tersebut dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian yang tergambar dalam pernyataan dan pertanyaan wawancara.

a. Perkembangan Kepribadian diinjau dari Genetis atau Bawaan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci R, MQ, dan SB serta informan tambahan nenek dan tetangga yang dilaksanakan pada tanggal 12 sampai 19 Maret 2016 diperoleh hasil yaitu Anak R memang terdapat beberapa kemiripan antara dirinya dengan orangtuanya. Terutama dengan ibunya meliputi bentuk wajah sampai dengan rambut dan warna kulit. Ayah si R dan neneknya juga mengatakan bahwa si R lebih cenderung mirip dengan ibunya dan hal ini juga sering ia dengar dari tetangga yang berada di tempat tinggalnya.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa memang terdapat faktor kemiripan bentuk wajah, rambut dan juga warna kulit antara R dan orantuanya sebagai indikator dalam perkembangan kepribadian ditinjau dari genetis atau bawaan.

b. Perkembangan kepribadian ditinjau dari sifat

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci R, MQ, dan SB serta informan tambahan nenek dan tetangga yang dilaksanakan pada tanggal 12 sampai 19 Maret 2016 diperoleh hasil yaitu:Anak R memang terdapat beberapa kemiripan sifat dan kesamaan pemikiran antara dirinya dengan orangtuanya. Baik dengan ayah maupun ibunya. Ini dapat dilihat disimpulkan dari pernyataan anak R bahwa ia sering sependapat dengan ibunya dalam memilih model pakaian serta dalam hal makanan kesukaan dan sifat yang suka membaca yang ia dapat kemiripan dari ayahnya.Nenek MRS mengemukakan bahwa memang terdapat

(5)

beberapa kemiripan sifat antara cucu dan anaknya, baik dari segi kesukaan makanan, model pakaian yang disukai sampai hobby membaca yang menjadi sifat bawaan dari ayahnya R. ini tentu semakin menguatkan bahwa memang terdapat berbagai sifat pola piker yang sama antara cucu dan anaknya.Tetangga SD mengemukakan bahwa memang terdapat beberapa kemiripan sifat antara R dan orangtuanya, baik dari segi kesukaan makanan, model pakaian yang disukai sampai hobby membaca yang menjadi sifat bawaan dari ayahnya R. ini tentu semakin menguatkan bahwa memang terdapat berbagai sifat pola pikir yang sama antara cucu dan anaknya.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa memang terdapat faktor kesamaan sifat dan pemikiran antara R dan orantuanya sebagai indikator dalam perkembangan kepribadian ditinjau dari sifat.

c. Perkembangan kepribadian ditinjau dari keluarga

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci R, MQ, dan SB serta informan tambahan nenek dan tetangga yang dilaksanakan pada tanggal 12 sampai 19 Maret 2016 diperoleh hasil bahwa secara mendasar si R memiliki komunikasi yang cukup baik dengan orangtuanya, semua kehendaknya hampir dipenuhi oleh orangtuanya sehingga akan terjadi pembangkangan dan kekecewaan apabila kehendaknya tidak dipenuhi. Di sisi lain, orangtua si R mengharuskan si R mengikuti pola pikir dengannya dan memaksakan kehendak kepada si R yang dalam pandangan orangtua si R itu adalah demi kebaikan si R. sehingga tidak heran cara bergaul si R pun dibatasi oleh orangtuanya. Kondisi semacam ini juga diamini oleh nenek dan tetangga si R yang sehari-hari melihat komunikasi dan pola asuh orangtua si R terhadap si R.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa jika perkembangan kepribadian anak ditinjau berdasarkan keluarga. Maka dapat dijelaskan bahwa antara si R dan orangtuanya sudah terbangun komunikasi yang baik sebagai indikator bentuk hubungan yang baik antara anak adan

orangtua. Orangtua tua si R sangat memanjakan si R, dengan memenuhi segala bentuk keinginannya dan membantu berbagai pekerjaan yang semestinya bisa dilakukannya sendiri. Hal ini kemudian berdampak negative terhadap si R, jika orangtua si R tidak dapat memenuhi permintaan si R maka akan terjadi pemberontakan dan kekesalan dari si R serta tidak adanya kemandirian yang terbangun dari diri si R. dari segi pergaulan dengan teman-teman, orangtua si R sangat membatasinya. Dikarenakan si R menrupakan anak satu-satunya, orangtua si R berkinginan melakukan segala usaha memproteksi si R agar tidak terjerumus dengan tingkahlaku yang negative dan menyimpang

d. Perkembangan kepribadian ditinjau dari sekolah

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci R, MQ, dan SB serta informan tambahan nenek dan tetangga yang dilaksanakan pada tanggal 12 sampai 19 Maret diperoleh hasil apabila dilingkungan sekolah ia tidak banyak bergaul dengan teman-temannya, si R hanya mempunyai beberapa teman dilingkungan sekolah, karena si R ini termasuk anak yang pendiam dan tidak banyak bicara apabila saat bergaul dengan teman-temannya di sekolah,hal ini disebabkan karena pola asuh orangtua si R yang diberikan kepadanya, si R memang mengakui pengasuhan yang orangtua R berikan kepada anaknya melarang berteman dengan sembarangan teman, karena takut si R terpengaruh dengan temannya dan membuat prestasi si R menurun, apalagi si R adalah anak semata wayang yang ia miliki,maka dari itu orangtua si R termasuk keras dalam memberikan nasehat dan arahan kepada si R.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa memang si R termasuk anak yang pendiam dan tidak banyak bicara dan juga tidak begitu memilki banyak teman di sekolahnya, hal ini disebakan karena pengasuhan dan larangan orangtua si R yang takut anak satu-satunya terpengaruh kepada pergaulan yang tidak diinginkan atau pergaulan yang negatif dengan maraknya pornografi dan pornoaksi yang disebabkan salah menggunakan media.

e. Perkembangan kepribadian ditinjau dari masyarakat

(6)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci R, MQ, dan SB serta informan tambahan nenek dan tetangga yang dilaksanakan pada tanggal 12 sampai 19 Maret 2016 diperoleh hasil yaitu:bahwa secara mendasar si R memiliki komunikasi yang cukup baik dengan orangtuanya, semua kehendaknya hampir dipenuhi oleh orangtuanya sehingga akan terjadi pembangkangan dan kekecewaan apabila kehendaknya tidak dipenuhi. Di sisi lain, orangtua si R mengharuskan si R mengikuti pola pikir dengannya dan memaksakan kehendak kepada si R yang dalam pandangan orangtua si R itu adalah demi kebaikan si R. sehingga tidak heran cara bergaul si R pun dibatasi oleh orangtuanya. Kondisi semacam ini juga diamini oleh nenek dan tetangga si R yang sehari-hari melihat komunikasi dan pola asuh orangtua si R terhadap si R.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa jika perkembangan kepribadian anak ditinjau berdasarkan masyarakat. Maka dapat dijelaskan bahwa antara si R dan orangtuanya sudah terbangun komunikasi yang baik sebagai indikator bentuk hubungan yang baik antara anak dan orangtua nya. Orangtuatua si R sangat memanjakan si R, dengan memenuhi segala bentuk keinginannya dan membantu berbagai pekerjaan yang semestinya bisa dilakukannya sendiri. Hal ini kemudian berdampak negatif terhadap si R, jika orangtua si R tidak dapat memenuhi permintaan si R maka akan terjadi pemberontakan dan kekesalan dari si R serta tidak adanya kemandirian yang terbangun dari diri si R. dari segi pergaulan dengan teman-teman, orangtua si R sangat membatasinya. Dikarenakan si R merupakan anak satu-satunya, orangtua si R berkeinginan melakukan segala usaha memproteksi si R agar tidak terjerumus dengan tingkahlaku yang negatif dan menyimpang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Perkembangan kepribadian anak yang mengalami perilaku orangtua yang

overprotektif, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perkembangan kepribadian ditinjau dari genetis atau bawaan

Tinjauan dari faktor genetis atau bawaan adalah, Semenjak kelahiran R terdapat beberapa kemiripan antara dirinya dengan orangtuanya. Terutama dengan ibunya. Ayah R mengatakan kemiripan ini sudah terlihat dari R sejak kecil dan neneknya juga mengatakan bahwa si R lebih cenderung mirip dengan ibunya dan hal ini juga sering ia dengar dari tetangga yang berada di tempat tinggalnya, Ini terbukti dimasa balita R sering digendong oleh tetangganya, diantara kemiripan R dengan Ibunya ketika ia masih kanak-kanak adalah bentuk wajah, warna kulit, dan rambutnya R.

begitu juga dengan cara berjalan dan gaya berbicara R sangat mirip, ini terlihat dari sosok R sewaktu ia masih kecil. Berdasarkan tinjauan faktor genetis atau bawaan dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak yang mengalami perilaku orangtua over protektif, fakta genetis atau bawaan memang mempengaruhi kepribadian anak ungkapan yang biasa disebut “bahwa buah tidak jauh jatuh dari pohonnya”, artinya bahwa bentuk fisik orangtua juga mempunyai kemiripan kepada anaknya.

2. Perkembangan kepribadian ditinjau dari sifat Memang terdapat beberapa kemiripan sifat dan kesamaan pemikiran antara dirinya dengan orangtuanya. Baik dengan ayah maupun ibunya. Ini dapat dilihat disimpulkan dari pernyataan anak R bahwa ia sering sependapat dengan ibunya dalam memilih model pakaian dan saat memasak juga terdapat sifat yang sama antara R dengan ibunya dan sifat yang sama juga suka membaca yang ia dapat dari ayahnya.dan juga suka berbagi sama orang lain yang membutuhkan, semenjak anaknya R lahir sampai saat ini ia melihat berbagai sifat dan pola tingkahlaku yang mirip dengannya. MQ memberikan sebuah contoh, bahwa dirinya sangat suka membaca dan suka berbagi satu sama yang lainnya, hal itu juga terdapat dalam diri R, ternyata sifat orangtua memang sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak, orangtua yang biasanya pendiam, maka begitu juga dengan sifat yang dimiliki oleh anaknya, seperti yang dialami

(7)

oleh R. karena watak ibunya pendiam maka R juga pendiam.

3. Perkembangan kepribadian ditinjau dari keluarga

Secara mendasar si R memiliki komunikasi yang cukup baik dengan orangtuanya, semua kehendaknya hampir dipenuhi oleh orangtuanya sehingga akan terjadi pembangkangan dan kekecewaan apabila kehendaknya tidak dipenuhi. Di sisi lain, orangtua si R mengharuskan si R mengikuti pola pikir orangtuanya dan memaksakan kehendak kepada si R yang dalam pandangan orangtua si R itu adalah demi kebaikan si R, selain faktor internal, faktor eksternal juga sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak, seperti yang dialami R bahwa pola asuh keluarga yang sangat disiplin yang memberikan efek yang mengekang terhadap anak, pada hal anak yang seumuran R sedang mngalami masa kepribadian yang mengalami rasa ingin tahu yang tinggi, sementara dalam hal ini keluarga R kesannya mengekang, dan seharusnya tindakan orangtua terhadap anak seumuran R tetap disiplin terhadap anak, tetapi memberikan kebebasan dengan kontrolan orangtua.

4. Perkembangan kepribadian ditinjau dari sekolah

Dalam lingkungan sekolah ia tidak banyak bergaul dengan teman-temannya, si R hanya mempunyai beberapa teman dilingkungan sekolah, karena si R ini termasuk anak yang pendiam dan tidak banyak bicara apabila saat bergaul dengan teman-temannya di sekolah. Hal yang sama juga dikemukakan oleh ayahnya dan ibu R, memang anaknya temasuk anak yang tidak suka bergaul dengan teman- teman sekolahnya, hal ini disebabkan karena pola asuh orangtua si R yang diberikan kepadanya, si R memang mengakui pengasuhan yang orangtua berikan kepada R mengakibatkan prestasi si R menurun, apalagi si R adalah anak semata wayang yang ia miliki, anaknya R memang dilarang untuk bergaul disekolah dengan sembarangan teman, karena orangtua si R takut anaknya terbawa kepada pergaulan yang negatif, dilingkungan sekolah semestinya seorang

guru memberikan perhatian yang lebih terhadap anak yang pendiam, agar anak tersebut aktif seperti teman-temannya yang lain.

5. Perkembangan kepribadian ditinjau dari masyarakat

secara mendasar si R memiliki komunikasi yang cukup baik dengan masyarakat tempat tinggalnya, namun orangtua si R mengharuskan si R mengikuti pola pikir orangtua dengannya dan memaksakan kehendak kepada si R yang dalam pandangan orangtua si R itu adalah demi kebaikan si R. sehingga tidak heran cara bergaul si R pun dibatasi oleh orangtuanya.

Kondisi semacam ini juga diamini oleh nenek dan tetangga si R yang sehari-hari melihat komunikasi dan pola asuh orangtua si R terhadap si R, hal yang sama juga dikemukakan oleh tetangganya, si R merupakan anak yang dimanjakan oleh orangtuanya, hal ini berdasarkan bahwa hampir keseluruhan keinginan si R dipenuhi oleh orangtuanya. Namun, orangtua si R tidak memberikan kebebasan terhadap si R untuk terlalu bergaul dengan teman- temannya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diajukan saran kepada berbagai pihak, sebagai berikut:

1. Perkembangan Kepribadian Anak Ditinjau Dari genetis atau bawaan

Sudah suatu hal yang wajar terjadi seorang anak memilki kemiripan terhadap orangtuanya, hal itu dikarenakan oleh faktor gen.

2. Perkembangan kepribadian anak ditinjau dari sifat

Seharusnya orangtua mengajarkan anak yang pendiam seperti R untuk sering berdialog dengan si anak dan mengajarkan bagaimana bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat dan teman sebaya.

3. Perkembangan kepribadian anak ditinjau dari keluarga

Seharusnya anak dan orangtua mempunyai sikap saling terbuka dan menjalin hubungan komunikasi yang baik satu sama lain, dan tidak terlalu memaksakan pemikiran orangtua terhadap anaknya.

(8)

4. Perkembangan Kepribadian Anak Ditinjau Dari Sekolah

Seharusnya guru serta teman memberikan contoh yang baik terhadap perkembangan kepribadian anak.

5. Perkembangan Kepribadian Anak Ditinjau Dari Masyarakat

Seharusnya anak dan keluarga mempunyai sikap peduli terhadap lingkungan sekitar termasuk mengikuti goro bersama dan sejenisnya dan orangtua juga harus memberikan kebebasan kepada anak untuk bersosialisasi dengan masyarakat dalam artian yang positif.

KEPUSTAKAAN

Agus Sujanto dkk. (2014). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara.

Achiever di SMP Negeri 12 Padang. Skripsi tidak Diterbitkan, STKIP.

Defriani, Gusri. 2014. Upaya Guru BK dalam Mengatasi Peserta Didik yang Under Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Siswanto. (2007). Kesehatan Mental Konsep, Cakupan dan Perkembangannya.

Sarlito W. sarwono. (2010). Pengantar psikologi umum. Jakarta: rajawali pers Yogyakarta:Andi Offeset.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang didapat berdasarkan wawancara dengan key informan dan beberapa informan untuk mengetahui strategi public relations melalui kegiatan