• Tidak ada hasil yang ditemukan

upaya guru bk dalam mengatasi peserta didik

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "upaya guru bk dalam mengatasi peserta didik"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER

ARTIKEL

Gusri Defriani NPM : 10060220

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2014

(2)

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER

Oleh:

Gusri Defriani

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

This research was based of counselor still not make an effort to help a students who have under achiever. This study aimed to describe: 1) Efforts counselor in understanding students under achiever based on internal factors, 2) Efforts counselor in understanding students under achiever based on external factors, 3) Efforts counselor in addressing student under-achiever. This research was conducted with a qualitative descriptive approach. As an informant researcher take 3 as key informan and aditied informant 2 other. To gathering the data research using interview and the data analyze with data reduction, data presentation and conclusion. The purposes study of this research using: 1) Efforts counselor understanding students under achiever by internal factors already done but not maximized. 2) Efforts counselor in understanding students under achiever by external factors has been carried out with the maximum. 3) Efforts counselor in addressing student under-achiever already done but not maximized.

Key word : Efforts counselor, under achiever

Pendahuluan

Selain sebagai pendidik dan pengajar guru memiliki peran sebagai pembimbing. Perkembangan peserta didik tidak selalu mulus dan lancar, adakalanya lambat dan mungkin juga berhenti sama sekali maka dalam situasi seperti itu mereka perlu mendapatkan bantuan atau bimbingan.

Peran guru sangat penting dalam upaya membantu peserta didik mengatasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi dalam perkembangannya, guru perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang para peserta didik, memahami segala potensi dan kelemahannya, masalah dan latar belakangnya. Beberapa hal perlu dilakukan agar tercapai kondisi seperti itu, guru perlu banyak mendekati para peserta didik, membina hubungan yang lebih dekat dan lebih akrab, melakukan pengamatan secara langsung serta mengadakan komunikasi langsung.

Masalah kesulitan belajar sering dialami oleh peserta didik di sekolah. Salah satu kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik adalah under achiever.

Kesulitan belajar yang dialami peserta didik tersebut akan membawa dampak negatif baik terhadap peserta didik itu sendiri maupun terhadap lingkungannya. Di samping itu menurut Mulyadi (2010:2)“

Kesulitan belajar yang dialami oleh seseorang akan dapat mempengaruhi kondisi psikologisnya. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar cenderung akan mengalami kecemasan, frustasi, gangguan emosional, hambatan penyesuaian diri dan gangguan-gangguan psikologis yang lain”.

Menurut Slameto (Syaiful, 2002:101) tingkat intelegensi atau kemampuan yang tinggi akan lebih berhasil dibandingkan dengan yang memiliki intelegensi yang rendah. Hal itu berbanding terbalik dengan peserta didik yang under achiever yang memiliki intelegensi atau kemampuan yang tinggi akan tetapi memperoleh hasil belajar yang rendah. Kebanyakan dari guru menganggap bahwa peserta didik yang memiliki prestasi di bawah KKM merupakan anak yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata dan tergolong bodoh.

(3)

Padahal bila diteliti lebih lanjut belum tentu peserta didik tersebut tergolong anak yang bodoh akan tetapi ada faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik tersebut memiliki prestasi yang rendah mulai dari faktor internal sampai faktor eksternal.

Menurut Hamdani (2012:193)

Banyak studi dibidang psikologi pendidikan yang menemukan bahwa tidak sedikit (studi di Indonesia menemukan sekitar 39%) anak-anak yang secara potensial termasuk kategori anak unggul, tetapi prestasi belajar di sekolah hanya biasa-biasa saja bahkan dikatakan di bawah rata- rata. Mereka sering disebut under achiever. Sebaliknya, banyak anak yang secara potensial biasa-biasa saja, tetapi prestasi belajar jauh di atas potensi dasarnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti akan menggambarkan tentang upaya guru BK dalam mengatasi peserta didik yang under achieverdi SMP Negeri 12 Padang.

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli hingga akhir Agustus 2014 yang dilakukan di SMP Negeri 12 Padang.

Peneliti menetapkan 3 orang guru BK sebagai informan kunci, dan 2 orang wali kelas sebagai informan tambahan yang merupakan anak dari informan kunci.

Teknik penarikan informan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, dengan teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan

1. Upaya Guru BK dalam Memahami Peserta Didik Under Achiever Berdasarkan Faktor Internal

Berdasarkan hasil temuan peneliti di lapangan mengenai upaya guru BK dalam memahami peserta didik under achiever berdasarkan faktor internal dapat diketahui bahwa:

a. Memahami peserta didik under achiever lebih banyak mengalami kecemasan dan kurang mampu mengontrol diri

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan mengenai upaya guru BK dalam memahami peserta didik under achiever lebih banyak mengalami kecemasan dan kurang mampu dalam mengontrol diri, guru BK memahami bahwa secara internal peserta didik under achiever menunjukkan adanya kecemasan pada dirinya ketika sedang dalam proses belajar, kecemasan itu berkaitan dengan kesadaran akan sikapnya yang acuh tak acuh dalam belajar sehingga dia takut akan tinggal kelas padahal dia berada di kelas unggul. Namun tidak demikian dengan peserta didik yang laki-laki kecemasan seperti itu tidak terlihat karena sikapnya yang cuek.

Walaupun mengalami kecemasan akan tetapi peserta didik under achiever ini tidak terlihat memiliki keinginan untuk merubah cara belajarnya kearah yang lebih baik.

Kemudian berkaitan dengan kurang mampu dalam mengontrol diri guru BK juga sudah memahami hal itu, hal itu terlihat pada saat di dalam kelas, peserta didik under achiever gampang marah dan menarik diri jika ada teman yang mengganggunya, kurang mampu juga mengontrol emosinya, kemudian jika dia sedang malas untuk belajar dia juga tidak mampu untuk mengendalikan diri agar tetap belajar dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak berkaitan dengan pelajaran.

Berbeda dengan informan kunci 3 yang masih belum memahami bahwa peserta didik under achiever ini mengalami kecemasan dalam dirinya.

Menurut informan kunci 3 hal-hal yang ada dalam diri peserta didik under achiever tersebut adalah bentuk kenakalan-kenakalan dalam dirinya, mereka adalah peserta didik yang malas belajar.

(4)

b. Memahami peserta didik under achiever kurang mampu dalam menyesuaikan diri

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan mengenai upaya guru BK dalam memahami bahwa peserta didik under achiever kurang mampu dalam penyesuaian diri guru BK memahami bahwa baik di dalam kelas maupun di luar kelas peserta didik under achiever ini tidak bisa menyesuaikan diri dengan baik. Hal itu disebabkan karena sikapnya yang cuek terhadap teman, pemalu, minder, menutup diri, suka menyendiri, dan malas untuk bergabung jika ada teman-teman yang sedang berkumpul. Jika ada teman dari kelas lain yang ingin berteman dengannya peserta didik under achiever bersikap cuek dan tidak hangat, begitu juga dengan lingkungan yang baru dikenalinya dia sangat menutup diri. Sehingga dia hanya memiliki sedikit teman dan hanya sibuk dengan kegiatannya sendiri.

c. Memahami peserta didik under achiever kegiatannya kurang berorientasi pada akademik

Berdasarkan wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan mengenai upaya guru BK dalam memahami bahwa peserta didik under achiever kegiatannya kurang berorientasi pada akademik, guru BK memahami ketika belajar di kelas peserta didik under achiever kalau sedang malas belajar maka dia akan acuh saja dan tidak bisa fokus untuk belajar, dia memiliki perhatian yang rendah terhadap materi pelajaran yang diberikan, namun jika dia menyukai pelajaran tersebut maka dia akan memperhatikan guru menerangkan pelajaran tersebut.

Guru BK melihat bahwa sikap cuek peserta didik under achiever dalam belajar tersebut dikarenakan kurangnya motivasi dalam dirinya dan dukungan dari orang-orang disekitarnya. Bahkan ada diantara peserta didik under achiever tersebut

yang aktif dikegiatan OSIS akan tetapi prestasi akademiknya kurang.

Berbeda dengan informan kunci 3 dan informan tambahan 2, kondisi peserta didik under achiever yang kurang berorientasi pada akademik tersebut belum dipahami oleh guru BK, guru BK memiliki pemahaman bahwa mereka adalah anak-anak yang malas untuk belajar, anak-anak yang beranggapan bahwa belajar itu tidak penting sehingga guru BK hanya membiarkan saja, memperingatinya dan memberikan ancaman terhadap nilainya.

2. Upaya Guru BK dalam Memahami Peserta Didik Under Achiever Berdasarkan Faktor Eksternal

Berdasarkan hasil temuan peneliti di lapangan mengenai upaya guru BK dalam memahami peserta didik under achiever berdasarkan faktor eksternal dapat diketahui bahwa:

a. Memahami peserta didik under achiever kurang mampu mengikuti otoritas

Berdasarkan wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan mengenai upaya guru BK dalam memahami bahwa peserta didik under achiever kurang mampu dalam mengikuti otoritas. Guru BK memahami bahwa peserta didik under achiever memiliki disiplin yang rendah terhadap peraturan yang ada di sekolah, baik berkaitan dengan disiplin waktu dan disiplin akan tugas-tugas. Peserta didik under achiever terkadang sering tidak mengerjakan PR dan menganggap bahwa itu tidak terlalu penting, jika diberikan tugas-tugas di kelas mereka tidak mampu mengerjakannya tepat waktu, dalam kegiatan kelompok mereka tidak bisa mengikutinya dengan baik cenderung pasif dan tidak bekerjasama dengan baik, begitu juga dengan tanggung jawabnya terhadap tugas piket di kelas yang sering tidak dikerjakannya.

(5)

b. Memahami peserta didik under achiever kurang mampu dalam penerimaan sosial

Berdasarkan wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan mengenai upaya guru BK dalam memahmai peserta didik under achiever kurang mampu dalam penerimaan sosial, guru BK memahami bahwa peserta didik under achiever hanya berteman dengan teman dekatnya saja, terhadap teman di luar kelas mereka sangat menutup diri dan tidak mau untuk bergabung dan memiliki respon yang kurang hangat. Jika ada teman dari kelas lain yang ingin berteman dengannya tidak jarang mereka menolaknya dan tidak mau untuk berinteraksi dengan teman tersebut.

Peserta didik under achiever tidak gampang akrab dengan orang yang baru dikenalinya dan memiliki sikap yang biasa-biasa saja

c. Memahami peserta didik under achiever lebih banyak mengalami konflik ketergantungan

Berdasarkan wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan mengenai upaya guru BK dalam memahami peserta didik under achiever lebih banyak mengalami konflik ketergantungan, guru BK memahami bahwa peserta didik under achiever sering tidak mampu dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Mereka memiliki keinginan yang kurang dalam mengerjakan tugas-tugas yang ada, mereka cenderung bisa dan mampu mengerjakan jika ada bantuan dari orang lain, baik dari guru, teman maupun dari orang-orang disekitarnya.

Jika dibantu dan didampingi maka peserta didik under achieverini akan mampu mengerjakannya namun jika tidak dibantu lagi maka mereka akan mengalami ketergantungan dan tidak bisa lagi untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan kemampuannya dalam

menyelesaikan masalah yang ada pada dirinya, mereka cenderung bisa mengatasinya jika ada bantuan dari guru maupun dari temannya, jika tidak dibantu maka mereka tidak akan bisa menyelesaiakannya. Hal itu bisa dirasakan sendiri ketika sedang mengajar di kelas, jika dia kita bantu maka dia akan mau dibantu terus dalam belajar. Begitu juga ketika dia bertengkar dengan temannya jika kita bersikap melindunginya maka dia tidak akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

3. Upaya Guru BK dalam Mengatasi Peserta Didik yang Under Achiever a. Melakukan diagnosis kesulitan

belajar

Berdasarkan wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan mengenai upaya guru BK dalam mengatasi peserta didik under achiever dengan melakukan diagnosis kesulitan belajar, guru BK melakukan diagnosis kesulitan belajar yaitu dengan melihat terlebih dahulu jenis kesulitan belajarnya kemudian melihat penyebab kesulitan belajarnya dan setelah itu menetapkan jenis bantuan yang akan diberikan.

Diagnosis kesulitan belajar ini sudah sering dilakukan oleh guru BK, menurut guru BK diagnosis kesulitan belajar ini sangat efektif untuk dilakukan karena dengan diagnosis kesulitan belajar ini baik guru BK maupun guru mata pelajaran dapat mengetahui jenis dan penyebab dari kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Diagnosis kesulitan belajar yang dilakukan guru BK sudah sesuai dengan proses yang ada namun berbeda dengan informan kunci 3 yang belum melakukan kegiatan diagnosis kesulitan belajar dengan tepat sehingga masih adanya ditemukan peserta didik yang belum terentaskan kesulitan belajarnya.

b. Melakukan analisis hasil belajar Mengatasi peserta didik under achiever guru BK juga melakukan analisis hasil belajar. Analisis hasil

(6)

belajar dilakukan setiap akhir semester. Guru BK menganalisis hasil belajar dengan melihat hasil belajar yang diperoleh peserta didik under achiever kemudian dibandingkan berdasarkan KKM lalu dianalisis apakah sudah sesuai atau belum. Namun masih ada juga guru BK yang belum melakukannya dengan tepat, hanya melakukan sekedarnya saja tidak sesuai dengan prosedurnya. Sehingga belum terentaskannya permasalahan peserta didik under achievertersebut.

Setelah melakukan diagnosis kesulitan belajar dan analisis hasil belajar guru BK kemudian memberikan bantuan kepada peserta didik under achievertersebut dengan cara bimbingan belajar yaitu bekerjasama dengan guru mata pelajaran, kemudian memberikan konseling individual, konseling kelompok serta melakukan kunjungan rumah dalam melengkapi data.

Memperkuat hasil penelitian wawancara juga dilakukan dengan wali kelas diwaktu dan tempat yang berbeda. Dari wali kelas didapatkan bahwa guru BK sudah melakukan analisis hasil belajar akan tetapi belum semua guru BK yang sudah melakukan analisis hasil belajar tersebut sehingga belum memperlihatkan hasil yang maksimal.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang upaya guru BK dalam mengatasi peserta didik yang under achiever, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Upaya guru BK memahami peserta didik under achiever berdasarkan faktor internal sudah dilakukan dengan baik, akan tetapi belum maksimal.

2. Upaya guru BK memahami peserta didik under achiever berdasarkan faktor eksternal sudah dilakukan dengan baik.

3.

Upaya guru BK dalam mengatasi peserta didik under achiever sudah dilakukan dengan baik akan tetapi belum terlaksana dengan maksimal.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penelitian ini menyarankan kepada pihak yang terkait sebagai berikut :

a. Guru BK

Agar Guru BK lebih bisa memahami kesulitan belajar yang dialami peserta didik berdasarkan jenis kesulitan belajar yang dialaminya serta sebagai acuan untuk memberikan layanan dan bimbingan yang tepat untuk masa yang akan datang.

b. Peserta Didik

Agar peserta didik lebih bisa mengembangkan potensi dan bakat yang dimilikinya serta mendapatkan pemberian bantuan yang tepat sesuai dengan kesulitan belajar yang dihadapinya.

c. Kepala Sekolah

Diharapkan bisa memberikan masukan dalam usaha meningkatkan keberhasilan peserta didik dalam belajar dan memberikan gambaran bahwa kesulitan belajar merupakan suatu hal yang sering dialami oleh peserta didik khususnya peserta didik yang mengalami under achiever.

d. Orang Tua

Diharapkan bisa memberikan informasi kepada orang tua dalam hal mengetahui bagaimana cara memahami jika memiliki anak yang under achiever, sehingga dapat mendampinginya dan dapat bekerjasama dengan guru di sekolah.

e. Program Studi

Sebagai bahan masukan dalam upaya mengembangkan pendidikan calon Guru BK yang berkarakter cerdas yang terkait dengan upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik.

f. Peneliti selanjutnya

Sebagai masukan, acuan dan pedoman bagi peneliti selanjutnya terkait dengan peserta didikunder achieverini.

Kepustakaan

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: Rinneka Cipta.

(7)

Bahri, Syaiful. (2002). Psikologi Belajar.

Jakarta: PT.Asdi Mahasatya.

Daharnis. (1989). Diagnosis Kesulitan Belajar. Padang: IKIP.

Hamdani. (2012). Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Pustaka Setia.

Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Padang:

Nuha Litera.

Referensi

Dokumen terkait

Based on observations on the learning process that uses Novick's learning model or conventional learning models, there are still students who have a Somatic, Auditory, Visualization, or

High School Division Team Cap: Eight 8 teams Each institution is allowed to send a maximum of eight 8 competitive debate teams with three 3 members per team Each institution will be