• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK

N/A
N/A
Finka Sari Ramdayani

Academic year: 2023

Membagikan "PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK

DISUSUN OLEH:

FINKA SARI RAMDAYANI (105061104322) NURFIANA (105061101822)

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, dan Taufik serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya.

Ucapan terima kasih yang penuh kesungguhan penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah memberikan kami sumbangsih, khususnya kepada Dr. Hj.

Rosleny Babo., M.Si selaku dosen pengampuh mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dan para rekan selaku kelompok dua.

Kami sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah pengetahuan dan wawasan kita. Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Dan kami memohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan bagi pembaca.

Makassar, 22 September 2022

Kelompok 2

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

BAB I PENDAHULUAN ... ii

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Tujuan Penulisan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Pengertian Perkembangan ... 3

B. Pengertian Perkembangan Sosial... 3

C. Indikator Perkembangan Sosial ... 4

D. Bentuk-Bentuk Tingkah Laku Sosial ... 5

E. Tahap Perkembangan Sosial ... 7

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial ... 8

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 10

A. Kesimpulan ... 10

B. Saran ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 11

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peserta didik yang merupakan manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan manusia lain untuk dapat berkembang menjadi manusia yang utuh.

Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar sesama peserta didik maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan hubungan sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.

Pada awal manusia dilahirkan, manusia belum memiliki sifat sosial yang berarti manusia sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman berinteraksi dengan orang-orang di lingkungannya.

Kebutuhan berinteraksi anak dengan orang lain dapat dirasakan ketika usia anak sekitar enam bulan, disaat itu mereka mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota-anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang.

Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Masa kini, yang merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan pada masa remaja.

Meskipun segi-segi yang dipelajari sama tetapi isi bahasannya berbeda, karena masa dewasa merupakan masa pematangan kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Oleh karena itu, perkembangan sosial orang dewasa tidak akan jauh berbeda kaitannya dengan perkembangan sosial remaja.

(5)

2 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan msalah dalam makalah ini yaitu:

1. Apa pengertian perkembangan 2. Apa pengertian perkembangan sosial 3. Apa indikator perkembangan sosial

4. Bagaimana bentuk-bentuk tingkah laku sosial 5. Bagaimana tahap perkembangan sosial

6. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial

C. Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan pada makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan 2. Untuk mengetahui pengertian perkembangan sosial 3. Untuk mengetahui indikator perkembangan sosial 4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk tingkah laku sosial 5. Untuk mengetahui tahap perkembangan sosial

6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial

(6)

3 BAB II

PEMBAHSAN

A. Pengertian Perkembangan

Menurut Jahja (2011: 28-29) perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.

Menurut Hartinah (2008: 24) terdapat berbagai macam definisi yang berkaitan dengan perkembangan. Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah dan bukan pada organ jasmani tersebut sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis. Proses perkembangan akan berlangsung sepanjang kehidupan manusia, sedangkan proses pertumbuhan seringkali akan berhenti jika seorang telah mencapai kematangan fisik.

Dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosial penyesuaian diri terhadap norma-norma yang didasari atas adanya peran dan dorongan hasil dari proses kematangan fisik melalui pembentukan fungsi organ jasmani dan rohani. Dapat juga diartikan perilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial yang diperoleh melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons.

B. Pengertian Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma ini dalam kehidupan sehari- hari. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap

(7)

4 norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerjasama. (Susanto, 2011: 40).

Menurut Hurlock (2011:250), perkembangan sosial adalah perolehan perilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bermasyarakat (sozialized) memerlukan tiga proses. Masing-masing proses terpisah dan sangat berbeda satu sama yang lain, tapi saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi inividu.

Menurut Mashito (2009:2. 14). perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturanaturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons terhadap dirinya. Sedangkan Muhbin (dalam Nugara & Rachmawati, 2009) mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan proses pembentukan social self (pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya.

Dari pengertian diatas perkembangan sosial anak sangat tergantung pada individu anak, peran orang tua, orang dewasa, lingkungan masyarakat dan termasuk Taman Kanak-kanak. Adapun yang dimaksud dengan perkembangan sosial anak adalah bagaimana anak usia dini berinteraksi dengan teman sebaya, orang dewasa dan masyarakat luas agar dapat menyesuaikan diri dengan baik.

C. Indikator Perkembangan Sosial

Seorang anak, dikatakan memiliki perkembangan sosial yang baik, apabila memenuhi kriteria perkembangan sebagai berikut,

Pada aspek sosial, indikator perubahan yang terjadi pada masa kanak-kanak antara lain: (1) Anak semakin mandiri dan mulai menjauh dari orang tua dan keluarga, (2) Anak lebih menekankan pada kebutuhan untuk berteman dan membentuk kelompok dengan sebaya, (3) Anak memiliki kebutuhan yang besar untuk disukai dan diterima oleh teman sebaya, (4) Anak mulai memiliki rasa tanggung jawab.30 (5) Anak mampu mengidentifikasi dan memahami perasaaanya sendiri,(6) Anak mampu mengatur perilakunya sendiri, (7) Anak mampu mengembangkan empati pada orang/teman lain, (8) Menjalin dan memelihara hubungan (Soetjinigsih, 2012).

Seorang ahli lainnya, E.Hurlock seperti yang dikutip oleh Singgih D.Gunarsa.Yulia Singgih D.Gunarsa, memberikan perumusan tentang penyesuaian diri secara lebih umum. Ia mengatakan bahwa,” Bilamana seseorang mampu menyesuaikan diri

(8)

5 terhadap orang lain secara umum ataupun terhadap kelompoknya, dan ia memperlihatkan sikap serta tingkah laku yang menyenangkan,berarti ia diterima oleh kelompok atau lingkungannya.”

Ia memberikan 4 kriteria sebagai ciri penyesuaian diri yang baik, yaitu: (a) Melalui sikap dan tingkah laku yang nyata (overt performance) yang diperlihatkan anak sesuai dengan norma yang berlaku di dalam kelompoknya.

(b) Apabila anak dapat menyesuaikan diri dengan setiap kelompok yang dimasukinya. (c) Pada penyesuaian diri yang baik, anak memperlihatkan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, mau ikut berpartisipasi dan dapat menjalankan peranannya dengan baik sebagai anggota kelompoknya.

(d) Adanya rasa puas dan bahagia karena dapat turut mengambil bagian dalam aktivitas kelompoknya ataupun dalam hubungannya dengan teman atau orang dewasa.

Sedangkan ciri sosial anak prasekolah menurut Soemiarti Patmonodewo adalah (a) Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti. (b) Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisasi secara baik, oleh karena itu kelompok tersebut cepat berganti.(c) Anak yang lebih muda seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Parten (1932),dalam “Social Participation Among Praschoole Children”, melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial.

(d) Pola bermain anak prasekolah sangat bervariasi fungsinya sesuai dengan kelas sosial dan ‘gender’.(e) Perselisihan sering terjadi tetapi sebentar kemudian mereka telah berbaik kembali. (f) Telah menyadari peran jenis kelamin dan sex typing. Setelah anak masuk TK, umumnya pada mereka telah berkembang kesadaran terhadap perbedaan jenis kelamin dan peran sebagai anak lelaki atau anak perempuan (Patmonodewo, 33AD).

D. Bentuk-Bentuk Tingkah Laku Sosial 1. Pembangkangan

Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun. Sikap orang tua terhadap anak seharusnya tidak memandang pertanda mereka anak yang nakal, keras kepala atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independent.

(9)

6 2. Agresi (Agression)

Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang seperti: mencubit, menggigit, menendang dan lain sebagainya. Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka egretifitas anak akan semakin memingkat.

3. Berselisih (Bertengkar)

Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain. Biasanya perselisihan terjadi karena berbedanya pendapat antara individu yang satu dengan yang lainnya.

4. Menggoda (Teasing)

Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.

5. Persaingan (Rivaly)

Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.

6. Kerja sama (Cooperation)

Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.

7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)

Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap memerintah dan mengambil alih kontrol orang lain. Wujud dari sikap ini adalah memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.

8. Mementingkan diri sendiri (selffishness)

Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi keinginannya sendiri dan melakukan tindakan apapun untuk mencapai keinginannya. Sikap mementingkan diri

(10)

7 sendiri biasanya tidak akan mendengarkan apa yang dikatakan orang lain dan hanya mempedulikan dengan apa yang ia yakini

9. Simpati (Sympaty)

Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.

E. Menurut Jahja (2011:47) Tahap Perkembangan Sosial Anak dibagi menjadi 5 yaitu:

1. Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun) subjektif

Masa dimana anak belajar mengenal dirinya maupun orang lain, belajar berbagai macam gerak olah tubuh dan pengenalan terhadap lingkungannya, contohnya merangkak, belajar berdiri dan memperhatikan orang sekitanya saat berinteraksi.

2. Masa krisi (3-4 tahun) tort alter

Masa tingkat sosialisasi anak dalam proses kepekaan dirinya terhadap teman, keluarga atau lingkungan sekitar.

3. Masa kanak-kanak akhir (4-6) subjektif menuju objektif

Pada masa ini proses perkembangan sosial mulai terlihat dari segi perilaku didasari dari bimbingan orang tua sejak awal yang memperlihatkan dari cara berbicara dan berinteraksi dengan teman sebayanya. Tanda-tanda perkembangan dari tahap ini adalah

a. Anak mulai memehami akan aturan-aturan yang ada dikeluarga dan lingkungan sekolahnya

b. Anak mulai mampu membedakan baik dan buruk buat dirinya c. Anak mulai bisa memahami hak dan kepentingan orang lain

d. Anak mulai bermain dan berkomunikasi dengan orang disekitarnya dan teman-teman sekolahnya

4. Masa anak sekolah (6-12 tahun) objektif

Masa ini adalah periode dimana anak mulai bisa bertanggung jawab pada diri sendiri dan mulai bisa menghargai keputuasan orang lain.

(11)

8 5. Masa kritis II (12-13 tahun) pre-puber

Anak mulai berkembang memahami orang lain secara individu yang menyangkut pada sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehinga mendorong anak bersosialisasi lebih akrab dengan teman sebaya dan lingkungan masyarakat

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial 1. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan individu, termasuk perkembangan sosialnya.

Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.

2. Kematangan Pribadi

Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.

3. Status Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku individu akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.

4. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, individu memberikan warna kehidupan sosial didalam masyarakat dan kehidupan mereka (Yudo, 2021).

5. Kapasitas Mental: Emosi dan Intelegensi

Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial. Individu yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh

(12)

9 karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial individu tersebut.

(13)

10 BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Perkembangan sosial penyesuaian diri terhadap norma-norma yang didasari atas adanya peran dan dorongan hasil dari proses kematangan fisik melalui pembentukan fungsi organ jasmani dan rohani. Dapat juga diartikan perilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial yang diperoleh melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons. Perkembangan sosial anak sangat tergantung pada individu anak, peran orang tua, orang dewasa, lingkungan masyarakat dan termasuk taman kanak-kanak.

Bentuk-bentuk tingkah laku sosial yaitu, pembangkangan, agresi (agression), berselisih (bertengkar), menggoda (teasing), persaingan (rivaly), kerja sama (cooperation), tingkah laku berkuasa (ascendant behavior), mementingkan diri sendiri (selffishness), simpati (sympaty)

Tahap perkembangan sosial anak dibagi menjadi 5 yaitu, masa kanak-kanak awal (0-3 tahun) subjektif, masa krisi (3-4 tahun) tort alter, masa kanak-kanak akhir (4-6) subjektif menuju objektif, masa anak sekolah (6-12 tahun) objektif, masa kritis II (12-13 tahun) pre-puber

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial yaitu, keluarga, kematangan pribadi, status sosial ekonomi, pendidikan, kapasitas mental: emosi dan intelegensi.

B. Saran

Dalam mempelajari makalah ini, sebaiknya para pembaca juga membaca buku atau meteri yang bersangkutan dengan makalah ini, karena makalah ini disajikan secara ringkas untuk memudahkan pembaca, memperoleh inti dari bahasan yang terdapat dalam makalah. Selain itu untuk dapat lebih memahami apa yang tersaji dalam makalah ini alangkah baiknya bila di barengi dengan melakukan penelitian sederhana tentang perkembangan sosial.

(14)

11 DAFTAR PUSTAKA

Hartinah. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama.

Hurlock, E. B. (2011). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Mashito. (2009). Strategi Pembelajaran (2nd ed.). Surakarta: Univesitas Terbuka.

Nugara, & Rachmawati. (2009). Metode Pengembangan Sosial Emosional (1st ed.).

Jakarta: Univesitas Terbuka.

Patmonodewo, S. (33AD). Pendidikan Anak Pasekolah. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Soetjinigsih, C. H. (2012). Perkembangan Anak Sejak Pertumbuhan Sampai Dengan Kanak-Kanak Akhir. Jakarta: Prenada Media Group.

Yudo, D. (2021). Pengembangan Peserta Didik. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Referensi

Dokumen terkait