• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA PADA TAHAP PENYIDIKAN DI POLRESTABES PALEMBANG -

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA PADA TAHAP PENYIDIKAN DI POLRESTABES PALEMBANG -"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

Tesis ini membahas tentang perlindungan hukum terhadap anak yang berhadapan dengan hukum dan faktor penghambat dalam tahap penyidikan di Polrestabes Palembang. Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana anak yang berkonflik dengan hukum dalam sistem peradilan anak di Indonesia dapat dilindungi secara hukum dalam tahap penyidikan di Polrestabes Palembang. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: bahwa perlindungan hukum terhadap anak yang berhadapan dengan hukum pada tahap penyidikan di Polrestabes Palembang dalam sistem peradilan anak di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu pelaksanaan diversi dengan melibatkan berbagai pihak yang terlibat dalam proses diversi.

B Faktor Penghambat Perlindungan Hukum Anak yang Berhadapan dengan Hukum dalam Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia Dalam Penyidikan Polda Palembang. Kebanyakan anak yang melakukan kejahatan mengalami kekerasan selama proses pidana. Dengan diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana bagi anak di bawah umur merupakan perubahan atas UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mewujudkan keadilan yang benar-benar menjamin kepentingan terbaik bagi anak yang menghadapi hukum sebagai penerus bangsa.

Berdasarkan uraian cerita di atas, maka penulis tertarik untuk menelitinya lebih lanjut dalam bentuk skripsi yang berjudul: Perlindungan Hukum Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum dalam Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia pada Tahap Penyidikan di Polres Palembang .

Perumusan Masalah

Mengingat permasalahan tersebut di atas, sudah selayaknya menjamin hak-hak anak sekaligus menjamin kelangsungannya di masa depan guna menuntaskan kejahatan anak. Selain itu, kesiapan seluruh aparatur dan sarana prasarana menjadi faktor pendukungnya. itu tidak bisa dikesampingkan. dalam mengaktifkan penegakan hukum ini.

Ruang Lingkup

Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Kerangka Teoritis

Menurut Soerjon Sukant, penegakan hukum termasuk penegakan hukum dalam sistem peradilan pidana sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 25. Sebagai suatu proses kegiatan yang melibatkan berbagai pihak termasuk masyarakat, dalam mencapai tujuan maka penegakan hukum harus dipandang sebagai sistem hukum pidana. Penegakan hukum yang baik adalah ketika sistem peradilan pidana bekerja secara obyektif dan tidak memihak serta penuh perhatian serta memperhatikan nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

Konsep keadilan dalam kebijakan pidana ke depan harus beralih dari keadilan retributif ke keadilan restoratif.28. Di sini, keadilan restoratif memasukkan nilai-nilai teori pidana klasik yang menitikberatkan pada upaya pemulihan korban yang terkandung dalam teori retribusi, penangkalan, rehabilitasi, resosialisasi hukuman. Selain fokus pada rehabilitasi pelaku, Restorative justice juga memperhatikan kepentingan korban (teori Restitusi, Kompensasi, dll.

Tujuan dari keadilan restoratif adalah untuk mendorong terciptanya keadilan yang berkeadilan dan mendorong para pihak untuk berpartisipasi didalamnya. Oleh karena itu, keadilan restoratif harus dikonsentrasikan pada peraturan perundang-undangan dan diintegrasikan ke dalam sistem peradilan pidana jika ingin dilaksanakan. Restorative Justice, baik sebagai sebuah proses maupun sebagai nilai, erat kaitannya dengan perdamaian antara pelaku dan korban.31 Ciri-ciri penerapan Restorative Justice dalam menanggapi suatu tindak pidana adalah sebagai berikut:32(a) mengidentifikasi dan mengambil tindakan aktif memperbaiki kerugian yang ditimbulkan, (b) melibatkan seluruh pihak terkait (stakeholder), dan (c) adanya upaya transformasi hubungan yang terjalin antara masyarakat dan pemerintah dalam menyikapi tindak pidana.

Hal inilah yang membedakan keadilan restoratif dengan keadilan retributif yang mengandalkan unsur paksaan dalam upaya penegakan hukumnya. Asas non-diskriminasi hendaknya dimaknai bahwa asas persamaan di depan hukum merupakan asas yang menjadi landasan baik dalam sistem peradilan pidana konvensional maupun dalam proses penanganan perkara pidana dengan pendekatan keadilan restoratif. Pendekatan keadilan restoratif memberikan peluang untuk menggunakan upaya-upaya positif, sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum umum dan hak asasi manusia dalam menyelesaikan perkara pidana.

Restorative Justice tidak menghilangkan sistem peradilan pidana konvensional yang sudah ada, kehadiran Sistem Peradilan Pidana tetap dipandang perlu ketika pendekatan Restorative justice tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Selain melindungi kebebasan pribadi, melindungi rasa aman juga menjadi syarat jika ingin menggunakan pendekatan Restorative Justice.

Kerangka Konseptual

Terdapat kendala administratif dalam menyelesaikan perkara pidana di luar pengadilan. Hal ini terkait dengan hal teknis dalam mekanisme peradilan, seperti pembukaan surat rahasia yang hanya dapat diakses oleh orang yang mampu. Dalam penyelesaian perkara pidana dengan pendekatan restorative justice, sifat kerahasiaan bisa bersifat relatif tergantung pihak-pihak yang terlibat dan berkepentingan. Nilai-nilai HAM menjadi bagian penting dan harus selalu dihormati ketika menyelesaikan perkara pidana dengan pendekatan restorative justice.

Perlindungan keamanan bagi berbagai pihak yang terlibat dalam proses eksekusi menjadi bagian yang menentukan berjalan baik atau tidaknya proses tersebut. Perlindungan Hukum adalah upaya untuk melindungi kepentingan seseorang dengan memberinya kewenangan Hak Asasi Manusia untuk bertindak dalam rangka kepentingannya.40. Anak yang berkonflik dengan hukum adalah anak yang telah mencapai umur 12 tahun, namun belum mencapai umur 18 tahun, yang disangka, disangkakan, dituduh atau dihukum karena melakukan tindak pidana.

Sistem peradilan anak mencakup seluruh proses penyelesaian perkara anak yang berkonflik dengan hukum, mulai dari tahap penyidikan hingga tahap konseling setelah menjalani hukuman.

Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

  • Sumber Data
  • Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Prosedur Pengumpulan Data
  • Prosedur Pengolahan Data
  • Analisis Data

Pendekatan hukum normatif dilakukan melalui tinjauan, analisis terhadap hukum dan hal-hal teoritis yang berkaitan dengan asas-asas hukum, sejarah hukum, perbandingan hukum, derajat sinkronisasi sehubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini. Data sekunder merupakan data yang penulis peroleh melalui penelitian kepustakaan, yaitu bahan hukum yang mengikat, antara lain terdiri dari bahan hukum. Dan peraturan-peraturan lain yang berkaitan dengan hukum pidana anak, peradilan anak, perlindungan anak serta peraturan-peraturan lain yang berkaitan dengan hukum pidana remaja dan hukum acara pidana remaja.

Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan yang berkaitan dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer, termasuk literatur dan referensi, misalnya artikel ilmiah, buku dan bahan-bahan yang berkaitan dengan permasalahan hukum anak. Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus, bibliografi, ensiklopedia, dan sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis melakukan serangkaian kegiatan penelitian dokumenter dengan cara membaca, mencatat, mengutip buku atau referensi, serta meneliti peraturan perundang-undangan, dokumen dan informasi lain yang berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi ini.

Berdasarkan data yang diperoleh baik dari studi lapangan maupun studi kepustakaan, maka digunakan metode-metode antara lain: Pemilihan data adalah data yang diperoleh, diperiksa dan diperiksa kelengkapannya, kejelasannya dan keakuratannya, untuk menghindari kekurangan dan kesalahan. Klasifikasi data adalah tindakan menempatkan data ke dalam kelompok-kelompok yang ditentukan oleh pokok bahasannya.

Penyusunan data dilakukan dengan cara menyusun dan menempatkan data setiap mata pelajaran secara sistematis sesuai dengan tujuan penulisan. Analisis datanya menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan data dalam kalimat-kalimat yang sistematis guna memudahkan penarikan kesimpulan dan menjawab permasalahan selama penulisan skripsi ini. Tujuan penarikan kesimpulan adalah untuk menyederhanakan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara penulisan dengan menggunakan metode umum yang spesifik, artinya suatu cara berpikir yang didasarkan pada fakta-fakta tertentu yang kemudian diambil kesimpulan yang bersifat umum, bertujuan untuk mendapatkan apa yang telah selesai dan dilakukan oleh penulis. saran..

Sistematika Penulisan

Antonius Sudirman, Hati Nurani Hakim dan Keputusannya: Pendekatan dari Perspektif Yurisprudensi Perilaku dalam Kasus Hakim Bismar Siregar. Apong Herlina dkk, Perlindungan Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Buku Saku Kepolisian, Unicef, Jakarta, 2014. Bagir Manan, Restorative Justice (pengantar), merefleksikan dinamika hukum dari berbagai pemikiran dalam satu dekade terakhir. Percetakan Negara RI, Jakarta, 2008.

Bunadi Hidayat, Menghukum Remaja, Bandung: Alumni, 2009 Dwidja Priyatna, Sistem Penerapan Pidana Penjara di Indonesia, Print. Koesno Adi, Kebijakan Pidana dalam Sistem Peradilan Pidana, Berorientasi pada Kepentingan Perbuatan bagi Anak, Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang, 2009. Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana (Khusus Peninjauan Kembali Tuntutan, Pengecualian dan Keputusan Pengadilan).

Mardjono Reksodiputra, sistem peradilan pidana Indonesia memandang kejahatan dan penegakan hukum dalam batas toleransi. Paulus Hadisuprapto, Restorative Justice: The Future Model of Indonesia's Juvenile Justice, Kuliah Perdana Guru Besar Kriminologi Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, 18 Februari 2006. Mackay, Ethics and Good Practice in Restorative Justice, dalam forum Eropa For Victim Offender Mediation , Pers Universitas Leuven, Leuven, 2000.

Setya Wahyudi, Implementasi Gagasan Diversi Dalam Reformasi Sistem Peradilan Pidana di Indonesia, Genta Publishing, Yogyakarta, 2011. Shinta Agustina, Asas Lex Specialis Derogat Legi Genaralis dalam Penegakan Hukum Pidana, Jakarta, Buku Themis, 2014,. Widodo, Diversi dan Restorative Justice dalam UU NO, 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak; Mengukur Kesepian Anak, Korban, Penegakan Hukum, Masyarakat dan Stakeholder, Surabaya, Harian Surya, 2014.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

WEBSITE

Perspektif Pertanggungjawaban Pidana Hukum Islam dan Hukum Positif. http://saifudiendjsh.blogspot.com akuntabilitas-pidana.html.2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemkillan. Marlina, Menerapkan Konsep Diversi Pelaku Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Anak, diakses pada 26 Maret 2021. . www.Restorativejustice.com, diakses pada 2 Maret 2021 pukul 10.30 WIB. http://www.aic.gov.au/media_library/conferences/2003-juvenile/polk_pdf). Cuming County Diversion, (http://cumingcounty.ne.gov/cuming-county-diversion/) Diakses Minggu, 10 MARET 2021.

Pengalihan Remaja, Layanan Keadilan Kabupaten Kootenai. http://www.co.kootenal.Id.us/departments/justices/juvdiv/) Diakses Minggu 10 Maret 2021. Santi Kusumaningrum, “Pemanfaatan Diversi pada Anak yang Berhadapan dengan Hukum (Dikembangkan dari laporan yang disusun oleh Chris Graverson)", "(http://ajrc-aceh-org/wp-content/uploads/2009/diversion-guidelines_adopted-from-chris-report.pdf), p Program Diversi Remaja Jaksa Wilayah Denver.http: //www.denverda.org/prosecution_units/juvenile_diversion/juv enile_diversion.ht).

Program Remaja Garda (http://www.citizensinformation.ic/.category/justice/children-and-young-offenders/garda-juvenile-diversion-programme) Diakses 27 Maret 2021. Whatcom County Washington, Amerika Serikat. http://www.co.whatcom.wa.us/juvenile/detention/diversion.jsp). Pengalihan Remaja http://ccg.co.campbell.wy.us/departments/sheriff.html/juvenile, diakses 27 Maret 2021.

Jurnal, Kamus Dll

Referensi

Dokumen terkait

"Perlindungan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Berdasarkan Sistem Peradilan Pidana Indonesia", SIGn Jurnal Hukum,