PERLINDUNGAN HUKUM BAGI DRIVER OJEK ONLINE TERHADAP PESANAN FIKTIF DALAM TRANSAKSI JUAL
BELI PADA APLIKASI GOJEK
(STUDI KASUS GOJEK DI KOTA DEPOK)
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S-1) pada program studi Ilmu Hukum
Disusun Oleh :
MUHAMAD MIFTAHUDIN No. Pokok : 20200210100043
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2023
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI DRIVER OJEK ONLINE TERHADAP PESANAN FIKTIF DALAM TRANSAKSI JUAL
BELI PADA APLIKASI GOJEK
(STUDI KASUS GOJEK DI KOTA DEPOK)
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta Guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Disetujui Untuk Diseminarkan :
Dra. Budi Astuti, S.H.,M.Si.
Ketua Bagian Hukum Privat
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin banyaknya pengguna aplikasi jual beli online atau sering disebut e-commerce merupakan dampak dari kebutuhan masyarakat akan aktivitas jual beli yang cepat dan praktis. Jual beli yang awalnya hanya bisa dilakukan secara langsung di tempat, kini bisa hanya dengan menggunakan smartphone dan internet di rumah bahkan dimana saja. Praktek jual beli secara daring telah diatur dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No.19 tahun 2016 perubahan atas Undang- undang No. 8 tahun 2011 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.1Tidak hanya aktivitas jual beli saja, pembayaran berbagai tagihan dan jasa transportasi juga menjadi layanan berbasis online yang digunakan oleh masyarakat setiap harinya. Oleh karena itu, hal ini menjadi gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat modern.
Salahsatu start-up terbesar yang telah menyandang gelar unicorn bahkan decacorn di Indonesia adalah Gojek. Berdasarkan data yang dimuat pada PitchBook, Gojek sendiri telah meraup pendanaan senilai US$ 60 miliar dari
1 Sapriandi Tanjung,“Tinjauan Yuridis Transak si Jual Beli Online Menurut Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transak si Elek tronik di Kota Bengk ulu”, Panji Keadilan : Jurnal Ilmiah Nasional Mahasiswa Hukum, Vol. 1, No. 1, 2018, hal.10.
berbagai investor, bahkan Gojek menjadi unicorn dengan valuasi sebesar US$
12,5 miliar atau Rp 175 triliun2. Menurut website resminya, Gojek sendiri beroperasi di tiga negara dengan menawarkan sekitar 20 (dua puluh) lebih berbagai pelayanan yang tidak lepas dari kebutuhan masyarakat, mulai dari layanan jasa transportasi, pesan antar makanan, jasa pembelian produk, pembayaran tagihan, dompet digital, asuransi, dan lain sebagianya. Selain itu, sejak berdirinya sampai dengan sekarang, Gojek telah memiliki 190 (seratus sembilan puluh) juta lebih pengunduh, 2 (dua) juta lebih mitra Driver, sembilan ratus ribu lebih jumlah mitra Go Food, dan terus meningkat seiring berjalannya waktu.3 Atas kesuksesan tersebut, bahkan akhir-akhir ini Gojek telah melakukan merger dengan salahsatu unicorn di Indonesia yang merupakan e- commerce terbesar yaitu Tokopedia.
Jika melihat dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa Gojek merupakan platform yang telah menjadi kebutuhan masyarakat banyak karena memiliki pelayanan yang dapat memudahkan berbagai aktivitas dan pekerjaan.
Namun, Kemudahan yang ditawarkan oleh transportasi berbasis daring ini tidak lantas berjalan lancar sepenuhnya, banyak permasalahan seperti maraknya pesanan palsu yang dilakukan baik oleh konsumen maupun pelaku usaha.
Pesanan palsu ini biasa disebut dengan pesanan fiktif yang mana dapat dilakukan
2 Cnbcindonesia, “Tech”, diakses di https://www.cnbcindonesia.com/tech/ (pada 15 November 2023, Pukul 10.30)
3 Gojek Indonesia, “Tentang Perusahaan”, diakses di https://www.gojek.com/id-id/about/, (pada 16 November 2023, Pukul 20.25)
oleh konsumen maupun mitra. Karena sistem pembayaran yang tersedia bukan hanya melalui transfer, tetapi pembayaran secara cash di tempat atau sering disebut dengan cash on delivery juga menjadi opsi bagi konsumen. Hal ini memberikan celah terhadap para pihak untuk dapat melakukan tindakan penipuan, karena saat transaksi terjadi pihak konsumen bisa saja tidak melakukan pembayaran di awal karena hanya baru sekedar membuat kesepakatan yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak.
Fraud system pada transaksi jual beli di aplikasi Gojek tersebut telah merugikan banyak driver di Kota Depok bahkan di Indonesia, namun perlindungan hukum yang diberikan oleh pihak Gojek selaku mitra hanya sebatas ganti rugi sebesar pesanan saja, hal tersebut tidak sepenuhnya menutup kerugian yang dialami oleh driver mengingat dalam memenuhi persyaratan ganti rugi, driver membutuhkan pengeluaran dan pengorbanan lebih, mulai dari kerugian biaya, waktu serta penurunan performa akun driver.
Mengingat semakin banyaknya pengguna platform Gojek dengan berbagai layanannya sebagaimana data yang disebutkan diatas, dapat kita simpulkan bahwa kasus seperti pesanan fiktif ini berpotensi merugikan banyak Driver bahkan perusahaan Gojek sendiri. Sekalipun pihak perusahaan telah memberikan sistem yang dapat meminimalisir terjadinya kasus, namun penulis rasa perlu adanya analisis lebih lanjut mengenai kasus ini melalui berbagai tinjauan hukum, oleh karena itu penting kiranya peneliti melakukan penelitian dan membahas permasalahan yang timbul dan mengkaji masalah yang berjudul
“Perlindungan Hukum Bagi Driver Ojek Online Terhadap Pesanan Fiktif Dalam Transaksi Jual Beli Pada Aplikasi Gojek (Studi Kasus Gojek Di Kota Depok)”.
B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Untuk mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan tema yang dibahas maka peneliti mengidentifikasi masalah yang muncul sebagai berikut :
1. Tidak adanya tanggung jawab dari para pelaku pesanan fiktif
2. Tidak adanya tindakan lanjut yang dilakukan oleh Driver yang mendapat pesanan fiktif
3. Motif dan jenis pesanan fiktif
4. Terbatasnya perlindungan hukum dari pihak Gojek terhadap Driver yang mendapatkan pesanan fiktif
5. Perlindungan Hukum terhadap korban perilaku pesanan fiktif pada aplikasi Gojek di Kota Depok
2. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan penelitian ini, peneliti melakukan pembatasan masalah yang akan dibahas sehingga dapat membuat penelitian ini lebih jelas dan terarah. Adapun pembahasan pada penelitian ini, penulis lebih berfokus kepada
perlindungan hukum bagi driver ojek online terhadap pesanan fiktif dalam transaksi jual beli pada aplikasi gojek di kota depok dan tinjauan hukumnya.
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti. Rumusan masalah juga merupakan usaha yang menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian yang perlu dijawab dan dicarikan pemecahannya.
Rumusan masalah juga merupakan suatu penjabaran dari identifikasi masalah dari pembatasan. Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana praktek pesanan fiktif yang dilakukan oleh pengguna aplikasi Gojek di Kota Depok ?
2. Bagaimana Tanggungjawab pihak Gojek terhadap Driver atas pesanan fiktif ?
3. Bagaimana perlindungan hukum terhadap Driver Ojek Online atas pesanan fiktif menurut Hukum Positif ?
C. Landasan Teori dan Definisi Operasional 1. Landasan Teori
Dapat dipahami bahwa maksud dari penelitian yang membahas mengenai Perlindungan Hukum terhadap Driver Gojek yang dirugikan oleh konsumen yang tidak bertanggung jawab dalam hal menindak perbuatan adanya hukum, sangat perlu untuk menciptakan suatu kepastian hukum.
Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan. Setiap orang mengharapkan dapat ditetapkannya hukum dalam hal terjadi peristiwa yang konkrit. Adapun landasan teori pada penelitian sebagai berikut :
1. Teori Perlindungan Hukum
Hukum diciptakan sebagai suatu sarana atau instrumen untuk mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban subyek hukum. Di samping itu, hukum juga berfungsi sebagai instrumen perlindungan bagi subyek hukum. Menurut Sudikno Mertokusumo hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia agar kepentingan manusia terlindungi, hukum harus dilaksanakan.4
Menurut Muchsin perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk melindungi individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama
4 Sudikno Mertokusumo, Bab-bab tentang Penemuan Huk um, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993), hal. 140.
manusia.5
Perlindungan hukum adalah suatu upaya perlindungan yang diberikan kepada subjek hukum tentang apa-apa yang dapat dilakukannya untuk mempertahankan atau melindungi kepentingan dan hak subjek hukum tersebut.6 Sedangkan perlindungan sendiri adalah hal atau perbuatan melindungi. Dalam penelitian ini penulis mengambil teori perlindungan hukum mengkaji dari Driver Gojek sebagai subjek hukum yang berhak mendapatkan perlindungan hukum atas permasalahan orderan fiktif yang dilakukan oleh konsumen Gojek yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan kerugian bagi Driver Gojek. Dan mengkaji dari keberadaan antara Driver Gojek dengan konsumen Gojek sebagai pihak yang saling melakukan perbuatan dan hubungan hukum. Dengan kata lain, Driver Gojek dengan konsumennya memiliki hak dan kewajiban yang harus ditepati.
2. Teori Perjanjian
Definisi perjanjian telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1313, yaitu bahwa perjanjian atau persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Perjanjian terjadi apabila syarat pertama dari Pasal 1320 yaitu toestemming (yang berarti izin atau
5 Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Huk um bagi Investor di Indonesia, (Surakarta; Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2003), hal. 14.
6 Wirjono Projodikoro, Asas-asas Huk um Perjanjian, (Bandung: Sumur) ,1993, hal.20.
persetujuan) atau dalam literature disebut sebagai wilsovereenstemming (kesesuaian kehendak) yang berkaitan dengan asas konsensualisme (kesepakatan). Perjanjian yang terjadi belumlah sah karena masih ada tiga syarat lain yang harus dipenuhi. Toestemming berkait dengan persesuaian kehendak untuk mengikatkan diri dan persesuaian kehendak untuk memperoleh hak atas prestasi dan kewajiban sebagai prestasi pihak lainnya. Ada kemungkinan, bahwa pernyataan (verklaring) seseorang tidak sesuai dengan kehendaknya (wils).7
Soerjono Soekanto mengatakan bahwa masalah pokok pada penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut, meliputi:8
a. Faktor hukumnya sendiri;
b. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum;
c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum;
d. Faktor kesadaran masyarakat, yakni lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
Oleh karena itu, untuk membangun kesadaran hukum masyarakat maka tentu pandangan di atas dapat menjadi parameter dalam
7 https://gatutwijayajombang.blogspot.co.id/2011/04/apa-itu-teori-perjanjian-gatutwijaya.html, diakses, tanggal, 17 November 2023.
8 Soerjono Soekanto, Fak tor-fak tor yang Mempengaruhi Penegak an Hu k um, (Jakarta: Raja Grafindo 2014), hal. 5.
penegakan hukum. Ketaatan hukum tidaklah lepas dari kesadaran hukum, dan kesadaran hukum yang baik adalah ketaatan hukum, dan ketidaksadaran hukum yang tidak baik adalah ketidaktaatan. Pernyataan ketaatan hukum harus disandingkan sebagai sebab dan akibat dari kesadaran dan ketaatan hukum. Sebagai hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara kesadaran hukum dan ketaataan hukum maka beberapa literatur yang diungkap oleh beberapa pakar mengenai ketaatan hukum bersumber pada kesadaran hukum, hal tersebut tercermin dua macam kesadaran, yaitu :9
a. Legal consciouness as within the law, kesadaran hukum sebagai ketaatan hukum, berada dalam hukum, sesuai dengan aturan hukum yang disadari atau dipahami;
b. Legal consciouness as against the law, kesadaran hukum dalam wujud menentang hukum atau melanggar hukum.
Teori perlindungan hukum dan penegakan hukum di atas dapat digunakan untuk mengemukakan penjelasan terhadap gejala sekaligus sebagai alat untuk menganalisis pembahasan dalam penelitian ini. Faktor- faktor tersebut mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor itu. Keempat faktor tersebut di
9 Ibid.
atas, saling berkaitan erat, oleh karena itu merupakan esensi dari penegakan hukum dan bagian yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya karena sangat mempengaruhi dalam penegakan hukum sekaligus menjadi tolak ukur dari efektivitas penegakan hukum10 dalam memahami kesadaran dan ketaatan hukum.
2. Definisi Operasional
Dalam definisi oprasional ini penulis ingin memberikan batasan, pengertian, istilah dalam penulisan karya ilmiah ini berkaitan dengan judul yang digunakan oleh penulis sebagai berikut :
a. konsumen adalah setiap orang baik individu atau kelompok yang menjadi pembeli atau pemakai akhir dari kepemilikan khusus, produk ataupun pelayanan dan kegiatan, tanpa memperhatikan apabila ia berasal dari pedagang, pemasok ataupun produsen atau berbuat sendiri atau secara kolektif.11
b. Pelaku usaha yaitu setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai
10 Riduan Syahrani, Rangk uman Intisari Ilmu Huk um, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2008), hal. 193.
11 Rosmawati, Pok ok -Pok ok Huk um Perlindungan Konsumen, Cetakan I, penerbit Prena Media Grup, Depok, 2018, hal.4.
bidang ekonomi.12
c. Perjanjian merupakan suatu perbuatan yang diperbuat oleh satu orang atau lebih untuk mengingkatkan dirinya dalam satu orang atau lebih serta dapat menimbulkan suatu perbuatan hukum.
d. Jual beli adalah suatu persetujuan yang mengikat pihak penjual berjanji menyerahkan sesuatu barang/benda, dan pihak lain yang bertindak sebagai pembeli mengikat diri berjanji untuk membayar harga.
D. Metodologi Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Menganalisis praktek pesanan fiktif yang dilakukan oleh konsumen Gojek di Kota Depok.
b. Menganalisis perlindungan hukum terhadap perilaku pesanan fiktif menurut hukum positif.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan Yuridis-Empiris yaitu mengkaji bahan hukum yang berkatian dengan pemberlakukan atau implementasi suatu peraturan hukum secara yuridis sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penelitian ini dilakukan secara langsung (in action) pada saat kejadian hukum tertentu terjadi
12 Undang-undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999.
dalam masyarakat (fakta empiris).
3. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan kiranya dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:
a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat menjadi suatu bentuk kontribusi positif dalam perkembangan pemikiran hukum dalam arti memperkuat dan menyempurnakan penelitian lain yang sudah ada terutama mengenai tinjauan hukum perlindungan konsumen terhadap perilaku pesanan fiktif pada aplikasi Gojek di Kota Depok sehingga dapat menjadi suatu tambahan informasi dan pengetahuan bagi para akademisi khususnya mahasiswa Fakultas Hukum.
b. Adapun secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi para pembaca, terlebih diharapkan penelitian ini juga dapat menjadi suatu saran dan masukan bagi pihak yang berwenang sehingga dapat meningkatkan kegiatan yang diselenggarakan menjadi lebih baik kedepannya serta menjadi manfaat bagi masyarakat luas khususnya para pengguna aplikasi Gojek baik mitra maupun konsumen.
4. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode yuridis-empiris dimana penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti Permasalahan yang telah dirumuskan di
atas akan dijawab atau dipecahkan dengan menggunakan metode pendekatan yuridis-empiris. Pendekatan yuridis yaitu hukum dilihat sebagai norma atau das sollen, karena dalam pembahasan permasalahan penelitian ini menggunakan bahan-bahan hukum baik hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis atau baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder. Pendekatan empiris yaitu hukum sebagai kenyataan sosial, kultural atau das sein, karena dalam penelitian ini digunakan bahan hukum primer yang diperoleh dari lapangan. Jadi, pendekatan yuridis empiris dalam penelitian ini adalah bahwa dalam menganalisis permasalahan dilakukan dengan cara memadukan bahan-bahan hukum atau menggunakan bahan hukum sekunder dengan bahan hukum primer yang diperoleh di lapangan yaitu tentang permasalahan orderan fiktif hingga pada pertanggungjawaban dari pihak GoJek.
5. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, penelitian ini dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian normatif empiris, yaitu penelitian hukum tentang pemberlakuan hukum normatif secara in action atas persitiwa hukum yang terjadi di masyarakat.13
13 Abdulkadir Muhammad, Huk um dan Penelitian Huk um, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004, hal. 134.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah wawancara, observasi dan kajian kepustakaan. Teknik penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan yang menggunakan alat bantu utamanya yaitu panca indra mata, tidak hanya itu saja tetapi ada panca indra lainnya untuk membantu jalannya kegiatan observasi berlangsung. Jadi observasi metode pengumpulan bahan hukum yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung ditempat.
b. Wawancara
Penulis akan melakukan wawancara secara langsung terhadap objek yang diteliti dan berusaha membaur terhadap Driver Gojek guna mendapatkan informasi tentang penelitian yang sedang dilakukan yaitu hal-hal yang berkaitan dengan orderan fiktif yang dialami oleh beberapa Driver Gojek di Kota Depok.
c. Kajian Pustaka
Teknik ini merupakan peran aktif penulis mencari dan membaca kepustakaan atau referensi yang memiliki korelasi dengan permasalahan yang diteliti.
7. Teknik Pengelolaan Data
Pengelolaan data yang dilakukan setelah data didapatkan melalui observasi, wawancara dan meninjau peraturan-peraturan, oleh karena itu penulis melakukan suatu penggolongan data-data yang berikutnya dilakukan dengan memeriksa kembali data yang sudah terkumpul untuk mengetahui data tersebut terkumpul cukup baik dan dapat diolah dengan baik atau tidak.
8. Teknik Penarik Kesimpulan
Teknik penarikan kesimpulan terdiri dari dua modul prosedur penalaran, yakni pemikiran analitis deduktif dan pemikiran analitis kualitatif.
Dalam konteks penelitian hukum yang menerapkan strategi penelitian studi kasus, penulis memilih untuk menggunakan pendekatan kesimpulan deduktif.
Dalam prosedur deduktif, suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui menjadi dasar, dan kemudian diarahkan menuju kesimpulan yang bersifat lebih khusus sebagai bentuk pengetahuan baru.
E. SISTEMATIKA PENELITIAN
Penulisan skripsi ini disusun secara sistematis menjadi lima bab yang terdiri dari beberapa sub bab sesuai dengan pembahasan dan materi yang diteliti guna penulisan skripsi yang terarah dan tidak mengembang. Adapun sistematika penulisan skripsi dengan rincian sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini bagian pendahuluan yang memuat secara keseluruhan yaitu Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Landasan Teori, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini merupakan bagian yang berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku dan jurnal serta beberapa review studi terdahulu yang berhubungan dengan penelitian. Dengan adanya kajian pustaka akan memperkuat data dan informasi dari penelitian dalam landasan teori.
BAB III : PROFIL GOJEK INDONESIA
Pada bab ini menjelaskan mengenai sejarah Gojek, produk dan layanan Gojek, Kebijakan dan peraturan dan praktik jual beli pada beberapa layanan.
BAB IV : ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI DRIVER OJEK ONLINE TERHADAP PESANAN FIKTIF DALAM TRANSAKSI JUAL BELI PADA APLIKASI GOJEK
Pada bab ini menjelaskan mengenai analisis dan Pembahasan dari peneliti yang dipaparkan berupa hasil analisa pada praktek pesanan fiktif pada aplikasi Gojek BAB V : SARAN DAN PENUTUP
Pada Bab ini berisi Kesimpulan berupa pernyataan singkat dan akurat yang merupakan intisari dari penelitian dan Saran sebagai masukan bagi semua pihak yang terkait serta memuat daftar pustaka dan lampiran.
DAFTAR PUSTAKA Buku
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004.
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, (Surakarta;
Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2003).
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2008).
Rosmawati, Pokok-Pokok Hukum Perlindungan Konsumen, Cetakan I, penerbit Prena Media Grup, Depok, 2018.
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta:
Raja Grafindo 2014)
Sudikno Mertokusumo, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993)
Wirjono Projodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, (Bandung: Sumur) ,1993.
Jurnal/Karya Ilmiah/Artikel :
Sapriandi Tanjung,“Tinjauan Yuridis Transaksi Jual Beli Online Menurut Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik di Kota Bengkulu”, Panji Keadilan : Jurnal Ilmiah Nasional Mahasiswa Hukum, Vol. 1, No. 1, 2018.
Perundang-undangan
Undang-undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999.
Website
Cnbcindonesia, “Tech”, diakses di https://www.cnbcindonesia.com/tech/ (pada 15 November 2023, Pukul 10.30)
Gojek Indonesia, “Tentang Perusahaan”, diakses di https://www.gojek.com/id id/about/, (pada 16 November 2023, Pukul 20.25)
https://gatutwijayajombang.blogspot.co.id/2011/04/apa-itu-teori-perjanjian-
gatutwijaya.html, diakses, pada tanggal, 17 November 2023. Pukul 23.50