• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PELAKU USAHA UMKM TERHADAP KEBERADAAN TOKO MODERN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PELAKU USAHA UMKM TERHADAP KEBERADAAN TOKO MODERN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

National Conference on Social Science and Religion (NCSSR 2022)

1077

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PELAKU USAHA UMKM TERHADAP KEBERADAAN TOKO MODERN

Khairil Anuar

Pascasarjana Magister Ilmu Hukum, Universitas Lancang Kuning, Indonesia Email: [email protected]

Abstract: The purpose of this research is to analyze the legal protection for UMKN business actors against the existence of modern stores in Kampar district and to analyze the legal consequences of legal protection for UMKN business actors against the existence of modern stores in Kampar district. The method used is a sociological legal research. Based on the results of the study, it is known that legal protection for UMKN business actors against the existence of modern stores in Kampar Regency has not been going well, because there are still many modern stores in Kampar Regency, so that the Kampar Regent Regulation No. 73 of 2020 concerning Instructions and Development of Modern Stores is enforced This regulation regarding distance has not had a good impact on small and medium business actors.

Keywords: Legal Protection, MSMEs, Modern Stores

Abstrak: Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk Menganalisis Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Usaha UMKN Terhadap Keberadaan Toko Modern di Kabupaten Kampar dan untuk menganalisis Akibat Hukum Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Usaha UMKN Terhadap Keberadaan Toko Modern di Kabupaten Kampar. Metode yang dipergunakan adalah penelitian hukum sosiologis. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Usaha UMKN Terhadap Keberadaan Toko Modern di Kabupaten Kampar bahwa belum berjalan dengan baik, karena masih banyaknya keberadaan toko modern di Kabupaten Kampar, sehingga dengan diberlakukan Peraturan Bupati Kampar No 73 Tahun 2020 Tentang Petunjuk dan Pembinaan Toko Modern ini yang mengatur tentang jarak belum membawa dampak baik bagi pelaku usaha kecil menengah.

Kata Kunci: Perlindungan Hukum, UMKM, Toko Modern

Pendahuluan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM diperoleh pengertian bahwa Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang

(2)

National Conference on Social Science and Religion (NCSSR 2022)

1078 memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau canbang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang usaha yang dapat berkembang dan konsisten dalam perekonomian nasional.

UMKM menjadi wadah yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang produktif.

UMKM merupakan usaha yang bersifat padat karya, tidak membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan, keahlian (keterampilan) pekerja, dan penggunaan modal usaha relatif sedikit serta teknologi yang digunakan cenderung sederhana. UMKM masih memegang peranan penting dalam perbaikan perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi penciptaan lapangan kerja, maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional yang diukur dengan Produk Domestik Bruto.

Sedangkan dampak positifnya berupa mengingatkan dan menyadarkan pemerintah perlunya perubahan paradigma pembangunan yang selama ini menggunakan pendekatan- pendekatan berlandaskan ekonomi konglomerat untuk dikembalikan berdasarkan ekonomi kerakyatan dengan memberikan peran yang tinggi terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau canbang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang usaha yang dapat berkembang dan konsisten dalam perekonomian nasional.

Pada dasarnya hambatan dan kendala yang dihadapi para pelaku UMKM dalam meningkatkan kemampuan usaha sangat kompleks dan meliputi berbagai aspek yang mana satu dengan yang lainnya saling berkaitan antara lain kurangnya permodalan baik jumlah maupun sumbernya, kurangnya kemampuan manajerial dan keterampilan beroperasi serta tidak adanya bentuk formil dari perusahaan, lemahnya organisasi dan terbatasnya pemasaran. Salah satu lapangan usaha yang telah mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka kemiskinan serta menjadi konsen pemerintah pada beberapa tahun terakhir yaitu dalam bentuk Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dimana dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, pasal 3 menyebutkan bahwa UMKM memiliki tujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

Mengingat bahwa strutur ekonomi yang ada dan berkembang di Indonesia saat ini masih didominasi oleh pelaku usaha mikro yang berjumlah 63,5 juta unit, usaha kecil 783.132 unit, usaha menengah 60.702 unit, serta usaha besar 5.550 unit. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen bahwa Pelaku uasah adalah setiap orang perorangan atau badan usaha yang berbentuk badan hukum maupun badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam

(3)

National Conference on Social Science and Religion (NCSSR 2022)

1079 wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Selanjutnya Bengkalis (42,029 UMKM), Rohil (34,036 UMKM), Rohul ( 27,074 UMKM), Inhu (26,488 UMKM), Siak (22.948 UMKM), Kuansing (21.450 UMKM), Dumai (20,782 UMKM) dan pelalawan dengan 13.824 UMKM-nya menempati posisi juru kunci. Mengingat bahwa beberapa pelaku usaha dan UMKM yang mampu bertahan dan mengalami peningkatan pada masa pandemi Covid-19 adalah bidang usaha terutama yang terhubung dengan ekosistem digital (depkop.go.id, 2020).

Berdasarkan Bupati Kampar No 73 Tahun 2020 Tentang Petunjuk dan Pembinaan Toko Modern di Pasal 7 ayat 2 bahwa toko modern dalam bentuk minimarket yang akan berdiri minimal berjarak + 350m dari pasar tradisional kecuali minimarket yang sudah berdiri dan memiliki surat izin usaha perdagangan (SIUP). Namun pada kenyataannya bahwa di Kabupaten Kampar tersebut masih banyak berdiri toko modern berdekatan dengan pasar tradisional setelah keluarnya peraturan bupati tersebut. Hal ini tentu mengakibatkan persaingan usaha dampak sosial ekonomi di UMKM sekitar.

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:Bagaimanakah Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Usaha UMKN Terhadap Keberadaan Toko Modern Di Kabupaten Kampar?., Bagaimana Akibat Hukum Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Usaha UMKN Terhadap Keberadaan Toko Modern Di Kabupaten Kampar?

Metode Penelitian

Penelitian hukum sosiologis adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan identifikasi hukum bagaimana efektivitas hukum itu berlaku dalam masyarakat. Dilihat dari jenisnya maka penelitian ini dapat digolongkan kepada penelitian hukum sosiologis. Penelitian hukum sosiologis bertujuan untuk mengetahui bekerjanya hukum di dalam masyarakat. Dengan demikian, diharapkan peneliti mampu mengungkap efektifitas berlakunya hukum dalam masyarakat dan dapat mengindentifikasi hukum yang tidak tertulis yang berlaku di dalam masyarakat. Untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggung-jawabkan, sehingga dapat memberikan gambaran permasalahan secara menyeluruh, maka dalam hal ini penulis menggunaan beberapa teknik pengumpulan data yaitu Observasi, Wawancara yang dilakukan penulis adalah wawancara terstruktur dan non struktur, dan Kajian Kepustakaan. Dalam penelitian hukum sosiologis data dapat dianalisis secara kuantitatif ataupun kualitatif. Data yang telah dikumpulkan dari Data Primer, Sekunder, dan Tersier selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Penarikan kesimpulan dalam penelitian hukum empiris (sosiologis) dilakukan secara induktif.

Hasil dan Pembahasan

1. Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Usaha UMKN Terhadap Keberadaan Toko Modern Di Kabupaten Kampar

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya melakukan pengaturan tentang pengembangan, penataan dan pembinaan yang setara dan berkeadilan terhadap pasar rakyat, pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan perkulakan untuk menciptakan kepastian berusaha dan hubungan kerja sama yang seimbang antara pemasok dan pengecer dengan tetap memperhatikan keberpihakan kepada koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah. Mengingat bahwa beberapa pelaku usaha dan UMKM yang mampu bertahan dan mengalami peningkatan pada masa pandemi Covid-19 adalah bidang usaha terutama yang terhubung dengan ekosistem digital.

(4)

National Conference on Social Science and Religion (NCSSR 2022)

1080 Persaingan usaha selalu dikaitkan dengan persaingan dalam ekonomi yang berbasis pada pasar, dimana perusahaan atau penjual atau pelaku usaha secara bebas berupaya untuk mendapatkan pelanggan atau konsumen guna mencapai tujuan usaha atau perusahaan tertentu yang didirikannya, misalnya untuk mencari keuntungan sebesar- besarnya atau untuk memperluas pangsa pasar ataupun bisa juga untuk memperbesar omzet penjualan atas produk barang dan jasa.

Dalam melakukan persaingan usaha, pelaku usaha satu dengan pelaku usaha lain harus bersaing secara sehat oleh karena itu ada hukum persaingan usaha untuk menghindari praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang dimaksud persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 memberikan 3 (tiga) indikator untuk menyatakan terjadinya persaingan usaha tidak sehat, yaitu:

Persaingan usaha yang dilakukan secara tidak jujur; Persaingan usaha yang dilakukan dengan cara melawan hukum dan Persaingan usaha yang dilakukan dengan cara menghambat terjadinya persaingan di antara pelaku usaha.

Persaingan usaha yang dilakukan secara tidak jujur dapat dilihat dari cara pelaku usaha dalam bersaing dengan pelaku usaha lain. Persaingan usaha yang dilakukan dengan cara melawan hukum dapat dilihat dari cara pelaku usaha dalam bersaing dengan pelaku usaha lain dengan melanggar ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau peraturan- peraturan yang disepakati. Demikian juga dengan pelaku usaha yang dapat mengikuti persaingan dengan pelaku usaha lain dengan melanggar aturan-aturan seperti pelaku usaha yang boleh ikut bersaing dalam usaha tender padahal tidak memenuhi persyaratan kualifikasi yang telah ditetapkan panitia. Dan persaingan usaha yang dilakukan dengan cara menghambat terjadinya persaingan di antara pelaku usaha melihat kondisi pasar yang tidak sehat.

Yang dimaksud dengan struktur pasar adalah keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang aspek-aspek yang memiliki pengaruh penting terhadap perilaku usaha dan kinerja pasar, antara lain jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk dan keluar pasar, keragaman produk, sistem distribusi dan penguasaan pangsa pasar. UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses dalam pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, UMKM adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan, dan pengembangan seluas–luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik Negara.

Secara umum struktur dan materi dari Undang-Undang ini memuat tentang ketentuan umum, asas, prinsip dan tujuan pemberdayaan, kriteria, penumbuhan iklim usaha, pengembangan usaha, pembiayaan dan penjaminan, kemitraan, dan koordinasi pemberdayaan, sanksi administratif dan ketentuan pidana. Peran UMKM dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor; (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar; (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat; (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat, sehingga menjamin adanya kepastian

(5)

National Conference on Social Science and Religion (NCSSR 2022)

1081 kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil.

Perlindungan hukum oleh pemerintah Kabupaten Kampar terhadap UMKM belum memenuhi tujuan hukum. Hal ini dikarenakan Pemerintah Kampar mengeluarkan Peraturan Bupati Kampar untuk membatasi jarak antar pasar modern dan pasar tradisional, sehingga lemahnya perlindungan hukum oleh pemerintah Kabupaten Kampar kepada para UMKM khususnya pedagang di pasar tradisional. Konsep perlindungan hukum adalah pemerintah kota wajib melindungi kelangsungan usaha dengan cara mempermudah perizinan dari dinas /instansi terkait, menambah modal usaha, pemerataan bantuan permodalan (tidak tebang pilih), lokasi yang strategis, memberikan fasilitas pasar berupa jasa parkir, jasa listrik, jasa air, jasa telepon, jasa mandi cuci kakus, jasa kebersihan harian pasar, jasa reklame dan promosi, dan kartu identitas pedangang. Lebih kongkrit lagi adalah pemerintah harus menjamin agar usaha itu berjalan dengan lancer dan aman. Karena Ketika melihat yang terjadi dilapangan banyak pedagang pasar yang gulung tikar atau tidak melanjutkan usahanya karena kurangnya modal, dan lokasi pasar yang tidak kondusif lagi.

Pemerintah juga harusnya melihat fenomena yang terjadi sekarang ini dimana lemahnya perlindungan hukum terhadap para pelaku usaha kecil khususnya pedagang pasar yang merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, dimana munculnya pasar – pasar modern atau keberadaan swalayan Indomaret dan Alfamart yang mengundang banyak kontroversi ada pro dan kontra yang jaraknya saling berdekatan, yang mengakibatkan pedagang di pasar tradisional menjadi sepi dan tutup. Perkembangan pasar sangat dibutuhkan, pasar memiliki dua komponen yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional masih menggunakan sistem yang belum cukup memadai atau belum cukup dikatakan modern, sedangkan pasar modern dalam prakteknya sudah lebih kearah modern atau sudah memadai seperti halnya minimarket, yang didalamnya ada swalayan Indomaret dan Alfamart. Disini terdapat ketidakseimbangan perekonomian antara pelaku usaha kecil di pasar tradisional dengan swalayan Indomaret dan Alfamart.

Oleh karena itu, hendaknya pelaku usaha modern dan pelaku usaha tradisional menjaga keseimbangan sosial, Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar harus lebih tegas memberikan solusi dan Batasan – Batasan kepada pelaku usaha Modern dan melindungi pelaku usaha kecil.

Berdasarkan uruaian tersebut diatas, penulis berpendapat bahwa salah satu sifat dan sekaligus merupakan tujuan dari hukum adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat. Oleh karena itu, perlindungan hukum terhadap masyarakat tersebut harus diwujudkan dalam bentuk kepastian hukum. Selanjutnya hukum dapat melindungi hak dan kewajiban setiap individu dalam masyarakat.

2. Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Usaha UMKN Terhadap Keberadaan Toko Modern Di Kabupaten Kampar

Perlindungan hukum diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak – hak yang diberikan hukum atau dengan kata lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum yang harus diberikan oleh penegak hukum untuk memberikan jaminan ekonomi sosial, aman dan keadilan baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman pihak manapun. Kelebihan tersebut dibarengi dengan berbagai kelemahan antara lain adalah faktor desain dan tampilan pasar yang terkesan kotor, jam operasional pasar yang terbatas dan rawan kejahatan akibat padatnya aktivitas di pasar. Penerapan dalam Peraturan Bupati Kampar No 73 Tahun 2020 Tentang Petunjuk dan Pembinaan Toko Modern di Pasal 7 ayat 2 bahwa toko modern dalam bentuk minimarket yang akan berdiri minimal berjarak + 350m dari pasar tradisional kecuali minimarket yang sudah berdiri dan memiliki surat izin usaha perdagangan (SIUP).

(6)

National Conference on Social Science and Religion (NCSSR 2022)

1082 Dengan munculnya toko swalayan yang berjejaring maupun tidak yang pada dasarnya mempunyai modal yang cukup besar ikut bersaing kedalam pasar rakyat sampai yang berada di desa. Persaingan toko swalayan yang memiliki posisi dominan dalam permodalan bahkan dalam jangkauan pasar dihadapkan dengan pasar rakyat yang bermodal kecil dan independen tentu akan menimbulkan keadaan yang tidak adil.

Penataan dan pengelolaan terhadap pasar rakyat dan toko swalayan didasarkan pada ketentuan di atas untuk dapat melindungi dan memberdayakan pasar rakyat di tengah semakin berkembangnya usaha perdagangan eceran dalam skala kecil dan menengah, usaha perdagangan eceran secara modern dalam skala besar.

Pada hakikatnya toko swalayan dan pasar rakyat mempunyai kelebihan masing- masing dimana segmentasi pasar yang berbeda satu sama lainnya. Di pasar rakyat masih terjadi proses tawar-menawar harga. Salah satu keunggulan toko swalayan atas pasar rakyat adalah kemampuan menjalin kerjasama dengan pemasok besar dan biasanya untuk jangka waktu yang cukup lama, yang menyebabkan dapat meningkatkan efisiensi melalui skala ekonomi yang besar. Juga beberapa strategi harga antara lain pemangkasan harga, dan diskriminasi harga antar waktu, strategi non harga di antara iklan, pembelian secara gabungan, dan parkir gratis. Ancaman yang muncul dari keberadaan toko swalayan dan jaringannya antara lain; pertama, mematikan penjual di rakyat karena adanya pergeseran kebiasaan konsumen. Posisi yang berdekatan antar toko swalayan melalui keunggulan yang dimiliki dibandingkan dengan pasar rakyat telah menyebabkan berpindahnya para pembeli pasar rakyat ke toko swalayan. Kedua, terkait permasalahan perekonomian lokal.

Perputaran uang di daerah, awalnya sebagian besar perputaran uang tersebut merupakan konstribusi dari UKM namun seiring dengan berkurangnya UKM dan pasar rakyat akibat kalah bersaing dengan toko swalayan maka secara otomatis mengecilkan konstribusi mereka.

Simpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis antara lain: Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Usaha UMKN Terhadap Keberadaan Toko Modern Di Kabupaten Kampar bahwa belum berjalan dengan baik, karena masih banyaknya keberadaan toko modern di Kabupaten Kampar, sehingga dengan diberlakukan Peraturan Bupati Kampar No 73 Tahun 2020 Tentang Petunjuk dan Pembinaan Toko Modern ini yang mengatur tentang jarak belum membawa dampak baik bagi pelaku usaha kecil menegah. Oleh karena itu, sangat penting untuk dibuat sebuah peraturan perundangan yang memiliki daya ikat bagi setiap pelaku ekonomi maupun pembuat kebijakan dalam industri ritel yang memuat sanksi bagi para pelanggarnya dan karenanya tidak cukup hanya dituangkan dalam bentuk Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, maupun Peraturan Bupati tetapi harus dituangkan dalam bentuk undang-undang.

Akibat Hukum Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Usaha UMKN Terhadap Keberadaan Toko Modern Di Kabupaten Kampar bahwa dengan semakin banyaknya persaingan usaha keberadaan toko modern juga diberikan Perlindungan terhadap pasar tradisional juga dapat dilakukan dengan cara memperketat proses perijinan dan penegakan hukum, apabila masih terdapat adanya pelaku usaha melanggar kebijakan zonasi dan jarak antar toko modern dan pelaku usaha UMKM.

Daftar Pustaka

[1] Adi Nugroho, Susanti, 2008, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen

Ditinjau dari Hukum Acara serta Kendala Implementasinya, Cetakan

Pertama, Jakarta: Prenada Media Group.

(7)

National Conference on Social Science and Religion (NCSSR 2022)

1083

[2] Adiwarman Karim, 2012, Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

[3] Andi Fahmi Lubis, dkk. 2009, Hukum Persaingan Usaha Antara Teks &

Konteks, Jakarta : ROV Creative Media.

[4] Basrowi, 2011, Kewirausahaanm, Bogor: Ghalia Indonesia.

[5] Devi Meyliana, 2013, Hukum Persaingan Usaha “studi konsep pembuktian terhadap perjanjian penetapan harga dalam persaingan usaha”, Malang:

Setara Press.

[6] Eman Suherman, 2011, Praktik Bisnis Berbasis Enterprenurship, Bandung:

Alfabeta.

[7] Galuh Puspaningrum, 2013, Hukum Persaingan Usaha Perjanjian dan Kegiatan yang Dilarang dalam Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

[8] Hermansyah, 2008, Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Jakarta: Kencana.

[9] Jimly Asshidiqie, 2009, Menuju Negara Hukum yang Demokrasi, Jakarta:

PT Bhuana Ilmu Populer.

[10] Ma’ruf Abdullah, 2011, Wirausaha Berbasis Syariah, Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

[11] Marian Burk Wood, 2009, Buku Panduan Perencanaan Pemasaran, Jakarta:

PT Indeks.

[12] Mustafa Kamal Rokan, 2012, Hukum Persaingan Usaha Teori dan Prakteknya di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

[13] Nurnaningsih Amriani, 2012, Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan, Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.

[14] Pakpahan, Aknolt Kristian, 2020, Covid-19 dan Implikasi bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, Fisip, Universitas Katolik Parahyangan.

[15] Philip Kotler, 2009, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Indeks.

[16] Rachmadi Usman, 2013, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Jakarta:

Sinar Grafika.

[17] Sedarmayanti, 2014, Manajemen Strategi, Bandung: PT Refika Aditama.

[18] Sudarto, 2006, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung: PT Alumni.

[19] Suhasril dan Mohammad Taufik Makarao, 2010, Hukum Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha tidak Sehat di Indonesia, Cetakan Pertama, Bogor: Ghalia Indonesia.

[20] Suyud Margono, 2009, Hukum Anti Monopoli, Cetakan pertama, Jakarta:

Sinar Grafika.

[21] Takdir Rahmadi, 2017, Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

[22] Thamrin Abdullah, 2012, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Rajawali Press.

[23] Erdianto Effendi, Peranan Hukum Pidana Sebagai Sarana Rekayasa Sosial

Ditengah Masyarakat, Artikel Pada Jurnal Hukum Respublica, Menegakkan

Demokrasi Dan Keadilan, Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning

Pekanbaru, Vol.VIII, No.1 November 2008.

(8)

National Conference on Social Science and Religion (NCSSR 2022)

1084

[24] Fathoni, Ahmad, Dampak Covid-19 dan Kebijakan PSBB Pemerintah Terhadap UMKM di Wuyung Surabaya, Dinar: Jurnal Prodi Ekonomi Syari’ah. Volume 3 Nomor 1, ISSN 2477-0469.

[25] Suhendro, Tumpang Tindih Pemahaman Wanprestasi dan Perbuatan Melawan Hukum Dalam Wacana Akademik dan Praktik Yudisial, Cetakan Pertama, Desember 2014.

[26] Arniati As, dengan judul Implementasi Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM) Dalam Penanggulangan Kemiskinan Di Kabupaten Maros, 2019, Program Magister Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Makassar.

[27] Nur Aini Kartika Sari, dengan judul Implementasi Kebijakan Peraturan

Bupati Kudus Nomor 2 Tahun 2018 Sebagai Upaya Peningkatan UMKM Di

Kabupaten Kudus, 2017, Program Magister Ilmu Hukum Universitas 17

Agustus 1945, Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

Perikatan yang bersifat timbal balik senantiasa menimbulkan dua sisi, yaitu sisi aktif yang menimbulkan hak bagi salah satu pihak untuk menuntut pemenuhan prestasi dan sisi pasif yang

Various factors affect people’s willingness to receive the COVID-19 vaccination, including the safety and effectiveness of the vaccine itself, knowledge and trust in COVID-19 and