PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DRIVER GOJEK ATAS ORDERAN FIKTIF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DI KOTA PEKANBARU
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Di Fakultas Hukum
Universitas Lancang Kuning Pekanbaru
Disusun Oleh :
NAMA : M. RACHEL SELCIO VICMA NIM : 1674201549
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU TAHUN 2020
iii
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU
TANDA PERSETUJUAN NAMA : M. RACHEL SELCIO VICMA NPM : 1674201549
JUDUL : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DRIVER Gojek ATAS ORDERAN FIKTIF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DI KOTA PEKANBARU
DITERIMA DAN DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN DALAM UJIAN SKRIPSI
DOSEN PEMBIMBING I DOSEN PEMBIMBING II
Dr. Hj. Hasnati, S.H., M.H Cisilia Mayori, S.H., M.H
MENGETAHUI DEKAN
Dr. Fahmi, SH., MH
ix ABSTRAK
Latar belakang permasalahan pada penelitian ini mendeskripsikan tentang permasalahan orderan fiktif menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang berlaku di Indonesia, mengetahui tentang bagaimana penyelesaian Driver Gojek yang mendapatkan orderan fiktif sekaligus cara Driver untuk untuk menghindari orderan fiktif dan bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap Driver GOJEK. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu 1) Bagaimana praktek terjadinya orderan fiktif yang terjadi terhadap Driver Gojek di Kota Pekanbaru. 2) Bagaimana perlindungan hukum terhadap Driver Gojek atas orderan fiktif berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen di Kota Pekanbaru. 3) Bagaimana penerapan sanksi terhadap pelaku orderan fiktif berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen yang terjadi di Kota Pekanbaru. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana praktek terjadinya orderan fiktif terhadap Driver Gojek di Kota Pekanbaru, untuk menjelaskan perlindungan hukum terhadap Driver Gojek atas orderan fiktif berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen di Kota Pekanbaru untuk menjelaskan bagaimana penerapan sanksi terhadap pelaku orderan fiktif berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen yang terjadi di Kota Pekanbaru. Kegunaan penelitian diajukan guna melengkapai persyaratan memperoleh gelar sarjana hukum di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, penelitian ini dapat berguan sebagai penambah khasanah ilmu khususnya terkait penerapan sanksi terhadap peraktek orderan fiktif, penelitian ini dapat berguna bagi pihak terkait yang berhubungan dengan penelitian dalam mengambil kebijakan. Metode penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis sosiologis dengan pendekatan diskriptif analisis. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru, khususnya di kantor Gojek di Kota Pekanbaru, beberapa basecamp atau pangkalan tempat berkumpulnya para Driver GOJEK, serta beberapa lokasi lainnya yang terdapat Driver Gojek. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa hal yang menyebabkan terjadinya orderan fiktif oleh konsumen/oknum Driver dikarenakan faktor ekonomi. Konsumen/oknum Driver menemukan celah pada aplikasi Gojek untuk mendapatkan keuntungan pribadi, dan dikarenakan sulitnya mendapatkan konsumen. Dari pihak Gojek sendiri perlindungan terhadap Driver diwujudkan dalam bentuk penggantian biaya yang keluar akibat orederan fiktif. Dan penerapan sanksi oleh Perusahaan Gojek terhadap pelaku orderan fiktif hanya melakukan pembekuan akun oknum orderan fiktif tersebut, tidak adanya proses lanjutan permasalahan di jalur hukum.
Kata Kunci : GO-JEK, Driver, Perlindungan Hukum
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman serba modern ini penggunaan sistem teknologi dan informasi menyebabkan manusia menuntut serba instan, cepat dan mudah pada aktifitas sehari-hari salah satunya di bidang angkutan umum, menjadikan jasa transportasi lebih efisien digunakan, salah satunya melakukan pemesanan online di Smartphone (Ponsel Pintar). Siapapun dan di manapun bisa mengaksesnya dan apapun yang dibutuhkan sangat mudah di dapatkan dalam berbagai transaksi.
Seperti halnya jasa transportasi online yang saat ini sedang berkembang pesat salah satunya Gojek yang dikelola oleh perusahaan aplikasi PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, yang didirikan pada tahun 2010 di Jakarta.1
Pelayanan yang diberikan jasa transportasi Gojek ialah akses untuk mendapatkan jasa transportasi dengan mudah, Pelayanan yang memanfaatkan teknologi dan informasi, serta potongan harga dan promo yang tidak di ditetapkan oleh ojek pangkalan. Gojek juga menyediakan fitur jasa pesan antar makanan, logistik, pembayaran, kebutuhan sehari-hari, dan transportasi, Gojek juga tersedia di 50 Kota di seluruh Indonesia dan juga beberapa Negara di Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam dan Singapura.2 Pada fitur Gojek menyediakan layanan pemesanan transportasi seperti sepeda motor (Go-ride), mobil (Go-car), jasa
1 https://id.wikipedia.org/wiki/Gojek, diakses pada tanggal 10 Maret 2020 pukul 11.43 WIB.
2 https://play.google.com/store/apps/details?id=com.Gojek.app, diakses pada tanggal 10 Maret 2020 pukul 11.44 WIB.
2 pengantaran barang (Go-send), kebutuhan harian (Go-shop), obat-obatan (Go- Med), pesan-antar makanan (Go-food), dll. Pada layanan Gojek, penumpang dapat membayar dengan tarif tunai maupun nontunai. Nontunai yang biasa disebut dengan GoPay. GoPay adalah layanan e-money yang terdapat dalam aplikasi Gojek Indonesia. GoPay dapat digunakan untuk pembayaran semua layanan Gojek (GoRide, GoCar, GoSend, dll.) hingga transaksi non tunai di Rekan usaha offline dan online. Untuk mengisi saldo GoPay cukup mudah dengan transfer melalui mitra Gojek, One Klik, ATM, Internet Banking, Alfamart, dan lainnya.3 GoPay memiliki teknologi keamanan terkini yang menjamin semua data dan transaksi pengguna selalu aman. Dalam hal ini, layanan Gojek sangat membantu kebutuhan masyarakat Kota Pekanbaru dalam hal transportasi dan memenuhi kebutuhan keseharian seperti pesan-antar makanan, minuman, dan juga jasa antar- jemput barang. Pada awal kemunculan Gojek sempat menimbulkan keresahan dikalangan Driver Gojek, karena banyak sekali terjadinya orderan fiktif yang menimbulakan kerugian bagi pihak Driver Gojek, keresahan ini terjadi karena kurang amannya sistem dari aplikasi Gojek dan penyelesaian masalah Gojek saat menangani orderan fiktif. Di dalam dunia perdaganan atau bisnis, terdapat perjanjian pengangkutan, kewajiban utama pengangkut adalah menyelenggarakan pengangkutan dari tempat asal ketempat tujuan dan berkewajiban menjaga keselamatan barang dan/atau penumpang yang diangkutnya hingga sampai ke tujuan yang telah diperjanjikan. Pengangkut juga berhak atas ongkos angkutan
3 https://www.cermati.com/e-money/gopay, diakses tanggal 10 Maret 2020 pukul 11.45 WIB.
3 yang ia selenggarakan,4 dalam perjanjian pengangkutan tersebut, terdapat kesepakatan sampai hak dan kewajiban dari sopir/ pengangkut maupun konsumen telah terpenuhi.
Dalam hal ini sesuai dengan asas keamanan dan keselamatan konsumen, UU Nomor 8 Tahun 1999 memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang di konsumsi atau digunakan. Dan pada Pasal 6 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang hak dan kewajiban pelakusaha yang mengatur :
1. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik;
3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
5. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Ketentuan diatas telah menjelaskan bahwa pelaku usaha memiliki hak untuk pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan dan hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik.5
4 Ridwan Khairandy (Ed.), Pengantar Hukum Dagang Indonesia, (Yogyakarta: UII Press, 2012), hlm. 376.
5 Redaksi Penghimpun, Buku Undang-undang Perlindungan Konsumen Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012). Hlm. 113.
4 Aplikasi Gojek terdapat pengaduan apabila terjadi perihal baik dari pihak konsumen maupun Driver gojek, beberapa perihal yang terjadi adalah, konsumen tidak berada di lokasi penjemputan, konsumen tidak dapat dihubungi, bembatalan secara sepihak oleh konsumen dan Driver membatalkan pekerjaan. Hal semacam ini lagi ramai diperbincangkan para Driver Gojek di Kota Pekanbaru atas tindakan konsumen yang tidak bertanggung jawab dan beritikad tidak baik.
Seperti yang dialami oleh Bapak Herman Tarigan, seorang driver Gojek yang sudah menjalankan profesinya selama 5 tahun lebih. Saat melakukan wawancara pada tanggal 03 November 2020, beliau menjelaskan telah menerima pesanan Gojek dengan menu Go-Food, yang mana dalam pemesanannya customer memesan menu KFC dengan pesanan yang mencapai biaya pembelian sebesar Rp.
200.000. Saat dilakukan konfirmasi oleh Bapak Herman, customer membenarkan pesanan tersebut dan Bapak herman segera membeli pesanan sesuai dengan aplikasi. Akan tetapi saat pesanan sudah dibeli dan Bapak herman sudah sampai pada titik alamat pengantaran, ternyata nomor customer tidak dapat dihubungi dan saat dikonfirmasi pada masyarakat sekitar titik antar tidak ada nama atas cutomer yang tinggal di titik antar tersebut. Atas tindakan konsumen tidak bertanggung jawab tersebut, Driver yang mendapatkan orderan fiktif akan menerima penilaian (rating) yang buruk dan nilai penerimaan pesanan yang turun, Driver mengalami kerugian tenaga, uang, bahan bakar, dan bahkan akan berdampak akun terkena putus mitra.6
6 Wawancara Driver Gojek Pekanbaru Herman Tarigan pada Hari Jum‟at tanggal 04 Desember 2020 pukul 01:00 WIB Di Jl. Delima Pekanbaru.
5 Dari pemasalahan ini, penulis merasa permasalahan ini perlu diangkat dan dianalisis dalam penelitian, penulis ingin mendeskripsikan tentang permasalahan orderan fiktif menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang berlaku di Indonesia, mengetahui tentang bagaimana penyelesaian Driver Gojek yang mendapatkan orderan fiktif sekaligus cara Driver untuk untuk menghindari orderan fiktif dan bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap Driver GOJEK. Dengan demikian penting kiranya penulis melakukan penelitian dan membahas permasalahan yang timbul dan mengkaji masalah yang berjudul
“Perlindungan Hukum Terhadap Driver Gojek Atas Orderan Fiktif Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Di Kota Pekanbaru”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktek terjadinya orderan fiktif yang terjadi terhadap Driver Gojek di Kota Pekanbaru?
2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap Driver Gojek atas orderan fiktif berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen di Kota Pekanbaru?
3. Bagaimana penerapan sanksi terhadap pelaku orderan fiktif berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen yang terjadi di Kota Pekanbaru?
6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari penelitian diatas, penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian.
a. Untuk menjelaskan bagaimana praktek terjadinya orderan fiktif terhadap Driver Gojek di Kota Pekanbaru
b. Untuk menjelaskan perlindungan hukum terhadap Driver Gojek atas orderan fiktif berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen di Kota Pekanbaru
c. Untuk menjelaskan bagaimana penerapan sanksi terhadap pelaku orderan fiktif berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen yang terjadi di Kota Pekanbaru
2. Kegunaan Penelitian
a. Penelitian diajukan guna melengkapai persyaratan memperoleh gelar sarjana hukum di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru;
b. Penelitian ini dapat berguan sebagai penambah khasanah ilmu khususnya terkait penerapan sanksi terhadap peraktek orderan fiktif;
c. Penelitian ini dapat berguna bagi pihak terkait yang berhubungan dengan penelitian dalam mengambil kebijakan;
7 D. Kerangka Teori
Perlindungan hukum memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum atau dengan kata lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum yang harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak manapun.7 Hak dan pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada sanksi dan/atau korban, perlindungan hukum korban kejahatan sebagai bagian dari perlindungan masyarakat dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti melalui pemberian restitusi, kompensasi, pelayanan medis dan bantuan hukum.
Dapat dipahami bahwa maksud dari penelitian yang membahas mengenai Perlindungan Hukum terhadap Driver Gojek yang dirugikan oleh konsumen yang tidak bertanggung jawab dalam hal menindak perbuatan adanya hukum, sangat perlu untuk menciptakan suatu kepastian hukum. Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan. Setiap orang mengharapkan dapat ditetapkannya hukum dalam hal terjadi peristiwa yang konkrit.
1. Teori Perlindungan Hukum
Hukum diciptakan sebagai suatu sarana atau instrumen untuk mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban subyek hukum. Di samping itu, hukum juga berfungsi sebagai instrumen perlindungan bagi subyek hukum.
Menurut Sudikno Mertokusumo hukum berfungsi sebagai perlindungan
7 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-V 2000). hlm.
53.
8 kepentingan manusia agar kepentingan manusia terlindungi, hukum harus dilaksanakan.8
Menurut Muchsin perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk melindungi individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah- kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama manusia.9
Perlindungan hukum adalah suatu upaya perlindungan yang diberikan kepada subjek hukum tentang apa-apa yang dapat dilakukannya untuk mempertahankan atau melindungi kepentingan dan hak subjek hukum tersebut.10 Sedangkan perlindungan sendiri adalah hal atau perbuatan melindungi. Dalam penelitian ini penulis mengambil teori perlindungan hukum mengkaji dari Driver Gojek sebagai subjek hukum yang berhak mendapatkan perlindungan hukum atas permasalahan orderan fiktif yang dilakukan oleh konsumen Gojek yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan kerugian bagi Driver GOJEK. Dan mengkaji dari keberadaan antara Driver Gojek dengan konsumen Gojek sebagai pihak yan saling melakukan perbuatan dan hubungan hukum. Dengan kata lain, Driver Gojek dengan konsumennya memiliki hak dan kewajiban yang harus ditepati.
8Sudikno Mertokusumo, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993), hlm. 140.
9Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, (Surakarta; Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2003), hlm. 14.
10 Wirjono Projodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, (Bandung: Sumur) ,1993, hlm.20.
9 Phillipus M. Hadjon berpendapat dalam merumuskan prinsip-prinsip hukum di Indonesia, landasannya adalah Pancasila sebagai falsafah negara.
Berkaitan dengan itu, maka prinsip perlindungan hukum di Indonesia adalah prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber pada Pancasila.11
2. Teori Perjanjian
Definisi perjanjian telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1313, yaitu bahwa perjanjian atau persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Perjanjian terjadi apabila syarat pertama dari Pasal 1320 yaitu toestemming (yang berarti izin atau persetujuan) atau dalam literature disebut sebagai wilsovereenstemming (kesesuaian kehendak) yang berkaitan dengan asas konsensualisme (kesepakatan).
Perjanjian yang terjadi belumlah sah karena masih ada tiga syarat lain yang harus dipenuhi. Toestemming berkait dengan persesuaian kehendak untuk mengikatkan diri dan persesuaian kehendak untuk memperoleh hak atas prestasi dan kewajiban sebagai prestasi pihak lainnya. Ada kemungkinan, bahwa pernyataan (verklaring) seseorang tidak sesuai dengan kehendaknya (wils).12
11Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum…Op.Cit, hlm. 38.
12https://gatutwijayajombang.blogspot.co.id/2011/04/apa-itu-teori-perjanjian-gatut- wijaya.html, diakses, tanggal, 10 Maret 2020.
10 Soerjono Soekanto mengatakan bahwa masalah pokok pada penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut, meliputi:13
a. Faktor hukumnya sendiri;
b. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum;
c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum;
d. Faktor kesadaran masyarakat, yakni lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
Oleh karena itu, untuk membangun kesadaran hukum masyarakat maka tentu pandangan di atas dapat menjadi parameter dalam penegakan hukum. Ketaatan hukum tidaklah lepas dari kesadaran hukum, dan kesadaran hukum yang baik adalah ketaatan hukum, dan ketidaksadaran hukum yang tidak baik adalah ketidaktaatan. Pernyataan ketaatan hukum harus disandingkan sebagai sebab dan akibat dari kesadaran dan ketaatan hukum. Sebagai hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara kesadaran hukum dan ketaataan hukum maka beberapa literatur yang diungkap oleh beberapa pakar mengenai ketaatan hukum bersumber pada kesadaran hukum, hal tersebut tercermin dua macam kesadaran, yaitu.14
13Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo 2014), hlm. 5.
14Ibid.
11 a. Legal consciouness as within the law, kesadaran hukum sebagai
ketaatan hukum, berada dalam hukum, sesuai dengan aturan hukum yang disadari atau dipahami;
b. Legal consciouness as against the law, kesadaran hukum dalam wujud menentang hukum atau melanggar hukum.
Teori perlindungan hukum dan penegakan hukum di atas dapat digunakan untuk mengemukakan penjelasan terhadap gejala sekaligus sebagai alat untuk menganalisis pembahasan dalam penelitian ini.
Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor itu. Keempat faktor tersebut di atas, saling berkaitan erat, oleh karena itu merupakan esensi dari penegakan hukum dan bagian yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya karena sangat mempengaruhi dalam penegakan hukum sekaligus menjadi tolak ukur dari efektivitas penegakan hukum15 dalam memahami kesadaran dan ketaatan hukum.
E. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode hukum yuridis sosiologis dengan pendekatan diskriptif analisis yaitu melakukan penelitian dengan menggambarkan dan menganalisa fakta-fakta yang secara nyata
15Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2008), hlm. 193.
12 diperoleh atau dilihat pada saat penelitian ini dilakukan di lapangan hingga sampai pada kesimpulan akhir.
2. Lokasi penelitian
Penelitan ini dilakukan di wilayah hukum Kota Pekanbaru, khususnya di kantor Gojek di Kota Pekanbaru, beberapa basecamp atau pangkalan tempat berkumpulnya para Driver GOJEK, serta beberapa lokasi lainnya yang terdapat Driver Gojek di lokasi tersebut.
3. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi merupakan sekumpulan objek yang hendak diteliti, yaitu sejumlah pihak yang terlibat langsung dalam penelitian ini, terdiri dari:
1) Korlap Gojek di Kota Pekanbaru berjumlah 1 (satu) orang.
2) Manager/Co. Tukang Ojek di Kota Pekanbaru berjumlah 1 (satu) orang.
3) Driver Gojek (Go-Ride) di Kota Pekanbaru berjumlah 2.000 (dua ribu) orang.
4) Pengguna jasa Gojek (Go-Ride) di Kota Pekanbaru satu bulan terakhir berjumlah 3.000 (tiga ribu) orang.
13 b. Sampel
Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian maka diperlukan sampel. Sampel sendiri merupakan bagian dari populasi yang akan dijadikan objek penelitian. Penulis menggunakan teknik Random sampling, bagian dari individu (sampel) yang dipilih dari kelompok yang lebih besar (populasi). Setiap individu dipilih secara acak dan seluruhnya secara kebetulan, sehingga setiap individu memiliki probabilitas yang sama untuk dipilih pada setiap tahap selama proses pengambilan sampel.16 Adapun sampel dalam penelitian terdiri dari:
1) Korlap Gojek di Kota Pekanbaru dengan populasi berjumlah 1 (satu) orang langsung dijadikan sampel.
2) Manager/Co. Tukang Ojek Kota Pekanbaru dengan populasi berjumlah 1 (satu) orang maka secara sensus langsung dijadikan sampel.
3) Driver Gojek (Go Ride) di Kota Pekanbaru dengan populasi berjumlah 2.000 (dua ribu) orang secara acak (random sampling) hanya 40 (empat puluh) orang dijadikan sampel.
4) Pengguna jasa Gojek (Go Ride) di Kota Pekanbaru satu bulan terakhir populasinya berjumlah 3.000 (tiga ribu) orang secara acak (random sampling) hanya 40 (empat puluh) orang dijadikan sampel.
16 https://en.wikipedia.org/wiki/Simple_random_sample, diakses pada tanggal 10 Maret 2020 pukul 11.53WIB.
14 Keadaan populasi dan sampel di atas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel I.1 Populasi dan Sampel
Jenis Populasi Jumlah
Populasi
Jumlah Sampel
Persentase (%)
Korlap Gojek di Kota Pekanbaru 1 1 100
Manager/Co. Tukang Gojek di Kota
Pekanbaru 1 1 100
Driver Gojek (Go-Ride) di Kota Pekanbaru 2000 40 2 Pengguna jasa Gojek (Go Ride) di Kota
Pekanbaru satu bulan terakhir 3000 40 2
Sumber: data primer diolah tahun 2020.
4. Sumber Data
Sumber data yang diambil dari penelitian ini diambil dari data primer dan data sekunder.
a. Data primer
Data primer ini diperoleh dan dikumpulkan secara langsung baik melalui observasi maupun informasi dari wawancara yang diperoleh dari seluruh sampel mengenai hal-hal terkait dengan masalah yang diteliti.
15 b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yang bersifat mendukung data primer, sumber data sekunder diperoleh dengan mempelajari, memahami buku-buku, artikel, jurnalis ilmiah, litelatur yang ada hubungannya dengan judul penelitian, dan tulisan para pakar atau cendekiawan yang terkait dengan masalah yang diteliti.
c. Data tertier
Data tertier diperoleh melalui ensiklopedi dan sejenisnya berfungsi untuk mendukung data primer dan data sekunder.
5. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah wawancara, observasi dan kajian kepustakaan. Teknik penelitian ini adalah:
a. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dan berusaha membaur terhadap Driver Gojek guna mendapatkan informasi tentang penelitian yang sedang dilakukan yaitu hal-hal yang berkaitan dengan orderan fiktif yang dialami oleh beberapa Driver Gojek di Kota Pekanbaru.
b. Wawancara
Penulis melakukan wawancara terstrukur secara mendalam terkait orderan fiktif. Wawancara ini ditujukan Kepala HRD Gojek di Kota Pekanbaru; dan Manager/Co. Gojek di Kota Pekanbaru.
16 c. Kuesioner
Kuesioner diajukan secara tertutup, maksudnya penulis sudah menyiapkan daftar pertanyaan sekaligus telah membuat pilihan jawaban. Kuesioner ini khusus ditujukan terhadap Driver Gojek (Go- Ride) di Kota Pekanbaru; dan Pengguna jasa Gojek (Go-Ride) di Kota Pekanbaru satu bulan terakhir.
d. Kajian Pustaka
Teknik ini merupakan peran aktif penulis mencari dan membaca kepustakaan atau referensi yang memiliki korelasi dengan permasalahan yang diteliti.
6. Analisis data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Jadi dalam analisis data bertujuan untuk mengorganisasikan data-data yang telah diperoleh. Setelah data dari lapangan terkumpul, maka penulis akan mengelola dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, dan memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat di kelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan menemukan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
17
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Ade Maman Suherman, Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Aspek Hukum dalam Ekonomi Global, Jakarta : Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004.
Agnes M Toar, Tanggungjawab Produk Sejarah dan Perkembangannya Dibeberapa Negara, Makasar,: Rineka DKIH, 2016.
AZ. Nasution, Hukum perlindungan Konsumen (Suatu Pengantar), Cetakan kedua, Jakarta : Diadit Media, 2016.
---, Pengantar Hukum Perlindungan Konsumen, Cetakan Kedua, Jakarta : Daya Widya, 2002.
---, Konsumen dan Hukum, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995.
Doni Wijayanto, GOJEK For Every Need, Solo: Tiga Serangkai, 2018.
E. Fernando M.Manullang, Menggapai Hukum Berkeadilan, Tinjauan Hukum Kodrat dan Antinomi Nilai. Cetakan Kesatu. Jakarta : Buku Kompas.
2007.
Edmon Makarim, Pengantar Hukum Telematika, Jakarta : Badan Penerbit FH UI, Rajawali Pers, Jakarta, 2003.
I Gede A.B. Wiranata, Dasar-Dasar Etika dan Moralitas (Pengantar Kajian Etika Profesi Hukum), Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005.
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, Surakarta: Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2003.
NHT. Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Jakarta:
Erlangga, 2014.
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat diIndonesia, Surabaya:
PT.Bina Ilmu, 1987.
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2008.
Ridwan Khairandy (Ed.), Pengantar Hukum Dagang Indonesia, Yogyakarta: UII Press, 2012.
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-V 2000.
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Grasindo, 2000.
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: Raja Grafindo 2014.
Sudikno Mertokusumo, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993.
Wahyu Sasongko, Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen Bandar Lampung: Universitas lampung, 2007.
Wirjono Projodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, Bandung: Sumur, 1993.
B. Jurnal/Skripsi/Tesis/Disertasi/Internet/dan Lainnya
https://en.wikipedia.org/wiki/Simple_random_sample, diakses pada tanggal 10 Maret 2020 pukul 11.53
https://gatutwijayajombang.blogspot.co.id/2011/04/apa-itu-teori-perjanjian-gatut- wijaya.html, diakses, tanggal, 10 Maret 2020.
https://id.wikipedia.org/wiki/Gojek, diakses pada tanggal 10 Maret 2020.
https://pekanbaruku.com/2017/07/sejarah-pekanbaru.html, terakhir kali diakses tanggal 10 Maret 2020.
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.Gojek.app, diakses pada tanggal 10 Maret 2020 pukul 11.44 WIB.
https://www.cermati.com/e-money/gopay, diakses tanggal 10 Maret 2020.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5c935f9b7b5fa/aturan-
pengenaan-isuspend-i-dan-putus-mitra-pada-ojek-ionline-i/, diakses pada tanggal 10 Maret 2020.
https://www.ranahriau.com/berita-9880-perayaan-hut-pekanbarumenjadi-momen- sejarah-dan-masa-depan-suatu-kota.html, terakhir kali diakses tanggal 10 Maret 2020.
https://www.riau.go.id/home/content/4/kota-pekanbaru, terakhir kali diakses tanggal 10 Maret 2020.
Humas Gojek, Kontrak Kilat (Online), https://www.gojek.com/app/kilat-contract/, diakses pada tanggal 10 Maret 2020.
Soemali, Hubungan Antara Konsumen dan Produsen, https://slideplayer.info/slide/2729964/, diakses pada 10 Maret 2020.
C. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.