PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam UUPA, asas hak penguasaan tanah oleh negara diatur dan direduksi menjadi berbagai jenis hak atas tanah yang diberikan kepada orang perseorangan dan badan hukum. Pendaftaran hak atas tanah merupakan sarana penting untuk membangun dan mewujudkan kepastian hukum serta penataan kembali penggunaan, penguasaan, dan kepemilikan tanah.
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bermanfaat bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang nyata kepada masyarakat khususnya masyarakat awam agar mengetahui dan memahami tata cara pengurusan sertifikasi tanah melalui Program Pertanian Nasional (PRONA) yang baik dan benar. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan tolak ukur atau tolok ukur untuk meminimalisir permasalahan agar permasalahan yang ada tidak terulang kembali.
Definisi Istilah
Tanah adalah tanah atau permukaan tanah yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan dan kepentingan manusia. Keterbatasan lahan yang ditempati oleh suatu bangsa yang dikuasai oleh suatu negara bagian atau wilayah negara.
Sistematika Pembahasan
Penyelenggaraan perlindungan hukum hak atas tanah melalui Program Agraria Nasional (PRONA) di Desa Tamansari Kecamatan Agraria Nasional (PRONA) di Desa Tamansari Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo. Implementasi Perlindungan Hukum Hak Atas Tanah melalui Program Agraria Nasional (PRONA) di Desa Tamansari, Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo.
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
15 Halijah, “Efektifitas Kewenangan Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa Terhadap Kepemilikan Hak Atas Tanah” (Skripsi, UIN Alaludin Makasar, 2017). Tinjauan Hukum Pelaksanaan Tata Cara Penerbitan Sertifikat Tanah Pertama Kali di Kantor Pertanahan Kota Makassar.
Kajian Teori
Hak atas tanah sekunder adalah hak atas tanah yang berasal dari tanah pihak lain. Fakta Hak Atas Tanah Masyarakat Sebelum Program Agraria Nasional (PRONA) di Desa Tamansari Kecamatan Sumbermalang Agraria (PRONA) di Desa Tamansari Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menyatakan bahwa satu-satunya bukti kepemilikan hak atas tanah yang diakui adalah sertifikat hak atas tanah.
Fakta Hak Atas Tanah Masyarakat Sebelum Program Nasional Agraria (PRONA) di Desa Tamansari Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo. Penyelenggaraan perlindungan hukum hak atas tanah melalui Program Agraria Nasional (PRONA) di Desa Tamansari Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo yaitu tanah yang sudah bersertifikat tidak lagi menimbulkan sengketa dan memperjelas status hak milik, ada pula yang tidak bersertifikat. telah lengkap atau belum diterima oleh pemohon sertifikat, sehingga harus mendaftarkan tanahnya melalui Program Agraria Nasional (PRONA) dan dikenakan biaya. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan seperti ini terkait dengan sejauh mana sertifikasi tanah, khususnya dalam Program Nasional Agraria (PRONA), hadir di masyarakat. Artinya data dan informasi yang dikumpulkan adalah data dan informasi yang benar-benar muncul di masyarakat. Penelitian empiris sebenarnya bersumber dari data dasar, yaitu data yang diperoleh langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama melalui penelitian lapangan, yang dilakukan baik dengan cara observasi, wawancara, maupun dengan menyebarkan kuesioner.45.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field study) di Desa Tamansari Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo.
Lokasi Penelitian
Subyek Penelitian
Sumber data primer ini dilakukan dengan cara mewawancarai informan yang berkompeten di bidangnya dan juga dapat dipercaya. Informan adalah orang-orang yang dapat digunakan untuk memberikan informasi mengenai situasi dan latar belakang kondisi penelitian.48. Dalam penelitian ini data yang ingin dijadikan sebagai sumber informasi penelitian adalah : Bapak Sulaiman selaku Kepala Desa Tamansari, Dedi Sulton Fujiono selaku Kepala Keuangan Desa Tamansari yang mengetahui keuangan masuk dan keluar khususnya milik PRONA sendiri. biaya, Pak. Samsul Bahri selaku Sekretaris Desa Tamansari yang juga dilimpahkan tugas penanganan PRONA, karena masyarakat yang mempunyai pengalaman dalam sertifikasi tanah melalui PRONA, dan kerabat desa lainnya yang merasa cukup mengetahui hal tersebut. , bersama warga Desa Tamansari yang turut merasakan dampak dari PRONA itu sendiri.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diambil dari berbagai referensi atau acuan seperti majalah, buku, peraturan perundang-undangan, artikel, dokumen, website terkait perlindungan hukum hak atas tanah masyarakat melalui Program Nasional Agraria (PRONA).
Tekhnik Pengumpulan Data
Namun dalam hal ini peneliti menggunakan metode pertama yaitu observasi partisipan, namun tidak meninggalkan metode kedua. Karena dalam hal ini peneliti tinggal di lingkungan informan yang lebih mudah mengamati kehidupannya. Dalam hal ini peneliti bermaksud untuk memperoleh informasi tentang Perlindungan Hukum Hak Atas Tanah Masyarakat melalui Program Nasional Agraria (PRONA) secara cuma-cuma, namun tetap melihat prosedur yang ada.
Dalam hal ini data yang diperoleh berupa foto-foto kegiatan wawancara, data dokumentasi Desa berupa berkas laporan, dan data dokumentasi mengenai Perlindungan Hukum Hak Atas Tanah.
Analisis Data
Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan dengan menyusun teks deskripsi atau narasi singkat berdasarkan hasil reduksi data berdasarkan hasil wawancara. Penarikan kesimpulan dilakukan atas dasar data yang diperoleh dan dianalisis serta menarik makna dari analisis tersebut dengan menarik kesimpulan yang jelas. Membuat kesimpulan sementara yang dapat dijadikan bekal saat melakukan penelitian untuk memberikan interpretasi terhadap kata-kata yang diperoleh, terutama data yang berkaitan dengan fokus penelitian.
Kesimpulan dalam penelitian ini diambil berdasarkan penyajian data dan pembahasan data dengan teori yang digunakan.
Keabsahan Data
Partisipasi peneliti juga dapat meningkatkan kredibilitas data yang dikumpulkan, karena peneliti dapat melihatnya secara langsung. Triangulasi adalah suatu teknik untuk memeriksa keabsahan data atau kebenaran data dengan menggunakan sesuatu yang berbeda, metode yang berbeda dan pada waktu yang berbeda.56. Dalam penelitian lapangan, teknik triangulasi digunakan untuk memeriksa keabsahan data yang peneliti temukan dari hasil wawancara peneliti dengan informan kunci lainnya. Peneliti kemudian mengkonfirmasi hal tersebut dengan studi dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian dan hasil penelitian. pengamatan peneliti di lapangan sehingga kemurnian, validitas dan kredibilitasnya dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam hal ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber yang bertujuan untuk menguji kredibilitas data dengan cara memeriksa data yang diperoleh dari berbagai sumber.
Tahap-tahap Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan masyarakat sekitar mengenai implikasi atau dampak Program Pertanian Nasional (PRONA), di Dusun Nangkaan, Desa Tamansari, Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo. Mengenai fakta hak atas tanah di desa Tamansari sebelum PRONA masih banyak yang berbentuk huruf C, keterangan di buku Karawangan dan sangat sedikit yang bersertifikat. Umumnya di Desa Tamansari huruf C disebut juga dengan girik, girik hanya berupa sertifikat objek tanah.
Implikasi Program Pertanian Nasional (PRONA) Terhadap Hak Atas Tanah Masyarakat di Desa Tamansari Kecamatan Sumbermalang, Tanah Masyarakat di Desa Tamansari Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Gambaran Obyek Penelitian
Sejarah desa Tamansari berdasarkan bukti-bukti yang ada dan juga berdasarkan cerita dari para sesepuh masyarakat setempat dan juga berdasarkan mantan kepala desa Tamansari adalah sebagai berikut: 57. Kalau ditilik dari sejarah desa Tamansari, pasti ada asal usulnya. yang menyebabkan keberadaan desa ini, pada awalnya desa Tamansari hanya terbatas pada daerah pegunungan, bisa dikatakan merupakan hutan Balantara yang sepi dan penuh dengan lalu lintas, kemudian muncullah seorang yang bernama Wonokromo yang biasa disapa Mbah Wono di pada masanya, Mbah Wono melarikan diri, dikejar penjajah karena membunuh penyerang, maka ia bersembunyi di salah satu desa yang saat itu bernama Dusun Alang-alang. waktu itu belum ada nama untuk desa itu. Mbah Wono tidak sendirian melainkan bersama 3 temannya antara lain Ju' Takem, Ju' Gembreng dan Ju'.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa penduduk perempuan mendominasi penduduk laki-laki (51,3%) perempuan dibandingkan laki-laki (48,7%), meskipun selisihnya kecil, namun jumlah pekerja laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan angkatan kerja laki-laki. ...perempuan, namun tidak menutup kemungkinan perempuan di Desa Tamansari bekerja untuk mencari nafkah dan membantu suaminya.
Penyajian Data dan analisis
- Fakta Hak Atas Tanah Masyarakat Sebelum Program
- Implikasi Program Nasional Agraria (PRONA) Terhadap
- Penerapan perlindungan Hukum Hak Atas Tanah Melalui
Jadi, status kepemilikan tanah warga Desa Tamansari hanya sebagian saja yang sudah bersertifikat karena juga dibatasi oleh biaya. Sebab sebagian besar perekonomian bersumber dari tingkat kesuburan tanah, terutama tanah yang menjadi sumber pendapatan utama masyarakat Desa Tamansari. Mengenai perlindungan hukum terhadap hak, berikut pendapat Bapak. Sale sebagai Kepala Desa Karanganyar, Desa Tamansari, Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo.
Kenyataan yang muncul di Desa Tamansari, Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo tidak seratus persen sama dengan aturan yang ada, bahkan di masyarakat justru berbanding terbalik.
Pembahasan Temuan
24 Tahun 1997 tentang pencatatan tanah pada pasal 32 mengatur bahwa satu-satunya bukti kepemilikan hak atas tanah yang diakui adalah akta hak milik atas tanah. 86 Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2013 tentang Pengalihan Wewenang Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah. Mengenai fakta hak atas tanah masyarakat sebelum adanya Program Agraria Nasional (PRONA) di Desa Tamansari Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo, yaitu tanah yang merupakan warisan nenek moyang atau orang tuanya, atau tanah hasil perkebunan. rata-rata transaksi jual beli masih berupa huruf C/ girik saja, girik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah huruf kecil (sebagai keterangan dan sebagainya) dan masih menggunakan cap jempol adat lama, ada pula yang bersertifikat , namun tidak banyak, dan ada pula yang hanya sebatas informasi pada kitab kerawangan desa Tamansari.
Halijah, “Efektifitas Kewenangan Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa Terhadap Kepemilikan Hak Atas Tanah” (Skripsi, UIN Alaludin Makasar, 2017).
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam hal ini peneliti berusaha menarik kesimpulan dari keseluruhan penelitian untuk menjawab secara singkat dan jelas fokus penelitian atau rumusan masalah dalam penelitian, yang pada bab ini didasarkan pada pembahasan yang telah dipaparkan peneliti pada bab sebelumnya. Terkait dengan pelaksanaan Program Pertanian Nasional (PRONA) memang cukup memenuhi harapan, namun ada juga yang tidak sesuai harapan. PRONA terlalu mahal dan tidak mematuhi peraturan yang ada, serta tujuan PRONA tidak sesuai rencana.
Sementara itu, dilakukan secara represif dengan melakukan mediasi antar masyarakat yang bersengketa (baik antar rumah maupun di balai desa), membujuk masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya agar tidak terjadi perselisihan di kemudian hari.
Saran
- Penelitian terdahulu
- Penggunaan tanah Desa Tamansari Kecamatan Sumbermalang
- Jumlah penduduk Desa Tamansari berdasarkan jenis kelamin
- Nama Dusun dan jumlah RT.RW
- Mata pencarian masyarakat Desa Tamansari Kecamatan Sumbermalang
Pemerintah sebaiknya menyiapkan Program Agraria Nasional (PRONA) setiap tahunnya karena masih banyak lahan yang belum bersertifikat, sehingga bisa menjadi terobosan baru untuk memaksimalkan program tersebut. Dian Retno Wulan, “Pelaksanaan Proyek Operasi Agraria Nasional (PRONA) di Kabupaten Karanganyar” (Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang, 2016). Nurul Munia, “Kualitas Pelayanan Proyek Operasi Agraria Nasional (PRONA) di Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang” (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makasar, 2018).
Muthia Moraya, “Pendaftaran tanah sistematik lengkap ditinjau berdasarkan asas ketepatan yang melekat pada peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 35 Tahun 2016 tentang percepatan pendaftaran tanah sistematik lengkap” ( Disertasi, Universitas Pasundan Bandung, 2018).