• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WAJIB PAJAK DALAM MEKANISME KEBERATAN PAJAK YANG MELEWATI BATAS WAKTU BERDASARKAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan " PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WAJIB PAJAK DALAM MEKANISME KEBERATAN PAJAK YANG MELEWATI BATAS WAKTU BERDASARKAN "

Copied!
103
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik permasalahan yang akan menjadi batasan pembahasan penelitian ini.

Faedah Penelitian

Secara teoritis yaitu meningkatkan pengetahuan di bidang hukum acara, khususnya hukum acara perpajakan, dan ikut memikirkan perkembangan dan penegakan hukum acara, khususnya pengaturan pengajuan keberatan oleh wajib pajak. Sebagai dasar dan acuan kajian tindak lanjut dalam rangka pengajuan keberatan Wajib Pajak dan sebagai bahan kajian. Praktis yaitu sebagai sumbangsih pemikiran bagi masyarakat luas, khususnya bagi mahasiswa hukum acara lainnya yang ingin mempelajari lebih jauh tentang pengajuan keberatan pajak.

Tujuan Penelitian

Wajib Pajak adalah subjek pajak yang memenuhi persyaratan objektif yang ditetapkan undang-undang, yaitu UU PPH 1984. Benar; termasuk upaya yang diberikan kepada wajib pajak untuk mencari keadilan melalui penyelesaian sengketa di pengadilan pajak. Sengketa pajak dapat timbul antara lain karena perbedaan pendapat antara wajib pajak dengan pemerintah mengenai besarnya pajak yang terutang.

Pada hakekatnya keberatan tersebut merupakan upaya hukum biasa di luar Pengadilan Pajak yang dimaksudkan untuk mengajukan keadilan kerugian bagi Wajib Pajak. Menerima bukti pembayaran pajak sebagai bukti bahwa Wajib Pajak telah membayar pajak yang terutang; Hak-hak wajib pajak yang dikenai pajak daerah sebagaimana ditentukan antara lain sebagai berikut;86.

Pasal 25, ayat Akhirnya, mungkin banyak wajib pajak yang mengurungkan niat untuk mengajukan keberatan karena sanksi tersebut.

Defenisi Operasional

Keaslian Penelitian

Penulis berpendapat bahwa penelitian tentang keberatan yang diajukan wajib pajak merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh wajib pajak dan penelitian mengenai pokok bahasan penelitian ini bukanlah hal yang baru. 34; Upaya hukum banding di pengadilan pajak atas keputusan direktur jenderal bea dan cukai tentang keberatan terhadap penetapan nilai pabean (Studi kasus: Sengketa pabean antar Cv. Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis penelitian deskriptif, dimana penelitian ini menggambarkan fakta atau keadaan, disertai argumentasi yang relevan, bersifat deskriptif.

Secara konstruktif, substansi dan pembahasan kedua penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dengan mempelajari topik pembahasan yang penulis angkat dalam bentuk tesis ini, mengarah pada aspek pemeriksaan yang berkaitan dengan perlindungan hukum wajib pajak yang mengajukan keberatan dan permohonan tidak dijawab oleh direktorat pajak di atas batas yang ditetapkan undang-undang.

Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Alat Pengumpul Data
  • Analisis Data

Penelitian pada umumnya membedakan antara data yang diperoleh langsung dari masyarakat dan data dari bahan pustaka yang diperoleh melalui sarana. Data diambil dari hukum Islam yaitu Al-Qur'an yaitu Surat Al-Taubah ayat 29 dan Hadits (Sunnah Nabi). Bahan hukum sekunder, yaitu penjelasan dari bahan hukum primer, seperti buku-buku, hasil penelitian, karya tulis kalangan hukum dengan penelitian, dan sebagainya.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei kepustakaan yang dilakukan dengan dua cara yaitu. luring; yaitu pengumpulan langsung data penelitian perpustakaan dengan mengunjungi toko buku, perpustakaan (baik di dalam maupun di luar kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) untuk mengumpulkan data sekunder yang diperlukan untuk penelitian yang bersangkutan. Di web; yaitu penelitian kepustakaan (library research), yang dilakukan dengan mencari di media online guna mengumpulkan data sekunder yang diperlukan untuk penelitian yang bersangkutan. 5) Analisis data.

Analisis data menjelaskan bagaimana menggunakan data yang dikumpulkan untuk memecahkan masalah penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum biasanya dilakukan melalui analisis kualitatif tergantung dari jenis dan tujuan penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA

Keberatan merupakan upaya hukum biasa yang berada di luar pengadilan pajak dan dimaksudkan untuk mencari keadilan atas kerugian wajib pajak. Keberatan tidak boleh disalahgunakan oleh Wajib Pajak sehubungan dengan memperoleh keadilan atas kerugian yang dideritanya. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah pertanyaan tentang bagaimana konsepsi undang-undang yang muncul dalam memberikan perlindungan hukum kepada wajib pajak.

Wajib Pajak diberi kesempatan untuk memperoleh keadilan dalam sengketa perpajakan melalui keberatan/upaya hukum. Tuntutan uang muka sebesar ½ (setengah) dari jumlah pajak yang terutang oleh wajib pajak berarti wajib pajak dianggap bersalah. Berdasarkan ketentuan Pasal 25 Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, jelas Wajib Pajak dapat mengajukan upaya hukum sengketa terhadap SKP KB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), SKP KBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan), SKP LB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar). Surat), SKPN (Surat Ketetapan Pajak Nihil), dan pemotongan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Perselisihan antara pemeriksa fungsional yang menerbitkan surat ketetapan pajak dengan wajib pajak diselesaikan oleh badan keberatan yang berkedudukan di kantor wilayah yang membidangi kantor pelayanan pajak. Hal tersebut mendorong pemerintah untuk menciptakan mekanisme yang dapat memberikan kekuatan paksaan kepada wajib pajak yang tidak patuh terhadap undang-undang. Hak wajib pajak yang dikenai pajak pusat sebagaimana ditentukan adalah sebagai berikut: 85.

Dalam hal permohonan diterima, Wajib Pajak diberi kesempatan untuk memperpanjang jangka waktu penyampaian surat pemberitahuan; Secara umum, bagi wajib pajak yang dapat mengajukan keberatan baik Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN & PPnBM) dan pajak tidak langsung lainnya yang menurut Undang-Undang Perpajakan dapat diajukan banding atau gugatan pajak. Batas waktu pengajuan keberatan adalah tiga bulan, cukup bagi wajib pajak untuk menyiapkan keberatan yang akan diajukan ke pajak.

Setelah memenuhi persyaratan tersebut, petugas pajak akan meninjau surat keberatan yang diajukan wajib pajak. Banyak keberatan wajib pajak yang ditolak oleh Direktorat Jenderal Pajak sehingga harus diselesaikan oleh pengadilan pajak. Ketidakpuasan wajib pajak tercermin dari banyaknya wajib pajak yang mengajukan banding, meskipun keberatannya ditolak.

Referensi

Dokumen terkait

Wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, mebayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak teruhutang (self assessment), sehingga melalui sistem ini administrasi