• Tidak ada hasil yang ditemukan

perlindungan konsumen atas penerapan klausula baku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "perlindungan konsumen atas penerapan klausula baku"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

x

PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA BAKU YANG DIBUAT OLEH PELAKU USAHA TOKO KOSMETIK DI

KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG

Oleh Nurul Azzarah NIM. 190574201010

Abstrak

Klausula baku adalah perjanjian sepihak yang dibuat oleh pelaku usaha tanpa melibatkan peran konsumen dalam isi dari klausula baku tersebut. Penetapan klausula baku yang terjadi di toko X kosmetik Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang menimbulkan adanya permasalahan antara pelaku usaha dan konsumen.

Permasalahan “pecah berarti membeli” dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dijelaskan bahwa dalam Pasal 18 Ayat (2) menjelaskan pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuk penulisannya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau pengungkapannya sulit dimengerti. Maka dalam hal ini sudah melanggar dari Pasal 18 Ayat (2) terkait letak dan bentuk penulisannya tidak dicantumkan pada toko kosmetik nya sehingga jika terjadi permasalahan ini konsumenlah yang harus mengganti keseluruhan harga barang yang pecah. Tujuan dari permasalahan ini adalah untuk mengetahui implikasi yuridis penerapan klausula baku yang dibuat oleh pelaku usaha toko kosmetik terhadap konsumen dan perlindungan konsumen atas penerapan klausula baku yang dibuat oleh pelaku usaha toko kosmetik Kota Tanjungpinang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif empiris yaitu dimana pendekatan normatif empiris pada dasarnya merupakan penggabungan antara pendekatan hukum normatif dengan adanya penambahan berbagai unsur empiris yang menjadi suatu fokus pandangan norma hukum serta pelaksanaan hukum dalam masyarakat. Hasil penelitian ini adalah penulis menyimpulkan bahwa toko Kosmetik ini menerapkan klausula baku yang berbunyi “pecah berarti membeli”. Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dalam Pasal 18 Ayat (2) menjelaskan bahwa adanya larangan pelaku usaha dalam pencantuman klausula baku dilihat dari bentuk dan penempatannya sulit terlihat. Berdasarkan permasalahan pelaku usaha awalnya tidak mencantumkan klausula baku namun pada saat terjadi permasalahan ini barulah pelaku usaha menerapkan klausula baku “pecah berarti membeli”.

Kata Kunci: Klausula baku, Perlindungan Konsumen, Pelaku Usaha

(2)

xi

CONSUMER PROTECTION FOR THE IMPLEMENTATION OF STANDARD CLAUSES MADE BY COSMETIC SHOP BUSINESS IN BUKIT BESTARI

DISTRICT, TANJUNGPINANG CITY

by Nurul Azzarah NIM. 190574201010

Abstract

Standard clauses are unilateral agreements made by business actors without involving the role of consumers in the contents of these standard clauses. The determination of the standard clause that occurred at the X cosmetics store, Bukit Bestari District, Tanjungpinang City, caused problems between business actors and consumers. The problem of "breaking means buying" in the Consumer Protection Act is explained that in Article 18 Paragraph (2) it explains that business actors are prohibited from including standard clauses where the location or form of writing is difficult to see or cannot be read clearly, or the disclosure is difficult to understand.

So in this case it has violated Article 18 Paragraph (2) regarding the location and form of writing not being listed on the cosmetic shop so that if this problem occurs it is the consumer who has to replace the entire price of the broken item. The purpose of this problem is to find out the juridical implications of applying standard clauses made by cosmetic shop business actors to consumers and consumer protection for the application of standard clauses made by cosmetic shop business actors in Tanjungpinang City. The research method used in this study is empirical normative, namely where the empirical normative approach is basically a combination of normative legal approaches with the addition of various empirical elements which become a focus of view of legal norms and the implementation of law in society. The result of this research is that the writer concludes that this cosmetic store applies a standard clause which reads "split means buy". Based on Law Number 8 of 1999 concerning Consumer Protection in Article 18 Paragraph (2) it explains that there is a prohibition for business actors in the inclusion of standard clauses seen from the shape and placement it is difficult to see. Based on the problem, the business actor initially did not include a standard clause, but when this problem occurred, the business actor applied the standard clause "split means buy".

Keywords: Standard Clauses, Consumer Protection, Business Actors

Referensi

Dokumen terkait

Pengaturan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap tanggung jawab PT PLN sebagai pelaku usaha atas penerapan klausula baku tentang kebijakan sistem

Penggunaan klausula baku tidak dilarang sebagaimana dimaksud dalam UU Perlindungan Konsumen, namun demikian klausula baku seringkali memposisikan nasabah Pemegang kartu kredit

Aspek Aksiologi Ilmu Hukum, Perlindungan konsumen terhadap Klausula baku pada dasarnya telah telah diatur dalam undang-undang perlindungan konsumen, berdasarkan ketentuan

Undang-undang tentang perlindungan konsumen tidak memberikan definisi tentang perjanjian baku dan/atau pencantuman klausula baku dalam setiap dokumen atau perjanjian

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan ini dengan judul ³ Perlindungan Hak Konsumen Akibat Aturan Klausula Baku Usaha Karaoke

“Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN ( FINANCE ) DIKAITKAN DENGAN UU NO.. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (STUDI DI

Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, klausula baku adalah “setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang