• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tapi saat ini permainan anak mulai dilupakan oleh masyarakat

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Tapi saat ini permainan anak mulai dilupakan oleh masyarakat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SAJAK PERMAINAN ANAK PADA MASYARAKAT NAGARI MUARA PAITI KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN 50 KOTA

(ANALISIS STRUKTUR, MAKNA, DAN FUNGSI)

Revika¹, Aruna Laila², Samsiarni²

¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaSTKIP PGRI Sumatera Barat

²Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat revika19.r1@gmail.com

ABSTRACT

The background of this research is poem of children game that is a kind of oral literature which has been there in Nagari Muara Paiti, District of Kapur IX, Regency of 50 Kota.Each poem of children game has different structures, meanings, and functions. The purpose of this research is to describe poemstructure, meaning, and function of children game to society in Nagari Muara Paiti, District of Kapur IX, Regency of 50 Kota. The method of the research is using descriptive method. Based on the research analysis, it can be sum up that: First, out-structure (physic) of children game poem, that is diction using the word which has meaning of lexical, denotative, connotative and symbolic. Next, in-structure (inner), generally the theme is about life and human characteristic. Second, the meaning which found in the children game poemare, denotative, extension, intention, metaphor, connotative, pictorial, and contextual.

Third,poem functions of children game are, as social control tool,entertainment, determine who will be, and disturb others.

Keywords: Analysis, Children Game Poem, Structure, Meaning, Function.

PENDAHULUAN

Canggihnya teknologi saat ini merupakan faktor utama yang menyebabkan kurang tertariknya anak-anak terhadap permainan anak yang merupakan salah satu ciri khas daerah yang seharusnya diwariskan pada generasi yang muda. Tapi saat ini permainan anak mulai dilupakan

oleh masyarakat. Hal tersebut merupakan suatu permasalahan yang patut mendapat perhatian, karena suatu kebudayaan merupakan ciri khas dari suatu kelompok masyarakat yang perlu dipertahankan serta diwariskan, agar kebudayaan tersebut tidak hilang dan tetap melekat pada masyarakat pemilik kebudayaan

(2)

tersebut. Suatu karya sastra baik lisan maupun tulisan mempunyai struktur, makna, dan fungsi tertentu. Sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota mempunyai struktur, makna, dan fungsi yang berbeda. jak dalam permainan bagi masyarakat Nagari Muara Paiti adalah sebagai pengiring permainan.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka perlu diadakan penelitian mengenai struktur, makna, dan fungsi sajak permainan anak dengan judul “Sajak Permainan Anak Pada Masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabutapen 50 Kota (Analisis Struktur, Makna, dan Fungsi)”. Penelitian ini bertujuan sebagai berikut ini.Pertama, mendeskripsikan struktur sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota.

Kedua, mendeskripsikan makna sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota. Ketiga, mendeskripsikan

fungsi sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota.

Rumusan malasah dalam penelitian ini berbentuk pertanyaan, yaitu sebagai berikutini.Pertama, seperti apakah struktur sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota?Kedua, seperti apakah makna sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota?Ketiga, seperti apakah fungsi sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota?

Menurut Atmazaki (2008:9), sajak adalah jenis karya sastra yang dipertentangkan dengan prosa.

Menurut Amir (2013:52-53) lagu (sajak) permainan anak adalah lagu- lagu yang didendangkan oleh anak- anak dalam permainan mereka.

Menurut Emzir dan Saifur (2015:242), struktur puisi (sajak) pada dasarnya mempunyai dua unsur, yaitu struktur luar (surface

(3)

structure) dan struktur dalam (deep structure). Menurut Stevenson (dalam Pateda, 2010:82), jika seseorang menafsirkan makna sebuah lambang, berarti ia memikirkan sebagaimana mestinya tentang lambang tersebut; yakni suatu keinginan untuk menghasilkan jawaban tertentu dengan kondisi- kondisi tertentu pula.

Fungsi sajak menurut Danandjaya (1991:49-50), ialah sebagai berikut; (1) sebagai alat kendali sosial;(2) untuk hiburan, terutama untuk menghibur anak bayi dan anak kecil yang lebih besar; (3) untuk memulai suatu permainan, untuk menentukan siapa yang akan menjadi “yang jadi” dalam permainan yang akan dilakukan; dan (4) untuk menekan atau menggangu orang lain.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan struktur, makna, dan fungsi sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti

Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota.

Penelitia ini dilakukan tanggal 14-17 Juli 2017 di Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatera Barat.Entri penelitian ini adalah sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota. Penelitian yang difokuskan pada struktur, makna, dan fungsi sajak permainan anak.Peneliti hadir sebagai orang yang melakukan penelitian di Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota. Data dikumpulkan dengan teknik sebagai berikut: (1) studi pustaka untuk mendapatkan referensi yang akan menunjang penelitian; (2) studi lapangan melakukan observasi/lapangan, wawancara dengan informan yang mengetahui sajak permainan anak; (3) merekam, mentranskripsikan, dan mentransliterasikan sajak permainan anak ke dalam bahasa Indonesia; dan (4) pencatatan, teknik ini berguna untuk mencatat kembali informasi yang telah diperoleh dari informan

(4)

pada saat wawancara berlangsung sampai selesai.

Informan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang yang terdiri dari 2 orang perempuan dan 1 orang laki- laki. Rentang usia informan dalam penelitian ini ialah 50-75 tahun.

Informan dalam penelitian ini adalah penduduk asli masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota, sehat jasmani dan rohani, jarang atau tidak pernah meninggalkan desanya, dan mempunyai pengetahuan mengenai sajak permainan anak. Informan lainnya yang digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian ini adalah anak-anak yang sedang menyanyikan sajak permainan anak.

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.

Instrumen kedua adalah daftar pertanyaan.Selain itu, untuk

mempermudah dalam

mengumpulkan data, peneliti menggunakan instrumen pembantu berupa alat perekam, format atau panduan wawancara dengan informan, serta peralatan tulis lainnya seperti pena dan buku agar peneliti mendapatkan hasil yang

akurat dan valid.Instrumen penelitian digunakan untuk merekam dan mencatat data yang ingin diperoleh berkaitan dengan sajak permainan anak.

Untuk memeriksa keabsahan data penelitian ini menggunakan teknik uraian rinci.Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data adalah sebagai berikut: (1) mentranskripsikan data hasil rekaman ke dalam bahasa tulis;(2) mentransliterasikan ke dalam bahasa Indonesia; (3) mendeskripsikan data sajak permainan anak yang telah ditranskripsikan yang berhubungan dengan struktur, makan, dan fungsi;

(4) menganalisis data sajak permainan anak yang berhubungan dengan struktur, makna, dan fungsi;

(5) menyimpulkan berdasarkan hasil penelitian; dan (6) menulis laporan berdasarkan hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkanpengambilan data ke lapangan yang dilakukan tanggal 14-17 Juli 2017, temuan penelitian terkait sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti

(5)

Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota adalah sebagai berikut.

1. Struktur Sajak Permainan Anak Pada Masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota

Struktur sajak permainan anak terdapat dua bagian, yaitu struktur luar (fisik) dan struktur dalam (batin). Struktur luar (fisik) mencakup penggunaan kata (diksi) dan bunyi (rima), sedangkan unsur dalam (batin) mencakup tema dan pesan yang terdapat dalam sajak.Struktur luar yang terdapat dalam sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota, sejalan dengan pendapat Emzi dan Saifur (2015:242), maka dalam penelitian ini ditemukan penggunaan diksi pada sajak permainan anak berupa kata yang bermakna leksikal, denotatif, konotatif, dan simbolis.

Penggunaan kata yang bermakna leksikal terdapat dalam sajak “Mata Paku”, “Si Fatimah”, dan “Kepiting Dena”. Penggunaan kata yang bermakna denotatif terdapat dalam sajak “Cang Goreng”, “Om Pimpa”,

“Puang-puang Ngalo”, “Kuciang Bolang”, “Aladin”, “Novita”, “Si

Fatimah”, “Ibu Tuti”, “Ya Oma”,

“Cin Cina”, “Terima Kasih Sim”,

“Neng Reguneng”, dan “Potong Bebek Angsa”. Kemudian, penggunaan kata yang bermakna konotatif terdapat dalam sajak permainan anak yang berjudul Puang-puang Ngalo. Selanjutnya, penggunan kata simbolis terdapat dalam sajak Novita.

Makna denotatif lebih dominan digunakan dalam sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota, karena penggunana kata yang bermakna denotatif atau makna sebenarnya ini lebih mudah dipahami oleh anak- anak dalam melakukan permainan atau memahami pembelajaran yang terdapat dalam sajak permainan, sehingga dalam melakukan permainan anak-anak mudah mengerti dengan permainan yang dimainkan dan mudah memahami pembelajaran yang terdapat dalam sajak permainan anak tersebut.

Penggunaan makna konotatif jarang digunakan dalam sajak permainan anak karena anak-anak akan kesulitan untuk memahami apa yang

(6)

akan dilakukan dalam permainan dan sulit memahami pembelajaran yang terdapat dalam sajak permainan anak tersebut.

Unsur bunyi yang terdapat dalam sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota berupa rima dan irama.

Menurut Emzir dan Saifur (2015:243-244), rima terbagi atas empat jenis, yaitu asonansi, aliterasi, dan rima akhir. Asonansi atau keruntutan vokal terdapat dalam sajak permainan anak yang berjudul

“Cang goreng”, “Cak Indin”, “Ngin Beringin”, “Om Pimpa”, “Mata Paku”, “Puang-puang Ngalo”,

“Kuciang Bolang”, “Aladin”,

“Novita”, “Si Fatimah”, “Ibu Tuti”,

“Kepiting Dena”, “Irisan Timun”, Ya Oma”, “Tuik Lotuik”, “Cin Cina”,

“Terima Kasih Sim”, “Neng Reguneng” dan “Potong Bebek Angsa”. Aliterasi atau purwakanthi terdapat dalam sajak permainan anak yang berjudul “Cang goreng”, “Cak Indin”, “Ngin Beringin”, “Om Pimpa”, “Mata Paku”, “Puang-puang Ngalo”, “Kuciang Bolang”, “Aladin”,

“Novita”, “Si Fatimah”, “Ibu Tuti”,

“Kepiting Dena”, “Irisan Timun”, Ya Oma”, “Tuik Lotuik”, “Cin Cina”,

“Terima Kasih Sim”, “Neng Reguneng” dan “Potong Bebek Angsa”. Rima akhirterdapat dalam sajak “Om Pimpa”. Pada bait pertama bersajak a-a-b-b, bait kedua bersajak a-b-a-b, dan bait ketiga bersajak a-b-a-b. Sementara itu, pada sajak “Cang Goreng” persamaan bunyi terdapat pada akhir baris dan bersajak a-a-a-a. Kemudian pada sajak “Tuik Lotuik” persamaan bunyi juga terdapat pada akhir baris dan bersajak a-a-a-a. Selanjutnya, pada sajak “Aladin” persamaan bunyi hanya terdapat pada akhir baris bait pertama dan bersajak a-a-a-a. Pada sajak “Cin Cina” persamaan bunyi hanya terdapat pada akhir baris bait terakhir dan bersajak a-a-a-a.

Penggunaan rima dalam sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota banyak menggunakan rima asonansi dan rima aliterasi. Penggunaan rima tersebut dimaksudkan agar sajak menjadi indah dan menarik ketika sajak tersebut dinyanyikan atau

(7)

dibacakan.Irama yang terdapat dalam sajak permainan anak yang disebabkan oleh penataan rima, sehingga menimbulkan aspek musikalitas tertentu yang terdapat dalam sajak permainan anak yang berjudul “Om Pimpa”, “Cang Goreng”, dan “Tuik Lotuik”.

Penataan rima yang terdapat dalam sajak permainan anak membuat sajak menjadi lebih indah karena adanya penekanan, intonasi dan tempo tertentu ketika sajak dinyanyikan atau dibacakan.

Struktur dalam (batin) sajak permainan anak terdapat dalam sajak

“Om Pimpa”, “Ya Oma”, “Aladin”, dan “Si Fatimah”. Pada sajak “Om Pimpa” dan “Ya Oma”, bertema mengenai sifat manusia. Pesan yang terdapat dalam sajak “Om Pimpa”, yaitu janganlah bersifat iri dan dengki kepada orang lain, sedangkan pesan yang terdapat dalam sajak “Ya Oma”, ialah janganlah bersifat sombong dan angkuh. Sementara itu, tema yang terdapat dalam sajak

“Aladin”, yaitu lampu ajaib dan pesan yang terdapat dalam sajak

“Aladin” tersebut adalah jangan terlalu percaya kepada orang lain.

Selanjutnya, tema yang terdapat pada sajak “Si Fatimah” yaitu mengenai proses kehidupan, sedangkan amanat yang terdapat dalam sajak “Si Fatimah” tersebut ialah menjalani kehidupan dengan melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

2. Makna Sajak Permainan Anak Pada Masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota

Makna yang terdapat dalam sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota adalah makna denotatif yang terdapat dalam sajak “Cang Goreng”,

“Om Pimpa”, “Puang-puang Ngalo”,

“Kuciang Bolang”, “Aladin”,

“Novita”, “Si Fatimah”, “Ibu Tuti”,

“Ya Oma”, “Cin Cina”, “Terima Kasih Sim”, “Neng Reguneng”, dan

“Potong Bebek Angsa”. Makna ekstensi terdapat dalam sajak “Cang Goreng”, “Om Pimpa”, “Puang- puang Ngalo”, “Aladin”, “Novita”,

“Ibu Tuti”, “Irisan Timun”, “Cin Cina”, dan “Potong Bebek Angsa”.

Makna Intensi terdapat dalam sajak

“Puang-puang Ngalo”, “Cak-cak Indin”, “Mata Paku”, “Aladin”, “Ibu

(8)

Tuti”, “Kepiting Dena”, “Irisan Timun”, “Ya Oma”, dan “Tuik Lotuik”. Makna kiasan yang terdapat dalam sajak “Om Pimpa”. Makna konotatif yang terdapat dalam sajak

“Puang-puang Ngalo”. Makna piktorial yang terdapat dalam sajak

“Om Pimpa”, “Aladin”, “Si Fatimah”, dan “Tuik Lotuik”. Makna kontekstual terdapat dalam sajak

“Cang Goreng”, “Om Pimpa”,

“Aladin”, “Novita”, dan “Si Fatimah”.

Makna yang banyak terdapat dalam sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota ialah makna intensi. Makna intensi banyak digunakan agar dalam melakukan permainan, peserta mudah memahami maksud dari lirik- lirik sajak yang dinyanyikan untuk mengiringi permainan. Kemudian, peserta juga akan lebih mudah untuk melakukan permainan, karena adanya penekanan maksud dalam sajak permainan anak tersebut, sehingga tata cara permainan dapat dipahami dan dimengerti oleh tiap peserta.

3. Fungsi Sajak Permainan Anak Pada Masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota

Selain makna yang beragam, sajak permainan anak juga memiliki fungsi. Danandjaya (1991:49-50) membagi fungsi sajak permainan anak atas empat fungsi, yaitu fungsi sebagai alat kendali sosial, fungsi sebagai hiburan, fungsi untuk menentukan siapa yang “jadi” dalam permainan, dan fungsi untuk mengganggu orang lain. Fungsi sebagai alat kendali sosial terdapat dalam sajak permainan anak yang berjudul “Cang Goreng”, “Om Pimpa”, “Novita”, dan “Si Fatimah”.

Fungsi sebagai hiburan terdapat dalam sajak “Puang-puang Ngalo”,

“Mata Paku”, “Cin Cina”, “Si Fatimah”, “Kuciang Bolang”,

“Terima Kasih Sim”, “Ya Oma”, dan

“Potong Bebek Angsa”. Selanjutnya, fungsi untuk menentukan siapa yang

“jadi” terdapat dalam sajak “Om Pimpa”, “Cang Goreng”, “Ibu Tuti”,

“Neng Reguneng”, “Kepiting Dena”,

“Irisan Timun”, “Aladin”, “Cak-cak Indin”, dan “Ngin Beringin. Sajak permainan anak yang berfungsi untuk mengganggu orang lain

(9)

terdapat dalam sajak “Novita” dan

“Tuik Lotuik”. Fungsi yang banyak terdapat dalam sajak permainan anak ialah fungsi sebagai hiburan, karena sajak permainan anak pada umumnya memang digunakan sebagai hiburan dan untuk mengisi waktu luang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 19 sajak permainan anak pada masyarakat Nagari Muara Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota. Dari 19 sajak permainan anak tersebut dianalisis berdasarkan struktur, makna dan fungsi, Struktur sajak permainan anak yang dianalisis terbagi atas struktur luar (fisik) dan struktur dalam (batin). Struktur luar (fisik) terdiri atas diksi dan bunyi (rima), sedangkan struktur dalam (batin) mencakupi tema, pesan atau makna yang tersirat dalam sajak.

Strukur luar (fisik) sajak permainan anak mengenai diksi dalam sajak permainan anak menggunakan kata yang bermakna leksikal, denotatif, konotatif, dan bermakna simbolis. Kemudian unsur bunyi (rima) dalam sajak permainan anak banyak terdapat bunyi asonansi

dan aliterasi. Selanjutnya, struktur dalam (batin) yang terdapat dalam sajak permainan anak memiliki tema mengenai kehidupan dan sifat manusia, sedangkan pesan atau makna yang tersirat dalam sajak meliputi; (1) tidak memelihara sifat iri dan dengki; (2) menjalani hidup dengan sebaik-baiknya; dan (3) tidak bersifat angkuh dan sombong.

Sajak permainan anak memiliki makna yang beragam. Dari 19 data yang diperoleh, terdapat enam jenis makna yang dianalisis dalam sajak permainan anak. Makna tersebut ialah sebagai berikut: (1) makna denotatif; (2) makna ekstensi;(3) makna intensi; (4) makna kiasan; (5) makna konotatif;

(6) makna piktorial; dan (7) makna kontekstual. Selain memiliki makna, sajak permainan anak juga memiliki fungsi. Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat 4 sajak permainan anak yang berfungsi sebagai alat kendali sosial, 19 sajak permainan anak yang memiliki fungsi sebagai hiburan, 9 sajak permainan anak yang memiliki fungsi untuk menentukan siapa yang “jadi”, dan 2

(10)

sajak permainan anak yang memiliki fungsi untuk mengganggu orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Adriyetti. 2013. Sastra Lisan Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.

Atmazaki.2008. Analisis Sajak:

Teori, Metodologi & Aplikasi.

Padang: UNP Press.

Danandjaya, James. 1991. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain.Jakarta:

Pustaka Utama Grafiti.

Emzir dan Saifur Rohman. 2015.

Teori dan Pengajaran Sastra.

Jakarta: Rajawali Pers.

Nadra dan Reniwati. 2009.

Dialektologi: Teori dan Metode.

Yogyakarta:ElmateraPublishing.

Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

3.5.2 Perlakuan invigorasi pada benih dengan ekstrak daun gulma

Industri Mebel yang terdapat di Nagari Muara Panas merupakan industri pengolahan kayu yang dirintis dan dikembangkan oleh warga Nagari Muara Panas sendiri, di daerah ini terdapat