• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permen PUPR No 22 tahun 2018 - Lampiran

N/A
N/A
ratria putri

Academic year: 2023

Membagikan "Permen PUPR No 22 tahun 2018 - Lampiran"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

Bahan konstruksi gedung pemerintahan harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dipersyaratkan, diusahakan menggunakan bahan konstruksi lokal atau produksi dalam negeri, termasuk bahan konstruksi sebagai bagian dari komponen konstruksi sistem manufaktur. Campuran atau perekat yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis dan sesuai dengan jenis bahan penutup lantai yang digunakan. Struktur bangunan gedung negara harus memenuhi persyaratan keselamatan dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta standar konstruksi bangunan gedung, yang dibuktikan dengan analisis struktur sesuai dengan ketentuan.

Bahan konstruksi bangunan, baik struktur beton bertulang, struktur kayu, maupun struktur baja, harus memenuhi standar teknis bahan bangunan yang berlaku dan menghitung kekuatan struktur berdasarkan standar teknis yang sesuai dengan bahan konstruksi atau struktur yang bersangkutan. Ketentuan penggunaan bahan konstruksi bangunan gedung negara tersebut di atas dapat disesuaikan dengan kemajuan teknologi bahan konstruksi, khususnya disesuaikan dengan kemampuan sumber daya setempat, dengan tetap memperhatikan kekuatan dan ketahanan sesuai dengan peruntukan yang ditentukan. Ketentuan lebih rinci mengikuti ketentuan standar teknis mengenai bahan bangunan yang digunakan untuk konstruksi.

Komponen beton prefab untuk struktur gedung pemerintahan dapat berupa pelat, balok, kolom dan/atau panel dinding.

Basemen

Komponen kolom pracetak harus mempunyai kuat tarik nominal paling sedikit 1,5 (satu koma lima) luas penampang bruto (Ag dalam KN). Komponen panel dinding pracetak harus mempunyai minimal dua tulangan pengikat per panel dengan kuat tarik nominal paling sedikit 45 KN (empat puluh lima kilonewton) per tulangan pengikat.

PERSYARATAN UTILITAS BANGUNAN

  • Air minum
  • Pengelolaan air limbah domestik
  • Pengelolaan sampah
  • Sistem proteksi kebakaran
  • Instalasi listrik
  • Pencahayaan
  • Sistem ventilasi dan pengkondisian udara
  • Fasilitas komunikasi dan informasi

Gedung-gedung negara harus menyediakan sistem daur ulang air untuk air limbah non-toilet (grey water) sebelum digunakan kembali. Gedung-gedung negara harus menyediakan fasilitas pengelolaan air limbah toilet (black water) agar memenuhi baku mutu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai baku mutu air limbah domestik sebelum dialirkan ke saluran pembuangan kota. Ketentuan lainnya mengikuti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang pengelolaan air hujan pada bangunan gedung dan kavling.

Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai penerangan alami dan penerangan buatan yang cukup sesuai fungsinya. Ketentuan teknis dan jumlah penerangan alami dan penerangan buatan harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar penerangan pada bangunan gedung. Bangunan gedung negara harus mempunyai sistem ventilasi dan/atau pengkondisian udara yang memadai untuk menjamin sirkulasi udara segar dalam ruangan dan bangunan.

Ketentuan teknis yang lebih rinci mengenai sistem ventilasi dan pengkondisian udara harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan Tata Cara SNI untuk perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan gedung.

PUIL 2011)

Instalasi gas

Kebisingan dan getaran

Aksesibilitas dan fasilitas bagi penyandang disabilitas

Penerapan persyaratan teknis bangunan gedung negara menurut klasifikasinya terdapat pada Tabel 1 Lampiran I, dan persyaratan teknis khusus bangunan gedung negara terdapat pada Tabel 2 Lampiran I.

SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG NEGARA GEDUNG KEMENTERIAN/LEMBAGA NEGARA

KETERANGAN

A PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Jarak Antar Bangunan minimal 4 m minimal 4 m, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan pertimbangan keselamatan, kesehatan, dan

Ketinggian Bangunan maksimum 2 lantai maksimum 8 lantai (di atas 8 lantai harus mendapat rekomendasi Menteri)

Koefisien Dasar Bangunan Sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah setempat 5. Koefisien Lantai Bangunan Sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah setempat

Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan *)

B PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN

Bahan Penutup Lantai keramik, vinil, tegel PC, homogeneous tile (HT)

Bahan Dinding Luar bata, batako diplester dan dicat, kaca

C PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN

Pondasi batu kali, kayu, rollag bata, beton-bertulang K-200

NO. URAIAN KLASIFIKASI

D PERSYARATAN UTILITAS dan PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN

  • Bak Septik/septictank &
  • Sumber daya listrik *) PLN, Generator (Penggunaan daya listrik harus memperhatikan prinsip hemat energi), serta mengikuti ketentuan dalam SNI PUIL
  • Penerangan 100-400 lux/m2, dihitung berdasarkan kebutuhan dan fungsi bangunan/fungsi ruang serta ketentuan peraturan perundang-undangan dan standar
  • Sarana Transportasi Vertikal dan Horizontal *)
  • Aksesibilitas bagi disabilitas/penyandang
  • Proteksi petir proteksi petir sesuai dengan ketentuan ketentuan peraturan perundang-undangan dan standar tetang Sistem Proteksi Petir

Ram di dalam bangunan mempunyai kemiringan maksimum 6° (1:10) Ram di luar bangunan mempunyai kemiringan maksimum 5° (1:12) Lebar efektif rangka tidak boleh kurang dari 95 cm tanpa tepi/pinggiran pengaman (rendah mengendalikan ). ) dan 120 cm dengan tepi pengaman/kanstin (tepian rendah). Sesuai dengan ketentuan peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang persyaratan kenyamanan bangunan. Proteksi petir Proteksi petir telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta standar yang berkaitan dengan sistem proteksi petir. Standar yang berkaitan dengan sistem proteksi petir.

E PERSYARATAN SARANA KESELAMATAN 1. Tangga Penyelamatan

Koridor/selasar lebar minimal 0,92 m (1 orang pengguna kursi roda) / lebar minimal 1,84 m (2 orang pengguna kursi roda)

SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN RUMAH NEGARA RUMAH NEGARA

KETERANGAN Khusus & Tipe A Tipe B Tipe C,D, dan E

Jarak Antar Bangunan minimal 3 m, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan pertimbangan

Koefisien Dasar Sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah setempat 5. Koefisien Lantai

Pagar Halaman Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu), besi, baja , kayu, dan bahan

Bahan Penutup Lantai marmer lokal, homogeneous

Bahan Dinding bata, batako, bata ringan diplester dan dicat

Bahan Kosen kayu dipelitur/dicat anodized aluminium

C PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN

Saluran air hujan talang, saluran lingkungan talang, saluran lingkungan talang, saluran lingkungan

Sarana Pengamanan

Tata Udara 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC)*)

E PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN 1. Tangga Penyelamatan

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN

PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, ttd

BASUKI HADIMULJONO

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

NOMOR 22/PRT/M/2018 TENTANG

GEDUNG NEGARA

STANDAR LUAS DAN KEBUTUHAN ATAU JENIS RUANG 1. Ruang Menteri atau Ketua Lembaga atau Gubernur

  • Ruang Wakil Menteri atau Wakil Ketua Lembaga atau wakil Gubernur atau anggota dewan atau Eselon IA
  • Istirahat Rapat
  • Kerja
    • Ruang Eselon IB Standar luas ruang
  • Istirahat
    • Ruang Eselon IIA Standar luas ruang
  • Kerja Ruang Tamu
    • Ruang Eselon IIB Standar luas ruang
    • Ruang Eselon IIIA Standar luas ruang
    • Ruang Eselon IIIB Standar luas ruang
    • Ruang Eselon IV Standar luas ruang
    • Ruang Rapat
    • Ruang Diklat
    • Eselon II – III : 1 kamar untuk 2 orang, luas 20 m 2
    • Eselon IV & staff : 1 kamar untuk 3 - 4 orang, luas 24 m 2
    • Gedung Parkir
  • 0 = 34 m2/mobil Standar luas ruang parkir mobil
  • 0 , 2 arah = 6,6 m
  • 0 , 1 arah = 4,8 m
  • 0 , 2 arah = 6,3 m
    • Ketentuan jenis dan jumlah ruang bangunan rumah negara

Persentase tempat parkir mencapai 25% dari luas ruang kantor, Kebutuhan unit parkir bus dihitung tersendiri. Lebar jalur sirkulasi Jalur sirkulasi satu arah lebar 3,5 meter Jalur sirkulasi dua arah lebar 6,5 meter.

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

PERSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Komponen Biaya Pembangunan bangunan gedung negara meliputi komponen biaya pelaksanaan konstruksi, biaya perencanaan teknis, biaya

  • Biaya pelaksanaan konstruksi
  • arsitektur;
  • struktur;
  • utilitas yang meliputi pekerjaan plumbing, dan jaringan instalasi penerangan; dan
  • perampungan (finishing)
  • Biaya Perencanaan Teknis
  • Biaya Pengawasan konstruksi
  • Biaya Manajemen Konstruksi
  • Biaya Pengelolaan Kegiatan
  • biaya operasional unsur pengguna anggaran dimanfaatkan untuk keperluan honorarium staf dan panitia lelang, perjalanan
  • besarnya honorarium pengelolaan kegiatan mengikuti ketentuan yang berlaku

Nilai maksimum biaya perencanaan teknis dihitung berdasarkan persentase biaya perencanaan teknis konstruksi terhadap nilai biaya pelaksanaan konstruksi yang tercantum pada tabel 1, 2 dan 3 serta pada tabel A, B dan C. Nilai maksimum biaya konstruksi konstruksi pengawasan dihitung berdasarkan persentase biaya pengawasan konstruksi terhadap nilai biaya pelaksanaan konstruksi tercantum pada tabel 1, 2 dan 3 serta pada tabel A, B dan C. Nilai maksimal biaya pengelolaan konstruksi dihitung berdasarkan persentase perbandingan biaya pengelolaan konstruksi terhadap biaya pelaksanaan konstruksi tercantum pada tabel 1, 2 dan 3 serta tabel A, B dan C.

Nilai maksimum biaya pengelolaan kegiatan dihitung berdasarkan persentase biaya pengelolaan kegiatan terhadap nilai biaya pelaksanaan konstruksi, ditunjukkan pada Tabel 1, 2, dan 3, serta Tabel A, B, dan C. Untuk pekerjaan pada daerah yang sulit dijangkau transportasi (daerah terpencil), diperlukan biaya transportasi menuju lokasi tersebut.

Untuk pekerjaan yang berada di wilayah yang sukar dijangkau transportasi (remote area), kebutuhan biaya untuk transportasi ke lokasi tersebut,

Kelebihan biaya berupa penghematan yang didapat dari biaya perencanaan teknis, biaya manajemen konstruksi atau pengawasan

PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI SEDERHANA

BIAYA KONSTRUKSI FISIK (JUTA RP)

PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN

BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI TIDAK SEDERHANA

PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI KHUSUS

DAFTAR BIAYA KOMPONEN KEGIATAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Biaya Konstruksi Fisik

Biaya Perencanaan

Konstruksi

Biaya Manajeme

Biaya Pengawasan

Biaya Pengelolaa

Kegiatan n

Total Biaya Pembangunan

DAFTAR BIAYA KOMPONEN KEGIATAN

PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

DAFTAR BIAYA KOMPONEN KEGIATAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Biaya Konstruksi Fisik

Biaya Manajemen Konstruksi

Biaya Pengawasan Konstruksi

Biaya Pengelolaan Kegiatan

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEGIATAN DAN TUGAS PENYEDIA JASA KONSTRUKSI

  • PENYEDIA JASA PERENCANAAN KONSTRUKSI
    • Organisasi penyedia jasa perencanaan konstruksi disesuaikan dengan lingkup dan kompleksitas pekerjaan, seperti
    • Penyedia jasa perencanaan konstruksi berfungsi melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan, dokumen lelang, dokumen untuk pelaksanaan
    • Penyedia jasa perencanaan konstruksi mulai bertugas sejak ditetapkan berdasarkan SPMK mulai dari tahap perencanaan sampai dengan serah terima
    • Penyedia jasa perencanaan konstruksi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada Kepala Satuan Kerja atau
    • Dalam hal di daerah tempat pelaksanaan kegiatan tidak terdapat perusahaan yang memenuhi persyaratan dan bersedia melakukan tugas konsultansi
    • Pengadaan penyedia jasa perencanaan konstruksi harus berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pedoman pelaksanaan
    • Untuk pekerjaan pembangunan dengan luas bangunan diatas 12.000 m 2 (dua belas ribu meter persegi) atau diatas 8 (delapan) lantai, penyedia jasa
    • Biaya penyelenggaraan lokakarya, termasuk biaya kerja sama dengan pemberi jasa keahlian rekayasa nilai (value engineering) merupakan bagian dari biaya
    • Penyedia jasa perencanaan konstruksi tidak dapat merangkap sebagai penyedia jasa manajemen konstruksi untuk pekerjaan yang sama
    • Biaya penyedia jasa perencanaan konstruksi dibebankan pada komponan biaya perencanaan teknis kegiatan
    • Kegiatan Perencanaan Teknis
    • Penyusunan rencana teknis untuk kegiatan pembangunan
    • Penggunaan Building Information Modelling (BIM) wajib diterapkan pada Bangunan Gedung Negara tidak sederhana dengan kriteria luas diatas 2000 m 2
  • PENYEDIA JASA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
    • Organisasi penyedia jasa pelaksanaan konstruksi disesuaikan dengan lingkup dan kompleksitas pekerjaan, seperti
    • Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk melakukan tugas pelaksanaan konstruksi
    • Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi berfungsi membantu pengelola kegiatan untuk melakukan tugas pelaksanaan konstruksi fisik
    • Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi mulai bertugas sejak waktu yang ditetapkan berdasarkan SPMK sampai dengan serah terima akhir pekerjaan
    • Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada Kepala Satuan Kerja atau
    • Pengadaan Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi harus berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
    • Biaya Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi dibebankan pada komponen biaya pelaksanaan konstruksi yang ditetapkan
    • Kegiatan konstruksi fisik terdiri atas
  • PENYEDIA JASA PENGAWASAN KONSTRUKSI
    • Organisasi penyedia jasa pengawasan konstruksi disesuaikan dengan lingkup dan kompleksitas pekerjaan, seperti
    • Penyedia jasa pengawasan konstruksi adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas-tugas konsultansi
    • Penyedia jasa pengawasan konstruksi berfungsi melaksanakan pengawasan pada tahap pelaksanaan konstruksi
    • Penyedia jasa pengawasan konstruksi mulai bertugas sejak ditetapkan berdasarkan SPMK sampai dengan paling lambat 2 (dua) minggu setelah serah
    • Penyedia jasa pengawasan konstruksi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada Kepala Satuan Kerja atau
    • Dalam hal di daerah tempat pelaksanaan kegiatan tidak terdapat perusahaan yang memenuhi persyaratan dan bersedia melakukan tugas penyedia jasa
    • Penyedia jasa pengawasan konstruksi digunakan untuk seluruh jenis kegiatan pembangunan bangunan gedung negara, kecuali untuk kegiatan yang harus
    • Pengadaan penyedia jasa pengawasan konstruksi harus berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pedoman pelaksanaan
    • Biaya penyedia jasa pengawasan konstruksi dibebankan pada komponen biaya pengawasan teknis yang bersangkutan
    • Kegiatan Pengawasan Konstruksi terdiri atas
  • PENYEDIA JASA MANAJEMEN KONSTRUKSI
    • Organisasi dan Tata Laksana
    • Penyedia jasa manajemen konstruksi adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk pelaksanaan tugas konsultansi dalam
    • Kegiatan Manajemen Konstruksi
  • PRT/M/2018 TENTANG

Pengadaan penyedia jasa perencanaan konstruksi harus berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pedoman pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah serta petunjuk teknis pelaksanaannya. Biaya penyelenggaraan lokakarya, termasuk biaya kerjasama dengan penyedia jasa rekayasa nilai, merupakan bagian dari biaya penyedia jasa rekayasa nilai, yang merupakan bagian dari biaya penyedia jasa perencanaan konstruksi. Penyedia jasa perencanaan konstruksi tidak dapat berperan sebagai penyedia jasa manajemen konstruksi untuk pekerjaan yang sama.

Perusahaan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas pelaksanaan konstruksi. Persyaratan yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas pelaksanaan pekerjaan fisik konstruksi bangunan gedung. Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontrak kepada Kepala Satuan Kerja atau bertanggung jawab secara kontrak kepada Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. Pengadaan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi harus didasarkan pada ketentuan yang terdapat dalam ketentuan peraturan perundang-undangan, ketentuan yang terdapat dalam ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah, serta petunjuk teknis pelaksanaannya. implementasinya.

Menyiapkan gambar sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as built drawing) yang telah siap sebelum penyerahan pertama, setelah mendapat persetujuan dari penyedia jasa manajemen konstruksi atau penyedia jasa pengawasan konstruksi dan diakui oleh penyedia jasa perencanaan konstruksi. Penyedia jasa pengawasan konstruksi mulai bekerja sejak ditetapkan berdasarkan SPMK sampai paling lambat 2 (dua) minggu setelah penyerahan berdasarkan SPMK dan paling lambat 2 (dua) minggu setelah penyerahan akhir. dari pekerjaan yang dilakukan oleh klien. penyedia layanan implementasi. Pengadaan penyedia jasa pengawasan konstruksi harus berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pedoman pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa umum, serta petunjuk teknis pelaksanaannya.

Penyedia jasa manajemen konstruksi adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan pelaksanaan tugas konsultasi dalam persyaratan pelaksanaan tugas konsultasi di bidang manajemen konstruksi. Dalam melaksanakan tugasnya, penyedia jasa manajemen konstruksi secara kontrak bertanggung jawab kepada pimpinan unit kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. Apabila tidak ada penyedia jasa pengelolaan konstruksi sebagaimana disebutkan di atas, maka fungsi tersebut akan dilaksanakan oleh unsur Departemen Teknis setempat.

Pengadaan penyedia jasa manajemen konstruksi harus berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa negara, serta pedoman teknis pelaksanaannya. Penyedia jasa manajemen konstruksi tidak boleh berperan sebagai penyedia jasa perencanaan konstruksi untuk pekerjaan yang bersangkutan.

PENGELOLAAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG NEGARA

  • PENGELOLA TEKNIS
    • Tata cara pengelolaan teknis yang menjadi kewenangan pusat dilaksanakan di daerah dengan azas dekonsentrasi sebagaimana diatur dalam ketentuan
    • Kompetensi Pengelola Teknis dikelompokkan berdasarkan
    • Korelasi antara kualifikasi pengelola teknis dan lingkup kegiatan sebagaimana tercantum pada Tabel 1
    • Pengelola Teknis bertugas untuk masa waktu 1 (satu) tahun anggaran sejak ditugaskan baik untuk kegiatan tahun tunggal maupun tahun jamak
    • Syarat menjadi pengelola teknis
    • Syarat menjadi tenaga pembantu pengelola teknis
    • Untuk daerah dengan sumber daya manusia terbatas dapat melakukan penyesuaian setelah berkonsultasi dengan Direktur Bina Penataan Bangunan
    • Pengelola teknis bertanggung jawab kepada
    • Tanggung jawab Pengelola Teknis sebatas pada teknis administratif
    • Organisasi pengelola teknis di Pusat sebagaimana tercantum pada gambar 1
    • Tata cara pemberian bantuan tenaga pengelola teknis dilakukan sesuai dengan prosedur operasi standar pemberian bantuan teknis sebagaimana tercantum
    • Kinerja Pengelola Teknis dinilai oleh Kepala Satuan Kerja K/L atau Kepala OPD yang menyelenggarakan pembangunan bangunan gedung Negara, secara
    • Pengelola teknis dapat mengundurkan diri dari penugasan apabila
    • Bilamana pengelola teknis mendapat persoalan dalam melaksanakan tugasnya, dapat melakukan
  • HAK DAN KEWAJIBAN
    • Pengelola teknis dalam melaksanakan tugasnya memiliki hak sebagai berikut
    • Pengelola teknis dalam melaksanakan tugasnya memiliki kewajiban sebagai berikut
  • SANKSI
    • Pengelola teknis dalam melaksanakan tugasnya mendapatkan sanksi bilamana
    • Apabila pengelola teknis dalam melaksanakan tugasnya mendapatkan sanksi, dapat berupa
  • PENYELESAIAN PENGADUAN
    • Proses penyelesaian pengaduan
  • PERMASALAHAN HUKUM
  • PELAPORAN
    • Proses pelaporan pengelola teknis

Manajer teknis bertugas untuk jangka waktu 1 (satu) tahun anggaran terhitung sejak diangkat, baik untuk kegiatan satu tahun maupun tahun jamak. Manajer Teknis Bersertifikat Gedung Pemerintah atau Pejabat Fungsional Perencanaan Gedung dan Perumahan yang merupakan Manajer Teknis Bersertifikat Gedung Pemerintah, dan. Mendapat penugasan sebagai manajer teknis oleh direktur penataan bangunan atau kepala OPD atau dinas teknis provinsi yang bertanggung jawab dalam pembangunan gedung-gedung pemerintah (di wilayah provinsi selain Provinsi DKI Jakarta).

Staf teknis yang ditugaskan oleh ketua tim pelaksana untuk mendukung kegiatan manajer teknis atau staf ahli. Staf Pembantu Pengelola Teknis adalah Pejabat Fungsional Perencanaan Konstruksi dan Perumahan, Pegawai Negeri Sipil Golongan III/a, dan merupakan Manajer Teknis bersertifikat dengan kualifikasi D. Secara struktural bertanggung jawab kepada Direktur Perencanaan Konstruksi Direktorat Jenderal Cipta Karya. , Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Secara struktural, ia bertanggung jawab kepada Kepala OPD/Dinas Teknis Provinsi yang membidangi pembangunan gedung-gedung negara. Secara operasional atau fungsional, staf Manajemen Teknis bertanggung jawab kepada Kepala OPD yang melaksanakan pembangunan gedung-gedung negara. Tata cara pemberian bantuan kepada personel manajemen teknis dilaksanakan sesuai dengan prosedur operasi standar pemberian bantuan teknis yang tercantum dalam prosedur operasi standar pemberian bantuan teknis yang tercantum pada Tabel 2.

Kinerja Manajer Teknis dinilai oleh Kepala Satuan Kerja K/L atau pemegang OPD yang melaksanakan pembangunan gedung negara, secara bertahap dengan melaksanakan pembangunan gedung negara, dengan mengisi formulir kinerja manajer teknis. dan disampaikan kepada Direktorat Tata Bangunan atau Kepala OPD atau Badan Teknis. Formulir evaluasi kinerja pengelola teknis pada tahap persiapan, perencanaan konstruksi, dan pelaksanaan konstruksi sebagaimana tercantum pada formulir 1, 2, dan 3. Pengaduan ditujukan kepada Direktur Pembinaan Peraturan Bangunan Gedung atau Kepala OPD atau Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung jawab. pembangunan gedung-gedung negara.

Penyelesaian pengaduan dilaporkan kepada Kementerian/Lembaga atau OPD dan Direktur Bina Penataan Bangunan atau Kepala OPD atau Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung jawab di bidang pembangunan gedung pemerintah dengan tembusan kepada tim pengelola. Apabila pengelola teknis menemui permasalahan hukum dalam pelaksanaan tugasnya, dapat melaporkan kepada atasannya sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Pedoman Bantuan Hukum di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Perumahan untuk mendapatkan bantuan hukum dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

NO NILAI KEGIATAN

KATEGORI KEGIATAN

JUMLAH TENAGA (orang)

TENAGA PEMBANTU PENGELOLA TEKNIS

TENAGA AHLI TEKNISTENAGA PENGELOLA TEKNIS

KETUA TIM

DIREKTUR BINA PENATAAN BANGUNAN/

KEPALA OPD YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM PEMBINAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

SEKRETARIAT

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PENGARAH

DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA KETUA TIM

DIREKTUR PELAYANAN BPB DJCK PELAYANAN PUPR/RA KANAS PROVINSI PU KOORDINATOR MANAJEMEN TEKNIS MANAJER TEKNIS.

TABEL 2.  TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN TENAGA PENGELOLA TEKNIS
TABEL 2. TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN TENAGA PENGELOLA TEKNIS

EVALUASI KINERJA TIM TENAGA PENGELOLA TEKNIS

URAIAN KEGIATAN

PELAKSANAAN

I TAHAP PERSIAPAN KONSTRUKSI

EVALUASI KINERJA TIM TENAGA PENGELOLA TEKNIS

II TAHAP PERENCANAAN KONSTRUKSI

Sebagai anggota panitia, aktif dalam proses pengadaan hingga penetapan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi (apabila menjadi anggota kelompok kerja). 4 Masukan PT kepada Satker/PPK pedoman penyusunan SPK/kontrak, penetapan proses kerja dan berita acara pembayaran angsuran. 6 Masukan PT kepada kontraktor mengenai program pelaksanaan (jadwal dan cara pelaksanaan, peralatan dan bahan serta pelaporan).

Masukan PT kepada Satker/PPK dalam pemeriksaan perubahan pekerjaan, serah terima pembayaran, SLF dan registrasi bangunan. Pendapat pasca perubahan Koreksi berita acara pembayaran Informasi tertulis proses SLF penyelesaian dokumen registrasi bangunan. Masukan PT kepada Satker/PPK dalam menilai kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan menghitung kenaikan/penyesuaian harga (jika ada).

Laporan tertulis bulanan mengenai pemantauan PT, pelaksanaan program kerja PT dan laporan akhir manajer teknis Penilaian kinerja manajer teknis: Beri tanda silang (v) pada kolom sebelah kanan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

LAPORAN MONITORING

I DATA UMUM PROYEK

TAHUN ANGGARAN

NAMA PEKERJAAN/KEGIATAN

II DATA TEKNIS

CARA PELAKSANAAN PERUSAHAAN SWAKELOLA DISAIN PROTOTIP PERUMNAS LAIN-LAIN 2. DATA

REALISASI FISIK DAN KEUANGAN

III CATATAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA TENAGA TEKNIS

IV DATA PELAPOR

Nama : Nip/Gol.

MONITORING PROYEK

MEN TERI

AN UMU

DAN PERUMAHAN

Gambar

TABEL 1. KORELASI ANTARA KUALIFIKASI PENGELOLA TEKNIS DAN LINGKUP KEGIATAN
GAMBAR 1.  ORGANISASI PENGELOLA TEKNIS DI PUSAT
TABEL 2.  TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN TENAGA PENGELOLA TEKNIS

Referensi

Dokumen terkait

Materials and Methods 2.1 Materials The study used total of seven bitter gourd accessions, including six accessions obtained from World Vegetable Center AVRDC 1329, AVRDC 1330,

Berdasarkan hasil pengujian ISO 9126 dengan karakteristik Portability yaitu, Adaptability, Instability, Coexistence dan Replaceability aplikasi mampu beradaptasi dan terinstal dengan