PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
38
TAHUN 2O2OTENTANG
JENIS JABATAN YANG DAPAT DIISI OLEH PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang bahwa
untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 94 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun2Ol4
tentang AparaturSipil
Negara,serta Pasal 74 ayat (3) dan Pasal
106Peraturan
PemerintahNomor 11 Tahun 2Ol7
tentangManajemen
PegawaiNegeri Sipil, perlu
menetapkanPeraturan
Presiden tentangJenis Jabatan yang
dapatdiisi
oleh Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja;Mengingat 1
. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik IndonesiaTahun
1945;2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2Ol4
tentangAparatur Sipil
Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OL4 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Noqror 5a9al;3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai NegeriSipil
(Lembaran NegaraRepublik
IndonesiaTahun 2Ol7
Nomor 63,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 60371;4. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2Ol8 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah
denganPerjanjian Kerja (Lembaran Negara
RepublikIndonesia Tahun 2018 Nomor 224,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor626!;
MEMUTUSKAN
SALINAN
Menetapkan
MEMUTUSI(AN:
PERATURAN
PRESIDEN TENTANG JENIS
JABATANYANG DAPAT DIISI OLEH PEGAWAI
PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA.BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden
ini
yangdimaksud
dengan:1. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan fungsi, tugas,
tanggungjawab,
wewenang,dan hak
seorang PegawaiAparatur Sipil
Negaradalam suatu satuan
organisasi.2.
Jabatan Pimpinan Tinggi, yangselanjutnya disingkat
JPTadalah
sekelompokJabatan tinggi
padaInstansi
Pemerintah.3. Jabatan Fungsional, yang selanjutnya disingkat
JFadalah
sekelompokJabatan yang berisi fungsi
dantugas berkaitan dengan pelayanan fungsional
yangberdasarkan pada keahlian dan
keterampilantertentu.
4. Jabatan Administrasi, yang selanjutnya disingkat
JAadalah
sekelompokJabatan yang berisi fungsi
dantugas berkaitan dengan pelayanan publik
sertaadministrasi
pemerintahan dan pembangunan.5. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat
daninstansi
daerah.6. Menteri adalah menteri yang
menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang
pendayagunaanaparatur
negara.7.
Aparatur
.PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
7. Aparatur Sipil Negara, yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
PegawaiNegeri Sipil
danPegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
yang bekerja padaInstansi
Pemerintah.8. Pegawai Aparatur Sipil Negara, yang
selanjutnyadisebut
Pegawai ASN adalah Pegawai NegeriSipil
dan PegawaiPemerintah dengan Perjanjian Kerja
yangdiangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
dandiserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahanatau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkanperaturan
perundang undangan.9.
Pegawai NegeriSipil,
yangselanjutnya disingkat
PNSadalah warga negara Indonesia yang
memenuhisyarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai
ASNsecara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaianuntuk menduduki Jabatan
pemerintahan.10. Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja,
yangselanjutnya disingkat PPPK adalah warga
negaraIndonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yangdiangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintahan.11.
Pejabat Pembina Kepegawaian, yang
selanjutnyadisingkat PPK adalah pejabat yang
mempunyaikewenangan menetapkan
pengangkatan,pemindahan, dan pemberhentian
Pegawai ASN danpembinaan
manajemen ASNdi Instansi
Pemerintahsesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.12. Pejabat
yang
Berwenang,yang selanjutnya disingkat
B/B adalah pejabat yang mempunyai
kewenanganmelaksanakan proses pengangkatan,
pemindahan,dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai
denganketentuan peraturan
perundang-undangan.BABII ...
BAB II
KRITERIA JABATAN YANG DAPAT DIISI OLEH PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA
Pasal 2
(1) Jabatan
yang dapatdiisi
oleh PPPKmeliputi:
a. JF;
danb.
JPT.(2) JPT
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)huruf
bhanya terdiri dari JPT utama tertentu
danJPT madya
tertentu.
Pasal 3
(1) Selain Jabatan sebagaimana dimaksud
dalamPasal 2, Menteri dapat menetapkan Jabatan lain
yangdapat diisi
oleh PPPK.(21
Jabatan lain
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)bukan merupakan Jabatan struktural
tetapimenjalankan fungsi manajemen pada Instansi
Pemerintah.(3) Jabatan lain
sebagaimanadimaksud pada ayat
(2)bukan JA atau bukan JPT pratama namun
dapatdisetarakan dengan JA atau JPT pratama
sesuai denganketentuan peraturan
perundang-undangan.Pasal 4
Kriteria JF yang dapat diisi oleh
PPPK,yaitu
sebagaiberikut:
a. Jabatan yang kompetensinya tidak tersedia
atau terbatasdi
kalangan PNS;b. Jabatan yang diperlukan untuk
percepatanpeningkatan kapasitas organisasi;
c. Jabatan yang diperlukan untuk
percepatanpencapaian
tujuan
strategis nasional;d. Jabatan yang mensyaratkan sertifikasi teknis
dari organisasi profesi;e.bukan...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
e. bukan Jabatan di bidang rahasia
negara,pertahanan, keamanan, pengelolaan aparatur
negara, kesekretariatan negara,
pengelolaansumber daya alam,
pengelolaankeuangan
negara, danhubungan luar
negeri; danf. bukan Jabatan yang menurut ketentuan
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan
Peraturan Presidenharus diisi
oleh PNS.Pasal 5
Kriteria JPT utama tertentu dan JPT madya tertentu
yang dapatdiisi
oleh PPPK,yaitu
sebagaiberikut:
a. Jabatan yang kompetensinya tidak tersedia
atauterbatas
di
kalangan PNS;b. Jabatan yang diperlukan untuk
percepatanpeningkatan kapasitas organisasi;
c. Jabatan yang diperlukan untuk
percepatanpencapaian
tujuan
strategis nasional;d. bukan Jabatan yang berkedudukan
sebagaiPPK
atau
PyB;e. bukan Jabatan di bidang rahasia
negara,pertahanan, keamanan, pengelolaan aparatur
negara, kesekretariatan negara,
pengelolaansumber daya alam,
pengelolaankeuangan
negara, danhubungan luar
negeri; danf. bukan Jabatan yang menurut ketentuan
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan
PeraturanPresiden
harus diisi
oleh PNS.Pasal 6
(1) Kriteria Jabatan lain yang dapat diisi oleh
PPPK,yaitu
sebagaiberikut:
a. Jabatan yang disetarakan dengan JA
atauJPT pratama;
b.
Jabatan
.b. Jabatan yang diperlukan untuk
percepatanpeningkatan kapasitas organisasi;
c. Jabatan yang diperlukan untuk
percepatanpencapaian
tujuan
strategis nasional;d. bukan Jabatan yang berkedudukan
sebagai PPKatau foB;
e. bukan Jabatan di bidang rahasia
negara,pertahanan, keamanan, pengelolaan aparatur negara, kesekretariatan negara,
pengelolaansumber daya alam, pengelolaan
keuangan negara, danhubungan luar
negeri; danf. bukan Jabatan yang menurut
ketentuanUndang-Undang, Peraturan Pemerintah,
dan Peraturan Presidenharus diisi
oleh PNS.(21 Jabatan yang disetarakan
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dapat berupa
penyetaraankedudukan jabatan atau penyetaraan hak keuangan dan fasilitas sesuai dengan
ketentuanperaturan
perundang-undangan.(3)
Selainkriteria
sebagaimanadimaksud
pada ayat (1), Jabatan lain yang dapatdiisi
oleh PPPK merupakan:a. Jabatan pada Instansi Pemerintah
yangmerupakan
satuankerja
organisasi;b. Jabatan
yang tugasdan fungsinya
memberikandukungan teknis pada anggota
lembaganonstruktural;
c. Jabatan
yang tugasdan fungsinya
memberikandukungan teknis manajemen pada
lembaganonstruktural dan kesekretariatan
lembaga negara;d. Jabatan pimpinan
padaperguruan tinggi
negeridi bawah kementerian yang
menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang
pendidikantinggi atau di bawah kementerian
yangmenyelenggarakan urusan
pemerintahandi bidang agama, kecuali jabatan
pemimpinperguruan tinggi negeri dan jabatan lain
yangmembidangi keuangan, kepegawaian,
dan barangmilik
Negara;e.
Jabatan
.FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7
e. Jabatan pimpinan pada rumah sakit milik
pemerintah daerah; atau
f. Jabatan
pada lembaga penyiaranpublik.
Pasal 7
Pengisian JF dapat dilakukan pada setiap jenjang Jabatan
sesuai dengan penetapankebutuhan.
Pasal 8
JF yang dapat diisi oleh PPPK tercantum
dalamLampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkandari
Peraturan Presidenini.
Pasal 9
(1) Dalam hal terdapat kebutuhan untuk
percepatanpeningkatan kapasitas organisasi atau
percepatanpencapaian tujuan strategis nasional,
Menteridapat melakukan perubahan jenis JF yang
dapatdiisi
oleh PPPK sebagaimanadimaksud
dalam Pasal8 dengan tetap berdasarkan kriteria
sebagaimanadiatur
dalam Peraturan Presidenini.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dikoordinasikan
dengan kementerian/ lembagaterkait.
Pasal 10
Pengisian JPT
utama tertentu dan JPT
madyatertentu
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 1 1
JPT
utama tertentu
dan JPT madyatertentu
yang dapatdiisi oleh PPPK harus mendapatkan
persetujuanPresiden sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB
III
KETENTUAN PENUTUP Pasal 12
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada
tanggaldiundangkan.
Agar
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkanpengundangan Peraturan Presiden ini
denganpenempatannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.Ditetapkan di
Jakarta
pada tanggal 26 Februari 2O2O
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Februari 2O2O
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2O NOMOR 65
ttd
Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
K INDONESIA Bidang
Hukum
danundangan,
la Djaman