• Tidak ada hasil yang ditemukan

persepsi anak nelayan terhadap pendidikan formal di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "persepsi anak nelayan terhadap pendidikan formal di"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERSEPSI ANAK NELAYAN TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL DI KENAGARIAN PASAR LAMA KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI

KABUPATEN PESISIR SELATAN

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Unutuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

VICKI ALEXANDER 11020103

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)

2

(3)

1

THE PERCEPTION OF OLDER FISHERMEN AGAINST FORMAL EDUCATION AT THE OLD MARKET OF KENAGARIAN

SUBDISTRICT LINGGO SARI BAGANTI SOUTH PESISIR REGENCY

Vicki Alexander, Liza Husnita, Kaksim

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat Email: [email protected]

ABSTRACK

The purpose of this research is done, namely, to determine the child's perception of fishermen to formal education in Kenagarian Old Market and any factors that influence the children of fishermen in the Old Market Kenagarian so it does not continue the higher level schools. Kenagarian research location is housed in the Old Market District of Muara Air Haji Linggo Sari Baganti South Coastal District. Data collection techniques used were: observation, interview, and documentation. Qualitative data processing techniques that though using the data in three stages, Reduce Data, Displaying Data, and conclusion. Subjects were children of fishermen in the old market Kenagarian completing school to elementary school (SD) and middle school (SMP) that amounted to 41 people by the use of purposive sampling techniques. The results of this study indicate that, Perception Fishermen Against Children Kenagarian Formal Education in the Old Market District of Linggo Sari Baganti South Coastal District is very diverse, but basically they are already aware of the importance of education especially for their formal education for the future. all of which can be seen from 41 respondents (10% of 409 respondents). which states that education is important as many as 25 people with the evidence they finished school to high school (SMP). and the factors that influence the Son Fishermen in the Old Market Kenagarian So Not Continuing Educational namely Economic Factors, Environmental Factors, Parental Awareness Factor of Arti Education, Employment Factors and Motivation Factor. of these factors, 41 respondents who researched 29 of whom said Economic factors are a major reason that children at this Old Market Kenagarian not continue the higher level schools like high school. This results in getting from the interviews will be undertaken against the respondents.

Keywords :perception, community fisherman, formal education.

(4)

2 I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak merupakan salah satu bagian dari tujuan mencerdaskan bangsa.

Dengan adanya pendidikan, anak-anak diasah melalui seperangkat pengetahuan untuk memiliki kesadaran dan kemauan yang positif dalam menemukan tujuan untuk dirinya di masa yang akan datang.

Perkembangan pendidikan di Indonesia telah menunjukkan keberhasilan yang cukup besar.Wajib belajar enam tahun dan pembangunan infrastruktur sekolah, lalu diteruskan dengan wajib belajar sembilan tahun adalah program pendidikan yang diakui cukup sukses (Latief, 2009).

Pendidikan amatlah penting bagi semua kalangan tak terkecuali anak–anak nelayan.

Pentingnya pendidikan bagi anak nelayan terletak pada kemampuan untuk meningkatkan kecerdasan anak, serta menjadikan anak-anak mereka menjadi anak yang lebih maju dibidang ilmu pengetahuan.

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang SISDIKNAS) no. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa fungsi pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan untuk membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. (Wisma Willis, 2008).

Tujuan pendidikan nasional tersebut maka diperlukan kerjasama yang terpadu antara guru dan orang tua.Untuk Merealisasikan saran pembangunan nasional, terutama dalam wilayah perluasan dan pemerataan belajar bagi seluruh warga negara Indonesia, PELITA IV (1994/1995) telah merencanakan wajib belajar Sembilan (9) tahun.wajib belajar sampai dengan lanjutan sekolah menengah (Wahjoetomo,1993).

Berdasarkan Pengamatan Penulis di Nagari Pasar Lama Kecamatan Linggo Sari Baganti yang terletak di antara Kecamatan Ranah Pesisir dan Kecamatan Pancung Soal di Kabupaten Pesisir Selatan . di Kecamatan Linggo Sari Baganti ini terdapat beberapa sekolah Formal Terdiri atas Beberapa SD Negeri, SLTP Terbagi atas SMP N 1 Linggo di Kenagarian Air Haji dan SMP Negeri 3 di Kenagarian Pasar Bukit, dan SLTA yakni SMK Adikarya di Kenagarian Air Haji dan SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti terdapat

di Kenagarian Pasar Lama. Data yang di dapat dari Kenagarian Pasar Lama ini banyak Anak yang tidak melanjutkan sekolah dan tidak peduli dengan pendidikannya. Berdasarkan wawancara awal pada tanggal 20 april 2016 dengan salah seorang nara sumber didapatkan bahwa salah satu faktor anak-anak di Kenagarian Pasar Lama ini banyak yang tidak melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi yang disebabkan faktor keuangan keluarga. Selain itu, ada beberapa faktor-faktor lain yang menjadi pendukung sehingga anak-anak di Kenagarian Pasar Lama ini banyak yang tidak melanjutkan sekolahnya.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi anak nelayan terhadap pendidikan formal di Kenagarian Pasar Lama Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi anak nelayan di Kenagarian Pasar Lama SehinggaTidak Melanjutkan Sekolah ”.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini untuk Mendeskripsikan persepsi anak nelayan terhadap pendidikan formal di Kenagarian Pasar Lama Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dan Mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi anak nelayan di Kenagarian Pasar Lama sehingga Tidak Melanjutkan Sekolah.

4. Kerangka Konseptual

pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non-formal dan informal.

a.

Pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah- sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

b. Pendidikan nonformal

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur

(5)

3 dan berjenjang.Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran, yang banyak terdapat di Masjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua Gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar, dan sebagainya.

b. Sasaran

Pendidikan nonformal di selenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

c. Fungsi

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

d. Jenis

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja.

Pendidikan kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

c. Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.alasan pemerintah mengagas pendidikan informal adalah:

a. Pendidikan dimulai dari keluarga b. Informal diundangkan juga karena

untuk mencapai

c. Homeschooling: pendidikan formal tapi dilaksanakan secara informal dan Anak harus dididik dari lahir.

Menurut Purwodarminto (1990: 759).

Persepsi merupakan tanggapan langsung dari serapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan. Persepsi mempunyai sifat subyektif, karena bergantung pada kemampuan dan keadaan masing-masing individu, sehingga akan di tafsirkan berbeda oleh individu lain. Dengan demikian persepsi merupakan proses perlakuan individu yaitu pemberian tanggapan, arti, gambaran, atau dirasakan oleh indranya, dalam bentuk sikap, pendapat, dan tingkah laku atau di sebut sebagai prilaku individu.

Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan, jenis nelayan dibedakan menjadi dua, nelayan dan nelayan kecil:

a. Nelayan, dikutip dari buku Hukum Perikanan Nasional dan Internasional (2010) Karya Marhawni Ria Siombo, adalah orang yang mata pencariannnya Melakukan penangkapan ikan.

b. Nelayan Kecil, menurut sumber yang sama, adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan pokok Sehari-hari.

Jadi, dalam hal ini, UU Negara membedakan jenis nelayan berdasarkan besar dan kecilnya skala penangkapan ikan yang menjadi pekerjaan sehari-hari.

5. Matode Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti jenis penelitian ini mengunakan Teknik purposive Sampling yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”, (Sugiyono 2008:85). Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan. yaitu anak-anak Nelayan di Kenagarian Pasar Lama yang dianggap dapat memberikan informasi sesuai dengan permasalahan penelitian. Jumlah Informan yang akan di teliti yaitu 41 Orang di ambil (10% dari 409 orang Anak Nelayan) di Kenagarian Pasar Lama menurut tingkat

(6)

4 pendidikannya. Teknik penarikan Purposive Sampling ini digunakan karena dalam penelitian ini ditentukan kriteria informan atau subyek penelitian secara jelas agar tercapai fokus dalam penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di Kenagaraian Pasar Lama Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

Informan dalam penelitian ini dimana adalah anak-anak nelayan yang berusia 10- 17, 18-23, 24-30 tahun. Berapa anak yang menamatkan sekolah di SD dan berapa pula anak nelayan yang menamatkan sekolahnya di SMP.

Sesuai dengan sumber data yang digunkan, maka teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

Agar data dapat dipercaya, maka digunakan analisia data Kualitatif. Menurut Moleong (2010: 330), “adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelolah, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Pengumpulan data, 2) Reduksi data, 3) Display data, 4) penarik kesimpulan.

II. KAJIAN PUSTAKA

Beberapa tulisan yang menyinggung tentang Persepsi Masyarakat dan kehidupan sosial ekonomi Masyarakat terhadap pendidikan anak diantaranya yaitu:

Rita Yuherma (2014), STKIP PGRI Sumatera Barat.”Persepsi Masyarakat Nelayan Terhadap Pendidikan Anak di Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat”.

Skripsi ini melihat tentang pandangan masyarakat nelayan tersebut dalam pendidikan anak di Kenagarian Air Bangis.

Eriyani (2003), STKIP PGRI Sumatera Barat.“Pandangan Masyarakat Nelayan Tehadap Pendidikan Anak Suatu Studi Di Carocok Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan”, Skripsi ini melihat tentang pandangan masyarakat nelayan tersebut dalam pendidikan anak di Kenagarian Carocok Tarusan.

Wisma Wilis (2008), STKIP PGRI Sumatera Barat.“Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Petani Terhadap Pendidikan

Anak Studi Khasus di Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok”, Tulisan ini melihat bagaimana kwalitas SDM masyrakat petani, serta persepsi dan partisipasi masyarakat tersebut terhadap pendidikan anak.

Makhsus (2013), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

“Persepsi Masyarakat Tentang Pentingnya Pendidikan Formal 12 Tahun (Studi Kasus Kampung Pejamuran, Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, KabupatenTangerang)”, Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran, Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang.

Tulisan lain yang membahas tentang Presepsi Masyarakat Nelayan Adalah Nia Tetin Yuniarti (2000), Institut Pertanian Bogor. Persepsi Masyarakat Nelayan Terhadap Pendidikan Formal (Kasus: Pantai Pamayang, Desa Cikawungading, Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat) skripsi ini menjelaskan tentang persepsi masayarakat nelayan di daerah pantai pawayang desa cikawungading terhadap pendidikan formal di daerah tersebut.

Ada juga tulisan dari Neneng Rahma Yeni (2013), STKIP PGRI Sumatera Barat.“Persepsi Masyarakat Petani Pinang Terhadap Pendidikan Anak Di Nagari Setara Nanggalo Kecamatan Koto X1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan”. Skripsi ini menjelaskan tentang tanggapan masyarakat petani pinang terhadap pendidikan di Nagari Setara Kecamatan Koto X1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.

Ada juga jurnal Putu Pradnya Paramita (2014), Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. “ Hubungan Kondisi Ekonomi dan Persepsi Orang Tua Terhadap Pendidikan dengan Partisipasi Belajar Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal ini menjelaskan besarnya hubungan antara kondisi ekonomi denganpartisipasi belajar siswa sekolah dasar, hubungan antara persepsi orang tua terhadap pendidikandengan partisipasi belajar siswa sekolah dasar, hubungan antara kondisi ekonomi dan persepsi orangtua terhadap pendidikan dengan partisipasi belajar siswa sekolah dasar.

(7)

5 Rima Rizki Anggraini (2013), Universitas Negeri Padang-UNP. Persepsi Orangtua Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (Deskriptif Kuantitatif di SDLB N.20 Nan Balimo Kota Solok). Jurnal menjelaskan tentang persepsi orangtua terhadap anak berkebutuhan khusus pada tingkat sekolah Dasar.

Sutjipto (2015), Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.“Persepsi Masyarakat Terhadap Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini” Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh persepsi masyarakat terhadapkurikulum pendidikan anak usia dini.

Yunarti, (2013) FISIP Universitas Andalas. “Sistem Pengetahuan Nelayan Terhadap Kesehatan Ibu dan Anak di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan”. Jurnal ini bertujuan menjelaskan pengetahuan masyarakat nelayan terhadap tingkat kesehatan ibu dan anak di Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji.

Penulis Menyadari bahwa penelitian yang menyangkut tema tentang Persepsi Masyarakat Nelayan Terhadap Pendidikan Sudah ada yang menulis. Tetapi penulis tertarik ingin melakukan penelitian tentang Persepsi Anak Nelayan TerhadapPendidikan Formal di Kenagarian Pasar Lama Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Karena Penulis yakin Walaupun penelitian ini sudah ada yang menulisnya, tetapi kalau dilihat dari perbedaan tempat, waktu dan corak indentifikasi yang dilakukan secara jelas tidak menghasilkan suatu bentuk hasil penelitian dan penulisan yang sama. Karena masing-masing daerah nelayan memiliki perbedaan ciri atau karakeristik serta faktor- faktor interen dan esteren yang menjadi pendorong terjadinyaa perubahan, khususnya dalam aspek sosial dan ekonomi.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Keadaan Geografis Nagari Pasar Lama

Nagari Pasar Lama merupakan Nagari yang berada di Kecamatan Linggo Sari Baganti. Linggo Sari Baganti merupakan salah satu dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Luas kecamatan Linggo Sari Baganti 315,41 km2 dengan jumlah

penduduk tahun 2012 sebanyak 43.271 jiwa, sehingga kepadatan penduduknya 135 jiwa per km2.

Nagari Pasar Lama pada awalnya merupakan bagian dari Nagari Air Haji. Air Haji adalah salah satu dari 37 nagari yang ada di pesisir selatan yang terletak 93 km dari kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan kearah selatan menuju propinsi Bengkulu.

Asal nama Air Haji menurut cerita yang berkembang dan diyakini oleh masyarakat adalah bermula dari “tapian aia (pinggiran sungai)” di hulu sungai lubuak pakih. di tapian aia tersebut tinggallah seorang yang baik hati yang bernama Si Aji. Karena tempatnya yang landai serta airnya jernih menjadi daya tarik tersendiri bagi kebanyakan orang untuk datang dan mandi di tepian tersebut. Begitu di gemarinya tepian tersebut masyarakat menamainya

“Tapian Aji”. Karena kemurahan hati Si Aji masyarkat di perbolehkan untuk tinggal dan membuat rumah di dekat tepian tersebut, sehingga tepian tersebut menjadi ramai dan berkembang menjadi sebuah perkampungan penduduk yang mereka namakan “Aia Aji”.

Seiring dengan perkembangan zaman kampung Aia Aji menjadi sebuah Nagari yang dalam bahasa Indonesianya disebut Air Haji.

Nagari Pasar Lama Muara Air Haji terletak pada 100 52 – 101 7 BT dan1 49, 53 – 1 Lintang selatan. Nagari ini memiliki ketinggian dari permukaan laut lebih kurang 2,5 m sampai dengan 7 m, suhu udara maksimum 31 0C dan suhu minimum 20 0C dengan curah hujan dan jumlah hari hujan pada Oktober 2010 ini rata-rata 308 m/bulan dan 17 hari/bulan. Wilayah ini terdiri dari dataran rendah, dengan tinggi pesisir pantai yang rendah. Penggunaan lahan dan luas wilayah secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(8)

6 Penggunaan Lahan dan Luas Wilayah di Pasar Lama Muara Air Haji

Pengunaan Lahan

Luas Wilayah

Persentase Perumahan

dan

Perkarangan

18 Ha 1%

Sawah Teririgasi

358 Ha 15%

Sawah Tadah Hujan

62 Ha 3%

Perkebunan 804 Ha 32%

Hutan Negara

1224 Ha 49%

Jumlah 2446 Ha 100%

Sumber: Profil Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji 2016

Berdasarkan penggunaan lahan dan luas wilayah tersebut diatas menjelaskan bahwa penggunaan lahan hutan negara dan lahan persawahan yang memiliki aliran irigasi mendominasi luas wilayah di Pasar Lama Muara Air Haji terletak di Kecamatan Linggo sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan. Nagari Pasar Lama Muara Air Haji memiliki garis pantai yang cukup panjang dan juga memiliki keindahan dari aspek pemandangan lautnya.

Batas wilayah administrasi Pemerintahan Nagari Pasar Lama Muara Air Haji adalah:

Sebelah Utara, dengan Pemerintah Nagari Punggasan. Sebelah Selatan, dengan Pemerintah Nagari Air Haji Barat. Sebelah Barat, dengan Samudera Indonesia. Sebelah Timur, dengan Pemerintahan Nagari Air Haji.

2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nagari Pasar Lama

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan utama masyarakat di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji sebagai usaha untuk menambah ilmu pengetahuan mereka dan juga mengangkat pada derajat yang lebih tinggi. Kesadaran masyarakat di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji terhadap pentingnya pendidikan cukup tinggi dimana sebagian besar masyarakatnya sudah mengenyam pendidikan pada tingkat SMP dan SMA. Meskipun demikian, sebagian masyarakatnya juga ada yang menamatkan pendidikan hanya pada tingkat SD. Hal tersebut dapat dilihat pada data tingkat pendidikan di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji berikut ini:

Jumlah Penduduk Nagari Pasar Lama Muara Air Haji Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah %

1 Tidak Tamat SD 230 25

2 SD/Sederajat 350 39

3 SMP/Sederajat 166 18

4 SMA/Sederajat 145 17

5 Akademi/Perguruan Tinggi

12 1

Jumlah 903 100

Sumber: Arsip Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji (2016)

data di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji terbilang masih rendah. Hal tersebut di perlihatkan melalui jumlah penduduk yang telah menamatkan pendidikan sebagian besar adalah tamat SD (39%), diikuti SMP (18%) dan SMA (17%) dan perguruan tinggi sebanyak 12 (1%). Meskipun demikian, diperoleh juga terdapat penduduk yang tidak menamatkan pendidikan SD (25%). Pada umumnya, mereka yang tidak menamatkan pendidikan SD dikarenakan faktor ekonomi dan kesempatan.

Berdasarkan data tersebut, maka penelitaian ini mengambil jumlah responden sebanyak 41 anak nelayan untuk menjadi nara sumber penelitian.

b. Kondisi Ekonomi

Masyarakat nelayan sering di nilai lebih terbelakang dari pada masyarakat perkotaan dalam hal Penerapan pembangunan, dalam arti seluas-luasnya. Padahal mereka dapat mencukupi hidup keseharian jika bias memenej Keuangannya dengan baik. Namun semua itu hanya bersifat memenuhi kebutuhan primer saja. Pada umumnya masyarakat pesisir mempunyai nilai budaya yang berorientasi selaras dengan alam, sehingga teknologi memanfaatkan sumberdaya alam adalah teknologi adaptif dengan kondisi wilayah pesisir.

Masyarakat di Kenagarian Pasar Lama ini dalam mata pencaharian sebagai nelayan masih banyak yang mengunakan alat-alat tradisional dalam penangkapan ikan yang di lakukan sahari-hari, dari hasil wawancara yang di lakukan terhadap salah seorang orang tua dari responden menyatakan penghasilan yang di dapatkan dari menjadi nelayan di bilang tidak menentu, itu tergantung dari keadaan alam. Dari hitungan

(9)

7 perminggu biasanya mendapatkan hasil sekitar Rp. 750.000 Per-Minggu.

c. Penduduk dan Sistem sosial budaya 1). Penduduk Kenagarian Pasar Lama

Berdasarkan data kependudukan Nagari Pasar Lama Muara Air Haji tahun 2013, jumlah penduduk sebanyak 2.798 jiwa orang, dengan penduduk laki-laki berjumlah 1.349 jiwa dan penduduk perempuan 1.449 jiwa orang. Jumlah kepala keluarga (KK) adalah 735. Untuk lebih jelasnya mengenai komposisi penduduk Nagari Pasar Lama Muara Air Haji berdasarkan tingkat umur dapat dilihatdalam tabel dibawah ini:

Komposisi Penduduk dan Tingkat Umur di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji Berdasarkan Jenis Kelamin

No Uraian Jumlah

1 Kependudukan

A. Jumlah Penduduk (jiwa)

2.798

B. Jumlah KK 735

C. Jumlah Laki-Laki 1.349

a. 0-15 Tahun 275

b. 16-59 Tahun 839 c. Di Atas 60 Tahun 235 D. Jumlah Perempuan 1449

a. 0-15 Tahun 280

b. 16-59 Tahun 954 c. Di atas 60 Tahun 215 Sumber:Arsip Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji (2016)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Rusydi selaku Wali Nagari Pasar Lama diperoleh bahwa jumlah penduduk terbanyak di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji yang dikategorikan pada usia produktif berada pada tingkat umur antara 20 tahun hingga 50 tahun. hal tersebut terkait erat dengan berbagai pekerjaan yang ditekuni oleh masyarakat di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji.

2. Sistem Sosial Budaya Masyarakat Pasar Lama

Masyarakat di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji hampir seluruhnya beragama Islam, hanya 0,01% saja yang non-muslim. Dengan demikian, ketersediaan sarana dan prasarana ibadah, masjid dan mushalla, menjadi keharusan untuk kenyamanan mereka dalam

menjalankan ibadah. Sebagai orang Minangkabau yang menganut system matrilineal, Masyarakat di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji padaumumnya berasal dari Kabupaten Solok dan Solok Selatan, seperti Muaralabuh,Muaropaneh, Koto Anau, Sungai Pagu, Alahan Panjang, Lubuk Sikarah, LubukGadang dan sebagainya.

Oleh karena itu, secara sosial budaya penduduk daerah inimasih mempunyai hubungan dengan beberapa nagari di Solok dan Solok Selatan. Oleh karena itu, sistem pemilikan dan penguasaan tanah di daerah ini tunduk kepada Hukum Adat Minangkabau yang mengenal tanah pusako dan ulayat (nagari), dengan kepemimpinan adat tungku tigo sajarangan (ninik mamak, ulama dan cerdik pandai). Pada masa kolonial, daerah ini juga pernah didiami oleh etnis non-Minangkabau seperti Cina, Jawa, Bugis, Batak, Aceh dan Muko-muko. Pada umumnya mereka telah membaur dengan kehidupan sosial budaya orang Minangkabau. Namun, sekarang tidak lagi etnis Cina yang menjadi Masyarakat di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji.

Partisipasi dalam pembangunan di daerah ini sangat tinggi. hampir semua sarana dan prasarana publik dibangun di atas tanah adat yang diserahkan oleh masyarakat hukum adat baik tanah pusako maupun tanah ulayat Nagari. Potensi ini bisa menjadi keunggulan bagi daerah ini dalam pengadaan tanah untuk pembangunan.

Sebagaimana lazimnya orang Minang, masyarakat Pesisir Selatan juga terkenaldengan budaya lisan. hal ini melahirkan jenis kesenian anak nagari yang populer di daerah ini yaitu kesenian lisan Rabab Pasisie yang menggunakan biola dan nyanyian vokal. Sementara itu, seni bela diri Pencak Silat juga berkembang baik di daerah ini.

d. Pola Pemukiman Nagari Pasar Lama Muara Air Haji

Pola pemukiman adalah wujud dari bentuk pemukiman pada suatudaerah yang meliputi pola letak tempat tinggan dan bentuk rumah dipemukiman tersebut. Pola-pola pemukiman wilayah pesisir di daerah lain, dimana rumah-rumah membentang sepanjang pantai di pesisir pantai Air Haji.

Pola pemukiman Nagari Pasar Lama Muara Air Haji yang mengikuti garis pantai di mulai dari Jorong Kampung Muara Air Haji,

(10)

8 kemudian di lanjutkan menuju Jorong Kampung Pasar Lama. Untuk menuju Nagari tersebut, dapat di tempuh dengan kendaraan beroda dua dan empat dengan sarana jalan yang cukup baik sehingga dapat ditempuh selama 4 jam perjalanan dari ibu kota Sumatera Barat, yaitu kota Padang.

Kepemilikan rumah yang berada di sekitar pantai adalah sebagian besar dimiliki oleh rumah tangga nelayan buruh dan jugapedagang ikan berskala kecil. Pada umumnya, bentuk rumah di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji, terutama kampung kampung di sekitar pantai terdiri dari rumah tidak permanen dan semi permanen dan hanya beberapa rumah saja yangpermanen, yaitu sekitar 5-10 rumah. Untuk rumah- rumah yang berada di sekitar jalanutama yang menghubungkan antar jorong di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji, keadaannya lebih baik dari rumah yang ada di dekat pantai. Biasanya rumah-rumah di wilayah ini dihuni oleh pedagang ikan dengan skala yang lebih besar di bandingkan dengan pedagang yang ada di pinggir pantai.

Berdasarkan observasi (melalui pengamatan), terdapat beberapa rumah di pemukiman sekitar wilayah pantai (5-10 rumah) yang dihuni oleh para nelayan yang tidak layak untuk menjadi tempat tinggal.

Rumah mereka hanya beralaskan pasir pantai dan berdindingkan kayu dan juga atapnya terbuat dari seng yang sudah berkarat dan berlubang. di sekitar pemukiman nelayan, terdapat 2-4 warung makanan yang selalu di penuhi oleh para nelayan buruh, terutama sekali ketika mereka sudah selesai melaksanakan aktivitas penangkapan ikan seperti memukat dan juga pada saat terjadinya badai (cuaca tidak baik).

Aktivitas yang biasa mereka lakukan adalah berdiskusi tentang aktivitas penangkapan ikan, bermain domino/kartu dan Bergurau sesama rekan Seprofesi.

3. Profil Anak Nelayan di Nagari Pasar Lama

Responden dalam penelitian ini Anak Nelayan di Nagari Pasar Lama Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan adalah berjumlah 41 orang yang mewakili dari 2 Jorong atau kampung yaitu Pasar Lama dan Muara Air Haji.

a. Tingkat Umur Anak Nelayan

Tingkat Umur Anak Nelayan di Kenagarian Pasar Lama

No Umur Responden

Jumlah Persentase

1 10-17

Tahun

13 Orang

31.7%

2 18-23

Tahun

14Orang 36.5%

3 24-30

Tahun

14Orang 36.5%

Jumlah 41

Orang

100%

Sumber: Diolah Dari Data Primer (2016) Berdasarkan tingkat umur Anak Nelayan paling banyak mewakili adalah dari umur 18 sampai 23 tahun yang berjumlah sebanyak 14 orang, kemudian yang berumur 24 sampai 30 tahun sebanyak 14orang, sedangkan yang paling sedikit adalah berumur 10 sampai 17 tahun yang berjumlah 13 orang. Dari pembagian tingkat umur anak yang di ambil dari jumlah responden yang di teliti, dapat di jelaskan bahwa umur 18-23 tahun dan 24-30 tahun mewakili banyak anak yang diteliti masing- masing sebanyak 36.5% dari 41 jumlah responden penelitian.

b. Tingkat Pendidikan Anak Nelayan di Nagari Pasar Lama

Tingkat pendidikan setiap Anak Nelayan dapat mempenggaruhi pandangan atau persepsi terhadap pendidikan Formal.Seperti yang telah di ketahui bahwa Anak Nelayan di Nagari Pasar Lama Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan memiliki latar belakang pendidikan yang Masih rendah. Berdasarkan Jumlah Responden yang di teliti , Dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tingkat Pendidikan Anak Nelayan di Nagari Pasar Lama

No Tingkat Pendidikan Responden

Jumlah Responden

1 Tidak Tamat SD -

2 Tamat SD 18

3 Tidak Tamat SMP -

4 Tamat SMP 25

5 Tidak Tamat SMA -

6 Tamat SMA -

7 Tamat Perguruan Tinggi

-

Jumlah 41

Sumber : Diolah Dari Data Primer (2016)

(11)

9 Berdasarkan dari tabel 8 diatas. Pada umumnya dari 41 jumlah Responden yang di teliti di Nagari Pasar Lama Muara Air Hajitingkat pendidikannya lebih banyak tamat SMP yaitu berjumlah 25 orang, Tamat SD hanya berjumlah 18 orang. Dari pembagian tingkat pendidikan responden tersebut dapat dijelaskan bahwa lebih banyak anak-anak di Kenagarian pasar lama ini yang menamatkan sekolah ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) di bandingkan yang menamatkan Sekolah Dasar (SD).

4. Persepsi Anak Nelayan Terhadap Pendidikan Formal di Kenagarian Pasar Lama Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Pendidikan bukan saja merupakan suatu tanggung jawab dari pemerintah tapi peranan orang tua juga merupakan hal yang penting terhadap pendidikan anak. Hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan anak untuk masa yang akan datang. Setiap orang tua memiliki suatu tanggung jawab yang besar untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya dan sebagai pengontrol terhadap anak dalam menjalankan pendidikannya. Bagi anak, juga dibutuhkan kesadaran yang besar tentang pentingnya pendidikan untuk kelangsungan hidup mereka.Maka dari itu untuk meninjau sejauh manakah persepsi Anak Nelayan terhadap pendidkan Formal khususnya di Nagari Pasar Lama Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dapat diketahui melalui pembahasan keseluruhan terhadap beberapa informan yang menjadi sampel diharapkan dapat mewakili populasi yang diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa persepsi anak nelayan terhadap pendidikan formal di Kenagarian Pasar Lama Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan, dari tingkat pengetahuan Anak terhadap pendidikan Formal sudah bisa dikatakan baik. dapat terlihat dari banyaknya anak nelayan yang menamatkan sekolah di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

5. Faktor Yang Mempengaruhi Anak Nelayan di Kenagarian Pasar Lama Sehingga Tidak Melanjutkan Sekolah ke Tingkat Yang Lebih Tinggi

Setelah ditelusuri lebih dalam Melalui Hasil Observasi dan Wawancara yang dilakukan Oleh penulis terhadap Nara

Sumber / Responden Penelitian Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Anak Nelayan dikenagraian Pasar Lama sehingga putus sekolah. Beberapa Faktor Tersebut Yaitu:

a. Faktor Ekonomi

Ekonomi adalah faktor

penunjang/pendukung dilaksanakanya pendidikan. Sebab Ekonomi merupakan persoalan yang utama bagi seseorang maupun kelompok orang yang diukur secara ekonomi sangat terbatas dalam biaya pendidikan, terlebih lagi sekarang biaya pendidikan sudah semakin tinggi sehingga tidak bisa dijangkau oleh masyarakat pedesaan yang masih tergolong masyarakat kurang mampu (miskin), dan sesungguhnya inilah yang menyebabkan banyak anak putus sekolah di tengah jalan.

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah meliputi kondisi- kondisi dalam dunia ini yang dapat mempengaruhi perkembangan anak, perilaku anak, pertumbuhan anak, meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab penuh terhadap kedewasaan anak namun lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan dan pengaruhnya sangat besar terhadap anak, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam suatu lingkungan yang disadari atau tidak disadari pasti akan mempengaruhi anak, misalnya apabila anak tersebut berada di lingkungan banyak anak yang sekolah maka anak itu akan terpengaruh dengan sikap anak yang sekolah, namun jika dilingkungan anak itu banyak anak yang tidak sekolah atau putus sekolah maka anak tersebut akan terpengaruh dengan tindakan-tindakan atau perbuatan anak yang putus sekolah.

c. Faktor Kesadaran Orang Tua Tentang Arti Pendidikan

Seperti yang kita ketahui bahwa sebagian kecil masyarakat di Indonesia khususnya pada masyarakat pedesaan beranggapan kalau pendidikan Merupakan tempat untuk memperoleh pekerjaan dan adapula masyarakat beranggapan bahwa pendidikan itu tidak penting karena walaupun anak sekolah sampai tinggi-tinggi tapi pada akhirnya juga menjadi pengangguran atau buruh kasar.Pendapat seperti ini sangat keliru sebab pendidikan itu sebenarnya merupakan tempat untuk

(12)

10 membentuk pribadi, sumber daya dan Pengetahuan Pendidikan Manusia.

d. Faktor Pekerjaan

Faktor ini biasanya terjadi karena tuntutan ekonomi, ada sebagian anak yang sudah ikut orang tuanya untuk mencari nafkah baik di sawah, di ladang maupun di laut. Hal ini sangat mempengaruhi anak- anak lainya, sebab di benak mereka untuk apa bersekolah, sedangkan yang tidak bersekolahpun dapat mencari uang.sehingga menurut pandangan mereka bahwa sekolah itu tidak penting karena sekolah tidak menjamin adanya pekerjaaan.

e. Faktor Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu, dengan demikian motivasi sangat penting bagi kehidupan manusia, karena apa saja yang diperbuat manusia baik yang penting atau tidak penting, berbahaya maupun tidak berbahaya selalu membutuhkan motivasi. Begitu juga dalam pendidikan motivasi sangat penting bagi anak-anak untuk sekolah, karena apabila anak sekolah tanpa dibarengi dengan motivasi baik yang berasal dari dalam diri anak, orang tua maupun guru maka anak tersebut akan hilang semangat untuk bersekolah kemudian anak menjadi putus sekolah.

Berdasarkan hasil Wawancara dan observasi lapangan yang di lakukan penulis dapat di simpulkan persepsi anak nelayan terhadap pendidikan formal di kenagarian Pasar Lama Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari beberapa faktor yang telah dijelaskan memiliki tanggapan dan alasan yang beragam. Namun kesadaran Anak Nelayan di Kenagarian Pasar Lama Ini Terhadap Pentingnya Pendidikan sudah Mulai Tertanam di Pikiran Anak-anak Nelayan di kenagarian Pasar Lama ini

.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah di kemukakan pada bab-bab terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Persepsi Anak Nelayan terhadap pendidikan Formal di Kenagarian Pasar Lama Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan sangat beragam, tapi pada dasarnya Anak-anak di kenagarian pasar

lama ini sudah menyadari pentingnya pendidikan khusunya pendidikan formal untuk masa yang akan datang. yang semua itu dapat dilihat dari 41 responden (10% dari 409 responden). yang menyatakan pendidikan itu penting sebanyak 25 orang dengan bukti mereka menamatkan sekolah sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP).

2. Faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut dikarenakan beberapa faktor yaitu Faktor Ekonomi, Faktor Lingkungan, Faktor Kesadaran Orang Tua tentang Arti Pendidikan, Faktor Pekerjaan dan Faktor Motivasi.

Dari faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan bahwasanya dari beberapa faktor tersebut, 41 orang responden yang di teliti 29 di antaranya mengatakan Faktor Ekonomi yang menjadi alasan kuat sehingga anak-anak di Kenagarian Pasar Lama ini tidak melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi Seperti SMA. Hasil ini di dapatkan dari hasil wawancara yang di lakukan terhadap responden.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan di atas maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Diharapkan bagi pihak pemerintah dan masyarakat setempat lebih memperhatikan lagi pendidikan bagi anak-anak masyarakat di Kenagarian Pasar Lama. Terutama kepada kedua orang tuanya agar selalu memberikan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya suatu pendidikan terhadap seseorang anak demi melanjutkan masa depan yang lebih baik dibandingkan orang tuanya. Dan memberikan bantuan pendidikan berupa beasiswa bagi anak-anak di Nagari Pasar Lamayang memiliki kemampuan dalam menyelesaikan pendidikan.

2. Adanya penyuluhan kemasyarakat Nagari Pasar Lama tentang arti pentingnya pendidikan Khususnya Pendidikan Formal. Supaya mereka

(13)

11 bisa mengetahui bahwa pendidikan itu sangat penting dan bukan hanya untuk orang-orang kaya saja akan tetapi untuk seluruh kalangan masyarakat bahwa pendidikan itu sangat penting.

3. Khusunya bagi anak-anak yang sedang menjalani masa pendidikan gunakanlah waktu dan kesempatan itu sebaik-baik mungkin, raihlah prestasi serta capailah cita-cita yang baik, dan jangan pernah mengecewakan harapan kedua orang tua.

4. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dari skripsi ini dari segi penampilan ataupun isinya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar skripsi ini menjadi lebih sempurna, sehingga sripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA A. ARSIP

Data Kantor Kecamatan Linggo Sari Baganti

Data Kantor Wali Nagari Pasar Lama Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang SISDIKNAS) no. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir SelatanNomor 75 Tahun 2011 TentangPembentukan Pemerintahan Nagari Pasar Lama Muara Air Haji di Kecamatan Linggo Sari Baganti B. BUKU

Abdul Latif. 2009 Pendidikan Berbasis Nilai Kemanusiaan, Bandung:

Refika Aditama.

Hasbullah, J., 2006. Sosial Kapital:

Menuju Keunggulan Budaya Manusia. Indonesia. Jakarta:

MR-United Press.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.

Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan .Rineka Cipta.Jakarta.

Imran Manan. 1989, Antropologi Pendidikan Suatu Pengantar.

Poerwadarminto, W.J.S. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor -

Faktor yang

Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Wahjoetomo. 1993. Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun:

Problematik dan Alternatif Solusinya. Gramedia Widia sarana Indonesia & Universitas Merdeka Malang.

C. SKRIPSI

Eriyani, STKIP PGRI Sumatera Barat (2003),“Pandangan

Masyarakat Nelayan Tehadap Pendidikan Anak Suatu Studi Di Carocok Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan”.

Makhsus (2013), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.“Persepsi Masyarakat Tentang Pentingnya Pendidikan Formal 12 Tahun (Studi Kasus Kampung Pejamuran, Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang)”.

Nia Tetin Yuniarti, Institut Pertanian Bogor (2000), “Presepsi Masyarakat Nelayan Terhadap Pendidikan Formal (Kasus: Pantai Pamayang, Desa Cikawungading, Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat)”.

Neneng Rahma Yeni,STKIP PGRI

Sumatera Barat

(2013),“Persepsi Masyarakat Petani Pinang Terhadap Pendidikan Anak Di Nagari Setara Nanggalo Kecamatan Koto X1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan”.

Rita Yuherma STKIP PGRI Sumatera Barat(2014),”Persepsi

Masyarakat Nelayan Terhadap Pendidikan Anak di Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat”.

(14)

12 Wisma Wilis STKIP PGRI Sumatera

Barat (2008), “Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Petani Terhadap Pendidikan Anak Studi Khasus di Kenagarian Alahan Panjang Kecamtan Lembah Gumanti Kabupaten Solok”.

D. JURNAL

Putu Pradnya Paramita, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. (2014), “Hubungan Kondisi Ekonomi dan Persepsi Orang Tua Terhadap Pendidikan dengan Partisipasi Belajar Siswa Sekolah Dasar”.

Rima Rizki Anggraini, Universitas Negeri Padang-UNP (2013).

Persepsi Orangtua Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (Deskriptif Kuantitatif di SDLB N.20 Nan Balimo Kota Solok).

Sutjipto Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud (2015).“Persepsi Masyarakat Terhadap Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini”.

Yunarti, FISIP Universitas Andalas (2013).“Sistem Pengetahuan Nelayan Terhadap Kesehatan Ibu dan Anak di Nagari Pasar Lama Muara Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan”.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ditemukan bahwa: 1 Lingkungan sosial nelayan tradisional di kenagarian Punggasan Utara kecamatan Linggo sari Baganti termasuk kategori cukup baik dengan persentase