i
i
PERSEPSI PENGGUNA TENTANG ARMADA TRANS PADANG Oleh :
Septia Putri* Erna Juita**Afrital Rezki**
Mahasiswa pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat*
Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**
ABSTRAK
Trans padang merupakan sistem transportasi berbasis bus yang beroperasi dalam suatu koridor dengan memanfaatkan salah satu jalur pada jalan utama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan, mengolah dan mendeskripsikan dan menganalisa tentang 1)Kondisi Halte Trans Padang, 2) Karakteristik Pengguna, 3) Keteraturan Trans Padang
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara insidental sampling, sampel penelitian berjumlah 70 responden. Pengumpulan data menggunakan angket. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik presentase dan rating skala.
Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan: 1) Kondisi halte dalam persepsi pengguna tentang armada trans. Kondisi halte yang baik dan memiliki fasilitas seperti tempat duduk, bisa berteduh dihalte dan ada tempat sampah ada sebanyak 6 halte. Ada pun kondisi halte yang memiliki bangunan yang kurang baik sebanyak 12 halte, halte yang tidak memiliki tempat duduk sebanyak 31 halte. halte yang tidak memiliki tempat sampah ada 31 halte. 2) Karakteristik pengguna dalam persepsi pengguna tentang armada trans tergolong baik. Karakteristik pengguna yang dirasakan oleh pengguna bermacam-macam dari segi usia terhadap pelayanan, fasilitas yang didapat dan keselamatan pengguna sudah baik tapi dari kapasitas penumpang, pengguna trans masih mengeluh karena terlalu penuh. 3) Keteraturan persepsi pengguna tentang armada trans tergolong baik.
Kata Kunci : kondisi halte, karakteristik pengguna, keteraturan trans padang
i
USER PERCEPTION OF TRANS PADANG BY :
Septia Putri* Erna Juita** Afrital Rezki**
Geography Education Collage A Students STKIP PGRI West Sumatra * Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra **
ABSTRAC
Trans padang is a bus based transport systems that operate in the corridor with harness false one lane of a major road. The purpose of this study is to collect, process and describe and analyse 1) the conditonof the bus stops, 2) the characteristics of users, 3) the regularity of trans padang.
This research is descriptive research. The sampling teachnique do it by incidental sampling, with of 70 respondents sample. Collecting data using questionnaires. Data analysis teachique used in this study with the technique and the percentage rating scale.
This research resulted in saveral conclusions 1) the codition of the bus stops in the user’s perception of the trans padang bus. Shalter codition and has amenities such as seating, can take shalter and no trash cans there are as many as six shalter. As for the shalter condition has a poor building as many as 12 shalter, shalter that do not have seating as many as 31 stops, bus stops that do not have a trash can there are 31 shalter. 2) User characteristics in the user’s perception of the fleet quite good trans. User characteristics perceived by users assortment in terms of age with the services, amenitels and safety of users already obtained good but a passenger capacity of users still camlain because it was too full. 3) regular user’s perception of trans padang fleet quite well.
Keywords: Shalter, characteristics of the user, the regularity of trans padang
ii
A. PENDAHULUAN
Transportasi telah digunakan dalam kehidupan masyarakat. Hanya saja alat angkutnya tidak sama seperti yang ada saat ini.
Sebelum tahun 1800 alat pengangkut yang telah digunakan adalah tenaga manusia, hewan, dan sumber tenaga alam. Pengangkut hanyalah barang-barang dalam jumlah yang kecil serta waktu tempuh yang lama sekali.
Antara 1800-1860 transportasi telah mulai berkembang dengan memanfaatkannya sumber teknis mekanis, seperti kapal uap dan kereta api. Pada abad ke-21 ini pertumbuhan transportasi berkembang pesat sejalan dengan kemajuan teknologi yang mutahir. Transportasi merupakan dasar untuk perkembangan ekonomi dan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Adanya transportasi dimasyarakat menyebabkan adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan menurut keahlian sesuai dengan adat-istiadat dan budaya suatu bangsa atau daerah(Gunardo, 2014:46-47).
Fenomena yang terjadi di Indonesia, transportasi lebih diutamakan sebagai sarana kepentingan bisnis dan kepentingan umum.
Transportasi saat ini tidak lagi memperhatikan aspek kepentingan umum seperti aspek keselamatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kecelakaan disektor transportasi. Berdasarkan data Direktorat Jendral Perhubungan Darat Depertemen Perhubungan rata-rata korban meninggal dunia dalam satu tahun sejumlah 10.696 jiwa atau setiap harinya lebih dari 20 keluarga yang harus kehilangan anggota keluarganya (Irvan, 2013). Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Perhubungan (Dishub) memiliki andil besar terhadap jalannya system transportasi. Jika penataan ruang memiliki sistem yang baik dan pola transportasi didalamnya juga tertata dengan rapi, maka dapat dipastikan pula masyarakat akan mendapatkan pelayanan transportasi yang baik dan masyarakat mendapatkan kepuasan terhadap sistem transportasi (Rahmi, 2012).
Upaya awal dari langkah– langkah lebih lanjut dalam membenahi angkutan umum secara menyeluruh, Pemerintah Kota Padang telah mengoperasikan armada Bus Trans Padang (Rahmi, 2012). BRT/ trans padang merupakan program unggulan pemerintah sejalan dengan Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) serta keputusan Menteri Perhubungan No. 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di jalan dengan kendaraan Umum.
Armada trans padang berdampak pada pengguna trans terhadap kondisi halte,
karakteristik pengguna, keteratutan, kualitas pelayanan pengguna trans, kenyamanan, dan fasilitas trans padang tersebut. Hasil obeservasi pelayanan dan kenyamanan armada trans yang di rasakan oleh pengguna trans baik tetapi masih banyak pengeluhan dari pengguna atau penumpang. Keluhan yang dirasakan oleh pengguna ini sangat beragam seperti waktu menunggu bus terlalu lama mengakobatkan penumpukan penumpang dibeberapa halte, keterlambatan kedatangan armada trans dan kondisi halte trans.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dampak adanya prilaku konsumen dalam memilih jasa angkutan umum sebagai alat transportasi utama dalam menjalankan aktifitas sehari hari. Hal inilah yang membuat penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Pengguna Tentang Armada Trans Padang”.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui, menganalisis tentang 1) kondisi halte trans padang. 2) karakteristik pengguna trans padang. 3) keteraturan trans padang
.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitin ini tergolong penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (2010) istilah
“deskriptif” berasaldari istilah bahasa inggris to describe yang berarti memaparkan atau mengambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain.
Penentuan sampel dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2013) yang menyatakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan ada 2 (dua) bentuk yaitu sampel wilayah (Area Sampling) yang digunakan untuk menentukan besarnya subjek penelitian dan sampel responden.
a. Sampel Wilayah
Mengingat luasnya daerah penelitian, observasi tidak dilakukan pada keseluruhan daerah tetapi dilakukan pengambilan sampel wilayah secara purposive sampling (penunjukan) yaitu hanya mengambil 5 (lima) rute perjalan armada trans yaitu Jalan Adinegoro, Jalan Prof. Dr Hamka, Jalan Rasunan Said, Jalan Jenderal Sudirman, Pasar Raya, Jalan Bagindo Azizchan. Dasar penunjukannya karena ke 5 (lima) rute perjalanan armada tersebut merupakan wilayah yang dekat dengan aktifitas pengguna armada.
b. Sampel Responden
Menurut Arikunto yang menyatakan bahwa untuk sampel penelitian yang populasinya kurang dari 100, lebih baik
diambil semuanya tetapi apabila lebih dari 100 maka jumlah sampel dapat diambil sebanyak 5% atau sesuai kemampuan penelitian dari segi waktu, tenaga dan dana, maka sampel 15% dari jumlah halte.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan Insidental Sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara kebetulan tanpa memperhatikan strata yang ada (Sugiyono, 2013).
Sesuai dengan jenis data yang hendak dicari dalam penelitian ini, maka instrumen yang digunakan adalah angket sedangkan data yang tidak mungkin dikumpulkan dengan kusioner dilakukan observasi dengan pencatatan langsung.
Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif yaitu menggunakan rumus berupa formula persentase dan interpretasi skor, dengan rumus sebagai berikut:
P= x100%
keterangan :
P = Persentase yang diperoleh f = Frekuensi jawaban responden n = Jumlah responden
Sudjhana (2010) Kriteria pengetahuan dikelompokan sebagai berikut :
B = Baik (87,5-100 %)
CB = Cukup Baik (62,5-87,5%) KB = Kurang Baik (37,5-62,5 %) TB = Tidak Baik (0-37,5 %)
Sugiyono (2013)
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kota Padang adalah ibukota provinsi Sumatera Barat yang terletak dibagian pantai bagian barat pulau sumatera dan berada antara 0°43′43′′ LS‒1°8′33′′LS serta antara 100°17′32′′BT‒ 100°33′55′′BT. Yang berbatasan dengan Padang Pariaman, Kabupaten Solok, Kabupaten Pesisir Selatan dan Samudera Indonesia.
Batas-batas wilayah Kota Padang : a. Utara berbatasan dengan Kabupaten
Padang Pariaman
b. Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan
c. Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia
d. Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok
Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kondisi halte dalam persepsi pengguna tentang armada trans padang. Dari hasil penelitian yang didapat tergolong cukup baik menurut intrepretasi secara keseluruhan yaitu dengan persentase 75,59 %. Hasil penelitian kondisi halte trans padang tentang identititas halte, tempat duduk, tempat sampah, bangunan halte, kebersihan halte dan pagar pembatas masih kurang baik.
Kondisi halte yang baik dan memiliki fasilitas seperti tempat duduk, bisa berteduh dihalte dan ada tempat sampah ada sebanyak 6 halte seperti halte Imam Bonjol, halte SMP 1 Padang, halte Gor Haji Agus Salim, halte Stasiun Tabing, halte Simpang Muaro Penjalinan, halte SMP 15 Padang. Kondisi halte yang memiliki bangunan yang kurang baik sebanyak 12 halte, halte yang tidak memiliki tempat duduk sebanyak 31 halte.
halte yang tidak memiliki tempat sampah ada 31 halte. Hasil penelitian tentang kondisi halte tidak sesuai dengan pendapat Nugroho (2013) tentang kondisi halte yaitu tempat pemberhentian kendaraan penumpang umum untuk menurunkan dan menaikkan penumpang yang dilengkapi dengan fasilitas halte seperti bangunan, kemudahan mencapai halte, rambu petunjuk, identitas halte, pagar pembatas tempat duduk dan tempat sampah. Halte juga terdapat fasilitas tambahan telepon umum, pagar, papan iklan atau pengumuman. Dari hasil penelitian tentang kondisi halte yang tidak sesuai dengan pendapat Nugroho (2013) dari segi bangunan yang mana dari hasil penelitian bangunan halte masih ada yang tidak layak seperti tidak memiliki atap, pengguna halte tidak bisa berteduh dihalte dan bangunan halte ada yang tertutup sedangkan menurut Nugroho (2013) bangunan halte itu harus layak dan tidak tertutup agar penumpang merasa nyaman berada dibangunan halte. Dari segi tempat duduk yang mana dari hasil penelitian tempat duduk dihalte masih kurang dimana masih banyak dihalte-halte belum memiliki tempat duduk sedangkan menurut pendapat Nugroho (2013) tempat duduk dihatle harus sesuia dengan jumlah halte yang ada. Dari segi tempat sampah, dari hasil penelitian tempat sampah yang ada di halte masih kurang yang membuat halte itu kotor sedangkan menurut pendapat Nugroho (2013) tempat sampah dihatle harus sesuia dengan jumlah halte yang ada.
2. Karakteristik pengguna dalam persepsi pengguna tentang armada trans padang. Dari hasil penelitian yang didapat tergolong baik menurut intrepretasi secara keseluruhan yaitu dengan persentase 96,33%. Hasil
penelitian tentang karakteristik pengguna trans tentang jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. Karakteristik menurut pengguna dari segi usia terhadap pelayanan, fasilitas yang didapat dan keselamatan pengguna sudah baik tapi dari kapasitas penumpang, pengguna trans masih mengeluh karena terlalu penuh. Hasil penelitian tentang karakteristik pengguna tidak sesuai dengan pendapat Nugroho (2013) tentang karakteristik pelaku perjalanan mendapatkan kepuasan sendiri yang dirasakan yaitu pendapatan, jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. Dari hasil penelitian dari segi usia untuk kapasitas penumpang masih kurang baik yang mana penumpang dalam satu bus itu bisa lebih dari 60 orang. Di dalam satu bus itu terdapat 20 tempat duduk dan 40 untuk berdiri. Menurut pendapat Nugroho (2013) dari segi usia, pengguna harus merasa nyaman berada dalam bus trans
3. Keteraturan pengguna tentang waktu tunggu bus, kondisi kecepatan bus, dan lama waktu berhenti dihalte. Dari hasil penelitian yang didapat tergolong baik menurut intrepretasi yaitu dengan persentase 90%. Hasil penelitian keteraturan tentang waktu tunggu bus, kecepatan bus dan lama berhenti dihalte. Hasil penelitian tentang keteraturan armada seperti waktu tunggu, kecepatan armada yang dirasakan pengguna sudah baik.Hasil penelitian tentang keteraturan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No 10 tahun 2012 yaitu keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan kesetaraan dan keteraturan. Keamanan dalam bus harus dipenuhiuntuk terbebasnya pengguna dari gangguan perbuatan melawan hukum atau rasa takut. Keselamatan harus dipenuhi untuk terhindarnya dari resiko kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia, sarana dan prasarana. Kenyamanan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk memberikan suatu kondisi nyaman, bersih, indah dan sejukyang dapat dinikmatai pengguna. Keterjangkauan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk memberikan kemudahan bagi pengguna mendapatkan akses angkutan massal berbasis jalan dan tarif yang terjangkau.
Kesetaraan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk memberikan perlakuan khusus berupa aksebilitas prioritas pelayanan dan fasilitas pelayanan bagi pengguna penyandang cacat, usia lanjut, anak-anak dan wanita hamil.
Keteraturan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk memberi
kepastian waktu keberangkatan dan kedatangan mobil bus serta tersedianya fasilitas informasi perjalanan bagi pengguna
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada deskripsi data dan pembahasan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Kondisi Halte dalam persepsi pengguna tentang armada trans padang. Kondisi halte yang baik dan memiliki fasilitas seperti tempat duduk, bisa berteduh dihalte dan ada tempat sampah ada sebanyak 6 halte seperti halte Imam Bonjol, halte SMP 1 Padang, halte Gor Haji Agus Salim, halte Stasiun Tabing, halte Simpang Muaro Penjalinan, halte SMP 15 Padang. Kondisi halte yang memiliki bangunan yang kurang baik sebanyak 12 halte, halte yang tidak memiliki tempat duduk sebanyak 31 halte. halte yang tidak memiliki tempat sampah ada 31 halte.
2. Karakteristik pengguna dalam persepsi pengguna tentang armada trans padang.
Karakteristik menurut pengguna dari segi usia terhadap pelayanan, fasilitas yang didapat dan keselamatan pengguna sudah baik tapi dari kapasitas penumpang, pengguna trans masih mengeluh karena terlalu penuh.
3.
Keteraturan dalam persepsi pengguna tentang armada trans padang. Keteraturan armada seperti waktu tunggu, kecepatan armada yang dirasakan pengguna sudah baik tetapi waktu armada berhenti.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Disarankan untuk pemerintah mengeluarkan anggaran untuk sarana dan prasarana untuk jalur trans
2. Disarankan bagi pengguna agar selalu menjaga fasilitas halte yang ada
3. Disarankan pada pihak Dishubkominfo Kota Padang untuk bisa menambah armada supaya pelayanan armada berjalan lancar
4. Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk lebih mendalami lagi tentang Persepsi Pengguna Tentang Armada Trans Padang dari variabel lain.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2010.“Prosedur Penelitian:
Suatu Penelitian Praktik, Edisi Revisi”.
Jakarta: Rineka Cipta
Gunardo (2014),“Geografi Transportasi “.
Yogyakarta: Ombak Dua
Nisa dan kusuma, (2012), “Kinerja Pelayanan Bus Batik Solo Trans Di Kota Surakarta”.
Surakarta. Skripsi Universitas Surakarta.
Novian ,Herbowo (2012),“ Studi Persepsi
Pengguna Transjakarta Pada Koridor II (Pulogadung-Harmoni)”.( Vol 23, No 1) hal 37. Jurnal. Jakarta. UI
Nugroho,Cahyo (2013),“Aksebilitas Halte dan Kualitas Pelayanan Trans Jogja Dengan Keputusan Pengguna’’. Yogyakarta.
Skripsi. Universitas Yogyakarta Rahmi, Febrina Hasyfi, Tiyas Tivo (2012),
“Pengawas Dinas Perhubungan Terhadap Angkutan Di Kota Padang”.
Padang. UNP
Rizal (2012),“Studi Kasus Transportasi Koridor VI (Ragunan-Kuningan)”. Jakarta. Jurnal.
UI.
Sugiyono (2013), “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitalif R&K”. Bandung. Alfabeta Utomo, Nugroho(2009),‘’Analisis Operasional
Halte Bis Kota Rute Terminal Purabaya.
JL. Diponogoro-Tanjung Perak
Surabaya”.( Vol 5, No 2) hal 210. Jurnal.
Surabaya