• Tidak ada hasil yang ditemukan

persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI REMAJA MENGENAI POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENDIDIK

(Suatu Kajian di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya)

E JURNAL

YUSNELI NPM : 10060197

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2014

(2)

PERSEPSI REMAJA MENGENAI POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENDIDIK (Suatu Kajian di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak

Kabupaten Dharmasraya)

Oleh :

Yusneli

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACK

Background of this research is there are parents who do not pay attention teenagers education that cause the teenagers drop out school, the parents who pay less attention to teenagers interactions. This research aimed to describe: 1) Teenager perceptions toward parenting of democratic parents. 2) Teenager perceptions toward parenting of authoritarian parents. 3) Teenager perceptions toward parenting of laissez faire parents. This research was descriptive quantitative. The population of this research were the teenagers in Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya which were 40 people. In choosing the sample, the researcher used total sampling. The instrument was questionnaire. In addition, the researcher analyzed the data by using percentage formula. The results of this research showed that: 1) teenager perceptions about parenting of democratic parents were in good category. 2) teenager perceptions about parenting of authoritarian parents were in good category. 3) teenager perceptions about parenting of laissez faire parents were in good category.

Key word: Teenager, Parenting of Parents in Giving Education

Pendahuluan

Masa remaja merupakan salah satu periode rentangan kehidupan manusia. Periode remaja adalah periode dimana individu meninggalkan masa anak-anaknya dan mulai memasuki masa dewasa. Oleh karena itu periode remaja dapat dikatakan periode transisi dari masa anak-anak kemasa dewasa. Dalam masa ini individu mengalami banyak tantangan perkembangannya, baik dari dalam diri maupun luar diri terutama lingkungan sosial. Tantangan dalam diri seperti perubahan fisik yang sangat menonjol yang memerlukan penyesuaian agar tidak timbul kesulitan bagi remaja itu sendiri. Tantangan dari lingkungan misalnya perlakuan dari orang tua dan orang dewasa lainnya yang tidak konsisten atau kadang-kadang memperlakukan remaja sebagai anak-anak dan pada saat lain menuntut remaja itu bertingkah laku seperti orang dewasa.

Menurut Yusuf (2011:12) “Periode remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dengan masa dewasa, terentang dari usia sekitar 12/13 tahun sampai usia 19/20 tahun, yang ditandai dengan perubahan dalam aspek biologis, kognitif, dan sosioemosional. Yang menjadi tugas kunci remaja adalah persiapan menghadapi masa dewasa”.

Fungsi orang tua antara lain adalah mengasuh dan mendidik anak dengan baik, orang tua yang berbeda akan menggunakan pola asuh yang berbeda pula kepada anaknya. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua seharusnya tergantung pada standar budaya dan masyarakat, situasi, dan

perilaku anak pada waktu itu. Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah pola asuh yang diterapkan oleh orang tua.

Menurut Darling (Silalahi, 2010:164)

“Pola asuh merupakan aktivitas kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individual dan serentak dalam memengaruhi tingkah laku anak”.

Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua merupakan dasar bagi perkembangan emosional dan sosial anak. Jadi dalam hal ini pola asuh orang tua akan sangat mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Dalam keluarga ada beberapa pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak dalam mendidik.

Menurut Djamarah (2004:66), terdapat tiga jenis pola asuh orang tua dalam membimbing dan mendidik anak yaitu: 1). Demokratis 2).

Otoriter 3). Laissez Fair.

Pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan tingkah laku sosial remaja.

Remaja telah diperkenalkan berbagai tingkah laku sosial dan nilai-nilai sikap atau moral yang dijunjung tinggi oleh orang tua. Disamping itu hubungan dengan orang tua merupakan hubungan paling dekat dibandingkan dengan siapapun dalam kehidupan remaja. Oleh karena itu remaja ingin mandiri dan tidak ingin lagi banyak diatur, serta dituntut patuh oleh orang tua dalam kehidupan sosial, maka terjadi konflik antara orang tua dengan remaja.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, pada tanggal 24 November 2013 terlihat adanya orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan remaja, orang tua yang kurang memperhatikan cara

(3)

bergaul remaja dalam kehidupan sehari-hari, orang tua yang kurang mengkhawatirkan keberadaan remaja apabila pulang terlambat pada malam hari, orang tua yang kurang memperhatikan perkembangan remaja karena disibukkan dengan kegiatan sehari-hari untuk mencari nafkah, karena sebagian besar pekerjaan orang tua remaja di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya adalah petani. Jadi orang tua pada pagi hari sudah berangkat dari rumah kemudian pulang pada sore hari, sehingga antara remaja dan orang tua sangat kurang kehangatan dan perhatian. Hal inilah yang menyebabkan beberapa remaja yang mengalami tingkah laku yang negatif di lingkungannya sehari- hari.

Saat observasi peneliti melihat orang tua yang apabila anak pulang terlambat ke rumah dari sekolah maupun bermain baik pada siang hari ataupun pada malam hari, orang tua hanya menanyakan sekedarnya saja tentang keadaan anaknya, dan adanya remaja yang tidak menghargai orang tuanya dan tidak mendengarkan nasehat dari orang tuanya. Apabila pola asuh orang tua yang seperti ini terus terejadi maka akan berdampak terhadap masa depan anak dan anak akan menampilkan prilaku yang melanggar norma dalam masyarakat.

Berdasarkan hal yang di atas maka peneliti berminat untuk meneliti lebih lanjut lagi tentang

“Persepsi Remaja Mengenai Pola Asuh Orang Tua dalam Mendidik di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya”.

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

Bagaimana persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua dalam mendidik di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya?

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: Mendeskripsikan 1) Persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua yang demokratis di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya, 2) Persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua yang otoriter di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya, 2) Persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua yang laissez faire di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya.

Menurut Atkinson Hilgard (Marliani 2010:189) bahwa “Persepsi adalah proses menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan”. Sedangkan menurut Gibson dan Donely (Marliani 2010:189) persepsi adalah

“Proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu”.

Menurut Yusuf (2011:12), “Periode remaja adalah masa transisi antara masa anak dengan masa

dewasa, terentang dari usia sekitar 12/13 tahun sampai usia 19/20 tahun, yang ditandai dengan perubahan dalam aspek biologis, kognitif, dan sosioemosional. Yang menjadi tugas kunci remaja adalah persiapan menghadapi masa dewasa”.

Pola asuh orang tua dalam keluarga itu bemacam-macam sehingga pola asuh orang tua terhadap anak nya juga berlainan. Di satu sisi, pola asuh orang tua itu bersifat demokratis atau otoriter.

Pada sisi lain, bersifat laissez faire atau bertipe campuran antara demokratis dan otoriter.

Menurut Djamarah (2004:66) terdapat tiga jenis cara kepemimpinan orang tua dalam membimbing dan mendidik anak yaitu:

1. Kepemimpinan Demokratis

Tipe kepemimpinan orang tua yang demokratis, terbuka membeikan kesempatan kepada anak dalam masalah tertentu untuk ikut berperan aktif dalam memutuskan. Peranan kepemimpinan orang tua sebagai pembimbing lebih terlihat memberikan pengarahan, petunjuk, atau bantuan kepada anak. Keputusan yang diambil oleh orang tua tidak berdasarkan penilaian pribadi, tetapi berdasarkan hasil musyawarah antara orang tua dan anak.

Oleh karena itu, saran dan kritik anak tidak dipandang negatif selama mengandung kebenaran. Kepemimpinan demokratis menampilkan pimpinan yang mendorong dan membantu anggota keluarga untuk membicarakan dan memutuskan semua kebijakan.

2. Kepemimpinan Otoriter

Ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang seluruhnya ditentukan oleh orang tua, orang tua cenderung ingin menguasai anak, perintahnya harus selalu dituruti dan tidak boleh dibantah, anak kurang diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan dalam bentuk penjelasan, pandangan, pendapat atau saran-saran. Tanpa melihat kepentingan pribadi anak, yang penting instruksi orang tua harus dituruti.

3. Kepemimpinan Laissez Faire

Memberikan kebebasan penuh bagi anggota keluarga untuk mengambil keputusan individual dengan partisipasi orang tua yang minimal, orang tua menyerahkan segala sesuatunya kepada anak baik dalam menentukan tujuan, langkah-langkah dari suatu kegiatan yang akan diambil, sarana atau alat yang akan dipergunakan. Tipe kepemimpinan orang tua yang Liberal ini membuat orang tua bersifat pasif dan tidak ada inisiatif, karena orang tua tidak terlibat langsung dalam kegiatan anak. Orang tua seolah-olah hanya bertindak sebagai penoton, meskipun ia

(4)

berada di tengah-tengah anaknya dalam keluarga.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Waktu penelitian dilaksanakan Agustus 2014, sedangkan lokasi penelitian dilaksanakan di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya.

Populasi dari penelitian ini adalah remaja di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya yang berjumlah 40 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling. Jenis data adalah data interval data yang diintervalkan adalah data tentang persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua dalam mendidik.

Alat untuk mengumpulkan data adalah angket. Sedangkan analisis data dengan menggunakan rumus persentase.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua yang demikratis

Secara umum gambaran persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua yang demokratis di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya berada pada kategori baik dengan persentase 77.50%.

Menurut Djamarah (2004:66) “Tipe kepemimpinan orang tua yang demokratis, ditandai dengan orang tua yang terbuka memberikan kesempatan kepada anak dalam masalah tertentu untuk ikut berperan aktif dalam memutuskan. Di sini peranan kepemimpinan orang tua sebagai pembimbing lebih terlihat memberikan pengarahan, petunjuk, atau bantuan kepada anak.

Keputusan yang diambil oleh orang tua tidak berdasarkan penilaian pribadi, tetapi berdasarkan hasil musyawarah antara orang tua dan anak.

Dari hasil penelitian ini remaja berpersepsi baik terhadap orang tua yang demokratis, dan itu berarti bahwa sebagian besar remaja di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya sangat setuju dengan orang tua yang terbuka, orang tua yang memberikan pengarahan dan petunjuk, dan orang tua yang bermusyawarah.

Hal ini berarti bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh yang demokratis kapada remaja cendrung akan memahami kebutuhan dan memperhatikan, perkembangan- perkembangan yang seharusnya tercapai oleh remaja, dan apabila kebutuhan-kebetuhan

tersebut diperhatikan oleh orang tua maka sangat jarang terjadinya pertentangan antara orang tua dengan remaja.

2. Persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua yang otoriter

Secara umum gambaran persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua yang otoriter di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya berada pada kategori baik dengan persentase 97.50%.

Menurut Djamarah (2006:68) “Pola asuh orang tua yang oteriter ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang seluruhnya ditentukan oleh orang tua, orang tua cenderung ingin menguasai anak, perintahnya harus selalu dituruti dan tidak boleh dibantah, anak kurang diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan dalam bentuk penjelasan, pandangan, pendapat atau saran-saran. Tanpa melihat kepentingan pribadi anak, yang penting instruksi orang tua harus dituruti”.

Seiring dengan itu sebagaimana yang ditegaskan oleh Mansur (2011:354) bahwa orang tua yang otoriter jarang mengajak anak untuk berkomunikasi dan diajak ngobrol, bercerita, bertukar pikiran dengan orang tua, orang tua menganggap bahwa segala tindakan yang dilakukan anak sudah benar.

Dari hasil penelitian ini remaja berpersepsi baik terhadap pola asuh orang tua yang otoriter, dan itu berarti bahwa sebagian besar remaja di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya setuju dengan orang tua yang keputusan ditentukan oleh orang tua, perintah orang tua yang harus selalu dituruti dan tidak boleh dibantah, anak tidak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat, dan orang tua yang kurang melihat kepentingan pribadi anak.

Berdasarkan penjelasan di atas terlihat bahwa tidak semua orang tua di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya yang menerapkan pola asuh orang tua yang otoriter yang ditandai dengan keputusan yang ditentukan oleh orang tua, perintah orang tua yang harus selalu dituruti dan tidak boleh dibantah, anak tidak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat, dan orang tua yang kurang melihat kepentingan pribadi anak, dalam artian sedikit orang tua yang memberi kebebasan kepada remaja dalam mengambil keputusan sendiri, sedikit orang tua yang memberikan kebebasan kepada remaja dalam hal yang diinginkan, sedikit orang tua yang memberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat kepada ramaja, sedikit orang tua yang tidak melihat kepentingan pribadi remaja

(5)

di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya.

3. Persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua yang laissez faire

Secara umum gambaran persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua yang laissez faire di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya berada pada kategori baik dengan persentase 75.00%.

Menurut Djamarah (2006:67) “Pola asuh orang tua yang laissez faire ditandai dengan orang tua yang Memberikan kebebasan penuh bagi anggota keluarga untuk mengambil keputusan individual dengan partisipasi orang tua yang minimal, orang tua menyerahkan segala sesuatunya kepada anak baik dalam menentukan tujuan, langkah-langkah dari suatu kegiatan yang akan diambil, sarana atau alat yang akan dipergunakan. Tipe kepemimpinan orang tua yang Liberal ini membuat orang tua bersifat pasif dan tidak ada inisiatif, karena orang tua tidak terlibat langsung dalam kegiatan anak. Orang tua seolah-olah hanya bertindak sebagai penonton, meskipun ia berada di tengah-tengah anaknya dalam keluarga”.

Dari hasil penelitian ini remaja berpersepsi baik terhadap pola asuh orang tua yang laissez faire, dan itu berarti bahwa sebagian besar remaja di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya setuju dengan orang tua terhadap orang tua yang memberikan kebebasan penuh kepada anak, dan partisipasi orang tua yang minimal.

Berdasarkan penjelasan di atas terlihat bahwa tidak semua orang tua di Jorong Lubuk Harto Kenagarian Koto Salak Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya yang menerapkan pola asuh orang tua yang laissez faire yang ditandai denagan orang tua yang memberikan kebebasan penuh kepada anak, dan partisipasi orang tua yang minimal, dalam artian sedikit orang tua yang memberikan kebebasan penuh kepada remaja, dan sedikit partisipasi orang tua yang minimal kepada remaja.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua yang demokratis secara umum berada pada kategori baik terlitat dari segi orang tua yang terbuka, orang tua yang memberikan pengarahan dan petunjuk dan orang tua yang bermusyawarah.

2. Persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua yang yang otoriter secara umum berada pada kategori baik. Terlihat dari keputusan ditentukan oleh orang tua, perintah yang harus selalu dituruti dan tidak boleh dibantah, anak yang tidak diberi kesempatan untuk berpendapat, dan kurang melihat kepentingan pribadi anak.

3. Persepsi remaja mengenai pola asuh orang tua yang laissez faire secara umum berada pada kategori baik. Terlihat dari orang tua yang memberikan kebebasan penuh, dan orang tua yang memberikan partisipasi orang tua yang minimal terhadap remaja.

Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan beberapa saran untuk:

1. Orang Tua

Diharapkan kepada orang tua agar bisa memperhatikan pola asuh yang diterapkan kepada remaja agar sekali-kali memberikan kebebasan kepada remaja sesuai dengan situasi dan kondisi.

2. Remaja

Diharapkan kepada remaja agar bisa memahami perbedaan pola asuh yang diterapkan orang tua, sehingga remaja tidak membedakan pola asuh yang diterapkan orang tuanya dengan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua yang lainnya.

3. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling

Diharapkan kepada pengelola program studi Bimbingan dan Konseling untuk dapat memberika pelayanan dan bimbingan kepada mahasiswa dalam pemahaman terhadap penerapan pola asuh yang seharusnya oleh orang tua kepada remaja dalam mendidik, sehingga mahasiswa mempunyai bekal untuk kedepannya untuk menjadi orang tua yang paham akan kebutuhan-kebutuhan anaknya.

4. Diharapkan kepada pemuka masyarakat agar membentuk perkumpulan dan memberikan suatu penyuluhan mengenai pola asuh yang seharusnya diterapka orang tua kepada remaja sesuai dengan kebutuhan remaja.

5. Peneliti selanjutnya, dapat dijadikan contoh dan bahan pertimbangan serta contoh untuk melakukan penelitian ke depannya agar memperoleh hasil yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya.

Kepustakaan

Djamarah, Syaiful Bahri. (2004). Pola Komonikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Marliani, Rosleny. (2010). Psikologi Umum.

Bandung: CV Pustaka Setia.

(6)

Silalahi, Karlinawati dan Eko A. Meinarno. (2010).

Keluarga Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers

.

Yusuf, A. Muri. (2005). Metodologi Penelitian.

Padang: UNP

Yusuf, Syamsu L.N dan Nani M. Sughandi. (2011).

Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: Rajawali Pers

.

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B1 DI TK CUT MEUTIA BANDA ACEH Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana