• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA

KECAMATAN PAUH KOTA PADANG

Oleh

Rismayeni*

Dra. Suheni, M.Pd.**

Mori Dianto, M.Pd.**

Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat Rizma_oziz@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research was background by Parent treatment pattern which give too much protection to children, lack attention to peace of children and there’s also involve children role in family, every pattern bring impact to teenager. This research purpose was to know (1) the impact of Parent treatment pattern overprotection of parent to teenager attitude , (2) the impact of parent treatment pattern rejection to teenager attitude, and (3) the impact of parent treatment pattern acceptance to teenager attitude. This research was descriptive quantitative research. The sample taken technique was total sampling. the sample was 48 respondents. The research stated that Impact of Parent treatment pattern generally was good and specifically (1) Impact of parent treatment pattern overprotection was not good, (2) Impact of parent treatment pattern rejection was good enough, (3) Impact of parent treatment pattern acceptance was good. The result was recommended to parent to know the impact of parent treatment pattern which was implemented to teenager and teenager can understand that parent treatment pattern was for them.

Keyword : Parent treatment pattern, attitude.

PENDAHULUAN

Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Salah satu yang paling penting dan menjadi pusat perhatian adalah masa remaja. Masa remaja yang dimaksudkan merupakan periode transisi antara masa anak- anak dan masa dewasa. Batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, sehingga banyak ahli yang berbeda dalam penentuan rentang usianya.

Sobur (2003: 123) mengemukakan “Ketika dilahirkan pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya.

Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik.

Kemudian Hurlock, 1968 (Mappiare, 1982: 25) menyatakan bahwa “Rentangan usia remaja antara 13-21 tahun, yang dibagi pula dalam masa remaja awal usia 13/14 tahun sampai 17 tahun, dan remaja akhir 17 sampai

21 tahun”. Sependapat dengan itu, Susilowinradini, 1981 (Al-Mighwar, 2006: 61) menyatakan bahwa “Usia 13-17 tahun sebagai masa remaja awal dan 17-21 tahun sebagai remaja akhir”.

Tahapan yang penting untuk diperhatikan dalam kehidupan menurut pendapat di atas ialah adalah masa remaja karena merupakan masa peralihan usia dari anak-anak menuju dewasa. Apapun yang terjadi pada masa ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitar anak itu berada, oleh sebab itu diharapkan lingkungannya adalah lingkungan yang baik, sehingga anak mampu melewati masa ini dengan baik. Adapun batasan usia dari remaja awal adalah usia 13/14 sampai dengan 17 tahun dan 17 sampai 21 tahun adalah masa remaja akhir.

Keluarga dalam hal ini orang tua memegang peran penting dalam tumbuh kembang anaknya, karena lingkungan keluarga merupakan tempat pertama anak menirukan apapun yang diperbuat orang tuanya. Segala tindakan orang tua dalam mengasuh ataupun

1

(2)

menerapkan tata tertib dalam keluarga secara tidak langsung akan terbawa oleh anak dalam kehidupan sehari-hari. Terkait dengan itu Djamarah (2014: 51) menyatakan “Pola asuh orang tua dalam keluarga berarti kebiasaan orang tua, ayah, dan ibu, dalam memimpin, dan mengasuh anak dalam keluarga”. Sementara itu Hurlock, dkk, 1956 (Yusuf, 2009: 49) mengemukakan “Terdapat beberapa pola sikap atau perlakuan orang tua terhadap anak yang masing-masing mempunyai pengaruh tersendiri terhadap perilaku anak. Sikap tersebut adalah sikap overprotection (terlalu melindungi), sikap permissiveness (pembolehan), sikap rejection (penolakan), sikap acceptance (penerimaan), sikap domination (dominasi), sikap submission (penyerahan), dan sikap punitiveness/

overdiscipline (terlalu disiplin).

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 20-21 Juni 2015 terlihat bahwa adanya orang tua yang keras (otoriter) dalam mendidik anak, artinya orang tua merasa berkuasa di rumah, adanya pemberian perintah, dan terlalu memberikan perlindungan kepada anak. Orang tua yang memarahi anak dengan memberikan pukulan disertai kata-kata dengan nada tinggi membuat anak menirukan dalam kesehariannya. Orang tua melarang ketika anak ingin bermain di sore hari tanpa alasan yang jelas. Hal ini memunculkan sifat mendongkol dan anak belum mampu berinteraksi dengan baik di lingkungan. Orang tua yang memberikan keleluasaan pada anak untuk menentukan apa yang disukai dan tidak disukainya. Orang tua yang membiarkan anak pulang lewat dari jam sembilan malam, dan adanya anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya di warnet dari pada di rumah. Remaja yang biasa saja dalam menyikapi kesalahannya.

Remaja yang ragu dalam menentukan pilihan.

Remaja yang cenderung menghilang ketika waktunya pemberian tugas rumah. Remaja yang belum mau tampil di depan orang banyak.

Remaja yang bicara sesuai dengan kenyataan yang dilihatnya.

Selain hasil observasi, penulis melakukan wawancara pada hari Minggu dan Kamis tanggal 21 dan 25 Juni 2015 yang menunjukkan bahwa orang tua bersikap keras karena mereka ingin anaknya disiplin dalam segala hal termasuk membatasi dengan siapa anaknya bergaul. Orang tua yang membiarkan anak-anaknya pulang lewat dari jam sembilan malam karena mereka merasa anaknya sudah cukup tahu apa yang dilakukan dan telah bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri tanpa harus dikontrol. Sementara itu remaja

mengemukakan bahwa mereka merasa sangat dibatasi selama di rumah dan juga dalam berteman. Apabila bertanya alasan dari tindakan tersebut, bukan jawaban yang diperoleh melainkan gertakan bahkan ada juga yang mendapat pukulan. Ketika salah dalam melakukan pekerjaan yang diberikan, orang tua akan memarahi dengan nada tinggi, membuat mereka tidak betah apabila berada di rumah.

Mereka juga menyebutkan terkadang sengaja berbuat nakal agar orang tua memberikan perhatian dan supaya orang tua mereka ingat kalau anaknya juga membutuhkan kasih sayang tidak hanya materi saja.

Permasalahan di atas menunjukkan bahwa orang tua memperlakukan anak dengan bersikap kaku, bersikap masa bodoh, dan menampilkan sikap mendominasi. Adapun dampaknya pada perilaku anak yaitu anak menjadi suka bertengkar dan pembuat onar, sangat tergantung pada orang tua atau orang- orang yang ada disekitarnya, menolak tanggung jawab, kurang percaya diri, sulit dalam bergaul, mudah marah, tidak patuh/keras kepala, dan pemalu. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Dampak Pola Perlakuan Orang Tua pada Perilaku Remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang”.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Dampak pola perlakuan overprotection (terlalu melindungi) orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang.

2. Dampak pola perlakuan rejection (penolakan) orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang.

3. Dampak pola perlakuan acceptance (penerimaan) orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang.

Berdasarkan permasalahan yang terdahulu, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana dampak pola perlakuan overprotection (terlalu melindungi), rejection (penolakan), dan acceptance (penerimaan) orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang?”

Sebagaimana yang dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

(3)

1. Dampak pola perlakuan overprotection (terlalu melindungi) orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang.

2. Dampak pola perlakuan rejection (penolakan) orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang.

3. Dampak pola perlakuan acceptance (penerimaan) orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif kuantitatif. Menurut Lehman (Yusuf, 2005: 83) “Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu, atau mengambarkan fenomena secara detail”. Sedangkan Sugiyono (2012: 207) menyatakan “Penelitian deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22-24 September 2015. Peneliti memilih tempat di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang, karena pada saat melakukan pengamatan peneliti menemukan masih adanya pola perlakuan orang tua yang kurang tepat sehingga berdampak pada perilaku remaja.

Populasi yang digunakan sebagai sampel adalah seluruh orang tua yang memiliki anak usia remaja (usia 13/14 sampai 17 tahun) di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang sebanyak 53 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 53 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval. Riduwan (2010: 85) mengungkapkan bahwa “Data interval adalah data yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data lain dan mempunyai bobot yang sama”. Adapun data yang akan diintervalkan dalam penelitian ini adalah data tentang dampak pola perlakuan orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang. Data ini diperoleh langsung dari responden yang diteliti dengan cara penyebaran angket yang disusun sesuai permasalahan yang diteliti.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan angket tersebut adalah sebagai berikut.

1. Melakukan studi kepustakaan untuk mendalami teori-teori yang berkaitan dengan dampak pola perlakuan orang tua pada perilaku remaja.

2. Membuat kisi-kisi instrument

3. Menyusun atau merumuskan item pernyataan.

4. Angket disusun dengan lima alternatif jawaban, dimana jawaban menggunakan tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang telah tersedia, maka skala pengukuran yang akan digunakan peneliti adalah dengan menggunakan “Skala Likert”. Menurut Riduwan (2010: 16) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial, dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator yang dapat diukur.

Penentuan alternatif pilihan jawaban adalah dengan menggunakan angket, maka karena itu peneliti menggunakan lima alternatif jawaban yang disediakan dalam penelitian ini yaitu “Selalu”, “Sering”, “Kadang- kadang”, “Jarang” dan “Tidak Pernah”, yaitu dengan masing-masing skor jawaban positif responden adalah 5,4,3,2,1 dan untuk skor item negatif jawaban responden adalah 1,2,3,4,5. (Riduwan, 2010: 17).

5. Angket di judge oleh 3 orang Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling (Prodi BK STKIP PGRI Sumbar).

6. Setelah di judge ada beberapa hal yang mungkin perlu diperbaiki, kemudian angket diperbaiki dan dikonsultasikan kembali kepada dosen pembimbing.

7. Selanjutnya dilakukan uji coba angket kepada 30 orang responden di luar dari sampel penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

8. Selanjutnya melakukan uji validitas dan reliabilitas.

9. Reliabel menunjukan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dikumpulkan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik mencari reabilitas.

Angket yang telah dikumpulkan dari orang tua yang menjadi sampel penelitian lalu diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Memeriksa kelengkapan isi angket yang telah diterima dari sampel penelitian.

(4)

2. Membuat pengolahan berdasarkan item pernyataan penelitian.

3. Mencari dan menghitung jumlah serta memasukkan ke dalam tabel pengolahan.

4. Menghitung persentase masing-masing frekuensi yang diperoleh dengan menggunakan teknik analisis persentase Yusuf (2005: 365

)

sebagai berikut.

Keterangan : P = persentase n = jumlah sampel f = frekuensi

100 = jumlah angka mutlak

5. Menetapkan kriteria penilaian masing- masing data yang diperoleh dengan batasan yang telah ditentukan. Dikemukakan oleh Riduwan (2010: 89) yaitu:

a. 81-100% = Sangat Baik b. 61-80% = Baik c. 41-60% = Cukup Baik d. 21-40% = Kurang Baik e. 0-20% = Sangat Kurang Baik HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai dampak pola perlakuan orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang yaitu pada kriteria cukup baik (49.06%). Hasil penelitian ini akan dibahas berdasarkan sub variabel dari dampak pola perlakuan overprotection (terlalu melindung), rejection (penolakan) dan acceptance (penerimaan) orang tua pada perilaku remaja, berikut paparan pembahasannya:

1. Dampak pola perlakuan overprotection (terlalu melindung) orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang.

Berdasarkan hasil angket mengenai dampak pola perlakuan overprotection (terlalu melindungi) orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang terungkap bahwa dampaknya berada pada kriteria kurang baik yaitu 27 responden (50.94%).

Apabila dilihat dari masing-masing indikator yaitu (1) perilaku suka bertengkar dan pembuat onar terungkap bahwa perilaku ini berada pada kriteria kurang baik sebanyak 28 responden (52.83%), (2) perilaku sangat tergantung berada pada kriteria cukup baik sebanyak 24 responden (45.28%), (3) perilaku menolak tangung jawab terungkap bahwa perilaku ini berada pada kriteria cukup baik sebanyak 25

responden (47.17%), (4) perilaku kurang percaya diri terungkap bahwa perilaku ini berada pada kriteria kurang baik dengan 24 responden (45.28%), dan (5) perilaku sulit dalam bergaul terungkap bahwa perilaku ini berada pada kriteria kurang baik dengan 27 responden (50.94%).

Hurlock, dkk, 1956 (Yusuf, 2009: 49) mengungkapkan “Apabila orang tua menerapkan pola perlakuan overprotection (terlalu melindungi) maka profil tingkah laku anak adalah anak merasa tidak aman, agresif dan dengki, mudah merasa gugup, melarikan diri dari kenyataan, sangat tergantung, ingin menjadi pusat perhatian, bersikap menyerah, kurang mampu mengendalikan emosi, menolak tanggung jawab, kurang percaya diri, mudah terpengaruh, peka terhadap kritik, egois, suka bertengkar dan pembuat onar, dan sulit dalam bergaul”. Terlalu banyak dampak yang akan dijadikan indikator, maka penulis membatasi menjadi lima yaitu suka bertengkar dan pembuat onar, sangat tergantung, menolak tanggung jawab, kurang percaya diri dan sulit dalam bergaul.

Berdasarkan pembahasan dan data yang diperoleh, bahwa dampak pola perlakuan orang tua pada perilaku remaja ditinjau dari segi dampak pola perlakuan overprotection (terlalu melindungi) secara umum berada pada kriteria cukup baik. Ini dapat dibuktikan pada hasil capaian responden yang diperoleh yaitu dari 48 responden yang diteliti 1 responden pada kriteria sangat baik (1.89%), 9 responden pada kriteria baik (16.98%), 16 responden pada kriteria cukup baik (30.19%), 27 responden pada kriteria kurang baik (50.94%), dan tidak ada responden pada kriteria sangat kurang baik (0%). Jadi, dampak pola perlakuan overprotection (terlalu melindungi) orang tua pada perilaku remaja kurang baik karena itu membuat remaja kurang mampu mengendalikan perilaku yang suka bertengkar dan pembuat onar, cukup mampu untuk tidak terlalu tergantung pada orang tua, sering menolak tanggung jawab, kurang percaya diri, dan sulit dalam bergaul.

2. Dampak pola perlakuan rejection (penolakan) orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang.

Berdasarkan hasil angket mengenai dampak pola perlakuan rejection (penolakan) orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan

(5)

Pauh Kota Padang terungkap bahwa dampaknya berada pada kriteria kurang baik sebanyak 22 responden (41.51%). Apabila dilihat dari masing-masing indikator yaitu (1) perilaku mudah marah terungkap bahwa perilaku ini berada sama pada kriteria cukup baik dengan kurang baik 19 responden (35.85%), (2) perilaku tidak patuh/keras kepala berada pada kriteria cukup baik 20 responden (37.74%), dan (3) perilaku pemalu terungkap bahwa perilaku ini berada pada kriteria kurang baik 23 responden (43.30%).

Hurlock, dkk, 1956 (Yusuf, 2009: 49) mengungkapkan “Apabila orang tua menerapkan pola perlakuan rejection (penolakan) maka profil tingkah laku anak adalah mudah marah, tidak patuh/keras kepala, dan pemalu”. Berdasarkan pembahasan dan data yang diperoleh, bahwa dampak pola perlakuan orang tua pada perilaku remaja ditinjau dari segi dampak pola perlakuan rejection (penolakan) secara umum berada pada kriteria cukup baik. Ini dapat dibuktikan pada hasil capaian responden yang diperoleh yaitu dari 48 responden yang diteliti 1 responden pada kriteria sangat baik (1.89%), 17 responden pada kriteria baik (32.07%), 13 responden pada kriteria cukup baik (24.53%), 22 responden pada kriteria kurang baik (41.51%), dan tidak ada responden pada kriteria sangat kurang baik (0%). Jadi, dampak pola perlakuan rejection (penolakan) orang tua pada perilaku remaja kurang baik karena membuat remaja cukup mampu mengendalikan amarah, cukup mampu untuk patuh/tidak terlalu keras kepala dan kurang mampu dalam bersosialisasi dengan orang lain (pemalu).

3. Dampak pola perlakuan acceptance (penerimaan) orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang.

Berdasarkan hasil angket mengenai dampak pola perlakuan acceptance (penerimaan) orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang terungkap bahwa dampaknya berada pada kriteria cukup baik sebanyak 33 responden (62.26%). Apabila dilihat dari masing- masing indikator yaitu (1) perilaku mau bekerjasama terungkap bahwa perilaku ini berada pada kriteria cukup baik 31 responden (58.49%), (2) perilaku jujur berada pada kriteria cukup baik 24 responden (45.28%), dan (3) perilaku

mau menerima tanggung jawab terungkap bahwa perilaku ini juga berada pada kriteria cukup baik 33 responden (62.26%).

Hurlock, dkk, 1956 (Yusuf, 2009: 49) mengungkapkan “Apabila orang tua menerapkan pola perlakuan acceptance (penerimaan) maka profil tingkah laku anak adalah mau bekerjasama, jujur, dan mau menerima tanggung jawab”. Berdasarkan pembahasan dan data yang diperoleh, bahwa dampak pola perlakuan orang tua pada perilaku remaja ditinjau dari segi dampak pola perlakuan acceptance (penerimaan) secara umum berada pada kriteria cukup baik. Ini dapat dibuktikan pada hasil capaian responden yang diperoleh yaitu dari 48 responden yang diteliti 1 responden pada kriteria sangat baik (1.89%), 6 responden pada kriteria baik (11.32%), 33 responden pada kriteria cukup baik (62.26%), 13 responden pada kriteria kurang baik (24.53%), dan tidak ada responden pada kriteria sangat kurang baik (0%). Jadi, dampak pola perlakuan acceptance (terlalu melindungi) orang tua pada perilaku remaja cukup baik karena membuat remaja cukup mau untuk diajak bekerjasama, cukup berperilaku jujur, dan cukup mau menerima tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

KESIMPULAN

Beradasarkan analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai dampak pola perlakuan orang tua pada perilaku remaja secara keseluruhan termasuk pada kriteria cukup baik sebesar (49.06%), berikut rincian per sub variabelnya:

1. Dampak pola perlakuan overprotection (terlalu melindungi) orang tua pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh hasil penelitian ini termasuk pada kriteria kurang baik sebesar (50.94%).

2. Dampak pola perlakuan rejection (penolakan) pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh hasil penelitian ini termasuk pada kriteria kurang baik sebesar (41.51%).

3. Dampak pola perlakuan acceptance (penerimaan) pada perilaku remaja di RW 02 Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh hasil penelitian ini termasuk pada kriteria cukup baik sebesar (62.26%).

SARAN

Beradasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti menyarankan pada:

(6)

1. Orang tua sebagai informasi tambahan dan acuan dalam memberikan perlakuan yang tepat untuk membentuk perilaku remaja yang baik, sehingga sesuai dengan aturan serta norma-norma yang berlaku. Penelitian ini mengungkapkan tiga pola perlakuan yang diterapkan orang tua, sehingga sarannya disesuaikan berdasarkan setiap pola perlakuan, yaitu bagi:

a. Orang tua yang menerapkan pola perlakuan overprotection (terlalu melindungi) agar dapat memberikan ruang kebebasan pada remaja dalam menjalankan kesehariannya, sehingga dampak pada perilaku remaja yang dalam penelitian ini berada pada kriteria kurang baik, bisa menjadi baik bahkan sangat baik.

b. Orang tua yang menerapkan pola perlakuan rejection (penolakan) agar dapat memberikan perhatian pada remaja karena akan membantu dalam menunjang aktivitas sehari-hari, sehingga dampak pada perilaku remaja yang dalam penelitian ini berada pada kriteria kurang baik bisa menjadi baik, kalau bisa sangat baik.

c. Orang tua yang menerapkan pola perlakuan acceptance (penerimaan) agar dapat menunjukkan kasih sayang yang lebih dari biasanya serta membiasakan remaja untuk bertanggung jawab dimulai dari hal-hal kecil di rumah, sehingga dampak pada perilaku remaja yang dalam penelitian ini berada pada kriteria cukup baik, bisa menjadi baik bahkan sangat baik.

2. Remaja agar dapat menyikapi secara positif setiap pola perlakuan yang diterapkan oleh orang tua, sehingga remaja mampu menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan.

3. Pihak kelurahan agar dapat memberikan penyuluhan kepada orang tua agar lebih memahami setiap pola perlakuan yang diterapkan kepada remaja sehingga remaja dapat tumbuh menjadi pemuda/pemudi yang berperilaku baik serta sesuai dengan hukum maupun norma adat yang berlaku.

4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, agar dapat membentuk calon konselor yang lebih professional sehingga bisa membantu orang tua dalam mengentaskan masalahnya dengan program dan layanan yang menyediakan materi lebih banyak lagi, seperti pada mata kuliah konseling keluarga materinya berkaitan dengan pola perlakuan

orang tua yang tepat untuk membentuk perilaku anak yang sesuai dengan norma hukum dan norma adat atau pada mata kuliah psikologi remaja ditambahkan lagi pembahasan dampak pola perlakuan orang tua pada perilaku remaja.

5. Peneliti sendiri, agar ketika menjadi orang tua nantinya peneliti telah mengetahui pola perlakuan apa yang tepat diberikan pada anak sehingga anak dapat berperilaku baik yang sesuai dengan norma hukum dan norma adat dimanapun anak berada.

6. Peneliti selanjutnya, peneliti mengharapkan skripsi ini bisa bermanfaat sebagai pedoman dalam melakukan penelitiaan selanjutnya dengan berbagai variabel yang berbeda.

KEPUSTAKAAN

Al-Mighwar, Muhammad. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga: Upaya Membangun Citra Membentuk Pribadi Anak. Jakarta:

Rineka Cipta.

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja.

Surabaya: Usaha Nasional.

Riduwan. 2010. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistik. Bandung:

Alfabeta.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung:

Pustaka Setia.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Yusuf, A Muri. 2005. Metodologi Penelitian.

Padang: UNP Press.

Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak Remaja. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

TABLE OF CONTENTS INTRODUCTION 3 THE APPLICATION FOR LEAVE TO APPEAL SHOULD BE DISMISSED 5 The SAHRC does not seek leave to appeal in the Eastern Cape matter 5 The application for

ABSTRAK Penanaman Disiplin Oleh Orang Tua Pada Anak-Anak Yang Sekolah di Taman Kanak- Kanak Aisyiyah 2 Parak Pisang Kelurahan Gantiang Parak Gadang Kecamatan Padang Timur Kota