• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KENAKALAN REMAJA DI RW V KELURAHAN SIDOKARE KECAMATAN SIDOARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KENAKALAN REMAJA DI RW V KELURAHAN SIDOKARE KECAMATAN SIDOARJO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Keperawatan – Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 – Desember 2011

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KENAKALAN REMAJA

DI RW V KELURAHAN SIDOKARE KECAMATAN SIDOARJO

Ninik Murtiyani, SKM

ABSTRACT

The pattern of foster parents is very important for child development and one of the most important factors causing juvenile delinquency. Incorrect parenting teenager can be opposed for to parents, even into a mischievous teenager. The purpose of this study was to determine the relationship of parents with juvenile delinquency in RW V Village District Sidokare of Sidoarjo regency.

The study design used here is correlative with the population of all adolescents in RW Village District Sidokare of Sidoarjo regency in June 2011, as many as 40 samples taken with a total sampling process.Independent variable is the pattern of parenting, and the dependent variable is juvenile delinquency. Make use of data taken with the enclosed questionnaire.Data analysis using Spearman's rho test.

The results of this study found parents of teenagers in RW V Village District Sidokare of Sidoarjo regency to use the authoritarian parenting as much (65.0%), and parenting teens who get democratic as much as (30%). While teens are getting permissive parenting (5%).naughty teens as many as 33 teenagers (82.5%).Meanwhile, 7 adolescents (17.5%) adolescents who are not classified as bad. Spearman's rho test values obtained Sig. (2-tailed) or p value 0.000 (for p values <0.05) then H0 rejected and H1 accepted which means "no relationship parenting parents with juvenile delinquency in RW V Village District Sidokare of Sidoarjo regency" Spearman correlation coefficient of 0.668, which means indicate that the direction of a positive correlation with the strength of a strong correlation.

The conclusions of this study, that of all parents in RW V in Sidokare Village Sidoarjo District of Sidoarjo regency mostly using authoritarian parenting, and tends to affect teenage delinquency, that’s which mean as higher as parenting, jouvenile delinquency in RW. V Sidokare village, Sidoarjo District, Sidoarjo Regency will be lower

(2)

ABSTRAK

Pola asuh orang tua merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan anak dan salah satu faktor terpenting yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja.Pola asuh yang salah dapat menyebabkan remaja menetang orang tua, bahkan menjadi remaja yang nakal.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo.

Desain penelitian yang digunakan disini adalah korelatif dengan populasi semua remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo pada bulan Juni 2011, sampel sebanyak 40 diambil dengan proses total sampling. Variabel independen yaitu pola asuh orang tua, dan variabel dependen adalah kenakalan remaja.Data diambil dengan menggunaka kuisioner tertutup. Data analisis menggunakan uji Spearman's rho.

Hasil penelitian ini didapatkan orang tua remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjoyang menggunakanpola asuh otoriter sebanyak(65.0%), dan remaja yang mendapatkan pola asuh demokratis sebanyak (30%). Sedangkan remaja yang mendapatkan pola asuh permisif (5%). remaja yang nakal yaitu sebanyak 33 remaja ( 82,5%). Sedangkan 7 remaja (17,5%) tergolong remaja yang tidak nakal. Uji Spearman's rho diperoleh nilai Sig. (2-tailed) atau pvalue 0,000 (karena pvalue< 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya “ ada hubungan pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo”. Nilai koefisien korelasi spearman sebesar 0,668 yang artinya menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat.

Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa dari semua orang tua di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo sebagian besar menggunakan pola asuh otoriter, dan cenderung mempengaruhi kenakalan remaja yang ada di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo.berarti semakin tinggi tingkat pola asuh orang tua (otoriter), maka tingkat kenakalan remaja juga akan semakin tinggi.

(3)

Jurnal Keperawatan – Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 – Desember 2011

PENDAHULUAN

Di Indonesia kenakalan yang dilakukan oleh remaja sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, freesex dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan kedalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial.Hampir setiap hari kasus kenakalan remaja selalu kita temukan di media-media massa, dimana sering terjadi di Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan, salah satu wujud dari kenakalan remaja adalah tawuran yang dilakukan oleh para pelajar atau remaja. Di wilayah Kelurahan Sidokare RW V diketahui masih banyak remaja yang melakukan tindak kriminal diantaranya melakukan tindak tawuran yang sebelumnya diawali dengan menkonsumsi minuman keras.

Permasalahan remaja masih cukup menonjol, baik kualitas maupun kuantitasnya. Tidak kurang Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, mengkhawatirkan kondisi remaja pada saat ini.Lebih jauh dijelaskan bahwa dari 15.000 kasus narkoba selamadua tahun terakhir, 46 % di antaranya dilakukan oleh remaja (Media Indonesia, 30 Juni, hal; 16). Data di Jakarta tahun 1999tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 2000 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 2001 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 2002 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat.Bahkan sering tercatat dalam satu hari terdapat sampai tiga perkelahian di tiga tempat sekaligus (Tambunan, dalam e-psikologi, 2002).Sedangkan dari persensentase yang didapatkan, tindak kriminal di kabupaten Sidoarjo semakin meningkat. Dari tahun 51,43 % pada tahun 2007 menjadi 55,27 % di tahun 2008 atau naik sebesar 3.84%.

Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang memberikan pengaruh sangat besar bagi tumbuh kembangnya remaja. Dengan kata lain, secara ideal perkembangan remaja akan optimal apabila mereka bersama keluarganya. Tentu saja keluarga yang dimaksud adalah keluarga yang harmonis, sehingga remaja memperoleh berbagai jenis kebutuhan, seperti kebutuhan fisik-organis, sosial maupun psiko-sosial.Faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja, antara lain : Identitas, kontrol diri, jenis kelamin, harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah, proses keluarga, pengaruh teman sebaya, kelas sosial ekonomi, kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal. Tapi semua faktor di atas dapat memicu kemunculan kenakalan remaja.Kenakalan remaja dapat disimpulkan bahwa semuanya menimbulkan dampak negatif yang baik bagi dirinya sendiri putus sekolah, di benci banyak orang, masuk penjara hingga masa depan suram. Orang lain sepeti tertabrak motor, korban salah sasaran saat tawuran. Lingkungan sekitar menjadi tidak aman dan dianggap sebagai lingkungan yang tidak kondusif (Sarwono, 2002)

Ada beberapa usaha dilingkungan kelu

a

rga untuk mencegah kenakalan remaja diantaranya : menciptakan keluarga yang harmonis, terbuka dan jauh dari kekacauan yang mengakibatkan anak-anak lebih sering di rumah dan lebih dekat dengan orang tuanya. Selain itu,memberikan kemerdekaan kepada remaja untuk mengemukakan pendapat dalam batas-batas kewajaran tertentu sehingga mereka berani untuk menentukan langkahnya yang menyebabkan mereka lebih bertanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan. Serta orang tua selalu berbagi pengalaman cerita dan informasi kepada anak remaja sehingga mereka dapat memilih figur dan sikap yang cocok untuk di jadikan pegangan dalam bertingkah laku. Dan orang tua sebaiknya memperhatikan sikap-sikap yang pantas dan dapat diteladani oleh anak-anak mereka. (Santrock 1996).

(4)

dengan kenakalan remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan untuk tujuan khusus penelitian ini diantaranya adalah (1) Mengidentifikasi pola asuh orang tua di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo, (2) Mengidentifikasi kenakalan remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo (3) Menganalisis hubungan pola asuh dengan kenakalan remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada Hubungan antaraPola Asuh dengan Kenakalan Remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Sedangkan untuk jenis penelitian yang digunakan adalah analitik Cross sectional. Dalam penelitian ini populasinya adalah remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo.sejumlah 40 orang (laki-laki sebanyak 26 orang dan perempuan sebanyak14 orang). Teknik sampling yang digunakan adalah totoal sampling sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 responden yang memenuhi kriteria penelitian. Variabel independent dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua dan variabel dependent dalam penelitian ini adalah kenakalan remaja. Instrumen pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan metode check list. Untuk analisa hubungan pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja, digunakan uji korelasi Spearman (Rho) dengan bantuan program SPSS. Hubungan antara variabel diperlihatkan dalam bentuk tabulasi silang dengan angka kemaknaan α : 0,05.maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo.

(5)

Jurnal Keperawatan – Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 – Desember 2011

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

1. Pola Asuh orang Tua

Dari gambar diatas didapatkan bahwa lebih dari setengah remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjomendapatkan pola asuh otoriter sebanyak 26 remaja (65.0%). Sedangkan remaja yang mendapatkan pola asuh permisif hanya 2 remaja (5%).

2. Kenakalan Remaja

Dari gambar 4.4 didapatkan hampir semua remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo tergolong remaja yang nakal yaitu sebanyak 33 remaja ( 82,5%). Sedangkan 7 remaja (17,5%) tergolong remaja yang tidak nakal. 3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kenakalan Remaja

Kenakalan Remaja Total Pola Asuh Orang Tua Demokratis 5 41,6 % 7 58,3% 12 100% Otoriter 26 100% 0 0,0% 26 100% Permisif 2 100% 0 0,0% 2 100% Total 33 82,5% 7 37,5% 40 100%

(6)

Correlations

Pola Asuh Orang Tua

Kenakalan Remaja

Spearman's rho Pola Asuh Orang

Tua Correlation Coefficient 1.000 .668 ** Sig. (2-tailed) . .000 N 40 40 Kenakalan Remaja Correlation Coefficient .668 ** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 40 40

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari hasil uji Spearman's rho diatas diperoleh nilai Sig. (2-tailed) atau pvalue 0,000 (karena pvalue< 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya “ ada hubungan pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo”. Nilai koefisien korelasi spearman sebesar 0,668 yangmenunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat.Yang artinya, semakin tinggi tingkat pola asuh orang tua maka semakin positif perikaku remaja, berarti kenakalan remaja di di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo akan semakin rendah.

Pembahasan 1. Pola Asuh

Dari gambar diatas didapatkan bahwa lebih dari setengah remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjomendapatkan pola asuh otoriter sebanyak 26 remaja (65.0). Sedangkan remaja yang mendapatkan pola asuh permisif hanya 2 remaja (5%).

Pola asuh orang tua yang diteima setiap anak berbeda, sebagaimana yang dialami dan diterima sejak kecil. Perbedaan pola asuh yang diterima oleh remaja tentu akan terdapat pula perbedaan proses pembentukan kompetensi sosial. Kompetensi sosial remaja sebenarnya bergantung bagaimana remaja melihat , merasakan dan menilai pola asuh orang tuanya sendiri. Sifat dan perilaku anak sangat dipengaruhi dengan pola asuh kedua orang tuanya. Terlalu memanjakan atau memandang sebelah mata keberadaan mereka, bisa berakibat buruk terhadap kepribadian mereka kelak (Surya. 2008). Oleh sebab itu seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif, ataupun lingkungan yang mendukung. Cenderung mempunyai konsep diri yang negative seperti terjadi kenakalan remaja, dan sikap positif orang tua akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri (Qumana. 2008). Menurut Papalia & Olds (1993), ada beberapa karakteristik orang tua yang dapat meningkatkan ataupun menurunkan harga diri anak. Menurut mereka, orang tua yang hangat, responsive dan memiliki harapan-harrapan yang realistik akan meningkatkan harga diri anak, sedangkan orang tua yang perfeksionis, suka mengkritik, terlalu mengontrol atau terlalu melindungi, memanjakan, mengabaikan, serta tidak memberikan balasan-balasan atau aturan-aturan yang jelas dan konsisten akan menurunkan tingkat harga diri anak (Rusdijana. 2004).

Hampir setengah dari jumlah responden yang ada di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo menggunakan pola asuh Otoriter, yang mana orang tua tidak pernah berunding kepada anaknya untuk menentukan peraturan dan

(7)

Jurnal Keperawatan – Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 – Desember 2011

orang tua memaksakan peraturan yang dibuatnya untuk anak. Kebanyakan dari orang tua di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo ini menentukan peraturan pada anak dan tidak pernah melihat apakah anak bersedia dan mau mengikuti apa yang telah dibuat oleh orang tua. Hal ini memungkinkan remaja atau anak tidak diberi keempatan untuk bebas bahkan menentang orang tua karena orang tua sangat mengekang remaja atau anak, menyebabkan anak jarang keluar rumah atau jarang berkomunikasi dengan dunia luar sehingga pada kemudian hari anak akan mersa menikmati dunia luar dengan bebas.

2. Kenakalan Remaja

Dari gambar diatas didapatkan hampir semua remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo tergolong remaja yang nakal yaitu sebanyak 33 remaja ( 82,5%). Sedangkan 7 remaja (17,5%) tergolong remaja yang tidak nakal.

Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orang tua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian juga pada masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua. Padahal bagi remaja sendiri masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, orang tua hendaknya menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orang tua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan didepan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang mengawasi segala tindak-tanduk remaja. Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13-18 tahun, seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan ini pun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orang tuanya. Kesalahan yang dibuat oleh para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas diri. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.

Pada zaman seperti sekarang ini remaja melakukan suatu kebohongan itu bukan merupakan suatu kenakalan, melainkan hal yang biasa dilakukan. Bukan hanya anak remaja melainkan orang dewasa menganggap suatu kebohongan dizaman seperti sekarang ini bukan suatu perilaku yang menyimpang atau suatu kenakalan, melainkan hal yang biasa terjadi. Dilihat dari data penelitian ini, hampir semua responden pernah berbohong. Disisi lain remaja melakukan membolos sekolah, berkelahi, kebut-kebutan dijalan, mabuk, pengguna narkoba dan lain sebagainya, itu dikarenakan remaja menganggap melakukan itu sebagai kebanggaan. Semua itu dikarenakan kurangnya pengontrolan diri remaja dalam menjalani masa transisi dan remaja tidak menyadari apa dampak dari perlakuan yang dilakukan.

3. Hubungan pola Asuh orang Tua Dengan Kenakalan Remaja

Dari hasil uji Spearman's rho diatas diperoleh nilai Sig. (2-tailed) atau pvalue 0,000 (karena pvalue< 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya “ ada hubungan pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo”. Nilai koefisien korelasi spearman sebesar 0,668 yangmenunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat.Yang artinya, semakin tinggi tingkat pola asuh orang tua maka semakin positif perikaku remaja, berarti kenakalan remaja di di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten

(8)

Sidoarjo akan semakin rendah.

Sifat dan perilaku anak sangat dipengaruhi dengan pola asuh kedua orang tuannya. Terlalu memanjakan atau memandang sebelah mata keberadaan mereka, bisa berakibat buruk terhadap kepribadian mereka kelak (Surya. 2008). Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negif ataupun lingkungan yang kurang mendukung cenderung mempunyai konsep diri yang negative, dan sikap positif orang tua akan menimbulkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri (Qumana. 2008). Orang tua yang hangat, responsive, dan memiliki harapan-harapan yang relistik akan meningkatkan harga diri anak, sedangkan orang tua yang perfecsionis, suka mengkritik, terlalu mengontrol attau terlalu melindungi, memanjakan, mengabaikan serta tidak memberikan batasan-batasan atau aturan-aturan yang jelas dan konsisten akan menurunkan tingkat harga diri anak.(Rusdijana. 2004). Anak-anak yang berasal dari keluarga-keluarga dimana terdapat penerimaan, rasa saling percaya, dan kecocokan diantara orang tua dan anak, lebih baik penyesuaian dirinya, lebih mandiri dan berpandangan lebih positif tentang diri mereka sendiri. anak-anak yang berasal dari keluarga-keluarga dimana terdapat ketidak cocokan diantara anggota-anggota keluarga pada umumnya kemampuan untuk menyesuaikan diri kurang (Behrens. 1954). Juga memperlihatkan bahwa gaya pribadi orang tua dapat mempengaruhi konsep diri anak untuk menjadi lebih baik ataupun lebih buruk.

Orang tua terlalu memaksakan kehendak antara lain peraturan yang dibuat untuk anaknya. Orang tua melakukan semua itu karena orang tua menginginkan anaknya tidak melakukan perilaku menyimpang (kenakalan remaja). Anak dipaksa untuk mematuhi semua peraturan tersebut, sehingga anak menjadi terpaksa untuk mematuhinya. Dilihat dari hasil data pembahasan di atas, orang tua yang memberikan pola asuh otoriter kepada anaknya lebih banyak melakukan kenakalan dari pada orang tua yang memberikan pola asuh demokratis dan permisif. Dari pola asuh tersebut anak akan senantiasa menuruti orang tua sewaktu dirumah. Dan anak akan melakukan suatu kenakalan diluar rumah, karena anak beranggapan kalau dirinya bebas dan tidak ada yang mengaturnya di luar rumah. Anak akan melakukan suatu perilaku menyimpang (kenakalan remaja) antara lain kebut-kebutan dijalan, merokok, minum-minuman keras, dan lain sebagainya.

KESIMPULAN

1. Pola asuh yang diberikan orang tua kepada remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo memiliki pola asuh otoriter.

2. Kenakalan remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjotergolong remaja yang nakal.

3. Ada hubungan pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo.

(9)

Jurnal Keperawatan – Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 – Desember 2011

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an surat.al baqarah. Ayat 220

Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: .PT Rineka Cipta. Hidayat, Alimul. A. 2007. Metode Penelitian dan Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Bahri.S. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam Keluarga. Jakarta. PT Rineka Cipta. D. Gunarsa, Singgih (Ed) 1986. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: BPK

Gunung Mulia.

Dariyo, Agoes, 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan : Galia Indonesia Fuhrmann, B.S. 1999.Adolescence, adolescent. London: Foresman and Company

Hurlock 1999. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan. (terjemahan). Jakarta: Erlangga

Hurlock edisi 5. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan. (terjemahan). Jakarta: Erlangga

Habie (2008) hal – hal yang mempengaruhi kenakalan remaja.http://www.h4b13.wordpress.com Kartono 2003.Patologi Sosial 2. Kenakalan Remaja. Jakarta : Rajawali Pers.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Yogyakarta. Sarwono, S.W. 2002. Psikologi Remaja. Edisi Enam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Santrock 1996. Adolescence.Perkembangan Remaja. (terjemahan). Jakarta: Erlangga. Shochib, Mohammad. (1998). Pola asuh orang tua dalam membantu anak mengembengkan disiplin diri. Jakarta: Rineka cipta

Referensi

Dokumen terkait

Pengendalian Pembangkitan Keramasan akan mengalami sedikit kesulitan dalam mengatur kegiatan kelistrikan. Selain dari adanya permasalahan tentang pemasokan energi listrik

Pada penulisan ilmiah ini, dijabarkan tentang pembuatan aplikasi media player dengan menggunakan Java Media Framework yang merupakan tambahan API pada bahasa pemrograman Java dalam

Pada bagian akhir dari penelitian yang dilakukan oleh Taisuke, disimpulkan bahwa di Amerika Serikat keterlibatan pengasuhan ayah memiliki efek positif, hal yang sama

Tujuan dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data pelaksanaan program bina keluarga balita dalam peningkatan peran pengasuhan ibu untuk anak usia dini

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon produksi lateks pada waktu aplikasi yang berbeda pada klon tanaman karet metabolisme tinggi terhadap pemberian hormon etilen

Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui tingkat berpikir geometri siswa, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan soal pada materi garis dan sudut dan untuk

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang kuat antara lama menderita OMSK dengan kebiasan korek telinga pada pasien di Puskesmas Kecamatan Burneh Kabupaten

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan statistik deskriptif untuk kecerdasan emosionaldari 75 sampel diperoleh nilai terendah 75, nilai tertinggi 135,dan untuk