• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Kulit Pisang di Bawah Bidang Sadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Kulit Pisang di Bawah Bidang Sadap"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

TOMI SANDI GULTOM : Respon Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan EtilenKulit Pisang di Bawah Bidang Sadap dibimbing oleh CHARLOQ dan JONIS GINTING.

Peningkatan produksi lateks pada tanaman karet umumnya menggunakan stimulan ethrel yang memiliki kandungan hormon etilen kimiawi, stimulan tersebut memiliki respon yang berbeda pada setiap klon, pemberian yang tidak optimal dapat menyebabkan kering alur sadap (KAS), dan ethrel sulit didapat oleh petani karena harganya yang mahal, oleh sebab itu dibutuhkan perlakuan stimulan alternatif. Penggunaan stimulan alternatif karena stimulan tersebut memiliki kandungan hormon etilen yang dapat memacu metabolisme lateks dalam peningkatan produksi pada tanaman karet. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon produksi lateks pada waktu aplikasi yang berbeda pada klon tanaman karet metabolisme tinggi terhadap pemberian hormon etilen organik kulit pisang dalam berbagai konsentrasi di bawah bidang sadap. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada bulan September 2015 hingga Februari 2016 di Balai Penelitian Karet Sungei Putih, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Tersarang Tiga Step dengan tiga ulangan. Step pertama yaitu waktu aplikasi terdiri dari waktu aplikasi pertama dan waktu aplikasi kedua, step kedua yaitu perlakuan klon terdiri dari klon IRR 118 dan klon PB 260dan step ketiga yaitu stimulan terdiri dari tanpa stimulan, stimulan ekstrak 50 g kulit buah pisang, stimulan ekstrak 100 g kulit buah pisang, stimulan ekstrak 150 g kulit buah pisang, stimulan ekstrak 200 g kulit buah pisang. Pengamatan parameter adalah berat lateks, kadar padatan total dan total produksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan waktu aplikasi berpengaruh nyata dalam meningkatkan produksi lateks dan klon tanaman karet dalam berbagai waktu aplikasiberpengaruh nyata dalammeningkatkan produksi lateks, sedangkan perlakuan stimulan pada klon dalam berbagai waktu aplikasi berpengaruh tidak nyata dalam peningkatan produksi lateks. Klon PB 260 adalah klon yang mengalami peningkatan produksi tertinggi akibat pemberian stimulan. Stimulan ekstrak 100 g kulit buah pisang adalah stimulan yang cenderung meningkatkan produksi lateks lebih tinggi dibandingkan stimulan ekstrak 50 g kulit buah pisang, stimulan ekstrak 150 g kulit buah pisang, stimulan ekstrak 200 g kulit buah pisang dan tanpa stimulan.

Kata kunci : .Produksi Lateks, Waktu Aplikasi, Klon, Stimulan Organik Ekstrak Kulit Pisang

(2)

ii

ABSTRACT

TOMI SANDI GULTOM:Response ofLatex Production At Various Times ApplicationInQuick starter Clone Rubber PlantofGivingStimulantEthylenePeel of Banana Below the Tapping guidedbyCHARLOQandJONIS GINTING.

Increasing latex production in rubber plants generally used ethrel stimulant that contains the chemical hormone ethylene, a stimulant that has a different response to each clone, which was unoptimal provision may cause dry diseases tapping grooves (KAS), and the ethrel may be difficult toconsumedby thepeople'splantation (estates) because the price is expensive, and therefore it needed an alternative stimulant treatment. Stimulant use alternative because the stimulant contains ethylene hormone that can stimulate metabolism that escalated the latex production in rubber . The purpose ofthis study was toevaluate the response oflatexproductionat various times application in quick starterclones rubber plantof giving hormone ethylene peel of banana in various concentration below the tapping. The experiment was conducted for six months, began in September 2015 to Februari 2016 in Sungei Putih Rubber Research Institute, Galang Subdistrict, Deli Serdang regency.Three-Stage Nested Design was applied with three replications. The first step was time application, i.e., a first application, a second application, the second step ofclones treatment, i.e., IRR118 clones, PB 260 clones and the third step was stimulants, i.e., without stimulants, stimulant extract 50 grams the peel of banana, stimulant extract 100 grams the peel of banana, stimulant extract 150 grams the peel of banana, stimulant extract 200 grams the peel of banana. Observed parameters was the latex weight, total solids content and total production

The resultsshowedthatthetreatmenttimeapplication had significantincreased in latex production and the clones treatmentatvarious

timesapplication significantly increased the latex production, whereasstimulantstreatmentin multiple clonesatvarious times applicationinsignificantto produce latexproduction. PB 260cloneswereclonesthat experiencedthe highestincrease inproducingdue to theprovision treatmentof stimulants. Stimulant extract 100 gram the peel of banana is stimulant that tends to increase production latex higher than stimulant extract 50 grams the peel of banana, stimulant extract 150 grams the peel of banana, stimulant extract 200 grams the peel of banana and without a stimulant.

Keywords: LatexProduction, TimeApplications, Clones, Stimulants.

Referensi

Dokumen terkait

oryzae yang pada lama fermentasi 0 hingga 48 jam memiliki fase pertumbuhan dimana pada fase ini nilai residu protein akan terus mengalami penurunan dikarenakan

Di Inggris, Financial Conduct Authority (FCA) meluncurkan Innovation Hub pada tahun 2014 sebagati pusat panduan bagi para pelaku bisnis baru dan yang telah ada

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 35 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan perlu menetapkan Peraturan

selain di telinga kecuali yang disebabkan oleh ketentuan agama atau adat (wanita)* dan tidak bertato / bekas tato dan tindik / bekas tindik anggota badan lainnya

Universitas Negeri

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Program Penyediaan Makanan