PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penyajian warisan keilmuan Islam dalam bentuk kajian tafsir untuk pembaca luas, sehingga dapat membantu untuk memahami isi ayat-ayat Al-Qur'an khususnya mengenai ayat-ayat lafzhi mutasyâbihât. Dapatkan gambaran lebih lengkap tentang ayat-ayat Al-Qur'an yang diedit serupa sekaligus semoga memahami makna tersirat yang dikandungnya. Memudahkan para penghafal Al-Qur'an dalam mengulang (takrîr) dan akurat ketika memahami dan mengingat letak ayat dengan redaksi serupa (mutasyâbihât lafzhi).
Tinjauan Pustaka
Pada tahun 2009, makalah yang berjudul Pengulangan Kisah Nabi Musa (as) dalam Al-Qur'an dan Pentingnya Pengulangan dalam Pembelajaran Masmukhah merupakan skripsi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, skripsi ini membahas tentang pengulangan kisah Nabi Musa as. Musa (as ) memuat surat Thaha, asy -Syu'ara, al-Qashash dan an-Nazi'at, yang berkaitan dengan pengulangan pembelajaran sehari-hari dalam pendidikan.15. Pada tahun 2009, artikel berjudul Analisis Kisah Nabi Musa vs Fir'aun dalam Al-Qur'an Al-Karim karya Ahmad Zubeir S. berbentuk tesis di Universitas Sumatera Utara, Program Studi Bahasa Arab, Fakultas Sastra Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori jarak dan khalafulloh ketika mendeskripsikan sosok tokoh. 15Masmukhah, “Pengulangan Kisah Nabi Musa (SAW) Dalam Al-Qur’an dan Pentingnya Pengulangan Ajaran,”.
Pada tahun 2013, diterbitkan makalah berjudul Kontradiksi Dalam Al-Qur'an (Manhaj Tawfiqiy Ayat-Ayat Muta'aridah dan Mukhtalifah) karya Ach. Dalam disertasi ini dijelaskan bahwa di dalam Al-Qur'an terdapat ungkapan mukhtalifah fi al-khabar yang mempunyai banyak versi, yang secara ringkas terbagi menjadi tiga, yaitu: pertama, bi al-ziyâdah wa al-nuqhsân, yaitu dengan menambah dan mengurangi kata. 16Ahmad Zubeir S, “Analisis Kisah Nabi Musa Vs Fir’aun dalam Al-Qur’an Al-Karim,” Skripsi, Universitas Sumatera Utara, 2009, n.d.
Maka dengan penjelasan tersebut penelitian ini difokuskan untuk menghasilkan teori pemahaman ayat-ayat dengan suntingan serupa yang terkadang dianggap bertentangan padahal sebenarnya tidak.Hal ini berbeda dengan skripsi yang akan disusun penulis yang menjelaskan rahasia dan hikmahnya. ayat. dengan suntingan mirip dengan kisah Nabi Musa as, dengan pendekatan semantik. Mirip dengan pencarian di atas adalah pola pencarian yang dilakukan untuk mengidentifikasi ayat-ayat yang editorialnya mirip seperti ziyâdah, nuqshân, taqdîm, ta'khîr. Pada tahun 2014, makalah berjudul Keberagaman Nabi Musa dalam Al-Qur'an ditulis oleh Adrika Fitthrotul Aini, Skripsi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jurusan Al-Qur'an dan Tafsir.
17 Ach Musta'in, "Percanggahan dalam Al-Qur'an (Manhaj Tawfiqiy Ayat-Ayat Muta'aridah dan Mukhtalifah), disertasi, IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2013, t.d. Nabi Musa a.s, dalam Al-Qur'an oleh Asthi Fatimah. Hamdiyah sedang menuntut di Institut Ushuludin Al-Qur'an Jakarta dalam bentuk tesis dan mempunyai tujuan yang sama dengan pembahasan yang akan dipelajari, namun dalam tesis ini lebih ditekankan pada pengulangan (tikrâr) kisah Nabi Musa a.s dalam lima surah iaitu surat al-A'raf, Yunus, Thaha, asy-Syu'ara dan al-Qashash dengan pendekatan sejarah.
Sedangkan pada penulisan penulis yang ditekankan adalah pada ayat-ayat yang penyuntingnya sama (mutasyabihat) dan bukan pada ayat-ayat yang penyuntingnya sama berulang-ulang (tikrâr), dan pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan semantik.19. 18Adrika Fithrotul Aini, “Keberagaman Nabi Musa dalam Al-Qur’an,” skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014, n.d. 19 Asthi Fatima Hamdiyah, “Narator Kisah Nabi Musa (AS) dalam Al-Qur'an,” skripsi, Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta, 2014, n.d.
Metodologi Penelitian
Teknik analisis data adalah proses mengkategorikan urutan-urutan data, mengorganisasikannya ke dalam pola, kategori, dan satuan dasar uraian, yang membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberi makna penting pada analisis.22 Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis data yang telah telah dikumpulkan. . Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu mencoba menggambarkan apa yang ada, pendapat yang berkembang, prosedur yang ada yang terjadi dan apa saja. Setiap kata merupakan wadah bagi makna-makna yang ditempatkan oleh pemakai kata lain.24 Menurut Toshihiko Izutsu25, semantik adalah suatu ilmu yang mempelajari fenomena makna dalam arti yang lebih luas daripada kata-kata, seluas hampir semua hal yang dianggap dapat mempengaruhi makna yang ada. mempunyai arti.
25 Toshihiko Izutsu lahir di Jepang pada tanggal 4 Mei 1914 dan meninggal pada tanggal 1 Juli 1993. Izutsu belajar di Fakultas Ekonomi Universitas Keio, Jepang. Atas saran Shumei Okawa, Izutsu belajar Islam di Biro Penelitian Ekonomi Asia Timur pada tahun yang sama. Makna dasar kata adalah sesuatu yang melekat pada kata itu sendiri yang selalu dibawa kemanapun kata itu ditempatkan, sedangkan makna relasional adalah sesuatu yang bersifat konotatif yang diberikan dan ditambahkan pada makna yang ada dengan menempatkan kata pada kedudukan khusus. , Izutsu menjelaskan pandangan dunia Alquran.
Kata-kata yang memegang peranan penting dan menentukan dalam merumuskan struktur konseptual dasar pandangan dunia Al-Qur'an disebut istilah-istilah kunci Al-Qur'an oleh Izutsu.
Teknik dan Sistematika Penulisan
Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan pandangan Al-Qur’an terhadap kisah Nabi Musa AS yaitu tidak diceritakan secara kronologis dalam satu surah, melainkan diceritakan tersebar pada surah-surah yang berbeda dengan ayat yang hampir sama ( mutasyaâbih). Dalam Al-Qur'an, bentuk ayat-ayat mutasyâbih lafzhi terdiri dari berbagai pola yang menjadikan ayat-ayat tersebut terkesan kontradiktif dan berulang-ulang. Al-Qur'an tidak menggunakan editor serupa tanpa alasan, namun di balik kesamaan tersebut terdapat hikmah yang luar biasa.
Jadi hikmah Al-Qur'an dalam menggunakan artikel serupa adalah menunjukkan bahwa pemilihan kata adalah suatu keharusan untuk mewakili konteks saat ini. Al-Qur'an merupakan teks penting dalam agama Islam, mulai dari bacaan salat, doa di luarnya, hingga seni di luar ritual dasar. Masyarakat Timur merupakan salah satu kelompok yang memberikan perhatian terhadap Al-Qur'an karena mereka mempelajari Timur dan juga memusatkan perhatiannya pada Al-Qur'an.
Sebagai umat Islam, hendaknya kita lebih unggul dibandingkan orang Barat yang mempelajari Al-Quran. Ketika ayat-ayat Al-Qur'an dianggap bertentangan karena ada ayat-ayat yang redaksinya mirip, maka dengan menguasai tafsir kita bisa membantah pemikiran orang-orang yang berpikiran seperti itu. Ayat-ayat dengan redaksi serupa banyak terdapat dalam Al-Qur'an, tidak hanya tentang kisah Nabi saja, oleh karena itu penelitian terhadap ayat-ayat dengan redaksi serupa mempunyai banyak ruang untuk diteliti.
Fatima Hamdiyah, Asthi, “Narator Kisah Nabi Musa dalam Al-Qur'an,” Skripsi, Lembaga Ilmu Al-Qur'an Jakarta, 2014, n.d. Fithrotul Aini, Adrika, “Keberagaman Nabi Musa dalam Al-Qur'an,” skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014, n.d. Hamid Abu Zaid, Nasr, Tekstualitas Al-Qur'an: Kritik terhadap Ulumul Al-Qur'an, Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2005.
Al-Khalidy, Shalah, Cerita Al-Qur'an, Hikmah Bagi Manusia Zaman Dahulu, Jakarta: Gema Insani, 1999 Khalafullah, Muhammad A., Al-Qur'an bukan buku sejarah. Al-Kirmani, Mahmud bin Hamzah, Asrar al-Tikrâr fi Al-Qur'an, tt.p.:Dâr al-Fadhîlah, t.t. 185 Marjoko Idris, Kajian Tematik Kisah Para Nabi dalam Al-Quran, Jurnal Bahasa dan Informasi Islam, (Yogyakarta: Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab, IAIN Sunan Kalijaga, 2001.
Abdurahman Assegaf, Jakarta: Zaman, 2015 Masmukhah, “Pengulangan Kisah Nabi Musa dalam Al-Qur'an dan Maknanya Bagi Pengulangan dalam Pembelajaran,” Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009. Musta'in, Ach., “Kontradiksi Al – To Al Quran (Manhaj Tawfiqiy Verzi Muta’aridah dan Mukhtalifah,).