• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sementara itu, pertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sementara itu, pertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TIPE INDUSTRI, UKURAN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAANTERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DISCLOSURE

( STUDI PADA SEKTOR PERTAMBANGAN, PERBANKAN DAN INDUSTRI SEMEN)

Laila Fitriyah LH Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tipe industri, ukuran dan pertumbuhan perusahaan terhadap pengungkapan CSR. Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 60 perusahaanyang terdiri dari perusahaan pada sektor pertambangan, perbankan dan industri semen periode 2014-2015. Sampel penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tipe industri dan ukuran perusahaan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan. Semakin besar perusahaan, maka semakin besar tanggung jawab sosial yang diungkapkan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari total aset perusahaan. Sementara itu, pertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pertumbuhan perusahaan yang dilihat dari penjualan perusahaan menunjukkan bahwa konsumen Indonesia tidak memperhatikan perusahaan yang melakukan CSR atau tidak melakukan CSR dalam membeli sebuah produk.

Kata kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), tipe industri, ukuran, pertumbuhan

PENDAHULUAN

Pencemaran dan kerusakan lingkungan menjadi masalah yang penting di dunia, berbagai macam cara dilakukan, agar pencemaran serta kerusakan lingkungan tidak terus menerus terjadi. Magfiroh (2016) mengungkapkan bahwa tingkat kerusakan lingkungan dapat terjadi akibat deforestasi, pencemaran lingkungan karena limbah industri dan polusi, serta munculnya fenomena pemanasan global yang semakin tinggi. Masalah lingkungan tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh sektor bisnis terutama perusahaan yang kegiatan operasionalnya memiliki dampak terhadap lingkungan dan masyarakat. Hal tersebutlah yang menjadi dasar istilah Corporate Social Responsibility (CSR). Menurut Sukmawati (2013) Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep akuntansi yang dapat membawa perusahaan, agar melaksanakan tanggung jawabnya terhadap lingkungan dan masyarakat.

Hasil penelitian Tim Riset Global Future Institute yang menjelaskan bahwa banyak perusahaan tambang yang aktivitas produksinya menyebabkan pencemaran lingkungan, seperti kasus Pencemaran yang terjadi di PT. Freeport di antaranya pencemaran air sungai, serta kawasan subur di lokasi tersebut, kehancuran hutan-hutan tropis yang menimbulkan

(2)

kerugian bagi kelangsungan hidup masyarakat sekitar. Aktivitas penambangan PT Kaltim Prima Coal mengakibatkan air sungai Sengata menjadi tak bisa diminum, karena limbah batubara. Selain itu, penambangan batubara yang mengeluarkan asap hitam-coklat yang membuat udara tercemar.

Sektor lain yang memiliki peranan penting terhadap lingkungan adalah industri semen. Hasil dari penelitian Marlowe & Mansfield (2002) menjelaskan bahwa gas buangan proses produksi dari olahan semen merupakan gas dengan kandungan yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Magfiroh (2016) menjelaskan bahwa industri semen merupakan jenis industri yang berdampak luas baik secara sosial maupun lingkungan. Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya pada perusahaan industri yang menghasilkan dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat, tetapi juga sektor-sektor lain seperti: jasa, asuransi, komunikasi, lembaga keuangan bank dan bukan bank (Djogo, 2005).

Sektor perbankan saat ini memiliki andil yang begitu besar terhadap struktur permodalan sektor-sektor industri. Walaupun jika dilihat secara langsung, bank tidak memiliki andil yang besar terhadap lingkungan namun menurut Idowu & Filho (2009) bank terlibat dalam semua aktivitas bisnis perusahaan, karena adanya hubungan kreditur dan debitur. Perbankan dianggap turut bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan, karena mengabulkan permohonan kredit dari perusahaan yang tidak memperhatikan polusi yang dihasilkan, serta produk yang diproduksi.

Elkington (1998) mengemas CSR dalam tiga fokus (3P) yaitu profit, planet dan people.Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi (profit), tetapi jugamemiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraanmasyarakat (people).Keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila orientasi perusahaan bergeser dari yang semula bertitik tolak hanya pada ukuran kinerja ekonomi, kini juga harus bertitik tolak pada keseimbangan lingkungan dan masyarakat dengan memperhatikan berbagai dampak sosial (Hadi, 2011). Hal tersebut tentunya akan membuat pengungkapan CSR tidak hanya dijadikan sebagai formalitas, tetapi perusahaan harus memiliki komitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

Dalam mengungkapkan CSR setia pperusahaan tentunya memiliki berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan tersebut. Banyak penelitian yang membahas mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Widyatmoko (2009) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR perusahaan. Ukuran perusahaan dan profitabilitas dapat meningkatkan pengungkapan CSR (Fahrizqi, 2010). Semakin besar ukuran perusahaan dan semakin tinggi profitabilitas yang dimiliki perusahaan maka akan semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan. Pertanggung jawaban sosial dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dimanaperusahaan besar cenderung mengungkapkan pertanggung jawaban sosial yang lebih luas (Purwanto, 2011). Faktor lain yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah jenis indusri. Jenis industri mempengaruhi pengungkapan CSR perusahaan, perusahaan dengan tipe highprofile akan mengungkapkan tanggung jawab sosial yang dilakukan olehperusahaan tersebut akan lebih besar bila dibandingkan dengan perusahaan yangmemiliki tipe low profile (Zaenuddin, 2007).

Faktor lain yang mempengaruhi pengungkapan CSR adalah pertumbuhan perusahaan, namun dari beberapa penelitian sebelumnya menjelaskan jika pertumbuhan perusahaan tidak

(3)

mempengaruhi CSR, hal tersebut disebabkan karena tinggi rendahnya variable pertumbuhan perusahaan tidak mudah diukur, pertumbuhan perusahaan juga tidak menunjukkan profit serta aktifitas perusahaan yang harus diungkapkan dalam pertanggungjawaban social perusahaan (Sari, 2012).

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Stakeholders

Stakeholders adalah setiap individu atau kelompok yang bisa mempengaruhi atau dipengaruhi oleh dampak – dampak dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi (Freeman, 1983). Hal tersebut menunjukkan keterkaitan antara Stakeholders dan aktivitas sebuah perusahaan.

Setiap bentuk keputusan bisnis yang diambil oleh perusahaan akan berdampak para Stakeholders, begitu juga sebaliknya, perusahaan juga sangat bergantung pada pandangan Stakeholders (Magfiroh, 2016).

Stakeholders dianggap penting oleh perusahaan dan sangat berpengaruh terhadap jalannya aktivitas perusahaan karena dalam menjalankan usahanya perusahaan tentu akan berhubungan dengan para Stakeholders yang jumlahnya banyak sesuai dengan luas lingkup operasi perusahaan, agar kegiatan usaha berjalan sesuai dengan harapan perusahaan maka diperlukan adanya hubungan serta komunikasi yang baik antara perusahaan dengan para Stakeholders-nya (Putri, 2014).

Salah satu keinginan dan harapan yang muncul dari para Stakeholders adalah ketika perusahaan mendapatkan hasil kinerja keuangan yang baik maka perusahaan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif melalui sebuah kegiatan sosial dan mengungkapkannya secara transparan dalam sebuah laporan tahunan yang perusahaan terbitkan (Putri, 2014). Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan para Stakeholders perusahaan adalah dengan melaksanakan CSR, dengan pelaksanaan CSR diharapkan keinginan dari Stakeholders dapat terakomodasi sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan Stakeholdersnya (Fahrizqi, 2010). Tentunya dengan terpenuhinya harapan dari Stakeholders, perusahaan akan mendapatkan imbal balik yang positif dari para Stakeholders perusahaan khususnya kelompok aktivis yang sangat memperhatikan isu-isu yang sedang terjadi (Sembiring, 2005).

Konsep dan Definisi Corporate Social Responsibility

CSR adalah upaya dari entitas untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimumkan dampak negatif operasi perusahaan terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam aspek ekonomi, sosial serta lingkungan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi (profit), tetapi juga memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people), hal tersebut merupakan fokus 3P yang dikemukakan oleh Elkington (1998). Ide tanggung jawab sosial pada dasarnya adalah bagaimana perusahaanmemberi perhatian kepada lingkungannya, terhadap dampak yang terjadi akibat kegiatan operasional perusahaan (Fahrizqi, 2010).

(4)

Corporate Social Responsibiliy Disclosure

Secara umum terdapat 2 jenis pengungkapan, yaitu mandatory disclosure dan Voluntary disclosure.Voluntary disclosure merupakan pengungkapan informasi yang berkaitan dengan kegiatan atau keadaan perusahaan yangbersifat sukarela. Meski pada kenyataannya pengungkapan secara sukarela tidakbenarbenar terjadi karena terdapat kecenderungan bagi perusahaan untukmenyimpan dengan sengaja informasi yang sifatnya dapat menurunkan arus kas (Ariningtika, 2013).

Dalam pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tentunya perusahaan memerlukan sebuah pedoman agar dapat mempermudah pembuatan laporan keberlanjutan, GRI (Global Reporting Initiatives) merupakan sebuah organisasi yang menyusun pedoman dalam pengungkapan CSR dalam laporan berkelanjutan dan diperuntukkan bagi perusahaan sebagai dasar pengungkapan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan. Tujuan dari pedoman pelaporan keberlanjutan ini adalah untuk membantu pelapor menyusun laporan keberlanjutan atas hal-hal yang penting, berisikan informasi berharga tentang isu-isu organisasi yang paling kritikal terkait kebelanjutan, dan menjadikan pelaporan keberlanjutan sebagai sebuah praktik standar.

Tipe Industri

Tipe industri terbagi menjadi 2, yaitu high profile dan low profile. Industri yang high profile adalah industri yang memiliki visibilitas konsumen, risiko politis yang tinggi, atau menghadapi persaingan yang tinggi (Hackston & Milne, 1996). Industri high profile, pada umumnya merupakan industri yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan kepentingan luas (Hastuti, 2014).

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan dalam menentukan besar kecilnya suatu perusahaan (Sari, 2009). Ukuran perusahaan secara umum dapat dilihat dari dari total aktiva, jumlah tenaga kerja serta tingkat penjualan. Semakin besar ukuran perusahaan tersebut, maka semakin luas pengungkapan informasi yang diberikan perusahaan dalam laporan keuangan.

Hal tersebut disebabkan karena semakin besar perusahaan, Stakeholders akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap aktivitas perusahaan. Secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban sosial (Hasibuan, 2001).

Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan merupakan dampak dari arus kas yang dihasilkan oleh perusahaan (Helfert, 1997). Tingkat pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan pertumbuhan penjualan perusahaan (Sari, 2012). Semakin tinggi penjualan perusahaan, maka tingkat pertumbuhan perusahaan semakin baik. Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu pertimbangan para investor dalam menanamkan investasinya. Perusahaan yang memiliki kesempatan tumbuh yang tinggi diharapkan akan memberikan profitabilitas yang tinggi di masa depan sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut (Hastuti, 2014).

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh tipe industri terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure

(5)

Tipe industri merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hackston & Milne (1996) menjelaskan mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap praktik pengungkapan lingkungan dan sosial pada perusahaan di New Zealand. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara jenis industri dengan pengungkapan lingkungan dan sosial. Hal tersebut konsisten dengan penelitian- penelitian yang dilakukan di negara lain. Penelitian tersebut menjelaskan terdapat hubungan yang lebih kuat antara perusahaan dalam industri yang high profile dibandingkan dengan industri yang low profile.

H1: Tipe industri berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Semakin besar suatu perusahaan akan semakin disorot oleh para Stakeholders (Yao, et al, 2011). Ini disebabkan karena perusahaan besar akan memiliki aktivitas yang lebih banyak dan berpengaruh terhadap lingkungan. Perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak sehingga memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat, memilik lebih banyak pemegang saham yang punya perhatian terhadap program sosial yang dilakukan perusahaan dan laporan tahunan merupakan alat yang efisien untuk mengkomunikasikan informasi ini (Cowen et.Al., 1987).

H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure

Pertumbuhan perusahaan menunjukkan peningkatan kinerja perusahaan (Sari, 2012).

Penelitian yang dilakukan Ulfa (2009) menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi akan memberikan profitabilitas yang tinggi di masa depan, hal tersebut akan mempengaruhi laba, sehingga investor akan tertarik berinvestasi di perusahaan tersebut. Perusahaan dengan pertumbuhan tinggi akan mendapat banyak sorotan sehingga diprediksi perusahaan yang mempunyai kesempatan pertumbuhan yang lebih tinggi cenderung lebih banyak melakukan Corporate Social Responsibility Disclosure(Sari, 2012).

H3: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

METODE PENELITIAN POPULASI DAN SAMPEL

Populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI meliputi sektor pertambangan, sektor perbankan dan industri semen pada tahun 2014-2015.

Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling. Adapun yang digunakan untuk menyeleksi sampel penelitian ini adalah: (1) Perusahaan termasuk dalam salah satu jenis sektor pertambangan, perbankan atau industri semen, (2) Perusahaan menerbitkan Sustainability Report pada tahun 2014 dan 2015, (3) Perusahaan mengungkapkan Tanggung

(6)

Jawab Sosial Perusahaan pada annual report tahun 2014 dan 2015, (4) Perusahaan menggunakan standar pelaporan berdasarkan GRI G4.

Variabel Penelitan Variabel Dependen

Pengukuran Pengungkapan CSR pada penelitian ini menggunakan perhitungan Corporate Social Responsibility Index (CSRI)dengan pendekatan dikotomi, yaitu setiap item yang dilaporkan perusahaan dalam laporan tanggung jawab sosial perusahaan yang termasuk dalam instrumen penelitian makan akan diberi nilai 1 dan jika tidak diungkapkan maka akan diberi nilai 0. Jumlah item yang diungkapkan (nj) sesuai dengan pedoman pengungkapan CSR yaitu GRI G4 adalah sebanyak 91 item. CSRI dirumuskan sebagai berikut :

CSRIj = Σ???

??

Keterangan :

CSRIj : Corporate Social Responsibility Index perusahaan j.

nj : Jumlah item untuk perusahaan j.

∑ Xij : Menggunakan skala 0 sampai 1, per item indikator yang diungkapkan.

Variabel Independen 1. Tipe Industri

Tipe Industri diklasifikasikan dengan perusahaan yang termasuk dalam industri high profile. Dalam penelitian ini tipe industri yang digunakan yaitu sektor pertambangan, sektor perbankan serta industri semen. Tipe industri diukur dengan menggunakan dummy variable yaitu diberi skor 1 apabila perusahaan termasuk dalam industri high profile dan skor 0 apabila perusahaan termasuk dalam industri low profile (Sembiring, 2006)

2. Ukuran Perusahaan

ukuran perusahaan dinyatakan dengan total aset milik perusahaan yang sudah dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan. Rumus yang digunakan dalam mengukur ukuran perusahaan adalah :

Size = Log (total aset perusahaan) 3. Pertumbuhan Perusahaan

Tingkat pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan perusahaan.

Rumus yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan perusahaan adalah : Growth = Penjualant-Penjualant-1

Penjualant-1 Keterangan :

Penjualant : Penjualan bersih (net sales) periode tahun berjalan Penjualant-1 : Penjualan bersih (net sales) periode tahun sebelumnya

Pengujian Hipotesis a) UjiF

Pengujiandilakukanmenggunakantingkatsignifikansi 0,05 (α= 5%).

Jikasignifikansi> 0,05berartivariabelindependentidakmempengaruhivariabeldependen.

Jikasignifikansi< 0,05berartivariabelindependentidakmempengaruhivariabeldependen.

(7)

b) UjiStatistik t

Pengujiandilakukanmenggunakantingkatsignifikansi0,05 (α=5%).

Jika signifikansi> 0,05 (α) atau T hitung < T tabel berarti hipotesa tidak terbukti maka H0 diterima Ha ditolak, bila dilakukan uji secara parsial.

Jika signifikansi< 0,05 (α) atau T hitung > T tabel berarti hipotesa terbukti maka H0 ditolak dan Ha diterima, bila dilakukan uji secara parsial.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Hipotesis

Pendugaan koefisien yang menunjukkan pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan terhadap pengungkapan CSR dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Pada penelitian ini Uraian hasil regresi disajikan pada tabel berikut ini:

Persamaan Regresi

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,935 1,046

Profile 0,335 0,121 0,433

Size 0,098 0,074 0,210

Growth 0,038 0,129 0,032

Y = 0,433(X1) + 0,210(X2) + 0,032(X3)

Hasil Y (Pengungkapan CSR) akan meningkat sebesar 0,433 satuan untuk setiap tambahan satu satuan X1 (tipe industri). Jadi apabila tipe industri mengalami peningkatan 1 satuan, maka pengungkapan CSR akan meningkat sebesar 0,433 satuan dengan asumsi variabel yang lain dianggap konstan.

Hasil Y (Pengungkapan CSR) akan meningkat sebesar 0,210 satuan untuk setiap tambahan satu satuan X2 (Ukuran Perusahaan). Jadi apabila ukuran perusahaan mengalami peningkatan 1 satuan, maka pengungkapan CSR akan meningkat sebesar 0,210 satuan dengan asumsi variabel yang lain dianggap konstan.

Hasil Y (Pengungkapan CSR) akan meningkat sebesar 0,032 satuan untuk setiap tambahan satu satuan X3 (pertumbuhan perusahaan). Jadi apabila pertumbuhan perusahaan mengalami peningkatan 1 satuan, maka pengungkapan CSR akan meningkat sebesar 0,032 satuan dengan asumsi variabel yang lain dianggap konstan.

(8)

Koefisien Determinasi dan Korelasi Model R R Square Adjusted R Square

1 0,605 0,366 0,332

Berdasarkan analisis pada diatas diperoleh hasil adjusted R2 sebesar 0.332.Artinya bahwa 33% variabel pengungkapan CSR akan dipengaruhi oleh tipe industri (X1), ukuran perusahaan (X2), dan pertumbuhan perusahaan (X3). Sedangkan sisanya 67%, variabel pengungkapan CSR akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

a) Uji F

Untuk menguji signifikansi, maka dilakukan uji F. Uji signifikansi yang digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dalam model. Model dikatakan signifikan jika nilai probabilitas model (nilai sig) lebih kecil dibanding α, dimana α = 5% Hasil uji signifikansi model dapat dilihat pada tabel 4.9 seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

Hasil Uji F

Model Df F Sig.

Regression 3 10,769 0,000b

Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa secara umum model tersebut adalah signifikan dengan asumsi α = 5%. Hal ini dikarenakan nilai sig, yaitu (0,000) < α (0,05), dapat diartikan bahwa secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dengan kata lain, variabel tipe industri, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR perusahaan.

b) Uji Statistik t

Untuk menguji signifikansi parsial, maka dilakukan uji t. Uji t digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel independen secara terpisah berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Masing-masing variabel independen dikatakan dikatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen jika probabilitas variabel (nilai sig) lebih kecil dibandingkan α . Hasil uji signifikansi parsial dapat dilihat pada tabel 4.10 seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

Hasil Analisis Uji t

Variabel Koefisien t (p value)

Konstanta 0,070

Profile 0,335 **2,760 (0,008)

Size 0,298 **2,335 (0,016)

Growth 0,338 2,953 (0,063)

(9)

Keterangan: ** Sig. pada level 5 % Profile – Tipe Industri

Size – Ukuran Perusahaan Growth – Pertumbuhan Perusahaan

Sumber data: Olah data SPSS 21.0 (Lihat Lampiran 5)

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat pengaruh antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen secara parsial sebagai berikut:

1) Pengaruh tipe industri terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. variabel tipe industri memiliki nilai sig 0.008 < α 0.05 atau nilai thitung 2,760 > ttabel 2,003. Hal ini menunjukan bahwa variabel tipe industri berpengaruh tehadap tingkat pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan (Y).

2) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan.

Ukuran perusahaan memiliki sig 0,016 < α 0,05 atau nilai thitung2,335 > ttabel 2,003. Hal ini menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh tehadap tingkat pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan (Y). Ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran sebuah perusahaan, maka perusahaan tesebut akan lebih banyak mengungkapkan pertanggungjawaban sosial.

3) Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Pertumbuhan perusahaan memiliki nilai sig.0,063 > α 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh tehadap tingkat pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan (Y).

Pengaruh Tipe Industri terhadap Pengungkapan CSR

Berdasarkan hasil pengujian variabel tipe industri, diketahui bahwa tipe industri berpengaruh terhadap pengungkapan CSR pada sektor pertambangan, perbankan dan industri semen. Hasil tersebut diperoleh dari nilai yang ditunjukkan dari nilai koefisien regresi yang positif. Ini menunjukkan bahwa industri high profile akan lebih banyak mengungkapkan pertanggungjawaban sosialnya dibanding dengan industri yang low profile. Perusahaan yang high profile memiliki resiko yang besar terhadap kerusakan lingkungan dibandingkan dengan industri yang low profile.

Selain itu pengungkapan CSR sesuai dengan teori stakeholder yang menjelaskan bahwa semakin besar suatu perusahaaan akan semakin disorot oleh para stakeholder(Yao, et al., 2011). Stakeholdermerupakan pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang dapat mempengaruhi atau dapat dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan.Industri high profile, yang memiliki aktivitas lebih besar pengaruhnya terhadap lingkungan, harus lebih banyak mengungkapkan tanggungjawab sosial perusahaannya karena tekanan stakeholder yang merasa bahwa dampak yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan cukup besar.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, penelitian ini dapat menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar pula tanggungjawab perusahaan tersebut untuk mengungkapan CSR.

Pertanggungjawaban sosial dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, perusahaan besar cenderung mengungkapkan pertanggungjawaban sosial yang lebih luas (Djakman dan Machmud, 2008). Perusahaan besar merupakan emiten yang paling banyak disoroti oleh

(10)

publik sehingga pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (Sembiring, 2006). Perusahaan besar tentunya memiliki aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat (Cowen et al, 1987). Berdasarkan sisitenaga kerja, dengan semakin banyaknya jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan,maka tekanan pada pihak manajemen untuk memperhatikan kepentingan tenaga kerjaakan semakin besar. Program berkaitan dengan tenaga kerja yang merupakan bagian daritanggung jawab sosial perusahaan, akan semakin banyak dilakukan oleh perusahaan. Halini berarti program tanggung jawab sosial perusahaan juga semakin banyak dan akandiungkapkan dalam laporan tahunan (Sembiring, 2005). Hal tersebut membuat perusahaanmemberikan informasi yang lebih detail terhadap stakeholder, salah satu informasi yang penting untuk diungkapkan adalah mengenai tanggungjawab sosial perusahaan.

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, penelitian ini dapat menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya pertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan dalam mengungkapkan tanggungjawab sosial. Pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan penjualan perusahaan erat kaitannya dengan perilaku konsumen di Indonesia. Kemungkinan terdapat fenomena dari konsumen Indonesia yang cenderung tidak memperhatikan kegiatan CSR saat membeli produk perusahaan. Berbeda dengan fenomena di Eropa, konsumen Eropa ketika membeli produk akan bertanya apakah produk yang dibeli dihasilkan dengan cara merusak alam atau tidak, memperkerjakan tenaga kerja di bawah umur atau tidak, produknya bajakan atautidak, dan memenuhi standar lainnya atau tidak (Suhayati, 2008). Selain itu di Jepang juga terdapat kebijakan labelling sebagai kewajiban melaksanakan etika bisnis. Bagi perusahaan yang lolos audit yang terkait CSR, akan diberi label tersebut. Sedangkan di Indonesia hal tersebut tidak menjadi sebuah kewajiban. Hal ini menunjukkan pelaksanaan CSR di negara maju lebih baik dibandingkan di Indonesia.

Kepedulian konsumen mengenai dampak produk yang dibeli terhadap lingkungan sekitar merupakan hal yang mempengaruhi penjualan perusahaan.Pada era perdagangan masa kini, makin banyakkonsumen memilih suatu produk tidak hanya berdasar pada kualitas dan harga semata, namun juga telah merambah

pada tanggung jawab sosial dan lingkungan pasca konsumsi. Konsumen yang mulai memiliki kepedulian padalingkungan akan melakukan perubahan dengan memilih produk-produk ramah lingkungan (Yusof, 2011). Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumen yang mulai memiliki kepedulian pada lingkungan akan melakukan perubahan dengan memilih produk- produk ramah lingkungan.Dengan pemahaman tersebut, masyarakat konsumen Indonesia akan lebih menyadari pentingnya produk ramah lingkungan dan rela membayar lebih untuk itu. Kesadaran konsumen terhadap lingkungan secara tidak langsung akan memengaruhi komitmen konsumen untuk mempertimbangkan produk ramah lingkungan sebagai alternatif pilihan konsumsi mereka.

Selain perilaku konsumen hal yang menyebabkan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap CSR adalah kualitasnya tidak mudah diukur dan orientasi investor lebih kepada kinerja jangka pendek dengan berorientasi kepada keuntungan (profit) pada

(11)

tahun berjalan, sedangkan pertumbuhan perusahaandianggap berpengaruh pada kinerja jangka menengah dan jangka panjang (Ulfa, 2009). Pertumbuhan perusahaan bukan merupakan hal yang menjadi pertimbangan investor dalam melakukan investasi, selain itu pertumbuhan perusahaan juga tidak berhubungan dengan kinerja sosial perusahaan (Rustiyaningsih, 2013).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari 60 sampel perusahaan sektor pertambangan, perbankan dan industri semen menunjukkan bahwa tipe industri merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila perusahaan tergolong industri yang high profile, maka perusahaan tersebut akan lebih banyak mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahannya, karena aktivitas perusahaan yang menjadi sorotan dari pihak stakeholder.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah ukuran perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar sebuah perusahaan, maka semakin besar pula tanggung jawab yang harus dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki total asset yang besar akan lebih banyak mengungkapkan pertanggungjawaban sosial perusahaan dibanding dengan perusahaan yang memiliki total asset yang rendah.

Di sisi lain, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan bukan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial. Pertumbuhan perusahaan yang diukur dari penjualan perusahaan menunjukkan bahwa konsumen Indonesia tidak memperhatikan produk yang dibeli dari perusahaan yang melakukan CSR ataupun yang tidak melakukan CSR. Kesadaran konsumen terhadap lingkungan secara tidak langsung akan memengaruhi komitmen konsumen untuk mempertimbangkan produk ramah lingkungan sebagai alternatif pilihan konsumsi mereka (Yusof, 2011). Pertumbuhan penjualan yang tidak mempengaruhi pengungkapan CSR di Indonesia menunjukkan bahwa konsumen di Indonesia masih kurang peduli dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang telah mengungkapkan CSR.

Keterbatasan dan Saran Penelitian

Berikut adalah beberapa keterbatasan dan saran penelitian yang bisa digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya, antara lain :

1. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada aspek subjektivitas peneliti, karena menggunakan metode content analysis dalam proses pemahaman informasi sustainability report yang diterbitkan perusahaan, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode lain untuk meminimalisir tingkat subjektivitas.

2. Tabel checklist yang digunakan peneliti untuk menghitung Corporate Social Responsibility Index masih menggunakan software microsoft excel, sehingga sangat mungkin terjadi human error. Oleh karena itu, untuk penelitian sejenis diharapkan mampu menggunakan softwarelain yang dapat meminimalisir hal tersebut.

3. Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode tahun 2014 dan 2015. Namun, terdapat perusahaan yang menerbitkan sustainability report 2014 tetapi tidak menerbitkansustainability report 2015 dan juga sebaliknya, sehingga data penelitianmenjadi kurang lengkap dan tidak bisa digunakan menjadi

(12)

sampel. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode pengamatan yang lebih lama agar dapat menghasilkan sampel yang lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Ariningtika, Pradesta .2013. Pengaruh Praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik Terhadap Pengungkapan Lingkungan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011). Skripsi.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Cowen, S.S., Ferreri, L.B. and Parker, L.D. 1987. “The Impact Of Corporate Characteristics On Social Responsibility Disclosure: A Typology And Frequency-Based Analysis”, Accounting, Organisations and Society, Vol. 12 No. 2, pp.

111-22.

Dewi, Sukmawati Safitri. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI.

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 2 No. 3

Djakman, Chaerul D. dan N. Machmud. 2008. “Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006”. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.

Djogo, T. 2005. “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility”. http://www.beritabumi.com. Diakses 2 Juli 2007

Elkington, John. 1998. “Cannibals with Forks: the Triple Bottom Line of 21st Century Business”. Capstone.

Fahrizqi, Anggara. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibiity (Csr) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Universitas Diponegoro.

Freeman, R. E. 1984. Strategic Management: A Stakeholder Approach.

Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol 1 No 2, pp. 43-58.

Hackston, D. and Milne, M. J. Milne. 1996. “ Some Determinants Of Social And Environmental Disclosures In New Zealand Companies”. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9.No. 1. Pp, 77-107

Hadi, N. 2011 Corporate Social Responsibility. Graha Ilmu: Yogyakarta

Hasibuan, M. R. 2001. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Emiten di BEJ dan BES”. Tesis. Magister Akuntansi Universitas Diponegoro

Hastuti, Widya. 2009. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Tipe Industri Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Laporan

(13)

Tahunan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di BEI). Skripsi.

Universitas Negeri Padang

Idowu, A.A. 2009. Human Rights, Democracy and Development: The Nigerian Experience. Research Journal of Internastional Studies. Vol 8.

Maghfiroh, Alisa Anggarani. 2016. Analisis Tingkat Kepatuhan Pengungkapan Csr Pada Industri Semen, Sektor Pertambangan dan Sektor Perbankan Periode 2013-2014. Skripsi.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Sari, Rizkia Anggita. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal Volume 1 Nomor 1, 2012: 125-138.

Sembiring, E. R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Widyatmoko, Rendro. 2009. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Laporan Tanggung Jawab Sosial (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia)

Yao, S., Wang, J., & Song, L. 2011. Determinants of Social Responsibilit Discolure by Chinese Firms. Nottingham: The University of Nottingham.

Yusof, Jamaliah Mohd., Rosidah Musa, dan Sofiah Abd. Rahman, 2011, Functional Store Image and Corporate Social Responsibility Image: A Congruity Analysis on Store Loyalty. World Academy of Science, Engineering and Technology.

Zaenuddin, Achmad. 2007. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Praktek Pengungkapan Sosial dan Lingkungan pada Perusahaan Manufaktur Go Publik. Tesis.

Universitas Diponegoro.

Referensi

Dokumen terkait

Setiap perusahaan akan selalu berupaya agar setiap kegiatan yang dilaksanakan mencapai hasil yang maksimal dan dilakukan secara efektif dan efisiensi, dalam rangka meningkatkan kinerja

Pada perusahaan manufaktur, penghasilan yang diperoleh dari hasil penjualan produk yang diolah sendiri dalam hal ini perusahaan manufaktur harus mengolah terlebih dahulu bahan baku