• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

and Development

E- ISSN: 2988-5558

Volume: 2, Issue: 2, Desember 2023, Page: No. 415-422

415 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19

Dahniar Nur1*, Nur Fitriani Rezki. HS2, Sulvahrul Amin3

1,2,3Universitas Muhammadiyah Makassar

*Correspondent Email: dahniarnur14@gmail.com Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk membahas dampak pandemi Covid-19 terhadap perubahan sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Perubahan sosial dan budaya merupakan fenomena tak terelakkan yang terjadi dalam masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang bermanfaat untuk memberikan informasi dan fakta mengenai isu perubahan sosial dan budaya masyarakat pasca pandemi, serta menggunakan studi kepustakaan dari berbagai referensi dan media massa kredibel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah memicu perubahan signifikan dalam pola interaksi sosial, peningkatan penggunaan teknologi digital, perubahan pola konsumsi, peningkatan kesadaran kesehatan, dan perubahan dalam solidaritas sosial. Penerapan kebijakan new normal, seperti pembatasan kegiatan sosial dan protokol kesehatan, telah membentuk budaya baru dalam masyarakat. Pemahaman dan kesiapan masyarakat terhadap perubahan sosial dan budaya pasca-pandemi menjadi kunci untuk mencapai kelangsungan hidup dan kesejahteraan dalam konteks yang terus berkembang dan kompleks.

Kata Kunci: perubahan; covid-19; kesadaran kesehatan Abstract

This research aims to discuss the impact of the Covid-19 pandemic on social and cultural changes in Indonesian society. Social and cultural change is an inevitable phenomenon that occurs in human society. The research method used is descriptive qualitative which is useful for providing information and facts regarding issues of post-pandemic social and cultural change in society, as well as using literature studies from various credible references and mass media. The research results show that the Covid-19 pandemic has triggered significant changes in social interaction patterns, increased use of digital technology, changes in consumption patterns, increased health awareness, and changes in social solidarity. The implementation of new normal policies, such as restrictions on social activities and health protocols, has formed a new culture in society. Community understanding and readiness for post-pandemic social and cultural changes is the key to achieving survival and prosperity in a context that continues to develop and is complex.

Keywords: change; covid-19; health awareness

(2)

416 | https://etdci.org/journal/ijesd/index PENDAHULUAN

Perubahan adalah hukum alam yang tak terelakkan dalam kehidupan dan lingkungan. Secara fundamental, perubahan merujuk pada proses atau kejadian di mana suatu keadaan atau entitas mengalami modifikasi atau transformasi dari keadaan sebelumnya (Marius, 2006). Perubahan adalah suatu proses atau keadaan yang berubah. Perubahan dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti sosial, budaya, ekonomi, politik, dan teknologi. Secara umum, perubahan dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan dari keadaan yang satu ke keadaan yang lain (Habibah, 2021).

Perubahan dapat terjadi secara cepat atau lambat, besar atau kecil, dan dapat bersifat positif atau negatif. Perubahan menjadi landasan bagi segala bentuk kehidupan. Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar. Mengingatkan manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas (Baharuddin, 2015) Dengan kata lain, perubahan adalah fenomena universal yang melekat dalam struktur alam semesta ini.

Aspek yang membedakan perubahan dari keadaan statis adalah dimensi waktu. Perubahan selalu terkait dengan evolusi atau transformasi seiring berjalannya waktu (Nendissa, 2021). Hal ini dapat melibatkan perubahan yang terjadi dalam hitungan detik, seperti ledakan, atau perubahan yang memakan waktu berabad-abad, seperti evolusi spesies. Dimensi waktu membuka pemahaman kita terhadap dinamika perubahan, memungkinkan kita untuk melihat bagaimana suatu entitas atau keadaan berkembang atau mengalami metamorfosis.

Perubahan sering kali melibatkan pergeseran dari satu keadaan ke keadaan yang berbeda (Al’Alim et al., 2023) Pergeseran ini dapat terjadi secara bertahap atau tiba-tiba, bergantung pada faktor-faktor seperti kompleksitas sistem atau intensitas stimulus perubahan. Contohnya dapat ditemukan dalam evolusi teknologi, di mana perubahan yang awalnya bersifat inkremental dapat menciptakan pergeseran paradigma yang mendalam dalam jangka waktu tertentu.

Kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan menjadi kunci dalam kelangsungan hidup dan perkembangan. Organisme yang dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan memiliki keunggulan dalam mempertahankan eksistensinya. Begitu pula dalam konteks sosial dan budaya, organisasi atau individu yang mampu beradaptasi dengan perubahan pasar, teknologi, atau kebijakan memiliki peluang lebih besar untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.

Dalam konteks yang lebih luas, Sosial memiliki makna sebagai keterkaitan yang kompleks antara individu dengan individu lainnya, individu dengan kelompok, serta interaksi di berbagai tingkatan, mulai dari kelompok hingga masyarakat secara keseluruhan. Definisi ini mencerminkan pola hubungan manusia yang bersifat kolektif, menegaskan bahwa manusia tidak dapat dipahami sepenuhnya dalam isolasi. Sebaliknya, keterlibatan dalam relasi sosial menjadi kunci untuk pengembangan diri (Amir & Sembiring, 2022) Dari hubungan ini, timbul beragam dinamika yang membentuk pola keberlanjutan kehidupan manusia. Sosialitas menjadi landasan untuk pembentukan identitas, norma, dan nilai-nilai yang membentuk bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Tujuan utama dari relasi sosial ini adalah pengembangan diri, di mana interaksi dengan orang lain dapat menjadi sumber pembelajaran, pertumbuhan, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia sekitar.

Pergeseran pembahasan dari keterkaitan sosial yang bersifat alamiah membawa kita pada konsep budaya. Budaya atau kebudayaan, yang berasal dari bahasa Sanskerta "buddhayah," mengacu pada hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, istilah ini diterjemahkan sebagai "culture," yang memiliki akar kata dari bahasa Latin "colere," yang berarti mengolah atau mengerjakan, seakan-akan menggambarkan sebuah proses pertanian atau pengembangan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, budaya diartikan sebagai pikiran, adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang, atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Definisi ini mencerminkan kompleksitas makna budaya yang melibatkan aspek pikiran, kebiasaan, dan tradisi yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Dalam pemakaian sehari-hari, budaya sering

(3)

417 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

kali disinonimkan dengan tradisi, yang mengacu pada kebiasaan masyarakat yang tampak atau terlihat.

Hubungan antara konsep sosial dan budaya menjadi jelas ketika kita memahami bahwa keterkaitan sosial membentuk dasar dari pembentukan budaya. Interaksi antarindividu, kelompok, dan masyarakat menciptakan suatu pola yang terwujud dalam kebiasaan, norma, dan nilai-nilai yang kemudian menjadi bagian dari budaya. Dengan demikian, konsep sosial dan budaya saling melengkapi, menciptakan kerangka kerja yang memahami bagaimana manusia berinteraksi, berkembang, dan membentuk keberlanjutan kehidupan mereka dalam suatu masyarakat (Sumarto, 2019).

Dari penjelasan di atas dapat dapat di simpulkan bahwa Perubahan sosial dan kebudayaan adalah realitas tak terelakkan dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa terlibat dalam dinamika yang terus berkembang, mencakup berbagai aspek baik dari segi sosial maupun kebudayaan. Proses perubahan ini dipicu oleh sejumlah faktor kompleks, termasuk kemajuan teknologi, interaksi antarbudaya, pergeseran nilai-nilai, dan dinamika struktural dalam masyarakat.

Dalam era global yang semakin terhubung dan kompleks, perubahan di bidang sosial dan kebudayaan memiliki dampak yang signifikan. Beberapa faktor utama yang menjadi pendorong perubahan sosial dan kebudayaan adalah perkembangan teknologi, interaksi lintas budaya, pergeseran nilai-nilai, dan dinamika struktural masyarakat. Kemajuan teknologi, terutama dalam industri dan teknologi informasi, telah mengubah secara mendasar cara masyarakat berinteraksi, bekerja, dan menyebarkan informasi. Interaksi lintas budaya, baik melalui perdagangan internasional atau migrasi, juga berperan dalam membentuk pola-pola baru dalam kehidupan sehari-hari dan kebudayaan.

Dalam skala yang lebih luas, urbanisasi yang pesat dan industrialisasi turut memainkan peran penting dalam mengubah wajah masyarakat dan kebudayaan. Pergeseran dari kehidupan pedesaan ke perkotaan membawa perubahan signifikan dalam cara manusia tinggal, bekerja, dan berinteraksi.

Sementara itu, integrasi global melalui perdagangan dan komunikasi internasional menghasilkan saling ketergantungan antarbangsa, membawa perubahan dalam dinamika sosial dan kebudayaan secara global.

Dengan demikian, perubahan sosial dan kebudayaan bukan hanya sebagai suatu perubahan di tingkat lokal, melainkan juga sebagai fenomena global yang saling terhubung. Dalam era ini, masyarakat di seluruh dunia semakin terpapar pada pengaruh-pengaruh luar yang membentuk dan mengubah cara hidup, nilai, dan norma-norma yang dianut oleh individu dan kelompok. Dalam menghadapi realitas ini, adaptasi dan fleksibilitas dalam merespon perubahan menjadi kunci untuk kelangsungan hidup dan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.

Perubahan sosial dan budaya saat ini di pengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah akibat pandemi Covid-19. Pandemi global Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda seluruh dunia memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari sektor ekonomi, sosial, hingga mempengaruhi kondisi alam, pandemi ini telah mengubah secara dramatis cara hidup manusia di seluruh dunia. Di Indonesia, penyebaran virus corona masih terus berlangsung sejak awal tahun 2020, dan pemerintah telah berupaya keras untuk mengatasi penyebarannya.

Berbagai kebijakan telah diterapkan, termasuk Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau New Normal. Melalui kebijakan ini, masyarakat diwajibkan untuk menyesuaikan perilaku mereka sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah, sebagai langkah preventif dalam meminimalkan penyebaran Covid-19. Secara sosiologis, pandemi Covid-19 telah menyebabkan perubahan sosial yang tidak terduga. Perubahan ini bersifat sporadis dan tidak diinginkan oleh masyarakat, dan pada beberapa kondisi dapat memicu masalah kehidupan serta menimbulkan kekacauan. Dampak dari kurangnya kesiapan masyarakat

(4)

418 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

dalam menghadapi pandemi ini menyebabkan disorganisasi sosial di berbagai aspek kehidupan (Prasetya et al., 2021).

Meskipun demikian, masyarakat sebagai entitas sosial pada dasarnya dinamis dan selalu mengalami perubahan. Masyarakat tidak dapat dianggap sebagai entitas tetap atau statis, melainkan sebagai suatu proses yang terus berubah dengan kecepatan, intensitas, irama, dan tempo yang berbeda.

Keadaan masyarakat yang tidak siap menghadapi perubahan yang cepat akibat pandemi Covid-19 dan keadaan "New Normal" membawa dampak signifikan terhadap nilai dan norma sosial yang telah berkembang selama ini. Beberapa nilai dan norma lama perlu direvisi atau diadaptasi untuk menciptakan sistem sosial yang baru. Contohnya, himbauan untuk belajar, bekerja, dan beribadah di rumah memperlihatkan perubahan drastis dalam tatanan kehidupan sehari-hari.

Meskipun beberapa masyarakat mungkin mengalami ketidaknyamanan atau perlawanan terhadap perubahan ini, pandemi Covid-19 telah menjadi pemicu untuk meninjau kembali dan mengubah norma-norma yang ada. Kebijakan physical/social distancing, sebagai contoh, telah memaksa perubahan dalam perilaku sosial, dengan masyarakat diharuskan untuk menjaga jarak fisik selama interaksi sosial. Dengan kata lain, pandemi ini telah menjadi katalisator untuk transformasi sosial yang signifikan, memunculkan paradigma baru dalam cara masyarakat berinteraksi dan menjalani kehidupan sehari-hari. Meskipun tantangan yang dihadapi masyarakat cukup besar, adaptasi terhadap perubahan ini menjadi suatu keharusan untuk memastikan kelangsungan dan keberlanjutan kehidupan sosial di masa depan. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan perubahan sosial dan budaya masyarakat Indonesia pasca pandemi dalam konteks yang lebih luas, menyelidiki aspek-aspek esensialnya, dan menggali dampak serta implikasinya dalam berbagai bidang kehidupan.

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Bogdan dan Tylor mendefinisikan peneltian kualitatif sebagai prosedur peneltian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati yang bermanfaat untuk memberikan informasi dan fakta mengenai isu perubahan sosial dan budaya masyarakat pasca pandemi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melibatkan penggunaan teknik wawancara.

Penelitian kualitatif memiliki dasar deskriptif guna memahami suatu fenomena dengan lebih mendalam, variabelnya saling terhubung, dinamis, dan bersifat interaktif untuk menghasilkan makna.

(Sugiyono, 2013). Peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan dengan berbagai referensi dari buku, berbagai penelitian terdahulu yang dapat memberikan gambaran tentang perilaku sebelum dan sesudah pandemi Covid-19, dan informasi dari berbagai media massa mainstream yang kredibel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Saat ini, dampak pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) memaksa komunitas masyarakat untuk beradaptasi terhadap berbagai perubahan sosial yang diinduksinya. Transformasi sosial yang muncul sebagai respons terhadap persoalan yang timbul menandakan bahwa kehidupan dan tatanan kemanusiaan mungkin mengalami pergeseran yang mencolok dari keadaan sebelum pandemi. Pada tahap ini, segala aktivitas dan kegiatan masyarakat yang biasanya dilakukan sebelum pandemi harus disesuaikan dengan standar protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pandemi ini secara cepat mengubah aspek-aspek tatanan kehidupan yang sebelumnya terinternalisasi melalui rutinitas, perilaku berulang, dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam konteks penyebaran pandemi Covid-19, memengaruhi kebijakan pemerintah terkait regulasi perilaku dan kebiasaan masyarakat (Fauzia & Hamdani, 2021) Kebijakan seperti physical distancing, sebagai contoh, telah mengubah pola perilaku sosial dengan menuntut adanya jarak fisik dalam interaksi sosial. Transformasi ini juga mencakup penyesuaian

(5)

419 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

perilaku masyarakat secara virtual, menandai peran penting teknologi sebagai perantara interaksi sosial di era pandemi.

1. Perubahan Sosial Masyarakat Pasca Pandemi

Perubahan sosial pasca pandemi Covid-19 tidak hanya mempengaruhi pola perilaku masyarakat secara umum, tetapi juga menciptakan kebiasaan baru dalam berbagai aspek kehidupan. Survei sosial demografi dampak Covid-19 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 mencatat adanya perubahan signifikan, seperti menjaga jarak fisik, mencuci tangan, menghindari transportasi umum, dan peningkatan aktivitas belanja online. Sejak Covid-19 masuk ke negara Indonesia banyak sekali ragam perubahan yang sama-sama kita rasakan (Pujo Sakti et al., 2021).

Merangkum perkembangan situasi krisis akibat Covid-19, pemerintah kemudian menerapkan kebijakan kenormalan baru (new normal). Kebijakan ini tidak hanya berdampak pada perilaku masyarakat tetapi juga membentuk pola perubahan sosial yang lebih luas. New normal menekankan pada perubahan perilaku masyarakat untuk menjalankan aktivitas normal dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, menjadi suatu kebiasaan baru yang diharapkan dapat meminimalkan risiko penyebaran virus (Koesmariadi et al., 2022) Meskipun demikian, kesuksesan penerapan new normal membutuhkan kedisiplinan tinggi dari masyarakat. Edukasi yang berkelanjutan diperlukan agar masyarakat dapat mematuhi protokol kesehatan dan menyesuaikan diri dengan kehidupan baru ini.

Pandemi Covid-19 telah memaksa masyarakat untuk menjadi adaptif terhadap perubahan, dan new normal bisa menjadi contoh budaya baru di masa depan.

Seiring perubahan sosial yang terjadi, virus corona tidak hanya menciptakan transformasi struktur sosial masyarakat tetapi juga mempengaruhi perilaku sosial, kohesi sosial, dan norma-norma seperti cara, kebiasaan, tata kelakuan, dan adat istiadat (Prasetya et al., 2021b) Masyarakat menjadi lebih waspada dan menghadapi tantangan baru untuk melindungi diri dari ancaman yang tidak terlihat dan tidak jelas. Persepsi masyarakat tentang Covid-19 bervariasi, termasuk pandangan bahwa virus ini berbahaya, merupakan ancaman di segala sektor kehidupan, mungkin merupakan konspirasi global, atau bahkan dianggap sebagai sumber pendapatan ekonomi baru.

Semua persepsi ini mencerminkan dinamika respon masyarakat terhadap kebijakan pemerintah dan menggambarkan tingkat kesadaran, kedisiplinan, dan perilaku sosial pasca pandemi Covid-19.

Dalam menghadapi kondisi ini, edukasi terus-menerus dan kedisiplinan masyarakat menjadi kunci untuk menjaga keberhasilan penerapan kebijakan new normal. Sehingga, pandemi Covid-19 tidak hanya menjadi katalisator perubahan sosial tetapi juga memunculkan budaya baru yang dapat membentuk arah masa depan masyarakat.

2. Perubahan Sosial dan Budaya Masyarakat Pasca Pandemi

Interaksi sosial dan budaya mencerminkan cara individu atau kelompok berhubungan di masyarakat. Nilai sosial, sebagai dasar perilaku manusia, melibatkan pengetahuan yang digunakan untuk memahami lingkungan dan pengalaman. Budaya, kompleksitas yang melibatkan kepercayaan, kesusilaan, adat istiadat, hukum, seni, dan kebiasaan manusia, mencakup pola perilaku yang diwariskan dan menjadi bagian integral dari suatu masyarakat. Sosial budaya mencakup semua hasil karya, pemikiran, dan pengetahuan manusia dalam kehidupan bersama. Dampak sosial budaya, pada gilirannya, merujuk pada konsekuensi dari fenomena atau perubahan dalam domain sosial budaya yang mempengaruhi nilai-nilai kehidupan masyarakat (Wignjosasono, 2022).

Pandemi Covid-19 telah mempercepat perubahan atau transformasi sosial budaya di masyarakat.

Dampak pasca-pandemi mencakup berbagai sektor, termasuk teknologi, komunikasi, ekonomi, pendidikan, politik, keamanan, sosial, dan budaya. Pertumbuhan ekonomi global, termasuk di Indonesia, dapat terpengaruh negatif oleh penyebaran wabah Covid-19, memaksa pemerintah menerapkan kebijakan restriksi dan social distancing lebih ketat.

(6)

420 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

Perubahan sosial budaya di masyarakat tampak dalam pola interaksi sehari-hari. Perubahan perilaku sosial membawa dampak pada nilai budaya masyarakat, terutama melalui pembatasan kegiatan sosial dan penerapan protokol kesehatan. Kebijakan pemerintah pusat, seperti pembatasan kegiatan sosial dan protokol kesehatan, telah mengurangi atau bahkan menghentikan interaksi sosial dan budaya langsung di masyarakat (Aufar & Raharjo, 2020).

Penerapan kebijakan tatanan baru atau kenormalan baru pasca pandemi, bersama dengan protokol kesehatan, tidak hanya memengaruhi perubahan perilaku sosial dan interaksi budaya, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi yang signifikan. PHK dan penurunan pendapatan masyarakat menjadi nyata sebagai hasil dari situasi ini. Secara keseluruhan, perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat akibat pandemi Covid-19 mempengaruhi tidak hanya cara individu atau kelompok berinteraksi, tetapi juga struktur ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Adanya pandemi ini telah menuntut adaptasi dan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat (Sanaba et al., 2023).

Pada akhirnya, pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan sosial dan budaya yang mendalam dalam masyarakat Indonesia. Perubahan-perubahan ini akan terus berlangsung dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia pasca-pandemi. Berikut adalah beberapa contoh perubahan sosial dan budaya masyarakat Indonesia pasca-pandemi:

a. Peningkatan penggunaan teknologi digital

Pandemi COVID-19 telah mendorong masyarakat untuk lebih memanfaatkan teknologi digital dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan, dan hiburan. Hal ini menyebabkan peningkatan penggunaan teknologi digital di masyarakat.

b. Perubahan pola konsumsi

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat, seperti meningkatnya konsumsi barang dan jasa yang dapat dibeli secara online. Hal ini menyebabkan perubahan dalam pola produksi dan perekonomian masyarakat.

c. Peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kebersihan

Pandemi COVID-19 telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan kebersihan. Hal ini menyebabkan perubahan dalam pola hidup masyarakat, seperti meningkatnya kesadaran akan pentingnya mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak.

d. Perubahan pola interaksi sosial

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan pola interaksi sosial masyarakat, seperti meningkatnya komunikasi secara virtual dan menurunnya interaksi sosial secara langsung.

Hal ini menyebabkan perubahan dalam cara masyarakat membangun hubungan sosial dan berinteraksi dengan orang lain.

e. Peningkatan solidaritas sosial

Pandemi COVID-19 telah meningkatkan solidaritas sosial masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya aksi solidaritas yang dilakukan masyarakat untuk membantu sesama yang terdampak pandemi.

Perubahan sosial dan budaya masyarakat Indonesia pasca-pandemi merupakan hal yang wajar dan alami. Perubahan-perubahan ini merupakan respons masyarakat terhadap situasi pandemi COVID-19. Perubahan-perubahan ini akan terus berlangsung dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia pasca-pandemi. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi perubahan sosial dan budaya pasca-pandemi:

a. Menerima perubahan

Perubahan merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Masyarakat perlu menerima perubahan yang terjadi dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

b. Menjadikan perubahan sebagai peluang

(7)

421 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

Perubahan dapat menjadi peluang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Masyarakat perlu memanfaatkan perubahan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kesejahteraan.

c. Membangun adaptasi

Masyarakat perlu membangun adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Adaptasi dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat.

Menghadapi perubahan secara positif, masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan perubahan tersebut untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan. Perubahan sosial budaya masyarakat terjadi karena perubahan dalam interaksi sosial, yang merupakan hasil dari implementasi kebijakan pemerintah terkait pembatasan kegiatan sosial dan adopsi tatanan baru atau new normal pasca pandemi Covid-19. Penerapan new normal setelah pandemi ini mencakup perubahan aturan di sekolah dan tempat kerja, di mana model belajar dan bekerja berubah dari tatap muka menjadi daring melalui School from Home (SFH) dan Work from Home (WFH).

KESIMPULAN

Pasca pandemi Covid-19, masyarakat Indonesia mengalami perubahan sosial dan budaya yang signifikan. Adopsi teknologi digital meningkat pesat, memengaruhi sektor pekerjaan, pendidikan, dan hiburan. Pola konsumsi berubah dengan peningkatan transaksi online, memberikan dampak pada pelaku usaha dan ekonomi lokal. Kesadaran akan kesehatan dan kebersihan meningkat, menciptakan perubahan dalam pola hidup. Perubahan dalam interaksi sosial mempengaruhi kesejahteraan mental, sedangkan solidaritas sosial meningkat, didukung oleh aksi-aksi masyarakat. Implementasi new normal, terutama dalam pendidikan dan pekerjaan jarak jauh, memberikan dampak pada hasil belajar dan produktivitas. Masyarakat beradaptasi dengan perubahan ini melalui pembelajaran dan upaya kolaboratif, menciptakan dinamika baru dalam kehidupan sehari-hari

.

DAFTAR PUSTAKA

Sumarto. (2019). Budaya, Pemahaman dan Penerapannya “Aspek Sistem Religi, Bahasa, Pengetahuan, Sosial, Keseninan dan Teknologi.” Sumarto.

Al’Alim, M. R., Azizah, M. D. M., & Faristiana, A. R. (2023). Perubahan Sosial Terhadap Lingkungan Masyarakat Dan Perkembangannya: Urbanisasi Dan Teknologi. Tabsyir: Jurnal Dakwah Dan Sosial Humaniora, 4(2), 151–166.

Amir, S., & Sembiring, U. D. N. (2022). Evaluasi Sosial: Kajian Sosiologi Islam. Nas Media Pustaka.

Aufar, A. F., & Raharjo, S. T. (2020). Kegiatan relaksasi sebagai coping stress di masa pandemi COVID-19. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 2(2), 157–163.

Baharuddin. (2015). Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan.

Fauzia, A., & Hamdani, F. (2021). Pendekatan Socio-Cultural dalam Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia: Socio-Cultural Approach in the Implementation of Covid-19 Vaccination in Indonesia. Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang, 7(1), 323–338.

Habibah, A. F. (2021). Era masyarakat informasi sebagai dampak media baru. Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis, 3(2), 350–363.

(8)

422 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

Koesmariadi, F. A., Nasution, N., & Jacky, M. (2022). Kesadaran Siswa di Surabaya dalam Mematuhi Kebijakan Protokol Kesehatan COVID-19 pada Masa New Normal. Jurnal Basicedu, 6(5), 9015–9025.

Marius, J. A. (2006). Perubahan sosial. Jurnal Penyuluhan, 2(2).

Nendissa, J. (2021). Agama dan Pandemi Covid-19: Suatu Tinjauan Kritis Terhadap Keberagamaan Dalam Perubahan Sosial d i Tengah Pandemi Covid-19. SOPHIA: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen, 2(2), 16–29.

Prasetya, A., Nurdin, M. F., & Gunawan, W. (2021a). Perubahan Sosial Masyarakat dalam Perspektif Sosiologi Talcott Parsons di Era New Normal. Sosietas, 11(1), 929–939.

Prasetya, A., Nurdin, M. F., & Gunawan, W. (2021b). Perubahan Sosial Masyarakat dalam Perspektif Sosiologi Talcott Parsons di Era New Normal. Sosietas, 11(1), 929–939.

pujo Sakti, L., Sulistyaningsih, T., & Sulistyowati, T. (2021). COVID-19 Perubahan sosial masyarakat pasca pandemi Covid-19 di Kota Malang. Jurnal Administrasi Dan Kebijakan Publik, 6(2), 217–230.

Sanaba, M. R., Lasut, J. J., & Lesawengen, L. (2023). Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Wabah Covid 19 Di Desa Fatce Kecamatan Sanana Kabupaten Kepulauan Sula Propinsi Maluku Utara. JURNAL ILMIAH SOCIETY, 3(3).

Wignjosasono, K. W. (2022). Transformasi Sosial Budaya Masyarakat Pasca Pandemi Covid-19.

Sebatik, 26(1), 387–395. https://doi.org/10.46984/sebatik.v26i1.1855

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan penyuluhan dalam bentuk seminar diberikan di awal untuk meningkatkan pengetahuan peserta pengabdian masyarakat terkait dampak psikologis dan sosial pada

Di tengah-tengah adanya anjuran melakukan pembatasan jarak sosial (social distancing) untuk memutus mata rantai wabah virus corona (Covid-19), banyak perusahaan

Dampak sosial berupa perubahan kegiatan sosial kemasyarakatan yang sudah menjadi gaya hidup atau ciri warga negara Indonesia (Fatmawati 2020) yang harus bergeser menjadi

“ Home Zone” dapat diartikan sebagai tempat tinggal kita sedangkan” home Range” adalah lingkungan pemukiman yang luas di sekitar rumah saat ini perilaku dalam meruang di

Dengan ditetapkannya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang

Menerima laporan warga berkenaan dengan Corona Virus disease 2019 covid 19 Dengan demikian dapat disimpulkan pelanggaran yang terjadi di masa-masa pandemic covid 19 salah satunya yang

Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam transparansi pendataan dan penyaluran bantuan sosial bagi masyarakat yang terdampak ekonomi akibat Pandemi Corona Virus Disease COVID-19 di

Sebab, dasar utama hadirnya hukum adat adalah konsensus secara kolektif antar masyarakat terhadap suatu nilai, norma-norma tertentu, sehingga hukum adat menjadi salah satu sumber hukum