Skripsi berjudul “Tanah di Kecamatan Ciseeng (Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif)” yang ditulis oleh Tatang dengan nomor induk mahasiswa 215610235 ditinjau pada sidang Munaqasyah Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Quran. (IIQ) Jakarta pada hari Selasa tanggal 21 Agustus 2018. Saya menyatakan skripsi yang berjudul “Tanah-Tanah di Kabupaten Ciseeng (Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif)” benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan. Ketua Program Studi Pascasarjana Hukum Ekonomi Syariah Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta, Bpk. dr.
Syarif Hidayatullah, S.S.I, MA, dan seluruh dosen pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. Saat penulisan skripsi di Institut Ilmu Al Qur'an (IIQ) Jakarta, transliterasi Arab-Latin mengacu pada hal berikut. Tesis ini mengkaji tentang hibah tanah di Kecamatan Ciseeng (Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif).
Wakaf tanah di Kecamatan Ciseeng dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada, namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa permasalahan akibat kurangnya sosialisasi kepada aparat setempat yang mengelola wakaf muamalah. Wakaf merupakan lembaga sosial Islam yang tidak memiliki rujukan eksplisit dalam Al-Quran dan Sunnah. Tujuan wakaf di Indonesia pada umumnya masih berupa tanah, sehingga Undang-Undang Tentang Peraturan Pokok-Pokok Agraria (UUPA) yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 yang disahkan pada tanggal 24 September 1960, pada Pasal 49 ayat (3) mengatur bahwa: “Wakaf tanah yang dimiliki dilindungi dan diatur dengan peraturan pemerintah”.18.
Salah satu hal yang bersandar pada peraturan perundang-undangan agama mengenai tanah adalah wakaf tanah. 24 Wakaf sebagaimana dalam Al-Quran merupakan suatu perbuatan baik dan terpuji yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat.
Permasalahan
Praktek pemanfaatan kembali tanah wakaf yang dimaksudkan untuk kesejahteraan umat, namun digunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Berdasarkan uraian di atas, maka akan ada beberapa pertanyaan pokok yang akan kita kaji, antara lain:
Tujuan Penelitian
Kegunaan Hasil Penelitian
Tinjauan Pustaka
Bedanya: subjek penelitian skripsinya adalah uang, namun subjek penelitiannya adalah tanah. Tesis berjudul “Kontribusi Wakaf Tanah Milik Sebagai Potensi Perekonomian Masyarakat di Kabupaten Sukoharjo” oleh Dhurrotul Lum’ah. Tesis ini membahas mengenai pengaturan tanah wakaf bagi usaha produktif ditinjau dari syariat Islam dan hukum yang berlaku, besarnya kontribusi tanah wakaf sebagai potensi perekonomian masyarakat Kabupaten Sukoharjo, alasan mengapa kepemilikan tanah wakaf bagi usaha produktif tidak dilakukan. banyak dilaksanakan oleh umat Islam di Kabupaten Sukoharjo .28.
Perbedaannya, penelitian skripsi menganalisis wakaf dalam kaitannya dengan potensi ekonomi, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menganalisis wakaf dalam kaitannya dengan kendala dan solusinya. Jurnal berjudul “Efektifitas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Peraturan Wakaf Produktif.” Disusun oleh Muhammad Ishom. Jurnal ini memuat kajian efektivitas wakaf produktif ditinjau dari Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.
28 Dhurrotul Lum'ah, Kontribusi Wakaf Negeri Sebagai Potensi Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Sukoharjo, Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2009), hal. Perbedaannya: penelitian yang membahas tentang wakaf produktif sedangkan penelitian yang akan dilakukan membahas tentang wakaf pasif. Jurnal berjudul “Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia, Potensi dan Tantangannya”, diedit oleh Abas Sambas.
Majalah tersebut membahas tentang perkembangan wakaf di Indonesia yang berkembang dari konsep sederhana menjadi konsep produktif yang kini berkembang. Bedanya, penelitian yang akan dilakukan adalah tentang wakaf dalam kaitannya dengan potensi dan tantangannya, sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah tentang wakaf dalam kaitannya dengan proses pengelolaan hak atas tanah wakaf. Makalah berjudul “Wakaf Gotik Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia” yang disusun oleh Syarif Hidayatullah.
Perbedaannya: subjek penelitiannya adalah uang, dan subjek penelitiannya adalah tanah. Perbedaannya: penelitian yang dilakukan berkaitan dengan pengembangan wakaf di wilayah Batam, sedangkan penelitian yang akan dilakukan berkaitan dengan pengembangan wakaf di wilayah Bogor (Kabupaten Ciseeng). Muhammad Ishom, Abas Sambas dan Syukri Ilyas semuanya fokus pada penelitian pengembangan pengelolaan wakaf di daerahnya masing-masing, sedangkan penelitian skripsi ini peneliti lakukan pada wakaf tanah di Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor mengenai kendala dan solusi dilihat dari hukum Islam dan positif. .
Sistematika Penulisan
Sejarah, Perkembangan Wakaf di Indonesia dan Permasalahan Pengelolaan Wakaf di Indonesia, Peraturan Perundang-undangan Wakaf, lahirnya undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf dan isi undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Bab ketiga menguraikan tentang Metode Penelitian yang terdiri dari Tujuan Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Metode dan Prosedur Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data, Teknik dan Prosedur Analisis Data serta Pemeriksaan Keabsahan Data. Bab keempat menguraikan hasil penelitian yang meliputi profil Kabupaten Ciseeng yang terdiri dari sejarah, visi dan misi, letak geografis, monografi, sarana pendidikan, sarana ibadah, mata pencaharian dan perekonomian, wakaf tanah di Kabupaten Ciseeng yang ditentukan Hukum Islam dan Hukum Positif. Terdiri dari Tanah Belum Bersertifikat, Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif, Praktek Jual Beli Tanah Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif, Praktek Konversi Tanah Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif serta proses pelaksanaan tanah Wakaf sertifikat di Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor.
Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah diuraikan dan hasil analisis penelitian yang dilakukan di Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Wakaf tanah di Kecamatan Ciseeng belum sepenuhnya terlaksana dengan tertib dan efisien, sehingga harta wakaf dalam berbagai hal telah terlaksana dengan tertib dan efisien, sehingga harta wakaf dalam berbagai hal belum terpelihara dengan baik, ditinggalkan atau berpindah ke tangan pihak ketiga dengan cara yang bertentangan dengan hukum. Faktor utama penghambat proses wakaf tanah di Kecamatan Ciseeng adalah kurangnya pemahaman masyarakat dalam pengelolaan tanah wakaf.
Oleh karena itu, penting bagi pejabat pengelola wakaf setempat untuk melibatkan masyarakat dalam memberikan pedoman pengelolaan tanah wakaf guna mengatasi permasalahan tersebut. Proses pengurusan Sertifikat Tanah Wakaf di kabupaten Ciseeng sama dengan proses pendaftaran tanah wakaf di Ciseeng, yaitu sama dengan proses pendaftaran tanah wakaf yang diatur dalam peraturan pemerintah. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: sertifikasi tanah wakaf belum dianggap sebagai persoalan penting dan mendesak karena AIW yang ada dirasa cukup sebagai bukti adanya wakaf, biaya sertifikasi dirasa berat, dan proses administrasinya rumit. .
Adanya jual beli tanah wakaf di Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor terjadi karena para pihak yang berwakaf belum memahami sepenuhnya hak dan kewajibannya. Oleh karena itu, pihak-pihak yang terlibat dalam wakaf tanah (wakif dan nadzir) haruslah benar. Adanya lahan wakaf yang beralih fungsi di Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor terjadi karena menurut masyarakat, fungsi tanah wakaf yang ada dinilai kurang memberikan manfaat.
Peneliti menemukan catatan tanah wakaf seluas 360 m2 berbentuk masjid (Masjid Ali bin Abi Thalib) di Kp. Pada tahun 2005, tanah wakaf tersebut dijadikan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) dan pada tahun 2015 diubah menjadi masjid. Masyarakat menilai keberadaan tanah wakaf tempat dibangunnya TPA dinilai kurang penting. digunakan karena lokasi masjid terlalu jauh dari pintu masuk masjid, sehingga masyarakat sepakat untuk mengubah tempat pembuangan sampah tersebut menjadi masjid agar lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Saran-Saran
- Identitas Pribadi
- Riwayat Pendidikan
- Riwayat Organisasi
Abdullah, Muhammad Abid al – Kabisi, Hukum Wakaf (Kajian Kontemporari Pertama dan Paling Komprehensif Mengenai Fungsi dan Pengurusan Wakaf dan Penyelesaian Pertikaian Wakaf), Depok: Republik dan Iman Dompet Dhuafa, Awqaf dan Mesir dan 'Asri Salathin al – Mamalik I, Mesir, Dar al – Nadwah, t.t. Direktorat Perakaunan Agama Islam, Wakaf dan Aspek Asasnya, Jakarta: Mimbar Hukum al-Hikmah.
Djatniko, Rachmat, Wakaf dan Masyarakat dan Penerapannya Aspek Fundamental, Jakarta: Mimbar Hukum, al-Hikmah dan Direktorat Pembinaan Peradilan Agama Islam, 1992. Huda, Nurul, Pengelolaan Tanah Wakaf pada Dewan Wakaf dan Zakat, Infaq, Shodaqoh, (ZIS), Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Malang, Malang: Skripsi FEUIN, 2009. Mugniyyah, Muhammad Jawad, al – Fiqh 'ala al – Mazahib al – Khamsah: Diterjemahkan oleh Masykur AB, dkk, Fiqh Lima Mazhab , Jakarta: PT.
Muhammad Ibn Ahmad Ibn Muhammad 'Alisy Abu 'Abd Allah al - Malik, Manh al - Jalil Syarh Muhtasar Khalil, Juz 8, Beiroet: Dar al - Fikr, 1989. Muhammad, Samsy al-Din Ibnu Ahmad al-Khatib asy-Syafi' , Mugni al-Muhtaj ila Ma'arif Ma'ani alfazi al-Minhaj, Juz 3, Beiroet: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1994. -Syuruq, t.t ________, Metodologia Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia.
Wadjdy, Farid dan Mursyid, Wakaf dan Kesejahteraan Masyarakat, Filantropi Islam yang Hampir Terlupakan, Yogyakarta : Perpustakaan Mahasiswa, 2007. Modernisasi Pengelolaan Wakaf di Indonesia", http://badilag.net/data/ARTIKEL/Modernization%20Manajemen%20W akaf% 20di %20Indonesia.pdf, diakses 10 Februari 2018. Muvi, Nuna, “Konsep Dasar Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam”, http://nunamuvi.blogspot.com/2011/04/kompasi-dasar-penelitian-naturalistik.html?m= 1 , diakses 05 Mei 2018.
Bogor”, http://kecamatancieeng.bogorkab.go.id/index.php/multisite/p age/1360#.WuiTIa6WbIU, diakses 1 Mei 2018. Pemkab Ciseeng, “Data Sarana Pendidikan Kabupaten Ciseeng”, http:/ /reringan.data.kemdikbud.go.id/pd_index.php?kode=0 20532&level=3, diakses 5 Maret 2018. Keputusan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, “Hukum Online”, http://www.bpn.go. id / Publikasi/Peraturan Perundang-undangan/Peraturan Pemerintah/Peraturan Pemerintah-nomor-24 tahun dikonsultasikan pada tanggal 29 Maret 2018.
Republika Online, “Tanpa sertifikat pun, tanah wakaf tetap terikat syariat Islam,” https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/01/10/mz5gm6-meski- tidak-sertifiakat-wakaf-tanah-terikat-hukum Islam, diakses 15 April 2018.