BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Berikut ini adalah beberapa gambaran dari pengalaman atau data-data yang pernah dialami oleh penulis pada waktu melaksanakan praktek laut di MV.
Martha Golden. Dari segi navigasi terutama pada Radar, MV. Martha Golden memiliki 2 buah Radar yang belum dilengkapi dengan ECDIS yaitu merk FURONO RPU-013, RSB-0070.
Berikut akan diuraikan mengenai data-data kapal tempat penulis mengadakan penelitian.
Gambar 4.1 Foto kapal MV. MARTHA GOLDEN
Sumber : Dokumentasi oleh penulis
36
SHIP’S PARTICULAR
Name of Vessel : MV.MARTHA GOLDEN
Kind of Vessel : Cement Carrier
Port of Regiterity : BELAWAN
Call Sign : P N U G
MMSI : 525012106
IMO : 9118898
NRT : 2608 MT
GRT : 5471 MT
Deadweight : 8581 MT
Year/Place of Built : 1995 / JAPAN
Length : 117,31 Meter
Breadth : 18,8 Meter
Depth : 9,10 Meter
Tank Capacity : 6924,5 CBM 4 Tanks
Loading / Discharging ability : Max. 1200 t/hr each
Main Engine : Makita B & W 6L35MC Mark 6 5280 PS ( 3883 KW )
Propeller : empat (4) Daun dengan maju putar kanan
Bow Thruster : Empat (4) Daun
m3
m3
Cranes : Mid-Ship 1 nos x 3 mt SWL
Class : BKI ( Biro Klasifikasi Indonesia )
Bendera Kebangsaan : Indonesia
Owner : PT.Waruna Nusa Sentana
Speed : 12 knots
Ballast Capacity : 2723.46
Cargo Capacity : 6924.50
FO : 250 m3
MDO : 75 m3
Fresh Water Capacity : 128 m3
Penulis mencoba menggambarkan permasalahan yang pernah dialami sewaktu melaksanakan praktek laut diantaranya sebagai berikut:
1. Perwira di atas kapal saya praktek, kurang memperhatikan Radar saat masuk alur pelayaran sempit
2. Alat navigasi tersebut kurang bekerja optimal.
B. Hasil Penelitian 1. Penyajian Data
a. Hasil Observasi
Salah satu Pelabuhan tempat MV. Martha golden memuat dan membongkar muatannya adalah di Padang dan Belawan serta Lhoksumawe, oleh karena itu kapal selalu melewati Selat Aroi dimana alur tersebut termasuk alur pelayaran sempit. Selama masuk Selat Aroi Berdasarkan pengalaman yang penulis alami diatas kapal ketika berlayar di alur pelayaran tersebut, penulis mengamati ketika siang hari ketika langit cerah atau pada malam hari, perwira jaga maupun kru yang melaksanakan dinas jaga pada waktu itu kurang mengamati radar dan cenderung hanya melihat pada AIS dan secara visual, tampak kelihatan Radar hanya dihidupkan saja tapi tidak menjadikan pedoman saat berlayar dialur pelayaran sempit.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini mencakup khususnya perwira bagian deck dengan jumlah perwiranya 4 orang, dalam penarikan sampel, peneliti menggunakan teknik wawancara dan pengamatan langsung.
Gambar 4.2 Posisi Radar di Selat Aroi
Sumber : Dokumentasi Penulis b. Hasil wawancara
Dalam melakukan penelitian ini selain dilakukan dengan metode pengamatan secara langsung di lapangan taruna juga melakukan metode dengan wawancara kepada perwira deck di atas kapal diantaranya sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Hasil wawancara penulis dengan Chief Officer:
Pertanyaan Jawaban
Sejauh mana Kru kapal melakukan pengamatan dengan Radar ketika kapal berlayar di Alur Pelayaran Sempit?
Radar di MV. Martha Golden memang belum dilengkapi oleh ECDIS oleh karena itu pengamatan dengan Radar di Alur Pelayaran Sempit kurang diperhatikan pada
saat cuaca cerah maupun dimalam hari. Karna sudah terbiasa melewati selat aroi tanpa melihat radar secara lansung dan hanya menggunakan alat navigasi yang ada dihanphone.
Pengamatan yang bagaimana berhubungan dengan pengoperasian Radar di Alur Pelayaran Sempit, yang lebih efektif untuk mencegah resiko tubrukan ?
Yang terpenting ketika melakukan pengamatan dengan Radar adalah memastikan tampilan yang ada pada Radar kita kenali secara visual dengan melihat keadaan sekitar kapal yang juga memastikan tidak adanya kesalahan pada Radar itu sendiri.
Tabel 4. 2 Hasil wawancara dengan Second Officer
Pertanyaan Jawaban
Sejauh mana Kru kapal melakukan pengamatan dengan Radar ketika kapal berlayar di Alur Pelayaran Sempit?
Sejauh ini, Kru kapal melakukan pengamatan dengan menggunakan Radar secara baik dan benar namun perlu ketelitian dalam mengenali objek sekitarnya
Pengamatan yang bagaimana berhubungan dengan pengoperasian Radar di Alur Pelayaran Sempit, yang lebih efektif untuk mencegah resiko tubrukan?
Pengecekan sebelum penggunaan Radar sesuai checklist yang tersedia dapat menghindari kesalahan kesalahan pada Radar itu sendiri sehingga kita dapat melakukan pengamatan yang baik guna mencegah resiko tubrukan di Alur Pelayaran Sempit.
2. Analisis Data
Berdasarkan Hasil observasi penulis terhadap kejadian dalam penggunaan Radar tesebut penulis menganalisis bahwa karena Radar pada MV. Martha Golden belum dilengkapi oleh ECDIS membuat Kru kurang memperhatikan alat navigasi tersebut dan kurangnya pengoperasian dari Radar pada saat membaring objek menggunakan EBL atau VRM untuk memastikan posisi kapal disekitar, juga menjadi kendala dari Kejadian tersebut. Merasa sepele terhadap alat navigasi Radar juga merupakan salah satu masalah yang masih ditemukan di MV. Martha Golden, terutama dalam pengamatan dengan Radar tidak mengenali objek objek yang terdapat di dalam Radar. Kesalahan kesalahan daripada Radar itu sendiri juga merupakan salah satu factor yang membuat pengamatan pun menjadi kurang tepat. Dalam hal ini persiapan yang baik sebelum penggunaan Alat navigasi Radar perlu untuk ditingkatkan sesuai dengan aturan aturan yang
Resiko Tubrukan di Alur Pelayaran Sempit
Kurangnya pengamatan dan pemahaman penggunaan pada
Radar
Pengoperasian radar tidak sesuai
prosedur
Error atau kesalahan pada Radar itu sendiri
Tidak melakukan pengamatan secara benar
berlaku. Ketepatan penggunaan radar untuk menentukan posisi kapal di alur pelayaran dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lainnya sangatlah diperlukan dan perlu ditingkatkan dalam hal pengamatan karena hal ini bertujuan untuk menghindari bahaya navigasi atau bahaya tubrukan. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode analisa data dengan pohon masalah dan pohon problem solving sebagai berikut :
Gambar 4.3 Pohon Masalah
Gambar 4.4 Pohon Problem Solving
Penggunaan radar sesuai prosedur
Familiarisasi penggunaan radar
kepada operator
Melakukan perawatan alat navigasi secara
rutin
Ketepatan Penggunaan radar
Kesiapan Peralatan Navigasi
Meminimalisir resiko tubrukan
C. Pembahasan
Setelah dilakukan analisa terhadap permasalahan permasalahan yang terjadi pada pengamatan Radar di alur pelayaran sempit guna mencegah resiko tubrukan. Berikut adalah pembahasan terhadap permasalahan permasalahan yang terjadi serta menjawab semua persoalan dengan berdasarkan pada ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Berdasarkan pengalaman saya sewaktu melakukan praktek layar di kapal MV. Martha golden kurangnya para perwira dalam menggunakan radar dikarenakan dalam alur yang kapal saya lewati itu terlihat aman, jadi para perwira lebih fokus melihat saat berjaga dianjungan dengan mata telanjang dan dibantu dengan alat binocular (teropong). Terkadang dengan hal yang dilakukan perwira diatas anjungan bisa mengakibatkan terjadinya resiko tubrukan, diakibatkan kurangnya kewaspadaan atau merasa sepele dalam penggunaan radar tersebut. Jadi hal yang harus kita lakukan saat berjaga dianjungan harus tetap mengikuti prosedur sesuai aturan Colreg aturan no.5 yaitu “ Every vessel shall at all times maintain a proper look-out by sight and hearing as well as by all available means appropriate in the prevailing circumstances and condition so as to make a full appraisal of the case and the risk of collision “ pada aturan ini dikatakan bahwa penggunaan alat yang tersedia harus digunakan secara benar dan dilakukan pengamatan yang tepat untuk mencegah terjadinya resiko tubrukan, tidak ada dalam aturan tersebut bahwa Radar tidak perlu diperhatikan. Inilah yang seharusnya menjadi acuan dalam melakukan pengamatan dalam berlayar terutama di Alur pelayaran sempit.
Dalam penggunaan radar kita juga harus menjaga dan mengikuti prosedur dalam pengoperasian radar atau menggunakan radar dengan benar. Adapun diantara berikut cara pengoperasian radar dengan baik dan benar:
1) Menghidupkan rada ( Tombol ) 2) Tombol standby switch on 3) Durasi 3-20 detik/lampu hijau 4) On play
5) Tunning ( maksimumkan sampai jarum tidak bergerak )
6) Gain ( maksimumkan pengiriman dan penerimaannya secara normal ) 7) Rain ( maksimumkan agar bintik pada screen radar tidak tampak yang
dapat mengurangi tampilan jelas ) 8) Seaclutier
9) Range up ( untuk menaikan jarak pada screen radar )
10) EBL ( dengan menekan tombol ebl 1 dan 2 ON dapat digerakan kekiri atau kekanan sesuai peruntukannya yang dapat menunjukan arah baringan dan digunakan untuk menentukan posisi dengan baringan silang dan baringan jarak, hasil baringan silang dan baringan jarak dapat diplot dipeta )
11) Pararel index ( EBL digeser dari center untuk membuat garis batas dari lokasi yang berbahaya dan dibatasi, EBL tersebut mengikuti W point 1 dan W point 2 yang membatasi lokasi berbahaya )
12) Maplain ( dengan menekan mouse dari w pont 1 dan w pont 2 dan seterusnya untuk menghubungkan akan terbentuk garis yang akan dilayarkan kapal )
13) Mematikan radar
prosedur mematikan Radar diatas kapal dengan baik : a. Prosedur menghidupkan Radar
1) Hidupkan power supply
2) Putar tombol on / off dipanel Radar keposisi standby 3) Pastikan scanner berputar bebas
4) Hidupkan saklar scanner pada panel Radar
5) tunggu ± 05 menit , kemudian putar tombol on / off ke posisi on 6) putar tombol range untuk mendapatkan jarak yang di inginkan 7) atur tombol rune, stc, again, brilliance dan ftc untuk memperoleh
gambar yang jelas b. Prosedur mematikan Radar
1) putar tombol rune, stc, again, ftc ke posisi minimum 2) putar tombol on / off ke posisi standby tunggu ± 3 menit
kemudian putar tombol on ke posisi off 3) matikan saklar scanner dan power supply
Kesalahan – kesalahan pada Radar juga dapat megakibatkan resiko tubrukan terutama ketika berlayar di Alur pelayaran sempit dan pemahaman akan kesalahan pada Radar seperti Radar Interference, False Echoes, Shadow Factor dan Blind side dari Radar perlu untuk dimengerti.
Pengamatan Radar di Alur Pelayaran Sempit haruslah dilaksanakan dengan baik dan benar, dengan Radar tipe apapun baik Radar jenis lama maupun jenis yang terbaru perlu dilakukan dengan baik, pengoperasian yang tepat ketika
penggunaan serta persiapan persiapan yang baik perlu untuk diperhatikan, perawatan secara berkala juga tidak boleh diabaikan guna mencegah Resiko tubrukan dengan suatu objek baik yang bergerak maupun tidak bergerak.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang saya lakukan selama diatas kapal MV. MARTHA GOLDEN dapat disimpulkan bahwa:
a. Pengamatan Radar di alur pelayaran sempit sangatlah berpengaruh untuk mengenali objek-objek yang berada di sekitar kapal baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, terutama ketika kapal masuk dialur pelayaran sempit dan berlayar dengan jarak tampak terbatas.
b. Kesiapan dan pengoperasian harus sesuai dengan prosedur, setiap perwira kapal yang berdinas jaga di Anjungn/Bridge perlu memperhatikan Radar selama melakukan pengamatan di Alur Pelayaran Sempit.
c. Pada saat masuk di Alur Pelayaran Sempit setiap perwira jaga yang berdinas di Anjungan/Bridge harus memastikan pengoperasian alat navigasi Radar dilakukan dengan benar. Oleh karena itu perwira jaga dapat dengan mudah memastikan posisi kapal dalam posisi yang aman untuk mengurangi terjadinya resiko bahaya tubrukan.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian, saya mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
49
50
a. Setiap perwira jaga yang berada di Anjungan/Bridge perlu memerhatikan alat navigasi Radar pada saat sedang berlayar di Alur Pelayaran Sempit dan penglihatan terbatas untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
b. Pengecekan navigasi Radar perlu dilakukan sebelum pengoperasian alat tersebut untuk mencegah terjadinya kesalahan.
c. Dalam situasi apapun perwira jaga diatas Anjungan/Bridge harus tetap standby memonitor Radar untuk mengetahui letak posisi kapal yang aman dan terhindar dari resiko tubrukan.