• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN TENTANG PEDOMAN INVENTARISASI KEKAYAAN INTELEKTUAL KOMUNAL

N/A
N/A
Johan K. Siswoyo

Academic year: 2023

Membagikan " PERATURAN TENTANG PEDOMAN INVENTARISASI KEKAYAAN INTELEKTUAL KOMUNAL"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Sulawesi Selatan

CABAI

Lombok Katokkon (masyarakat setempat menyebut cabai dengan sebutan Lombok) adalah cabai andalan masyakarat Suku Toraja.

Mereka biasa memasak masakan pedas dengan Lombok Katokkon sebagai pengganti jenis cabai lain. Ciri khasnya adalah memiliki bentuk bulat tak sempurna, agak mirip paprika tetapi kecil dan gemuk.

Lombok Katokkon memiliki tingkat kepedasan 400.000-600.000 SHU.

Untuk perbandingan, cabai rawit biasa hanya 100.000 SHU. Cabai Katokkon tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1000 - 1500 mdpl. Maka dari itu di Sulawesi Selatan, cabai ini hanya ditemukan di wilayah Toraja yang meliputi Kab. Tana Toraja dan Kab. Toraja Utara yang dikenal berada di wilayah dataran tinggi.

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

PEDOMAN INVENTARISASI KEKAYAAN INTELEKTUAL KOMUNAL

FORMULIR INVENTARISASI POTENSI INDIKASI GEOGRAFIS (IG)

FORMULIR INVENTARISASI POTENSI INDIKASI GEOGRAFIS (IG)

1. a. Nama Kanwil.

b. Nomor Pencatatan.

2. a. Nama Potensi IG (isi nama yang paling umum

4. Jenis Barang/Produk

5. Karakteristik dan Kualitas Barang LOMBOK KATOKKON TORAJA

(2)

Lombok Katokkon dihasilkan di wilayah Toraja, yakni di Kab. Toraja Utara dan Kab.

Tana Toraja. Hal ini karena Cabai Katokkon tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1000 - 1500 mdpl, yang sesuai dengan profil wilayah Kab. Tana Toraja dan Kab. Toraja Utara.

Provinsi : Sulawesi Selatan

Kabupaten : Toraja Utara dan Tana Toraja Kecamatan : Rantepao dan Makale

Tanggal Pelaporan : 14 Juli 2023

6. Uraian batas wilayah/peta wilayah (jika sudah ada)

7. Tempat dan tanggal pelaporan.

8. Uraian/deskripsi/sejarah singkat potensi IG yang dilaporkan saat ini : (Apa? Siapa?

Dimana? Bagaimana? Kapan? Bagaimana prosesnya? Serta bagaimana fungsi sosial potensi IG yang bersangkutan).

Lombok Katokkon adalah cabai khas Toraja yang memiliki citarasa lebih pedas dibanding cabai rawit pada umumnya. Oleh masyarakat Toraja, Lombok Katokkon biasa ditambahkan pada masakan khas seperti pa’piong, tollo lendong, utan tuttu, dan tutuk lada. Ada juga yang mengolah katokkon menjadi sambal siap saji agar lebih mudah dikonsumsi dan bisa jadi oleh-oleh.

Ukuran Lombok Katokkon normalnya berkisar sekitar 3-4 cm. Bila masih muda, cabai akan berwarna hijau keungunan dan berubah menjadi merah segar saat sudah matang. Dari segi rasa, Lombok Katokkon cenderung pedas menyengat tetapi ada sedikit rasa manis ketika digigit. Sebagai perbandingan, rasa pedas katokkon sekitar empat kali lipat dibanding cabai rawit biasa.

Di Toraja, Lombok Katokkon mudah dijumpai di pasar. Warnanya yang merah menyala membuat cabai ini mudah dikenali. Harganya berkisar Rp40 ribu per kilogram, sedangkan harga cabai biasa di Toraja adalah Rp20 ribu per kilogram . Panen pertama katokkon biasanya dilakukan setelah tanaman berusia 3-4 bulan setelah pindah tanam. Setelah panen pertama, panen berikutnya bisa dilakukan setiap tiga hari sekali dengan pemetikan hingga 10 bulan. Selama masa hidupnya, jumlah katokkon bisa mencapai 100-150 buah per pohon, setara dengan 0,8-1,2 kg cabai.

Cabai dengan nama latin Capsicum annuum L.var.sinensis ini mengandung vitamin A, vitamin C, dan antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas.

Khasiat cabai ini pun sangat banyak, mulai dari meningkatkan nafsu makan, memperlambat penuaan, anti stres, menurunkan kadar kolesterol, melancarkan aliran darah, mencegah strok, meredakan batuk berdahak, melegakan hidung tersumbat, hingga meredakan migrain.

(3)

9. Dokumentasi, diisi sesuai jenis format dokumentasi (contreng satu atau lebih, menurut jenis dokumentasi yang dikirim)

a) Naskah i) Peta

b) Buku j) Kaset audio

c) Mikrofilm k) CD audio

d) Foto biasa l) CD data

e) Slide m) VCD/DVD

f) Foto digital (jpeg, dsb) n) Kaset beta g) Album (rekaman, piringan hitam) o) Film seluloid

h) Gambar p) dan lain-lain (kliping koran)

* Boleh centang () lebih dari satu, diharapkan minimal dalam bentuk rekam (visual/kaset/MP3/MP4) dan foto

Catatan :

1. Pencatatan inventarisasi potensi IG ini bersifat umum dan belum terdaftar di DJKI;

2. Pencatatan inventarisasi potensi IG bukan merupakan suatu pendaftaran atas IG.

Referensi

Dokumen terkait