Perusahaan asuransi adalah perusahaan asuransi non jiwa, perusahaan asuransi jiwa, perusahaan reasuransi, perusahaan pialang asuransi, perusahaan pialang reasuransi, perusahaan agen asuransi, perusahaan penilai kerugian asuransi dan perusahaan konsultan aktuaria. Dewan Pengawas Syariah adalah bagian dari badan perusahaan asuransi yang menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah dan mengawasi pelaksanaan usaha asuransi dan reasuransi sesuai dengan prinsip syariah. Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat pertentangan antara kepentingan ekonomi perusahaan asuransi dengan kepentingan ekonomi pribadi pemegang saham, anggota direksi, anggota direksi dan/atau anggota syariah. Dewan Pengawas, serta karyawan perusahaan asuransi.
PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Pasal 4. 1) Perusahaan Perasuransian wajib menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dalam setiap kegiatan usaha pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Perusahaan Perasuransian dilarang mengangkat anggota Direksi yang belum lulus uji kesesuaian OJK. Dewan Komisaris perusahaan asuransi berkewajiban: melaksanakan tugas pengawasan dan memberi nasihat kepada Direksi; mengawasi Direksi dalam menjaga keseimbangan kepentingan semua pihak, khususnya kepentingan pemegang polis, tertanggung, peserta dan/atau penerima manfaat; menyusun laporan kegiatan Dewan Pengawas yang merupakan bagian dari laporan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik; memantau efektivitas penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik; Dan. membantu pemenuhan kebutuhan Dewan Pengawas Syariah dengan memanfaatkan anggota komite yang struktur organisasinya berada di bawah Dewan Pengawas.
Anggota direksi perusahaan asuransi berhak memperoleh informasi yang lengkap dan tepat waktu tentang perusahaan asuransi dari direksi. Asuransi yang berbentuk badan hukum pada kelompok usahanya; dan/atau. anggota Dewan Komisaris menduduki jabatan pada organisasi atau lembaga nirlaba; sepanjang yang bersangkutan tidak mengabaikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota dewan komisaris perusahaan asuransi. Perusahaan Perasuransian dilarang mengangkat anggota direksi yang belum lulus uji kompetensi dan kesesuaian oleh OJK.
Para pemegang saham Perusahaan Perasuransian melalui RUPS berupaya memastikan bahwa Perusahaan Perasuransian dikelola berdasarkan praktik penjaminan yang sehat dan mengutamakan pemenuhan kewajiban yang berkaitan dengan kepentingan pemegang polis, tertanggung, peserta dan/atau penerima manfaat. Perusahaan asuransi yang sama wajib mengutamakan kepentingan perusahaan asuransi dan pemegang polis, pemegang polis, peserta dan/atau penerima manfaat, dan bukan kepentingan mereka sebagai pemegang saham. konflik kepentingan yang sedang terjadi dan/atau berpotensi terjadi; Dan. informasi penting lainnya tentang perusahaan asuransi.
ETIKA BISNIS
OJK memantau dan mengevaluasi laporan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik yang disampaikan oleh perusahaan asuransi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80. Peraturan OJK ini tidak berlaku bagi agen asuransi perorangan kecuali ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 dan Pasal 74.
SANKSI
UMUM
Seiring dengan berkembangnya industri asuransi dan antisipasi persaingan global, penerapan tata kelola perusahaan yang baik menjadi isu yang sangat penting. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada perusahaan asuransi akan menjadi alat untuk mempersiapkan perusahaan asuransi di Indonesia agar tidak hanya mampu bersaing di tingkat nasional, tetapi juga berpartisipasi di tingkat regional dan internasional. Peraturan mengenai penerapan tata kelola perusahaan yang baik sebenarnya bukanlah hal yang baru bagi perusahaan asuransi, karena di Indonesia sendiri dalam beberapa tahun terakhir, lembaga pengawas dan pengembangan bisnis asuransi telah meminta perusahaan untuk melakukan dan melaporkan self-assessment mengenai kontribusi penerapan tata kelola perusahaan yang baik. kepada lembaga pengawas dan pengawas usaha perasuransian.
PASAL DEMI PASAL Pasal 1
Berdasarkan ketentuan ini, jumlah anggota dewan yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang manajemen risiko paling kurang sama dengan jumlah anggota dewan jika jumlah anggota dewan sama. dewan, yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam manajemen risiko. Sedangkan jika jumlah anggota dewan tidak seimbang, maka jumlah anggota dewan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang manajemen risiko harus lebih banyak dibandingkan anggota dewan yang tidak memiliki pengetahuan. dan pengalaman dalam manajemen risiko. Misalnya jumlah anggota dewan 3 (tiga) orang, maka jumlah anggota dewan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang manajemen risiko paling sedikit 2 (dua) orang.
Berdasarkan ketentuan ini, apabila jumlah anggota Dewan Komisaris genap, maka jumlah Komisaris Independen paling kurang sama dengan jumlah Komisaris non-independen. Sedangkan apabila jumlah anggota Dewan Komisaris ganjil maka jumlah Komisaris Independen harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah Komisaris non-independen. Misalnya jumlah anggota Dewan Komisaris 3 (tiga) orang, maka jumlah Komisaris Independen paling sedikit 2 (dua) orang.
Termasuk dalam pengertian pelaksanaan tugas fungsional, yaitu apabila fungsi yang bersangkutan dari perusahaan asuransi dan/atau kelompok usaha badan hukum pemilik saham perusahaan asuransi, termasuk anak perusahaan perusahaan asuransi, untuk menjalankan fungsinya sebagai wakil dari perusahaan asuransi. pemegang saham perusahaan asuransi, seperti anggota Dewan Pengawas, anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif. Rapat yang diundang oleh Direksi dilaksanakan setiap triwulan dalam rangka evaluasi/penetapan kebijakan strategis dan/atau evaluasi realisasi rencana bisnis Perusahaan Perasuransian. Tujuannya agar seluruh anggota Dewan Pengawas dapat hadir secara fisik dalam rapat untuk mengevaluasi/menetapkan kebijakan strategis dan mengevaluasi realisasi rencana bisnis perusahaan asuransi setiap triwulan.
Apabila Dewan Pengawas Syariah pada suatu perusahaan asuransi atau reasuransi hanya terdapat 1 (satu) orang, maka Dewan Pengawas Syariah tersebut harus berkedudukan tetap di Indonesia. Lembaga jasa keuangan lainnya antara lain perusahaan asuransi dan reasuransi lainnya, bank, perusahaan sekuritas, perusahaan pembiayaan, dan dana pensiun. Yang dimaksud dengan pengelolaan surat berharga dalam ayat ini adalah penitipan seluruh instrumen investasi di pasar modal pada orang lain (lembaga kustodian/penyimpanan surat berharga).
Tenaga ahli di bidang penanaman modal telah lulus ujian sebagai wakil manajer investasi yang dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh komite standar profesi pasar modal atau sertifikat keahlian dari lembaga pelatihan khusus di bidang pasar modal yang telah mendapat pengakuan dari OJK. Tenaga ahli di bidang investasi bagi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi tidak harus memiliki izin perorangan sebagai manajer investasi dari OJK. Corporate Plan adalah dokumen tertulis yang menggambarkan rencana kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun guna menentukan strategi atau arah, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang ada (termasuk modal dan sumber daya manusia). sumber daya ) untuk mencapai tujuan.bisnis.
Rencana bisnis adalah dokumen tertulis yang menggambarkan rencana kegiatan usaha perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dalam jangka waktu 1 (satu) dan 3 (tiga) tahun, termasuk rencana untuk meningkatkan kinerja usaha, serta strategi untuk merealisasikan rencana tersebut sesuai dengan rencana. dengan tujuan dan waktu yang telah ditetapkan, dengan tetap memperhatikan kepatuhan terhadap peraturan kehati-hatian dan penerapan manajemen risiko. Yang dimaksud dengan “informasi lain” meliputi informasi yang perlu disampaikan karena mempengaruhi kegiatan usaha perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dan tidak disebutkan dalam ruang lingkup rencana bisnis sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a sampai dengan huruf k.