Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengendalian, pemeriksaan, dan penyidikan, sebagaimana diatur dalam undang-undang yang mengatur OJK. PJK di bidang industri keuangan non-bank adalah perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan pialang asuransi, dana pensiun lembaga keuangan (DPLK), perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura (PMV), perusahaan pembiayaan infrastruktur, lembaga pembiayaan ekspor Indonesia (LPEI). ), perusahaan, pegadaian, lembaga keuangan mikro (LKM), dan penyedia jasa pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi, sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keuangan non-bank. Pencucian uang adalah pencucian uang dalam pengertian undang-undang yang mengatur tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
Pendanaan teroris adalah pendanaan terorisme sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur tentang pencegahan dan pemberantasan kejahatan pendanaan teroris. Transaksi keuangan mencurigakan adalah transaksi keuangan mencurigakan dalam pengertian undang-undang yang mengatur tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan undang-undang yang mengatur tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pendanaan teroris. Transaksi keuangan tunai adalah transaksi keuangan tunai dalam pengertian undang-undang yang mengatur tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjutnya disebut PPATK adalah PPATK dalam pengertian undang-undang yang mengatur tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang. Bank adalah bank umum yang melakukan kegiatan usaha biasa, termasuk cabang dari bank asing, dan bank umum syariah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Transfer dana adalah transfer dana sesuai dengan pengertian undang-undang yang mengatur tentang transfer dana.
3b) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara kerja sama dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dikenakan paling banyak Rp lima miliar) bagi perorangan dan paling banyak Rp lima belas miliar) bagi perusahaan.
UMUM
Selain itu, untuk mendukung proses penegakan hukum, khususnya terkait permintaan data dan informasi dari Pelaku Usaha Jasa Keuangan, perlu dilakukan penyempurnaan regulasi dengan mengutamakan percepatan proses penyampaian data dan informasi kepada otoritas penegak hukum. Selanjutnya, untuk memitigasi risiko dalam kegiatan transfer dana, perlu dilakukan penyempurnaan regulasi dengan ketentuan yang menegaskan adanya kegiatan verifikasi oleh Bank Penerima, khususnya terhadap identitas yang belum diverifikasi sebelumnya, dan penatausahaan dokumen dalam Transfer Dana. kegiatan. Dalam arah tersebut, ZJK telah menetapkan perubahan Peraturan OJK Nomor 12/POJK.01/2017 tentang Penyelenggaraan Program Pencegahan Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan.
PASAL DEMI PASAL
PPATK;
Yang dimaksud dengan “bank cangkang” adalah bank yang tidak mempunyai keberadaan fisik di wilayah hukum tempat bank tersebut didirikan dan memperoleh izin, serta tidak terafiliasi dengan konglomerasi jasa keuangan (grup keuangan) yang menjadi subjeknya. pengawasan konsolidasi yang efektif. Kewajiban PJK untuk tetap melakukan proses identifikasi dan verifikasi identitas Calon Nasabah atau WIC dan Beneficial Owner dimaksudkan untuk keperluan pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan kepada PPATK. Pemutakhiran dokumen identitas dilakukan antara lain apabila terdapat transaksi keuangan yang memenuhi kriteria Transaksi Keuangan Mencurigakan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang.
Dalam pengkinian data, PJK memperhatikan materialitas dan tingkat risiko, serta dilakukan secara tepat waktu melalui peninjauan terhadap profil nasabah dan transaksi, dengan memperhatikan waktu pelaksanaan KDK yang telah dilakukan sebelumnya dan kecukupan data yang diperoleh. Yang dimaksud dengan “data kuantitatif” antara lain meliputi statistik jumlah pelanggan yang datanya telah dimutakhirkan atau belum. Yang dimaksud dengan “data berkualitas” antara lain meliputi hambatan, upaya yang telah dilakukan PJK, dan kemajuan upaya tersebut.
Yang dimaksud dengan “daftar terduga teroris dan organisasi teroris” adalah daftar yang dikeluarkan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Yang dimaksud dengan “daftar pendanaan proliferasi senjata pemusnah massal” adalah daftar yang ditetapkan oleh PPATK. Dalam pelaksanaan pemblokiran dan pelaporan, PJK mengacu pada peraturan bersama mengenai pencantuman identitas orang atau korporasi dalam daftar terduga teroris dan organisasi teroris serta pemblokiran segera terhadap dana milik orang atau korporasi yang termasuk dalam daftar tersangka. teroris terdaftar. dan Organisasi teroris serta peraturan bersama mengenai pencantuman identitas orang dan korporasi pada daftar pendanaan proliferasi senjata pemusnah massal dan pemblokiran segera terhadap dana milik orang atau korporasi yang tercantum dalam daftar pendanaan proliferasi senjata pemusnah massal. pemusnahan massal Pemusnahan.
Yang dimaksud dengan "nomor identifikasi" meliputi nomor yang secara unik mengidentifikasi Nasabah Penerbit/WIC dari Bank Penerbit dengan data informasi yang dikelola oleh Bank Penerbit. Salah satu tujuan pengelolaan dokumen adalah untuk memudahkan rekonstruksi transaksi jika diminta oleh otoritas yang berwenang. Yang dimaksud dengan "Rencana Aksi" adalah langkah-langkah PJK untuk melaksanakan program APU dan PPT dengan target waktu pelaksanaan untuk jangka waktu tertentu yang paling sedikit mencakup perbaikan infrastruktur terkait teknologi informasi, penyiapan sumber daya manusia dan program pemutakhiran Pelanggan, WIC dan data Pemilik Manfaat.
Rencana aksi tersebut juga mencakup langkah-langkah PJK untuk melakukan CDD terhadap pelanggan eksisting berdasarkan materialitas dan risiko. Dalam hal PJK telah menyampaikan rencana aksi kepada OJK sebelum berlakunya peraturan OJK ini, PJK hanya wajib menyampaikan penyesuaian rencana aksi penerapan program APU dan PPT.