• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pokok-Pokok Perubahan POJK KPMM - SIKEPO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pokok-Pokok Perubahan POJK KPMM - SIKEPO"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2022 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

NOMOR 11/POJK.03/2016

KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM

Penyesuaian dengan Standar Basel 3 Reforms Pengembangan pasar keuangan

Isu implementasi dan penyelarasan dengan ketentuan lain 1.

2.

3.

Penyesuaian cakupan trading &

banking book Pemberlakuan ATMR Pasar sesuai Basel 3 Reforms bagi seluruh bank sejak 1 Januari 2024

Penyesuaian pengaturan metode perhitungan ATMR

Penyesuaian cakupan risiko yang diperhitungkan dalam ATMR Pasar

Kewajiban bank untuk memperhitungkan eksposur terhadap CCP dalam perhitungan permodalan

Penyediaan margin atas transaksi derivatif yang tidak dilakukan melalui CCP (NCCD)

Penyelarasan dengan POJK Bank Umum Kewajiban pembentukan Capital Conservation Buffer mengacu pada klasifikasi KBMI

Penyelarasan dengan POJK APOLO

Perhitungan KPMM disampaikan secara daring kepada OJK melalui sistem APOLO

Penambahan penjelasan terkait Dana Setoran Modal (DSM)

Penegasan terkait persyaratan escrow account

Penghapusan larangan perdagangan aset keuangan dalam kategori tersedia untuk dijual Mengakomodir arah kebijakan principle based dan sejalan dengan substansi PSAK 71

Penyesuaian terkait pasal sanksi

Pencabutan POJK Kredit Tanah per 1 Januari 2023 Tidak terdapat larangan kredit untuk pengadaan/pengelolaan tanah dari Bank Umum Konvensional kepada Pengembang

Latar Belakang

Penyampaian Laporan POJK KPMM secara daring

Laporan Terstruktur Laporan Tidak Terstruktur

Laporan perhitungan KPMM dan ATMR disampaikan secara bulanan (individu) dan triwulanan (konsolidasi)

Laporan perhitungan KPMM sesuai profil risiko disampaikan secara semesteran bersama dengan hasil self-assessment tingkat kesehatan bank Laporan pemenuhan CEMA oleh kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri disampaikan secara bulanan

1.

2.

Pokok-Pokok Perubahan POJK KPMM

Pengembangan Pasar Keuangan Penyesuaian dengan

Standar Basel 3 Reforms

Isu Implementasi dan Penyelarasan Ketentuan Lain

(2)

RINGKASAN

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas POJK No.11/POJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum Bank Umum (POJK KPMM)

1. Perhitungan permodalan bank umum selama ini mengacu pada POJK No.11/POJK.03/2016 sebagaimana telah diubah dengan POJK No.34/POJK.03/2016. Secara umum, POJK KPMM mengatur mengenai komponen modal bank yang dapat diperhitungkan dalam pemenuhan rasio KPMM, serta sebagai payung ketentuan aset tertimbang menurut risiko (ATMR) yang diatur lebih lanjut dalam SEOJK tersendiri.

2. Latar belakang penyesuaian atas POJK KPMM, yaitu:

a. Substansi POJK KPMM mengacu ke standar internasional yang diterbitkan oleh BCBS yang secara berkala dinilai dalam Regulatory Consistency Assessment Programme (RCAP), sehingga apabila tidak comply akan berdampak terhadap reputasi Indonesia. Dengan akan berlakunya standar Basel 3 Reforms secara internasional pada 1 Januari 2023 yang mengubah tata cara perhitungan ATMR, diperlukan penyelarasan pada POJK KPMM sebagai payung ketentuan.

b. Dalam rangka pengembangan pasar keuangan dan sejalan dengan masukan World Bank, OJK diharapkan dapat menerbitkan ketentuan mengenai eksposur bank kepada central counterparties (CCP). POJK KPMM akan terlebih dahulu mengatur payung ketentuan, sedangkan detail diatur pada SEOJK yang akan diterbitkan ke depannya menyesuaikan dengan kesiapan infrastruktur CCP.

c. Perlunya penjelasan lebih lanjut terkait isu-isu teknis yang berkembang dalam implementasi selama ini serta penyelarasan dengan ketentuan terkini.

3. Pokok-pokok pengaturan dalam POJK KPMM, antara lain:

a. Penyesuaian dengan standar Basel 3 reforms antara lain berupa pemberlakuan kewajiban perhitungan ATMR Risiko Pasar bagi seluruh bank.

b. Payung pengaturan terkait kewajiban perhitungan permodalan atas eksposur bank ke CCP dan penyediaan margin atas transaksi derivatif yang tidak dilakukan melalui CCP.

c. Penyelarasan dengan POJK lainnya seperti kewajiban pelaporan melalui sistem pelaporan OJK.

4. POJK ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

(3)

-1-

Frequently Asked Questions (FAQ)

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas POJK No.11/POJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum Bank Umum (POJK KPMM)

1. Apa latar belakang penerbitan POJK KPMM?

Penerbitan POJK KPMM ini dilatarbelakangi oleh hal-hal sebagai berikut:

a. Substansi POJK KPMM mengacu ke standar internasional yang diterbitkan oleh BCBS yang secara berkala dinilai dalam Regulatory Consistency Assessment Programme (RCAP), sehingga apabila tidak comply akan berdampak terhadap reputasi Indonesia. Dengan akan berlakunya standar Basel 3 Reforms secara internasional pada 1 Januari 2023 yang mengubah tata cara perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), diperlukan penyelarasan pada POJK KPMM sebagai payung ketentuan.

b. Dalam rangka pengembangan pasar keuangan dan sejalan dengan masukan World Bank, OJK diharapkan dapat menerbitkan ketentuan mengenai eksposur Bank kepada central counterparties (CCP). POJK KPMM ini akan terlebih dahulu mengatur payung ketentuan, sedangkan detail diatur pada SEOJK yang akan diterbitkan ke depannya menyesuaikan dengan kesiapan infrastruktur CCP.

c. Perlunya penjelasan lebih lanjut terkait isu-isu teknis yang berkembang dalam implementasi selama ini serta penyelarasan dengan ketentuan terkini.

2. Apa sajakah perubahan yang diatur dalam POJK ini?

Penyesuaian pada POJK ini antara lain mencakup:

a. Penyelarasan kriteria Bank yang wajib membentuk Capital Conservation Buffer dengan POJK mengenai bank umum yaitu mencakup Bank KBMI 2, KBMI 3, dan KBMI 4.

b. Penegasan mengenai kriteria dana setoran modal (DSM) khususnya terkait escrow account.

c. Penghapusan pengaturan terkait metodologi perhitungan untuk ATMR risiko kredit, risiko operasional, dan risiko pasar, dimana detail masing-masing metode diatur lebih lanjut dalam SEOJK terkait.

d. Pemberlakuan kewajiban perhitungan ATMR risiko pasar bagi seluruh Bank sejak 1 Januari 2024.

e. Kewajiban menghitung eksposur Bank terhadap CCP, yang akan diatur lebih lanjut dalam SEOJK terkait.

f. Kewajiban penyediaan margin untuk transaksi derivatif yang tidak dikliringkan melalui CCP, yang akan diatur lebih lanjut dalam SEOJK terkait.

g. Penyelarasan tata cara penyampaian laporan KPMM dengan POJK dan SEOJK mengenai pelaporan bank umum melalui sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan.

h. Pencabutan POJK tentang Pembatasan Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum untuk Pengadaan Tanah dan/atau Pengolahan Tanah (POJK Tanah) bagi Bank Umum Konvensional.

(4)

-2-

3. Apakah nantinya seluruh Bank harus memperhitungkan eksposur terhadap lembaga CCP dalam perhitungan permodalan?

Bank hanya perlu menghitung dampak terhadap permodalan dalam hal memiliki eksposur transaksi derivatif terhadap CCP, yang nantinya akan diatur dalam SEOJK tersendiri.

4. Apakah modal disetor yang berasal dari inbreng dapat diakui sebagai komponen modal inti?

Sesuai penjelasan pada Pasal 11 POJK KPMM, cakupan modal disetor mengacu pada ketentuan perundang-undangan. Adapun dalam UU terkait Perseroan Terbatas diatur bahwa penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam bentuk lainnya. Dengan demikian, setoran modal berupa aset inbreng dapat diakui sebagai komponen modal inti sesuai POJK KPMM sepanjang telah memenuhi kriteria modal disetor sesuai UU terkait Perseroan Terbatas, serta pengakuannya secara legal dan akuntansi.

Selanjutnya, aset inbreng agar memperhatikan aspek pemanfaatan yang dapat mendukung atau digunakan dalam aktivitas operasional (kegiatan usaha) Bank sebagaimana ketentuan yang berlaku, termasuk adanya pengenaan penyisihan penilaian kualitas aset untuk properti terbengkalai. Selain itu, perlu dipertimbangkan juga bahwa aset tetap yang dimiliki Bank diperhitungkan dalam ATMR risiko kredit dengan bobot risiko 100% sehingga akan mempengaruhi perhitungan KPMM.

5. Bagaimanakah tata cara penyampaian laporan sesuai dengan POJK KPMM ini?

Laporan terkait KPMM disampaikan secara online sesuai dengan POJK dan SEOJK mengenai pelaporan bank umum melalui sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan yang selama ini telah diimplementasikan oleh Bank, yaitu:

a. laporan perhitungan KPMM dan ATMR disampaikan secara bulanan (individu) dan triwulanan (konsolidasi) sebagai laporan terstruktur;

b. laporan perhitungan KPMM sesuai profil risiko disampaikan secara semesteran bersama dengan hasil self-assessment tingkat kesehatan bank sebagai laporan tidak terstruktur; dan

c. laporan pemenuhan CEMA oleh kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri disampaikan secara bulanan sebagai laporan tidak terstruktur.

6. Bagaimana implikasi dicabutnya POJK Tanah pada POJK KPMM ini?

Dengan dicabutnya POJK Tanah, maka tidak terdapat larangan kredit untuk pengadaan/pengelolaan tanah dari Bank Umum Konvensional kepada Pengembang.

Namun, dalam hal Bank hendak menyalurkan kredit dimaksud, Bank tetap wajib memperhatikan ketentuan terkait manajemen risiko kredit, termasuk perlu dihindarinya pemberian kredit untuk tujuan spekulasi sebagaimana diatur dalam POJK tentang kebijakan perkreditan atau pembiayaan bank bagi bank umum, serta memperhatikan kecukupan modal melalui perhitungan ATMR sebagaimana diatur dalam SEOJK mengenai perhitungan ATMR untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar bagi bank umum.

(5)

1

POJK Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas

POJK No.11/POJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan

Modal Minimum Bank Umum (POJK KPMM)

Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan

(6)

Latar Belakang 2

Penyesuaian dengan standar Basel 3 Reforms

RASIONAL penyusunan POJK KPMM:

POJK KPMM mengatur mengenai komponen modal bank yang dapat diperhitungkan dalam pemenuhan rasio KPMM, serta sebagai payung ketentuan aset tertimbang menurut risiko (ATMR) yang diatur lebih lanjut dalam SEOJK

Substansi POJK KPMM mengacu ke standar internasional yang diterbitkan BCBS, yang secara berkala dinilai dalam Regulatory Consistency Assessment Programme (RCAP).

Apabila tidak comply akan berdampak terhadap reputasi Indonesia. Dengan akan berlakunya standar Basel 3 reforms mulai 1 Januari 2023, terdapat perubahan tata cara perhitungan ATMR yang diatur dalam SEOJK. Oleh karena itu, diperlukan penyelarasan pada POJK KPMM sebagai payung ketentuan.

Pengembangan Pasar Keuangan

Penyelarasan

dengan Ketentuan Lain

Dalam rangka pengembangan pasar keuangan dan sejalan dengan masukan World Bank, OJK diharapkan menerbitkan ketentuan “Capital requirements for bank exposures to central counterparties (CCP)” dan “Margin requirements for non-centrally cleared derivatives (NCCD)“.

POJK ini akan menjadi ketentuan payung, sedangkan detail akan diatur pada SEOJK.

Perlunya penjelasan lebih lanjut dalam POJK KPMM terkait isu-isu teknis yang berkembang

dalam implementasi selama ini serta penyelarasan dengan ketentuan terkini, a.l. POJK

Bank Umum dan POJK APOLO.

(7)

Latar Belakang: Kerangka Pengaturan Permodalan 3

Berubah sesuai standar Basel 3 Reforms

Telah diatur dalam SEOJK yang mengacu pada POJK KPMM Struktur permodalan tidak mengalami perubahan

POJK KPMM telah memperoleh hasil penilaian Largely Compliant (LC) dalam RCAP Basel pada tahun 2016 dan tidak terdapat perubahan substansi dalam Basel 3 Reforms, sehingga tidak

diperlukan penyesuaian pengaturan struktur permodalan dalam POJK KPMM

Penerbitan ketentuan CCP dan NCCD masih menunggu kesiapan

infrastruktur lembaga CCP di Indonesia Merupakan ketentuan yang ditujukan untuk pengembangan pasar keuangan

POJK KPMM

POJK No. 11 /POJK.03/2016 jo POJK No.34//POJK.03/2016

SEOJK ATMR Kredit

SEOJK No. 24/SEOJK.03/2021

SEOJK ATMR Operasional

SEOJK No. 6/SEOJK.03/2020

03

SEOJK ATMR Pasar

SEOJK No. 23 Tahun 2022

SEOJK SA CCR

The Standardised Approach for Measuring Counterparty Credit Risk Exposures

SEOJK No. 48/SEOJK.03/2017 tentang Pedoman Perhitungan Tagihan Bersih Transaksi Derivatif Dalam Perhitungan ATMR Untuk Risiko Kredit Dengan Menggunakan Pendekatan Standar

RSEOJK NCCD

Margin Requirements for Non- Centrally Cleared Derivatives

CP diterbitkan OJK pada tahun 2020.

SEOJK direncanakan terbit pada tahun 2023.

RSEOJK CCP

Capital Requirement for Bank Exposure to Central

Counterparties

CP diterbitkan OJK pada tahun 2020.

SEOJK direncanakan terbit pada tahun 2023.

PERMODALAN

TRANSAKSI DERIVATIF

telah ATMR

terbit

telah terbit

telah terbit

telah

terbit

(8)

4

PENYESUAIAN DENGAN STANDAR BASEL 3 REFORMS

A

01 Penyesuaian cakupan trading book dan banking book

Cakupan pada POJK lebih bersifat principle based, sedangkan detail pengaturan dalam SEOJK.

(Menghapus Pasal 30 dan Pasal 31)

02

Pemberlakuan ATMR Pasar sesuai Basel 3 Reforms

ATMR risiko pasar menjadi berlaku bagi seluruh bank sejak 1 Januari 2024.

(Penambahan pengaturan dalam Pasal 33A)

Pokok-Pokok Perubahan POJK KPMM

Pasal 30 (dihapus)

Aset keuangan yang saat pengakuan awal diukur pada nilai wajar melalui LR dan kredit yang dalam kelompok diperdagangkan dikecualikan dari cakupan trading book.

Pasal 31 (dihapus)

SSB dalam trading book hanya mencakup SSB yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan.

Kriteria bank yg wajib menghitung ATMR Pasar (Pasal 29)

• Total aset: min Rp 10T

• Nilai SSB/derivatif trading book: min Rp20M jika ada kegiatan usaha dalam valas, atau min Rp 25M jika tidak ada

• Memiliki jarkan/Perusahaan Anak di negara lain atau berupa KCBLN

Pasal 33A (baru)

• Kriteria tertentu sebagai dasar kewajiban perhitungan ATMR Pasar berlaku sampai dengan 31 Desember 2023.

• Mulai 1 Januari 2024, seluruh Bank wajib

memperhitungkan ATMR untuk Risiko Pasar

(9)

5

PENYESUAIAN DENGAN STANDAR BASEL 3 REFORMS

A

03

Penyesuaian pengaturan metode perhitungan ATMR

Jenis metodologi perhitungan untuk ATMR risiko kredit, risiko operasional, dan risiko pasar tidak lagi diatur di POJK namun diatur secara detail dalam SEOJK.

(Menambah klausul pada Pasal 27 dan menghapus Pasal 34, Pasal 35 dan Pasal 42)

04

Penyesuaian cakupan risiko yang diperhitungkan dalam ATMR Pasar

Detail cakupan risiko pasar akan diatur dalam SEOJK sehingga lebih fleksibel dalam hal terdapat penambahan jenis risiko baru (contoh risiko credit spread).

(Menghapus Pasal 36)

Pokok-Pokok Perubahan POJK KPMM

Pasal 34 (dihapus) Metode perhitungan ATMR Kredit:

• Pendekatan Standar; dan/atau

• Pendekatan berdasarkan Internal Rating

Pasal 42 (dihapus) Metode perhitungan ATMR Pasar:

• Metode Standar (Standard Method); dan/atau

• Model Internal (Internal Model).

Pasal 35 (dihapus)

Metode perhitungan ATMR Operasional:

• Pendekatan Indikator Dasar;

• Pendekatan Standar; dan/atau

• Pendekatan yang lebih kompleks.

Pasal 36 (dihapus)

1) ATMR Pasar secara individu dan konsolidasi:

risiko suku bunga dan/atau risiko nilai tukar.

2) ATMR Pasar secara konsolidasi: risiko ekuitas dan/atau risiko komoditas dalam hal memiliki Perusahaan Anak yang terekspos risiko tersebut dan secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf b Pasal 27

(1) ATMR mencakup:

- ATMR Risiko Kredit - ATMR Risiko Operasional - ATMR Risiko Pasar

(2) Metode perhitungan ATMR

ditetapkan oleh OJK

(10)

Pokok-Pokok Perubahan POJK KPMM 6

TINDAK LANJUT KOMITMEN OJK DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PASAR UANG

B

01 02

Permodalan atas eksposur bank ke CCP

Kewajiban bank untuk memperhitungkan eksposur terhadap CCP dalam perhitungan permodalan.

(Penambahan pengaturan dalam Pasal 42A)

Penyediaan margin atas transaksi derivatif yang tidak dilakukan melalui CCP (NCCD)

Kewajiban pemenuhan margin untuk transaksi derivatif yang tidak dikliringkan melalui CCP.

(Penambahan pengaturan dalam Pasal 42B)

Penambahan pengaturan sebagai payung untuk perhitungan permodalan atas transaksi derivatif terkait dengan akan beroperasinya Central Counterparties (CCP) di Indonesia, yang mencakup:

Teknis perhitungan akan diatur pada SEOJK dengan mengacu pada standar Basel “Capital

requirements for bank exposures to central counterparties” dan “Margin requirements for non-centrally

cleared derivatives“.

(11)

7

ISU IMPLEMENTASI DAN PENYELARASAN DENGAN KETENTUAN LAIN

C

Pokok-Pokok Perubahan POJK KPMM

01 Penyelarasan dengan POJK Bank Umum

Kewajiban pembentukan Capital Conservation Buffer tidak lagi mengacu pada klasifikasi Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU), namun berdasarkan Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI).

Existing : BUKU 3 dan 4 POJK : KBMI 2,3, dan 4

(Penyesuaian dalam Pasal 4 ayat (1))

02 Penyelarasan dengan POJK APOLO

Perhitungan KPMM tidak lagi dilaporkan melalui sistem LBBU (BI), namun disampaikan secara online kepada OJK melalui sistem APOLO.

(Penyesuaian dalam Pasal 47 dan 52)

Penyelarasan dengan substansi ketentuan terbaru, yang mencakup:

(12)

8

04 Penghapusan larangan perdagangan aset keuangan dalam kategori tersedia untuk dijual

Mengakomodir arah kebijakan principle based yang tidak lagi membatasi kegiatan bank, serta sejalan dengan substansi PSAK 71 terkait reklasifikasi aset keuangan.

(Menghapus Pasal 53 dan Pasal 59)

ISU IMPLEMENTASI DAN PENYELARASAN DENGAN KETENTUAN LAIN

C

03

Penambahan

penjelasan terkait Dana Setoran Modal (DSM)

Penegasan pengaturan DSM terkait persyaratan escrow account, dimana rekening dimaksud harus berada di Bank yang bersangkutan.

(Penyesuaian pada penjelasan Pasal 14 ayat (1) butir a. 2.e).2)

Pokok-Pokok Perubahan POJK KPMM

Pasal 53 (dihapus)

Bank dilarang melakukan perdagangan atas aset keuangan AFS yang dilakukan dengan pola menyerupai perdagangan atas aset keuangan dalam kategori diperdagangkan, dalam jumlah yang signifikan dan/atau dalam frekuensi yang tinggi

Pasal 59 (dihapus)

Sanksi untuk pelanggaran Pasal 53 berupa larangan untuk mencatat

pembelian aset keuangan berikutnya dalam kategori AFS selama

periode tertentu

(13)

9

05

Penyesuaian pasal terkait sanksi

Penyesuaian klausul terkait sanksi untuk mengakomodir perubahan pada pasal lainnya.

(Penyesuaian dalam Pasal 55 dan 56)

06

Pencabutan POJK Kredit Tanah per 1 Januari 2023

POJK No.44/POJK. 03/2017 jo. POJK No.16/POJK.03/2018 Larangan pemberian kredit untuk pengadaan/pengolahan tanah tidak sejalan dengan arah kebijakan principle based yang tidak membatasi kegiatan bank. Bank agar lebih menekankan pada penerapan manajemen risiko disertai permodalan yang memadai.

(Pencabutan POJK tersebut dalam Pasal II)

ISU IMPLEMENTASI DAN PENYELARASAN DENGAN KETENTUAN LAIN

C

Pokok-Pokok Perubahan POJK KPMM

Ketentuan terkait:

• SEOJK No.24/SEOJK.03/2021 tentang ATMR Risiko Kredit: kredit untuk pengadaan dan/atau pengolahan tanah dikenakan bobot risiko yang tinggi dalam perhitungan ATMR Kredit (150%).

• POJK No.42/POJK.03/2017 tentang Kebijakan Perkreditan atau Pembiayaan

Bank bagi Bank Umum (POJK PPKPB): kredit atau pembiayaan untuk tujuan

spekulasi merupakan salah satu kredit atau pembiayaan yang perlu dihindari

oleh Bank.

(14)

10

(15)

Terima Kasih

11

Stay healthy, stay safe

Referensi

Dokumen terkait