• Tidak ada hasil yang ditemukan

pola perlakuan orang tua dan dampaknya pada perilaku

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pola perlakuan orang tua dan dampaknya pada perilaku"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

0

POLA PERLAKUAN ORANG TUA DAN DAMPAKNYA PADA PERILAKU ANAK USIA DINI DI KELURAHAN PISANG KECAMATAN PAUH KOTA

PADANG

JURNAL

Mitra Wahyuni 10060121

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

2014

(2)

1

Pola Perlakuan Orang Tua dan Dampaknya Pada Perilaku Anak Usia Dini di Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh Kota Padang

Mitra Wahyuni

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

This research is based on the phenomenon of parents who gave improper action to the children.

The purpose of this study is to describe: 1) The shape of the pattern of parents treatment of children under five in developing children’s behavior in Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh Kota Padang, 2) The shape of children’s behavior in Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh Padang.This type of research is classified as quantitative descriptive research study. The population of this research was all parents who have. Children under five in Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh Kota Padang with 339 peoples and the samples were 77 peoples that were taken using a simple random sampling. The instrument used in this research is a questionnaire, while for analysis data using techniques pencertage.The result of this research revealed that the pattern of treatment rejection in many categories and children’s behavior in good categories. The pattern of treatment acceptance in many categories and children’s behavior quite well categories. The pattern of submission in many categories and the categories for children’s behavior is good. Based on the result it’s recommended that parents need to do a treatment pattern that varies.

Key Word: The Pattern Of Parent’s, Children’s Behavior, Child.

Latar Belakang Masalah

Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah “golden age” atau masa emas.

Pada masa ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Skinner (Sobur, 2009:227) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena itu perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon.

Menurut Skinner (Khodijah, 2014:69) perilaku terbentuk oleh konsekuensi yang ditimbulkannya. Konsekuensi yang menyenangkan (positive reinforcement atau reward) akan membuat perilaku yang sama akan diulangi lagi, sebaliknya konsekuensi yang tidak menyenangkan (negative reinforcement atau punishment) akan membuat perilaku dihindari.

Gaya pengasuhan memiliki efek yang kuat pada perilaku anak. Misalnya, orang tua yang menaruh harapan terlalu tinggi pada anak-anak mereka mungkin akan membesarkan anak-anak yang memiliki

perilaku cemas atau pemberontak karena mereka tidak bisa mengikuti keinginan orang tua.

Hurlock, dkk (Yusuf, 2009:49): terdapat beberapa pola sikap atau perlakuan orang tua terhadap anak yang masing-masing mempunyai pengaruh tersendiri terhadap perilaku anak. Sikap acceptance (penerimaan) merupakan sikap yang baik untuk dimiliki atau dikembangkan oleh orang tua. Adapun bentuk dari sikap acceptance ini adalah orang tua memberikan perhatian dan cinta kasih sayang yang tulus kepada anak, menempatkan anak dalam posisi yang penting di dalam rumah, mengembangkan hubungan yang hangat dengan anak, bersikap respek terhadap anak, mendorong anak untuk menyatakan perasaan atau pendapatnya, berkomunikasi dengan anak secara terbuka dan mau mendengarkan masalahnya. Sikap ini ternyata telah memberikan kontribusi kepada pengembangan kepribadian anak yang sehat.

Braumrind (Yusuf, 2009:52) perilaku anak yang positif meliputi: bersikap bersahabat, memiliki rasa percaya diri, mampu mengendalikan diri (self control), bersikap sopan, mau bekerja sama, memiliki rasa ingin

(3)

2 tahu yang tinggi, mempunyai tujuan/arah hidup yang jelas, berorienntasi terhadap prestasi.

Dari observasi yang peneliti lakukan terlihat bahwa orang tua dalam memarahi anak sering mengeluarkan kata-kata kasar yang akhirnya ditiru oleh anak dalam kelompok bermainnya, orang tua sering memukul anak ketika anak berbuat salah. Selain itu ketika anak ingin buang air besar, orang tua sering memarahi anak sehingga anak lebih memilih untuk menahannya karena ia takut dimarahi oleh ibunya, ada juga anak buang air besar lebih senang ditempat lain seperti di pasir dari pada di toilet / wc.

Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Pola Perlakuan Orang Tua dan Dampaknya Pada Perilaku Anak Usia Dini di Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh Kota Padang”.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat teridentifikasi permasalahan antara lain:

1. Dalam memarahi anak terlihat orang tua sering mengeluarkan kata-kata kasar dan anak menerapkan dalam kelompok bermainnya.

2. Adanya orang tua yang sering memukul anak ketika anak berbuat salah.

3. Ketika anak ingin buang air besar, orang tua memarahi anak sehingga anak lebih memilih untuk menahannya karena ia takut dimarahi oleh Ibunya, akibatnya anak buang air besar dicelana.

4. Adanya anak yang buang air lebih senang mengeluarkannya di tempat lain seperti di pasir dari pada di toilet atau WC.

Mengingat masalah penelitian cukup banyak, maka peneliti perlu membatasi masalah yang muncul atau tertera pada identifikasi masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bentuk pola perlakuan orang tua di Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh.

2. Bentuk perilaku anak di Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh.

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan:

1. Bentuk pola perlakuan orang tua terhadap anak usia dini dalam mengembangkan perilaku anak di Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh Kota Padang.

2. Bentuk perilaku anak di Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh Kota Padang.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi peneliti maupun para pembaca. Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi orang tua sebagai informasi, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta acuan bagi orang tua mengenai perlakuan orang tua dalam membentuk perilaku anak usia dini.

2. Bagi pihak kelurahan dapat menambah pengetahuan tentang pola perlakuan orang tua dalam membentuk perilaku anak usia dini.

3. Bagi pengelola program studi, dapat

memberikan masukan dalam

mempersiapkan dan membekali calon guru pembimbing agar terampil memberikan berbagai jenis layanan Bimbingan dan Konseling khususnya yang berkaitan dengan keterampilan dalam membantu orang tua untuk membentuk perilaku anak usia dini.

4. Bagi peneliti, untuk memperoleh ilmu pengetahuan atau pengalaman dalam melakukan penelitian, baik secara teori maupun praktik dan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan serta sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Strata Satu (S1) di Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat.

5. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi pedoman untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel lain.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Lehman (Yusuf, 2005:83) “Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu, atau mengambarkan fenomena secara detail.

Waktu dan tempat penelitian ini adalah Agustus sampai September 2014. Tempat penelitian di Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh Kota Padang dengan populasi sebanyak 339 orang dan teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling, jumlah

(4)

3 sampel sebanyak 77 orang. Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval, sumber data yang digunakan data primer yaitu dari orang tua dan data sekunder dari orang-orang terdekat yang ada di sekitar anak usia dini.

Teknik pengumpulan data adalah angket, Teknik analisis data dengan menggunakan rumus persentase.

Hasil dan Pembahasan Penelitian.

1. Pola Perlakuan Rejection (Penolakan) dan Dampaknya Pada Perilaku Anak.

Pola perlakuan rejection (penolakan) dari hasil penelitian ini dilihat dari bersikap masa bodoh, kurang mempedulikan kesejahtaraan anak, dan menampilkan sikap permusuhan atau mendominasi anak, rata-rata berada pada kategori sangat banyak. Hasil ini menunjukkan bahwa pola perlakuan rejection (penolakan) sangat banyak diterapkan oleh orang tua terhadap anak.

Hurlock, dkk (Yusuf, 2009:49) apabila orang tua menerapkan pola perlakuan Rejection (penolakan) maka profil tingkah laku anak adalah mudah marah, tidak patuh, pemalu, sulit bergaul.

Secara umum bentuk perilaku anak di Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh akibat dari pola perlakuan orang tua yang rejection (penolakan) ditinjau dari perilaku mudah marah, tidak patuh, pemalu, dan sulit bergaul dari hasil penelitian ini rata- rata berada pada kategori baik. Hasil interpretasi data ini dikontraproduktifkan.

Jadi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk perilaku anak adalah anak tidak mudah marah, cukup patuh, pemalu, dan tidak sulit dalam bergaul.

Pola perlakuan ini hampir sama dengan bentuk pola perlakuan authoritarian (otoriter). Menurut Willis (2010:56) Orang tua yang keras (otoriter) artinya orang tua merasa berkuasa di rumah tangga, sehingga segala tindakannya terlihat keras, kata-katanya kepada anak- anak tajam dan menyakitkan hati, banyak memerintah, kurang mendengarkan keluhan atau usul anak-anaknya, terlalu disiplin. Sikap orang tua yang demikian itu akan menimbulkan rasa takut, apatis (masa bodoh) dan dendam. Hal yang terakhir ini merupakan sumber kenakalan anak seperti menentang, memburukkan nama orang tua

di masyarakat luar, tidak ada rasa kasih saying terhadap orang tua dan saudara, mencuri barang dan uang orang tua dan sebagainya.

Banyak hal yang menyebabkan anak berperilaku mudah marah, tidak patuh, pemalu, dan sulit bergaul. Begitu juga sebaliknya, banyak pula hal yang menyebabkan anak berperilaku tidak mudah marah, cukup patuh, pemalu, dan tidak sulit dalam bergaul. Orang tua yang bersikap masa bodoh, kurang mempedulikan kesejahteraan anak dan menampilkan sikap permusuhan atau mendominasi anak, bukan berarti orang tua tersebut sama sekali tidak punya perhatian kepada anak. Pasti ada sedikit perhatian yang diberikan orang tua namun hal itu tidak terlalu ditonjolkan.

Setiap orang tua bisa saja memberikan hukuman kepada anak agar anak mematuhi semua peraturannya. Tidak ada riset yang menunjukkan bahwa anak yang dipukul akan berperilaku lebih baik.

Dengan kata lain perlakuan seperti ini tidak selalu memberikan dampak positif pada anak.

2. Pola Perlakuan Acceptance (Penerimaan) dan Dampaknya Pada Perilaku Anak.

Pola Perlakuan Acceptance (Penerimaan) dari hasil penelitian ini dilihat dari memberikan perhatian dan cinta kasih yang tulus kepada anak, mengembangkan hubungan yang hangat dengan anak, berkomunikasi dengan anak secara terbuka dan mau mendengarkan masalahnya rata-rata berada pada kategori sangat banyak. Hasil ini menunjukkan bahwa pola perlakuan acceptance (penerimaan) sangat banyak diterapkan oleh orang tua terhadap anak.

Hurlock, dkk (yusuf, 2009:49) apabila orang tua menerapkan pola perlakuan acceptance (penerimaan) maka profil tingkah laku anak adalah mau bekerjasama, mau menerima tanggung jawab, dan jujur.

Secara umum bentuk perilaku anak di kelurahan pisang kecamatan pauh akibat dari pola perlakuan orang tua yang acceptance (penerimaan) ditinjau dari perilaku mau bekerjasama, jujur, dan mau menerima tanggung jawab dari hasil

(5)

4 penelitian ini rata-rata berada pada kategori cukup baik. Ini berarti perilaku anak yang terbentuk dari pola perlakuan acceptance (penerimaan) adalah cukup mau diajak bekerjasama, cukup jujur dan cukup mau menerima tanggung jawab.

Pola perlakuan ini hampir sama dengan bentuk pola perlakuan authoritative atau pola asuh demokratis. Menurut Baumrind (Sugandhi dan Yusuf, 2011:28) Authoritative parenting atau pola asuh demokratis adalah salah satu bentuk perlakuan yang dapat diterapkan orang tua pada adalam rangka membentuk perilaku anak dengan cara memprioritaskan kepentingan anak yang bersikap rasional atau pemikiran-pemikiran.

Memberikan perhatian dan cinta kasih yang tulus kepada anak, mengembangkan hubungan yang hangat dengan anak, berkomunikasi dengan anak secara terbuka dan mau mendengarkan masalahnya merupakan perlakuan yang baik untuk di terapkan pada anak. Perilaku bekerjasama, jujur dan mau menerima tanggung jawab memang belum tampak jelas dilakukan oleh anak. Namun perilaku ini memang harus diajarkan sejak dini dimulai dari hal yang kecil agar kelak nanti anak sudah terbiasa melakukannya.

Orang tua memiliki kewajiban mendidik anak menjadi manusia yang bisa bertanggung jawab, jujur dan mau bekerja sama, karena melalui pembiasaan tersebut anak bisa menjadi pribadi dewasa yang mampu berpikir dan bertindak dengan menghormati diri mereka sendiri dan orang lain.

3. Pola Perlakuan Submission (Penyerahan) dan Dampaknya Pada Perilaku Anak.

Pola perlakuan submission (penyerahan) dilihat dari bersikap senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak, membiarkan anak berperilaku semaunya di rumah dari hasil penelitian ini rata-rata berada pada kategori banyak. Ini menunjukkan bahwa pola perlakuan submission (penyerahan) banyak diterapkan oleh orang tua terhadap anak.

Hurlock, dkk (Yusuf, 2009:49) apabila orang tua menerapkan pola perlakuan submission (penyerahan) maka profil tingkah laku anak adalah tidak

bertanggung jawab, agresif dan teledor atau lalai, terlalu percaya diri.

Secara umum bentuk perilaku anak di Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh akibat dari pola perlakuan orang tua yang submission (penyerahan) ditinjau dari perilaku tidak bertanggung jawab, agresif dan teledor atau lalai, terlalu percaya diri dari hasil penelitian ini rata-rata berada pada kategori baik. Hasil interpretasi data ini dikontraproduktifkan. Ini berarti perilaku anak yang terbentuk dari pola perlakuan submission (penyerahan) ini adalah baik, dimana anak berperilaku mau bertanggung jawab, tidak agresif dan teledor atau lalai, cukup percaya diri.

Pola perlakuan ini hampir sama dengan bentuk pola perlakuan Permissive.

Menurut Baumrind (Sugandhi dan Yusuf, 2011:28) Permissive parenting atau pola asuh permisif adalah salah satu bentuk perlakuan yang dapat diterapkan orang tua pada anak dalam rangka membentuk perilaku anak dengan cara memberikan pengawasan yang sangat longgar serta memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Orang tua cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka.

Tanggung jawab bukanlah sikap bawaan sejak lahir. Tanggung jawab dibentuk dari waktu ke waktu. Memang pada masa kanak-kanak perilaku ini belum terlihat jelas, namun harus dilatih sejak dini agar anak terbiasa ketika ia sudah dewasa nanti. Perilaku agresif memang sering muncul pada anak-anak. Dampak utama dari perilaku agresif ini adalah anak tidak mampu berteman dengan anak lain atau bermain dengan teman-temannya.

Rasa percaya diri juga perlu dimiliki oleh anak. Percaya diri adalah pondasi penting bagi kehidupan sosial dan kesehatan mental seorang anak. Rasa percaya diri yang dimiliki seorang anak merupakan kunci kesuksesan di masa mendatang. Percaya diri dapat berperan besar dalam membentuk pola pikir seseorang yang mempengaruhinya untuk bertindak. Dengan demikian akan memudahkan anak untuk bergaul, berani

(6)

5 menampilkan potensi diri mereka dengan penuh percaya diri yang dapat berujung pada keberhasilannya kelak sebagai orang dewasa.

Keluarga merupakan wahana pertama bagi pendidikan anak. Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai yang baik pada anak, sangat tergantung kepada bagaimana cara orang tua memperlakukan anak. Orang tua juga perlu memberikan perlakuan yang bervariasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak.

Tidak selalu orang tua memperlakukan anak dengan cara yang keras, seperti anak harus mematuhi semua peraturan yang telah dibuat, dengan tujuan akan melahirkan sikap yang positif pada anak.

Orang tua memang harus tegas dalam mendidik, namun berikan juga sedikit kelonggaran kepada anak agar anak bisa mengembangkan potensi yang dimiliki.

Kebebasan ini masih tetap berada pada pengawasan orang tua, tujuannya agar anak terhindar dari perilaku yang negatif.

Kesimpulan dan Saran

Beradasarkan analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai pola perlakuan orang tua dan dampaknya pada perilaku anak, yaitu:

1. Bentuk Pola Perlakuan Orang Tua.

Berdasarkan analisis data dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari ketiga bentuk pola perlakuan orang tua yaitu pola perlakuan rejection (penolakan), acceptance (penerimaan), submission (penyerahan), ternyata pola perlakuan yang banyak diterapkan dalam membentuk perilaku anak usia dini di Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh Kota Padang adalah bentuk pola perlakuan acceptance (penerimaan).

2. Bentuk Perilaku Anak.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perilaku anak di Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh Kota Padang akibat dari pola perlakuan acceptance (penerimaan) ini adalah anak mau bertanggung jawab, tidak agresif dan teledor atau lalai, cukup percaya diri. Ini berarti orang tua sudah bisa membentuk perilaku anak yang positif.

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, saran peneliti adalah kepada :

1. Bagi orang tua agar memberikan perhatian yang khusus pada setia tahap pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui anak karena apa yang diperoleh anak dimasa kecil akan berpengaruh pada masa dewasa nantinya.

2. Bagi orang-orang terdekat yang ada disekitar anak, seperti orang tua wali, kakak, saudara, kakek, nenek dan teman- teman untuk dapat membangun hubungan yang baik dengan anak sehingga juga menunjang terwujudnya perilaku yang positif pada anak.

3. Bagi pihak kelurahan agar dapat menciptakan sekolah paud dengan kualitas yang baik karena perilaku anak juga terbentuk melalui pendidikan yang ia jalani, selain itu diharapkan juga untuk bisa mengadakan kegiatan penyuluhan atau pemberian informasi tentang pola perlakuan yang baik diterapkan dalam mendidik anak dengan mendatangkan nara sumber yang ahli dibidang ini.

4. Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, agar dapat membentuk calon konselor yang lebih professional sehingga bisa membantu orang tua dalam mengentaskan masalahnya.

5. Peneliti Selanjutnya, peneliti mengharapkan skripsi ini bisa bermanfaat sebagai pedoman dalam melakukan penelitiaan selanjutnya dengan berbagai variabel yang berbeda.

Kepustakaan

Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan.

Depok: Rajagrafindo Persada.

Sobur , Alex. 2009. Psikologi Umum.

Bandung : Pustaka Setia.

Syamsu, Yusuf. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Willis, Sofyan S. 2010. Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.

Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian.

Padang: UNP Press.

Yusuf, Syamsu & Sugandhi, Nani M. 2011.

Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, dapat diajukan simpulan dari hasil penelitian sebagai berikut: 1) Pola asuh orang tua