• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pondasi Menara Transmisi

N/A
N/A
Rifaldi Azka

Academic year: 2024

Membagikan "Pondasi Menara Transmisi"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PONDASI TOWER

(2)

PONDASI

Pondasi adalah bangunan paling bawah dan ditanam didalam tanah yang berfungsi meyangga bangunan diatasnya .

Pembuatan pondasi harus sesuai dengan kondisi tanah dimana bangunan akan didirikan.

Pondasi yang dimaksud adalah pondasi untuk tower

transmisi

(3)

1. Recheck survey

Setelah dinyatakan sebagai pelaksana proyek pekerjaan pertama yang harus dilakukan adalah recheck survey merupakan survey ulang yang berdasarkan survey awal yang dilaksanakan oleh pemilik pekerjaan ( PLN )

Berdasarkan line profile dan tower schedule dilakukan rechek survey, yaitu mendata lokasi titik-titik senter tower , bila hilang harus dicari dengan menggunakan monografi yang telah dibuat oleh pemilik pekerjaan (PLN ), mendata pepohonan, bangunan, dan lain-lain yang ada didalam strip ROW selebar 20 meter sepanjang Route rencana jalur transmisi 150 kV, kemudian apabila ada perubahan line profile dan tower ploting digambar ulang disesuaikan dengan data dari hasil recheck survey.

(4)

ROUTE SUTET 500

KV PLTU 2 JATENG - KESUGIHAN

(5)

6,5 m

5 m

Pohon Cemara Pohon Nangka

S/S

1 2 3 4

M P2

Jalan raya

Tiang listrik 4 m

6,5 m

5 m 4 m

Tiang listrik

Rumah Pohon

6,5 m

5 m 4 m Patok yang

dicari

Mencari patok titik senter tower yang hilang

berdasarkan monografi :

(6)

2. Soil Investigation

Setelah ditemukan semua titik senter tower maka dilakukan soil investigation Soil investigation adalah penyelidikan kondisi tanah, setelah titik-titik tower sudah ditentukan maka dilakukan penyelidikan kondisi tanah , ada dua macam penyelidikan kondisi tanah yaitu untuk mengetahui bearing capacity dari tanah, tanah lembek, normal, keras berbatu, berair, kering dsb.

Pengujian bearing capacity tanah biasanya disebut dengan pekerjaan sondir, sedangkan untuk mengetahui kondisi tanah apakah normal, lembek berlumpur, berpasir, berbatu, berair yaitu dengan cara di bor dan diambil sampelnya pekerjaan tersebut biasanya dinamakan pekerjaan boring.

(7)

Sondir

Pengujian sondir ini biasa juga disebut pengujian “Standard Penetrating Test “ Pengujian ini dilakukan dengan cara : batang dengan penampang 1 cm2 dipukul masuk kedalam tanah dan dicatat jumlah pukulan serta dalamnya batang masuk kedalam tanah, pemukulan dilakukan dengan berat tertentu dan ketinggian tertentu.

(8)

Pemukulan dilakukan dengan mesin ( alat sondir ), dari data jumlah pemukulan VS dalamnya batang masuk kedalam tanah kemudian dibuat Curva.

Dari hasil sondir maka dapat diketahui berapa besarnya bearing capacity dari tanah dan biasanya juga disebut sebagai sigma tanah.

Pekerjaan sondir ini dilakukan pada setiap titik tapak tower sepanjang route transmisi yang akan dibangun.

(9)

Kurva VS

(10)

Boring

Boring adalah pekerjaan mengebor tanah untuk mendapatkan sampel tanah untuk diuji dilaboratorium, sampel tanah diambil misalkan pada kedalaman 1m, 2m, 3m, 4m dan seterusnya, setelah didapat sampel tanah kemudian dibawa kelaboratorium untuk dilakukan pengujian sehingga dari sampel tersebut dapat diketahui jenis tanah (normal, berpasir, berbatu, berlumpur, kering, berair dsb) dan juga dlakukan pengujian besarnya “ angle of friction “ dari tanah dimana akan didirikan tower,

Pekerjaan boring tidak dilakukan pada setiap titik tower hanya pada titik titik tower tertentu misalnya pada setiap tower tension harus dilakukan boring atau yang ditentukan oleh perencana dititik mana harus dilakukan pekerjaan boring

(11)

Boring

(12)

Tanah Hasil Boring

(13)

Angle of friction

Angle of friction adalah besarnya sudut apabila pondasi tower tersebut dicabut, misalnya kita menancapkan batang kayu kedalam tanah kemudian batang tersebut kita cabut maka akan ada tanah yang ikut terangkat yang besarnya sesuai sudut angle of friction

yang berkisar antara δ = 0o ÷45o Penentuan besarnya angle of friction ini dilakukan Dalam pengujian dilaboratorium.

(14)

KELAS PONDASI

Dari data yang didapat setelah dilakukan soil investigation maka dapat ditentukan jenis dan bearing capacity dari tanah, dari data tanah tersebut dapat ditentukan kelas pondasi yang akan dipakai pada setiap titik tower

Kelas

Pondasi Kondisi Tanah Bearing Capacity

kG/cm2 Jenis Pondasi 1 Tanah bagus tanpa air 2,5 s/d 5 Pad &Chimney 2 Tanah bagus tanpa air

tanah

1,2 s/d 2,5 Pad &Chimney 3 Tanah bagus tanpa air

tanah

0,7 s/d 1,2 Pad &Chimney 4 Tanah dengan bebatuan

merata Lebih besar dari 5 Rock/ beton block/pondasi anker

5

Tanah permukaannya digenangi air pada musim hujan atau badan pondasi

tenggelam

0,5 s/d 0,7 Raft atau Pad &

chimney yang diperbesar

6 Tanah lembek dan berair Kurang dari 0,5

Pile(pancang) / Bor Pile atau jenis lain yang disetujui oleh PLN ,

Kelas 6a (antar pondasi kaki tower

tidak terhubung), Kelas 6b (antar pondasi kaki tower

terhubung dengan balok beton) 7 Tanah terndam air, air,

tanah Tinggi 0,7 s/d 5 Pad & Chimney dengan ukuran besar

Tabel Kelas Pondasi Tower Transmisi

(15)

CROSS DIAGONAL SECTION

Setelah kelas pondasi ditentukan maka dibuat gambar cross diagonal section

Dibuat gambar mal dengan skala 1 : 100 H dan V sama sesuai dengan type tower kemudian diletakan diatas profile , dari sini dapat diketahui berapa kaki tiang ditambah atau dikurangi dan gambar mal ini dapat digeser sejajar garis horisontal sesuai dengan type tower dengan penambahannya , penggeseran disebut  

-2

geser -1

+1 +2

Model ini diletakan diatas profile tower sehingga langsung dapat diketahui perobahan kaki tower seperti pada contoh : Titik kaki A dikurang 1 meter

(-1 ) Titik kaki B dikurang 1 meter ( -1 )

Titik kaki C ditambah 1 meter ( +1 ) Titik kaki D ditambah 1 meter ( +1 ) Pada name card dapat ditulis :

T 235 A + 3

A B C D

-1 -1 +1 +1

(16)

Model ini dapat digeser disesuaikan dengan ketinggian tower yang diperlukan cara penggeseran harus selalu garis horisontal sejajar , perobahan kaki tower tersebut adalah   sehingga pada kartu identitas ditambah   , hal ini untuk menentukan hasil akhir, yaitu untuk menentukan tinggi tower , tinggi konduktor dsb.

PONDASI

Tradisional Normal Special Rock Pondation

Raft Auger Rock

Drilled

Pile

Reinforcing Rods

(17)

JENIS PONDASI TOWER TRANSMISI

1. NORMAL FOUNDATION (Pondasi Normal)

Pondasi normal ini dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 sesuai dengan bearing capacity dari tanah

(18)

2 SPECIAL FOUNDATION

Pondasi ini dipergunakan untuk keadaan tanah yang lembek .

Untuk pondasi jenis ini tidak perlu tinggi tinggi namun harus lebar , untuk menjaga agar tower tidak roboh maka L x L = L2 harus luas

Untuk pondasi jenis ini bila keadaan tanahnya lembek yang pada umumnya Bearing Capacitynya rendah sekitar 0,5 Kg / Cm 2 sehingga daya tahan terhadap berat cukup kecil.

H

L

(19)

3. ROCK FOUNDATION

Jenis pondasi ini digunakan pada daerah yang berbatu-batu dimana tanah didaerah tersebut mempunyai bearing capacity > 5Kg / Cm 2 .

Untuk pondasi jenis ini H dan L tidak perlu sebesar pondasi normal ( lebih kecil dari pondasi normal ) karena kondisi tanah yang keras maka penggaliannya tidak teratur.

Pada pondasi jenis ini Chimney tidak perlu tinggi-tinggi antara 30 s/d 50 Cm hanya untuk membungkus besi Stub agar tidak karatan. Untuk itu semua pondasi dicor.

H

L

Luas penggalian pondasi Special

Luas penggalian

pondasi Rock Luas penggalian

pondasi Normal

Perbadingan volume penggalian antara pondasi Normal , Special , Rock

(20)

4. RAFT FOUNDATION

Jenis pondasi ini digunakan untuk daerah yang keadaan tanahnya sangat lembek dan berair , untuk jenis raft ketinggian pondasi kurang lebih 50 Cm namun L x L = L2 cukup luas dan lebih besar dari pondasi special jadi seperti rakit dan seolah–olah pondasi tersebut mengambang.

Beberapa tahun terakhir ini sudah dipikirkan bagaimana membuat pondasi untuk tower transmisi yang cukup effisien , hal ini disebabkan karena hal –hal sebagai berikut :

- masalah transportasi - masalah biaya

- masalah waktu penyelesaian

Karena dari volume pondasi yang cukup besar

- Jenis pondasi normal kira-kira volumenya 20 m 3 . - Jenis pondasi special kira-kira volumenya 60 m 3 . - Jenis pondasi rock kira-kira volumenya 10 m 3 .

- Jenis pondasi raft kira-kira volumenya 100 m 3 , dan dapat lebih besar lagi

(21)

Maka diciptakan jenis pondasi yang dinamakan jenis Auger

5. AUGER FOUNDATION ( Bor Pile )

Jenis pondasi ini diciptakan karena kondisi medan yang cukup sulit sehingga dipikirkan bagaimana caranya agar pondasi tersebut mudah mengerjakannya, rendah biayanya serta cepat penyelesaiannya.

(22)

Slub

Kolom

Untuk membuat pondasi jenis ini dibuat lobang dengan ukuran dalam 1 meter lebar dan panjang 2 meter , kemudian dibor dengan jumlah lobang pengeboran antara 1,2,3,4,5,6,7 dst, dengan kedalaman antara 8 s/d 10 meter dan diameter lobang antara 30 s/d 40 centi meter , penggalian bagian atas hanya untuk pad dan Chimney saja dan pengecoranya sangat kecil kira- kira 2 m3 .

Pondasi jenis ini sangat kuat karena adanya gaya gesek antara pondasi dengan tanah disekitarnya , dan ekonomis.

Untuk menggabungkan semua kolom agar menjadi satu kesatuan maka digabung dengan slub

(23)

6. ROCK DRILLED FOUNDATION

Jenis pondasi ini adalah merupakan perbaikan dari type Rock , pondasi ini dibuat dengan membuat beberapa lobang dengan diameter 10 cm dan kedalaman antara 6 s/d 10 meter cara membuat lobang dengan menggunakan peralatan yang disebut Jack Hammer

Setiap lobang diadakan pembesian dan hanya diberi satu batang besi beton dan pada setiap batang diberi cabang-cabang yang dilas untuk menjaga agar batang besi beton tepat ditengah-tengah .

Setelah pembesian kemudian dilakukan pengecoran dengan semen cair dan sedikit pasir dan juga menggunakan Vibrator, yaitu alat untuk memadatkan semen agar tidak terjadi rongga , hal ini sangat penting karena diameter lobang hanya 10 cm.

(24)

6. SPECIAL PILE FOUNDATION

Jenis pondasi ini merupakan pengembangan dari jenis pondasi special , pondasi ini dibuat dari concrate dan dibuat terlebih dahulu ( dicetak ) dengan penampang bujur sangkar dengan ukuran 30 x 30 atau 40 x 40 atau berpenampang lingkaran dengan diameter 30 s/d 40 cm

CONCRATE (BETON) CETAKAN PONDASI JENIS SPECIAL PILE

(25)

Setelah cukup keras kemudian dipancang kedalam tanah dengan menggunakan hammer. Setelah terpancang semua kemudian digabung menjadi suatu kesatuan oleh slub. Jenis pondasi dibuat demikian karena keadaan tanah yang lembek.

Untuk kondisi tanah yang labil jenis pondasi ini juga sering digunakan dengan kedalaman lebih dari 10 meter dengan cara cetakan beton tersebut disambung, yaitu dengan cara setelah batang pertama dipancang sampai masuk semua kedalam tanah kemudian disambung batang berikutnya dengan plat besi dan dilas , dan dipancang lagi sampai mencapai tanah yang stabil

Banyak macam jenis pondasi sehingga banyak pula jenis stub tergantung dari keadaan tanah dan jenis pondasi , stub mempunyai banyak ukuran , stub adalah bagian paling bawah yang ditanam dalam concrate.

(26)

6. EXCAVASI ( penggalian )

Setelah titik senter tower diketahui dan jenis pondasi berikut ukurannya sudah ditentukan maka dilakukan penggalian , untuk penggalian pondasi pada tanah yang rata tidak ada extension leg ( perpanjangan kaki tower ) itu lebih mudah, namun penggalian pada tanah yang miring ( level tidak sama ) dan ada perpanjangan kaki tower harus hati-hati, karena penggalian tidak boleh kelebihan, bila terjadi kelebihan penggalian tidak boleh diurug kembali dengan tanah tapi harus di cor beton.

(27)

Penggalian pondasi yang dekat dengan jalan dan alat excavator dapat masuk penggalian dapat dilakukan dengan excavator untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan.

(28)

Untuk penggalian pondasi yang jauh dari jalan dan mesin excavator tidak dapat masuk penggalian dilaksanakan secara manual dengan cangkul , sehingga pekerjaan memakan waktu yang lama.

Yang perlu diperhatikan dalam excavasi

Batas limit yang harus diperhatikan dalam excavasi : 1. Excact posisi leg ( Presisi )

Harus diperhatikan perbedaan kaki dan perbedaan posisi excavasi.

2. Excact level botom of excavasi.

Dalam praktek bagaimana membuang tanah bekas galian , yaitu harus dibuang searah diagonal arah keluar agar tidak mengganggu pekerjaan , disamping itu mengganggu peg-peg yang berada di centre line karena peg-peg tersebut setiap saat masih dipergunakan, penggalian ini dapat dilakukan dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin. Level diukur dengan instrument dan dicocokan pada model.

(29)

7.PEMBESIAN

Untuk semua pondasi dibutuhkan pembesian yang akan dicor, pembesian ini diperlukan terutama pada ukuran sbb :

a)Bila a/b < 1

b)Bila sudut kemiringan lebih kecil dari 45o

Pembesian untuk keadaan tersebut diperlukan karena bila tidak diadakan pembesian pondasi tidak akan kuat dan akan membahayakan .

(30)

7.1.Pembesian pada Special Pondasi

Karena H/L < 1 disamping itu juga kemiringan < 45 o maka diperlukan pembesian tanpa pembesian pondasi tersebut akan pecah karena beban yang disangga lebih dari sepuluh ton, untuk pondasi normal dapat tidak menggunakan pembesian karena pada umumnya plinth selalu dibuat lebih besar dari 45 o disamping itu juga slub cukup tebal sehingga pondasi tidak pecah, juga a/b > 1

(31)

7.2 Pembesian pada Raft foundation

Karena a/b < 1 maka diperlukan pembesian tanpa pembesian pondasi tersebut akan pecah , untuk pondasi jenis Rock dapat dibuat tanpa pembesian karena a/b = 1 sehingga tanpa pembesian pondasi tersebut tidak akan pecah.

(32)

7.3. Pembesian pada Pondasi bor pile :

Pada pondasi Auger karena diameter kolom antara 30 s/d 40 cm sedangkan panjang kolom adalah antara 800 s/d 1000 cm atau a/b = 30/800 << 1 (kecil) maka diperlukan pembesian.

(33)

7.4. Pembesian pada Pondasi Rock Drilled

Pada pondasi rock drilled perlu dilakukan pembesian karena a/b = 50/100 < 1

(34)

7.5. Perakitan besi beton

Pembesian untuk pondasi yang besar seperti pondasi spesial (pondasi kelas 7) dan pondasi raft , pemotongan dan penekukan dilakukan di work shop karena ukuran pondasi dan diameter besi beton yang digunakan ukurannya cukup besar, dilapangan tinggal merakit namun untuk jenis pondasi yang lain dapat dilakukan dilapangan

(35)

8. STUB SETTING

Setelah dilakukan excavasi kemudian dilakukan stub setting .

Perlu diingat bahwa dalam melakukan excavasi harus hati-hati dan teliti jangan sampai penggalian kelebihan dalamnya bila hal ini terjadi maka tidak boleh diurug dengan tanah tetapi harus dicor dengan beton , dalam melaksanakan penggalian harus selalu diukur kedalamannya dengan ukuran batang kayu , setelah selesai excavasi kemudian dilakukan stub setting.

Dalam melakukan stub setting bila tidak ada peralatan maka dipergunakan tower bagian bawah , yaitu bagian base dari tower dirakit sementara ( Temporer )

(36)

Dibagian bawah dari stub harus dipasang beton ganjal sebagai penyangga stub

Setelah bagian bawah base dirakit kemudian dilakukan pengechekan :

1.Centre tower harus berada di centre line ditengah-tengah , batang yang memotong centre line dilot tegak lurus pada centre line 2.Chek horisontal diagonal harus sama

panjangnya.

3.Chek level harus sama .

- Toleransi ke centre line = 1 cm

- Toleransi panjang diagonal = 0,5 cm - Toleransi level = 1 ÷ 2 mm

Ditengah batang harus di lot ke centre line

Beton kecil sebagai penyangga stub

(37)

Dapat juga menggunakan V Block , V Block ini pada prinsipnya hanya sebagai pemegang stup supaya tidak bergerak dan mengatur kemiringan dari stub sedang pengukuranya tetap menggunakan instrument (teodolit ), Vee Block ini dipergunakan untuk setiap kaki.

(38)

9.PENGECORAN

Setelah selesai stub setting dan pemasangan pembesian maka dilakukan pengecoran, pengecoran ini harus hati-hati jangan sampai merubah posisi stub , karena kalau berubah akan terjadi masalah dalam penyetelan tower , maka pada saat pengecoran pelaksana stub setting harus terus dimonitor posisi stub dengan teodolit, agar apabila ada perubahan segera dibetulkan.

Material yang dibutuhkan untuk membuat pondasi adalah : 1. Grvel ( koral )

2. Sand ( pasir )

3. Cement ( semen ) 4. Air

5.Form Work ( cetakan / bekisting ) dibuat dari kayu papan atau plat besi Material- material tersebut harus memenuhi syarat-syarat Qualitas dan Quantitas .

Kuantitas material harus dihitung berapa volume pondasi yang akan dibuat sehingga material yang disiapkan sudah mencukupi .

(39)

Kualitas material, jumlah personil yang akan mengerjakan dan alat kerja semua harus mencukupi , karena pengecoran pondasi tidak boleh berhenti karena kekurangan material, atau alat kerja kurang atau tenaga kerja kurang , karena apabila sampai terhenti kemudian dilanjutkan lagi , kualitas pondasi akan tidak baik.

Untuk mamastikan bahwa kualitas, kuantitas, tenaga kerja dan alat kerja sudah mencukupi maka dibuat ijin pengecoran, setelah diperiksa oleh pengawas pekerjaan dan memenuhi syarat maka ijin pengecoran oleh pengawas pekerjaan disetujui, kemudian pengecoran baru dilaksanakan.

Pengecoran untuk yang lokasi yang dekat dengan jalan yang bisa dilalui oleh truck ready mix maka pengecoran sebaiknya dilakukan dengan beton cor ready mix.

(40)

Untuk pengecoran yang jauh dari jalan yang tidak mungkin dilalui oleh truck ready mix maka pengecoran dilakukan dengan molen, dan jumlah molen harus cukup disesuaikan dengan volume pondasi yang akan dibuat.

(41)

Selama pengerjaan pengecoran diambil beberapa sampel beton untuk pengujian kekuatan pondasi, misal pondasi disyaratkan harus K 225 maka sampel saat diuji kekuatannya harus lebih dari 225kg/cm2

Setelah selesai pengecoran dan telah lebih dari 24 jam maka form work atau bekisting dapat dibuka dan segera diurug , karena pondasi kualitasnya akan baik apabila kerasnya pondasi tidak terpapar langsung oleh sinar matahari.

Apabila ada kelebihan tanah urug agar ditumpuk ditengah-tengah tapak tower , untuk jangka panjang tanah sisa urugan ini akan menjadi rata.

(42)

10. APPROVAL DRAWING

Dari hasil soil investigation dapat ditentukan jenis dan kelas pondasi yang akan dipasang untuk setiap lokasi tower, kemudian dubuat Foundation Schedule.

Selanjutnya dibuat desain dan gambar untuk setiap jenis dan kelas pondasi yang akan dipergunakan berikut Calculation note nya, kemudian dimintakan persetujuan (Approve) dari pemberi kerja (PLN) .

Gambar

Tabel Kelas Pondasi Tower Transmisi

Referensi

Dokumen terkait

Besar tegangan yang dipikul oleh tiap menara adalah berbeda untuk tiap menara bergantung pada besar tahanan kaki menara, besar impedansi surja menara, titik sambaran, dan besar

berfungsi sebagai drainase untuk mengeringkan air tanah yang terdapat di sekitar badan pondasi, juga agar pori-pori pada permukaan tanah dasar dan bidang bawah pondasi

penghantar yang digantungkan pada menara  Saluran transmisi bawah tanah.. ( underground

Fondasi adalah suatu bagian dari kontruksi bangunan yang berfungsi untuk menenmpatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah

LAPISAN FONDASI BAWAH Merupakan bagian perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar untuk mengurangi tebal lapisan di atasnya krn material utk lapisan ini lebih

Jenis Fondasi ini juga bisa digunakan untuk menopang bangunan dari berbagai sudut pada bangunan Gazebo dengan alas dasar kolam ikan yang digenangi air... Fondasi

Dari hasil perhitungan diperoleh kesimpulan daya dukung pondasi bored pile untuk menara transmisi adalah mengenai Metode Aoki dan de Alencar lebih kritis dan

Fondasi adalah suatu bagian dari kontruksi bangunan yang berfungsi untuk menenmpatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah