• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pondasi Dalam Melati Nurani Nayu 3sipil1pagi 2011 DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Pondasi Dalam Melati Nurani Nayu 3sipil1pagi 2011 DAFTAR ISI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Perumusan Masalah. ... 2

1.3 Definisi ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1 Jenis-jenis Pondasi Dalam ... 3

2.1.1 Berdasarkan materi yang digunakan ... 3

2.1.2 Berdasarkan teknik pemasangan ... 6

2.1.3 Berdasarkan cara penyaluran beban ... 6

2.2 Pondasi Tiang Pancang ... 11

2.3 Perencanaan Penggunaan Pondasi Tiang Pancang ... 12

2.3.1 Prosedur Perencanaan ... 13

2.3.2 Rumus yang digunakan ... 14

2.3.3 Negative Skin Friction ... 16

2.4 Alat-alat yang digunakan untuk Pondasi Tiang Pancang ... 19

2.4.1 Alat tiang pancang ... 19

2.4.2 Penahan dan Pengatur letak tiang ... 21

2.4.3 Pemilihan alat pemancang tiang ... 22

2.5 Keuntungan memakai Pondasi Tiang Pancang ... 22

BAB III PENUTUP ... 23

3.1. Kesimpula ... 23

3.2. Saran ... 23

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang telah kita ketahui bahwa tiang pancang pada saat ini banyak digunakan di Indonesia sebagai pondasi bangunan, seperti bangunan jembatan, gedung bertingkat, pabrik atau gedung-gedung industri, menara, dermaga, bangunan mesin-mesin berat dan lain sebagainya yang mana mereka tersebut merupakan konstruksi-konstruksi yang memiliki dan menerima pembebanan yang relatif berat. Penggunaan tiang pancang untuk konstruksi ini biasanya bertitik tolak pada beberapa hal yang mendasar seperti anggapan adanya beban yang besar sehingga pondasi langsung jelas tidak dapat digunakan, kemudian jenis tanah pada lokasi yang bersangkutan relatif lunak (lembek) sehingga pondasi langsung tidak ekonomis lagi untuk dipergunakan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara penggunaan pondasi dalam? 2. Apakah jenis-jenis pondasi dalam?

3. Apa keuntungan menggunakan pondasi dalam?

1.3 Definisi

Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan biasa digunakan pada bangunan – bangunan bertingkat. Pondasi dalam atau sering disebut pondasi tiang adalah suatu konstruksi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan. Pondasi tiang berfungsi untuk menyalurkan beban-beban yang diterimanya dari konstruksi diatasnya kelapisan tanah yang lebih dalam. Pada umunya pondasi tiang ditempatkan tegak lurus di dalam tanah, tetapi jika diperlukan dapat dibuat miring agar dapat menahan gaya-gaya horizontal.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis – jenis Pondasi Dalam

2.1.1 Berdasarkan materi yang digunakan

A. Pondasi tiang kayu

Pondasi tiang kayu sangat cocok untuk daerah rawa. Biasanya dapat menahan beton hingga 25 ton tiap tiang. Dan juga dapat dipergunakan untuk memperbaiki daya dukung tanah lunak yang biasa disebut dengan cerucuk.

B. Pondasi tiang baja

Pondasi tiang baja terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Pipa baja (pipe pile)

2. Tiang pipa berpenampang H (H-pile)

Pemakaian tiang baja memiliki keuntungan yaitu kekuatannya sangat besar sehingga dalam pengangkutan dan pemancangannya tidak menumbulkan bahaya patah. Namun, memiliki kelemahan tidak tahan terhadap korosi. Tanah yang dapat menyebabkan karat adalah tanah rawa, tanah payau dan tanah-tanah yang mengandung alkali. Sehingga, dalam pemakaiannya harus dilakukan perlindungan, yaitu pemilihan mutu baja dan melakukan pelapisan permukaan baja dengan lapisan anti karat.

C. Pondasi tiang beton

Pondasi tiang beton dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Tiang beton pracetak tanpa prategang (precast)

dengan prategang (prestressed) 2. Tiang beton dicor di tempat (cast in place)

 Tiang franki :

Tiang pancang ini dikerjakan dengan cara penumbukan. Diameter tiang franki berkisar antara 50-55 cm dengan daya dukung

(4)

dasarnya 70-80 cm. Sebaiknya hindari diameter yang besar, bila perlu kedalaman tiang ditambah untuk memperkecil diameternya. Tiang franki cocok untuk mendukung beban yang besar pada kedalaman yang dangkal atau menembus lapisan tanah lunak yang dalam hingga mencapai tanah keras.

 Tiang Raymond

 Tiang simpleks

 Tiang bor

Pondasi Bored pile digunakan untuk bangunan berlantai banyak seperti rumah susun yang memiliki lantai 4-8 lantai dengan kedalaman lebih dari 2 meter.Digunakan untuk pondasi bangunan – bangunan tinggi.

Sebelum memasang bore pile, permukaan tanah dibor terlebih dahulu dengan menggunakan mesin bor. Hingga menemukan daya dukung tanah yang sangat kuat untuk menopang pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan kedalam permukaaan tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton.Pondasi ini berdiameter 20 Cm keatas.Dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih yang diatasnya terdapat pile cap.

Pondasi ini berbentuk seperti paku yang kemudian di tancapkan kedalam tanah dengan menggunakan alat berat seperti crane

Urutan pengerjaan :

(5)

Keuntungan penggunaan pondasi ini adalah :  Tidak menimbulkan kebisingan.

 Tidak menimbulkan getaran yang kuat terhadap bangunan sekitarnya.

Pondasi ini cocok digunakan pada tempat-tempat yang padat oleh

bangunan-bangunan. Namun, pembuatannya memerlukan

peralatan yang besar, sehingga hanya digunakan pada proyek besar.

 Tiang strauss

Urutan pengerjaan tiang strauss yaitu :

Pengeboran Pengecoran Penumbukan Penulangan

Pondasi ini dibuat dengan menggunakan perangkat alat bor yang dinamakan Strauss D40 dengan kemampuan :

 Dapat melakukan pengeboran berdiamater 30-60 cm dengan kedalaman 5m - 40m.

 Dapat melakukan pengeboran dengan kapasitas per unit

mesin bor per hari (8jam kerja) dalam kondisi normal 4m3

pada sistem wash boring dan 2m3 pada sistem dry boring.

 Tiang bump

Pondasi tiang bump dapat dibuat dengan kemiringan. Hal ini akan menambah daya dukung pondasi baik tekanan maupun tarikan. Pondasi bump sangat cocok untuk pondasi transmisi dan sejenisnya yang memungkinkan adanya gaya-gaya tarikan, bangunan-bangunan dengan berat sedang (4-5 lantai), yang kondisi tanah kerasnya sangat dalam, sehingga penggunaan pondasi jenis lain sangat mahal.

D. Tiang komposit kayu dengan beton

(6)

2.1.2 Berdasarkan teknik pemasangan

A. Tiang precast digolongkan menjadi : 1. Cara dengan penumbukan 2. Cara dengan penggetaran 3. Cara dengan penanaman B. Tiang cast in place

1. Dengan cara penetrasi :  Tiang bump  Tiang franki

 Tiang penutup akhir  Tiang simpleks  Tiang Raymond 2. Dengan cara penggalian :

 Tiang pembukaan  Tiang benoto 3. Dengan cara pengeboran :

 Tiang bor

2.1.3 Berdasarkan cara penyaluran beban

A. Pondasi tiang dengan tahanan ujung (end bearing pile)

Penyaluran beban dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari perlawanan tanah keras pada ujung tiang. Tiang yang dimasukan sampai lapisan tanah keras, secara teoritis

dianggap bahwa seluruh beban tiang dipindahkan kelapisan keras melalui ujung tiang.

Anggapan tanah keras yang dimaksudkan disini sebetulnya relatif dan tergantung dari beberapa faktor, antara lain seperti besar beban yang harus dipikul oleh tiang. Sehingga bisa saja ada anggapan asalkan pada posisi dimana daya dukung tanahnya sudah mumpuni untuk mengimbangi besarnya beban yang dipikul tiang, maka disitu diasumsikan letak tanah keras berada.

(7)

Anggapan ini tidak salah tapi juga tidak betul, namun supaya tidak terjadi perbedaan yang tajam dalam perspektif anggapan, maka untuk dianggap sebagai lapisan tanah pendukung yang baik, dapat digunakan ketentuan sebagai berikut :

1. Lapisan non kohesif (pasir, kerikil) mempunyai harga standard penetration test (SPT), N > 35.

2. Lapisan kohesif mempunyai harga kuat tekan bebas (Unconfined compression strength) qu antara 3 s/d 4 kg/cm2 atau N > 15 s/d 20. Dari hasil sondir dapat dipakai kira- kira harga perlawanan konis S ≥ 150 kg/cm2 untuk lapisan non kohesif, dan S ≥ 70 kg/cm2 untuk lapisan kohesif.

B. Pondasi tiang dengan tahanan geseran (friction pile)

Penyaluran beban dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari gesekan antara tanah dengan sisi- sisi tiang pancang, atau dengan kata lain kemampuan tiang pancang dalam menahan beban hanya mengandalkan gaya geseran antara tiang dengan tanah disekelilingnya. Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya kenyataan dilapangan mengenai data kondisi tanah tidak bisa diprediksi, sehingga sering kita menjumpai suatu keadaan dimana lapisan yang memenuhi syarat sebagai lapisan pendukung yang baik ditemui pada kedalaman yang dalam, sehingga untuk mendapatkan tumpuan ujungnya kita perlu merogoh kocek lebih dalam dikarenakan biayanya sangat mahal.

Pada kenyataan seperti ini praktis daya dukung yang didapat adalah dari gesekan antara sisi tiang dengan tanah disekelilingnya namun bukan berarti perlawanan diujungnya kita anggap melempem atau tidak ada, tapi pada kenyataannya tumpuan diujung ini juga memiliki andil dalam memberikan sumbangan daya dukung walaupun itu kecil.

(8)

Perbedaan dari kedua jenis tiang pancang ini, semata-mata hanya dari segi kemudahan, karena pada umumnya tiang pancang berfungsi sebagai kombinasi antara friction pile (tumpuan sisi) dan end bearing pile (tumpuan ujung). Kecuali tiang pancang yang menembus tanah yang sangat lembek sampai lapisan tanah dasar yang padat.

Berikut ini adalah beberapa contoh rangkaian pekerjaan pondasi tiang pancang di lapangan :

Gambar 1. Tampak Kepala Tiang Pancang Sebelum Dipecah

(9)

Gambar 3.Penyusunan Bata Hebel (sebagai pengganti bekisting), untuk Poer Pondasi

(10)

Gambar 5. Perakitan Tulangan Untuk Sloof ke Poer Pondasi

(11)

C. Kombinasi friction dan end bearing

2.2 Pondasi tiang pancang

Seperti yang kita ketahui bahwasanya tipe pondasi cukup banyak macamnya, dan itu tergantung dari fungsi dan kegunaannya.. Salah satu di antara tipe pondasi yang sering digunakan adalah

pondasi tiang pancang.

Pondasi Tiang Pancang

Tiang pancang pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya sja

(12)

mesin pemancang. Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran.

2.3 Perencanaan penggunaan pondasi tiang pancang

Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

1. Fungsi bangunan atas (Upper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut.

2. Besarnya beban dan berat dari bangunan atas.

3. Kondisi tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan 4. Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas

Secara umum pemakaian pondasi tiang pancang dipergunakan apabila tanah dasar dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban diatasnya, dan juga bila letak tanah keras yang memiliki daya dukung yang cukup untuk memikul berat dari beban bangunan diatasnya terletak pada posisi yang sangat dalam.

Berdasarkan hal tersebut , maka dalam mendesain Pondasi tiang pancang mutlak diperlukan data data mengenai :

1. Data tanah dimana bangunan akan didirikan

2. Daya dukung dari tiang pancang itu sendiri (baik single pile ataupun group pile)

3. Analisa negative skin friction (karena mengakibatkan beban tambahan) Perencanaan pondasi ditinjau dari pembebanan vertikal dan horisontal dimana daya dukung tanah telah dihitung harus lebih besar dari beban ultimate. Berdasarkan data tanah dapat dilihat lapisan tanah keras pada lapisan dalam sehingga digunakan pondasi dalam yaitu pondasi tiang pancang.

(13)

2.3.1 Prosedur Perencanaan

a) Menentukan kriteria perencanaan, seperti beban-beban yang bekerja pada dasar tumpuan (poer), parameter tanah, situasi dan kondisi bangunan di sekitar lokasi, besar pergeseran yang diijinkan, tegangan ijin dari bahan-bahan pondasi.

b) Memperkirakan diameter, jenis, panjang, jumlah dan susunan tiang. Perkiraan tersebut sebaiknya disesuaikan dengan yang ada di pasaran. c) Menghitung daya dukung vertical tiang tunggal (single pile), baik

untuk kondisi pembebanan normal maupun pada waktu gempa.

d) Menghitung faktor efisiensi dalam kelompok tiang dan daya dukung vertikal yang diijinkan untuk sebuah tiang dalam kelompok tiang. e) Menghitung beban vertikal yang bekerja pada setiap tiang dalam

kelompok tiang.

f) Memeriksa beban yang bekerja pada setiap tiang masih termasuk dalam batas daya dukung yang diijinkan yang dihitung pada langkah no.4 diatas. Bila hasilnya melampaui daya dukung yang diijinkan untuk setiap tiang, maka perkiraan diameter, jumlah atau susunan tiang harus diganti. Selanjutnya perhitungan diulang kembali mulai dari langkah no.2

g) Menghitung daya dukung mendatar sebuah tiang dalam kelompok. h) Menghitung beban horizontal yang bekerja pada setiap tiang dalam

kelompok.

i) Menghitung penurunan.

Perhitungan penurunan tiang pancang, tegangan pada tanah akibat berat bangunan dan muatannya dapat diperhitungkan merata pada kedalaman 2/3 Lp dan disebarkan 30˚.

(14)

2.3.2 Rumus yang digunakan

Rumus Daya Dukung ijin (tiang tunggal)

Qu = Qb + Qs Qa =

=

Dimana

Qu = daya dukung ultimate / daya dukung vertikal batas maximum Qb = daya dukung ujung tiang (end bearing) (KN)

Qs = daya dukung selimut tiang (friction) (KN)

Qa = daya dukung ijin / daya dukung vertical yang diijinkan FK = faktor keamanan

Rumus Daya Dukung ijin berdasarkan hasil sondir (tiang tunggal)

Qsp =

+

Dimana :

Qsp = daya dukung ijin vertikal yang diijinkan untuk sebuah tiang tunggal (KN)

qc = tahanan konus pada ujung tiang, diambil nilai rata-ratanya (KN/m2)

Ab = luas penampang ujung tiang (m2)

c = tahanan geser (cleef) total sepanjang tiang (KN/m) U = keliling tiang (m)

Fs = faktor keamanan, diambil 3,0 Fb = faktor keamanan, diambil 5,0

Rumus Daya Dukung ijin berdasarkan menurut Meyerhof dan Terzaghi

(tiang tunggal)

Qsp =

(

fb . Ab + U

I

i

.fs

i

)

Qsp = daya dukung ijin vertikal yang diijinkan untuk sebuah tiang tunggal (KN)

fb = tahanan ujung tiang, (KN/m2) Ab = luas penampang ujung tiang (m2)

(15)

U = keliling tiang (m)

FK = faktor keamanan, diambil 3,0 Ii = tebal lapisan tanah (m)

fsi = intensitas tahanan geser tiang (KN/m2)

Rumus Daya Dukung Tiang Pancang

Rumus daya dukung terhadap gaya tarik (tiang tunggal)

Pu = W + Cu.As + Sf.Pu.U Dimana :

W = berat tiang + tanah

Cu = kohesi rata-rata sepanjang tiang

Sf = faktor bentuk = q + Pu = geseran

(16)

Rumus daya dukung mendatar

Hsp =

Dimana :

Hsp = daya dukung mendatar yang diijinkan (KN) Hu = daya dukung batas mendatar (KN)

FK = faktor keamanan (diambil 2,0)

Jarak antar tiang S = (2-3) D

S = jarak antar tiang D = diameter tiang

Perhitungan pembagian tekanan pada kelompok tiang pancang yang

menerima beban normal eksentris :

2.3.3 Negative Skin Friction

Disamping aspek-aspek tersebut perlu diperhitungkan juga

kemungkinan adanya gaya geser negatif (negative skin friction) dan gaya-gaya lain (seperti perbedaan tekanan tanah aktif dan pasif). Perhitungan serta pengevaluasian tersebut tidak saja dilaksanakan terhadap tiang secara individu

(17)

(single pile) tetapi juga harus dilaksanakan terhadap tiang-tiang dalam kelompok (group pile)

Pada saat memancang pile dengan tipe drive pile, maka akan terjadi apa yang dinamakan dengan elastic shortening . Elastic shortening adalah peristiwa pada saat pile mengalami deformasi elastic. Pada peristiwa negative skin friction ada hal penting yang perlu diketahui yaitu, negative skin friction terjadi hanya ketika soil settlement lebih besar dari pile settlement. Artinya adalah penurunan tanah lebih besar daripada penurunan pile sendiri akibatnya adalah seperti bisa dilihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar di atas menunjukkan pile yang terlepas dari pile cap-nya. Pada kondisi seperti di atas ada hal yang perlu diperhatikan yaitu tentang kekuatan struktur dari pondasi dalam (pile dengan capnya).

Cara Mengetahui Seberapa Dalam Negative Skin Friction Yang Terjadi

Untuk mengetahui pada kedalaman berapa negative skin friction terjadi maka ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu :

1. Settlement yang terjadi pada tanah

Besarnya settlement yang terjadi pada tanah dapat diketahui dari formula Terzaghi and Pack. Untuk mencari tau nilai settlement maka harus diketahui

(18)

dulu nilai dari tegangan efektif (awal), preconsolidation stress, dan final effective stress. Dari nilai ini kemudian dapat kita input ke dalam persamaan terzaghi dan didapatkan besarnya settlement yang terjadi.

2. Pile Settlement yang terjadi

Pile Settlement yang terjadi merupakan gabungan antara pile elastic compression (yang didapat dari hukum hooke) dan pile top settlement yang diperoleh dari rumus Poulos Davis.

Dengan mengetahui pile settlement dan soil settlement yang terjadi maka dapat diplot dalam bentuk grafik settlement (dengan memasukkan dua series diatas) terhadap kedalaman. Dengan memplot grafik tersebut dapat diketahui sampai kedalaman berapa negative skin friction terjadi.

Dari grafik di atas dapat diketahui neutral plane berada pada kedalaman 3,5 meter. Neutral plane adalah garis netral dimana friksi di titik di garis tersebut adalah nol. Artinya adalah negative skin friction terjadi hanya sampai pada kedalaman 3,5 meter.

(19)

2.4 Alat – alat yang digunakan untuk pondasi tiang pancang

Proyek-proyek besar seperti gedung pencakar langit memerlukan fondasi yang kuat untuk menyangga beban yang besar di atasnya. Jika daya dukung tanah dilokasi tidak memungkinkan untuk menahan beban yang besar,, fondasi semacam ini sangat diperlukan. Bentuk dari fondasi yang umum dipakai sebagai penyangga bangunan adalah pondasi tiang.

Bahan dasar fondasi tiang yang umumnya dipakai adalah kayu, beton, baja, dan komposit. Jenis-jenis pondasi beton dapat berupa fondasi precast-prestesed dan fondasi cast-in place. Fondasi precast dan fondasi tiang dari baja dan komposit umumnya disebut sebagai fondasi tiang pancang karena fondasi ini dipancangkan pada suatu titik di atas permukaan tempat akan dibangun suatu bangunan. Pemancangan ini menggunakan alat pancang khusus.

2.4.1 Alat Tiang Pancang

Ada beberapa jenis alat pemancangan tiang yang digunakan didalam proyek konstruksi. Alat –alat tersebut antara lain :

1. Drop Hammer

Drop hammer merupakan palu berat yang diletakan pada ketinggian tertentu di atas tiang palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh mengenai bagian atas tiang.

Untuk menghindari menjadi rusak akibat tumbukan ini, pada kepala tiang dipasangkan semacam topi atau cap sebagai penahan energi atau shock absorber. Biasanya cap dibuat dari kayu.

Pemancangan tiang biasanya dilakukan secara perlahan. Jumlah jatuhnya palu permenit dibatasi pada empat sampai delapan kali.

(20)

Keuntungan dari alat ini adalah : a). investasi yang rendah

b). mudah dalam pengoperasian

c). mudah dalam mengatur energi per blow dengan mengatur tinggi Kekurangan dari alat ini adalah :

a). kecepatan pemancangan yang kecil

b). kemungkinan rusaknya tiang akibat tinggi jatuh yang besar

c). kemungkinan rusaknya bangunan disekitar lokasi akibat getaran pada permukaan tanah

d). tidak dapat digunakan untuk pekerjaan dibawah air

2. Diesel Hammer

Alat pemancang tiang tipe ini berbentuk lebih sederhana dibandingkan dengan hammer lainnya. Diesel hammer memiliki satu silinder dengan dua mesin diesel, piston, atau ram, tangki bahan baker, tengki pelumas, pompa bahan baker, injector, dan mesin pelumas.

Kelebihan diesel :

a). ekonomis dalam pemakaian

b). mudah dalam pemakaian di daerah terpencil c). berfungsi dengan baik pada daerah dingin

(21)

d). mudah dalam perawatan Kekurangan alat ini adalah :

a). kesulitan dalam menentukan energi per blow b). sulit dipakai pada tanah lunak

3. Hydraulic Hammer

Cara kerja hammer ini adalah berdasarkan perbedaan tekanan pada cairan hidrolis. Salah satu hammer tipe ini dimanfaatkan untuk memancang fondasi tiang baja H dan fondasi lempengan baja dengan cara dicengkeram, didorong, dan ditarik. Alat ini baik digunakan jika ada keterbatasan daerah operasi karena tiang pancang yang dimasukan cukup pendek. Untuk memperpanjang tiang maka dilakukan penyambungan pada ujung-ujungnya.

4. Vibratory Pile Driver

Alat ini sangat baik dimanfaatkan pada tanh lembab. Jika material dilokasi berupa pasir kering maka pekerjaan menjadi lebih sulit karena material tidak terpengaruh dengan adanya getaran yang dihasilkan oleh alat. Efektifitas penggunaan alat ini tergantung pada beberapa factor yaitu amplitude, momen eksentrisitas, frekuensi, berat bagian bergetar dan berat lain tidak bergetar

2.4.2 Penahan dan Pengatur Letak Tiang

1. Fixed Lead

Pengaturan posisi tiang dengan cara ini menggunakan lead yang terdiri dari rangkaian baja dengan tiga sisi berkisi seperti boom pada crane dan sisi yang satu terbuka. Sisi yang terbuka adalah tempat tiang diletakan.

2. Swing Lead

Jika lead tidak disambungkan dengan crane atau pelat pemancang pada bagian bawahnya maka lead jenis dinamakan swing lead.

(22)

3. Hydraulic Lead

Sistem yang digunakan pada metode ini adalah dengan menggunakan silinder hidrolis sebagai pengaku. Silinder hidrolis tersebut merupakan penghubung bagian bawah lead dengan pemancang. Dengan system ini pengaturan posisi tiang dapat dilakkan secara lebih akurat dan cepat.

2.4.3 Pemilihan Alat Pemancang Tiang

Kriteria-kriteria pemilihan alat pancang antara lain : jenis material, ukuran berat, pancang tiang yang akan dipancangkan, bagaimana kondisi lapangan yang mempengaruhi pengoperasian, hammer yang akan dipilih harus seuai dengan daya dukung tiang dan kedalaman pemancangan dan pilihlah alat yang ekonomis dengan kemampuan alat yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

2.5 Keuntungan menggunakan pondasi tiang pancang

Dikarenakan begitu pentingnya peranan dari pondasi tiang pancang tersebut, maka jika pembuatannya dibandingkan dengan pembuatan pondasi lain, pondasi tiang pancang ini mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut :

1. Biaya pembuatannya kemungkinan besar (dengan melihat letak lokasi dan lainnya), lebih murah bila dikonversikan dengan kekuatan yang dapat dihasilkan.

2. Pelaksanaannya lebih mudah.

3. Di Indonesia, peralatan yang digunakan tidak sulit untuk didapatkan. 4. Para pekerja di Indonesia sudah cukup terampil untuk melaksanakan

bangunan yang mempergunakan pondasi tiang pancang. 5. Waktu pelaksanaannya relatif lebih cepat.

(23)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penggunaan pondasi dalam adalah pada kondisi apabila tanah dasar yang dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban diatasnya, dan bila letak tanah keras terletak pada posisi yang sangat dalam. Metode yang digunakan pada pembuatan pondasi dalam adalah dengan ditumbuk, digetarkan, ditanam/dipancang, penetrasi dan digali

Pondasi dalam terbagi atas beberapa jenis berdasarkan materi yang digunakan, teknik pemasangan, dan penyaluran beban.

Keuntungan pemakaian pondasi dalam pada konstruksi adalah pelaksanaan yang mudah dan cepat dengan biaya yang terjangkau untuk menghasilkan kekuatan yang dibutuhkan.

3.2 Saran

Saat ini jenis pondasi dalam sangat bervariasi, karena itu diharapkan agar ada penelitian yang menemukan inovasi baru untuk jenis ataupun metode pengerjaan pondasi dalam yang kuat dan efisien.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Zainal N, ING.HTL, Sri Respati N,Ir, 1995. PONDASI. Bandung : Pusat Pengembangan Politeknik Bandung

Blogspot.com. PENGENALAN TENTANG PONDASI TIANG PANCANG, from http://blog-hendri.blogspot.com . Diakses tanggal 01 Desember 2011

Blogspot.com. Pondasi tiang pancang, from http://kamiharibasuki

.blogspot.com/2009/08/jembatan.html. Diakses tanggal 01 Desember 2011

Blogspot.com.Jenis-jenis pondasi, from

http://b4nd1t30.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-pondasi.html. Diakses tanggal 01 Desember 2011

Blogspot.com. Pondasi Dalam, from

http://civilition.blogspot.com/2011/06/pondasi-dalam.html. Diakses tanggal 01 Desember 2011

Wordpress.com. Negative Skin Friction, from

http://intelektual05.wordpress.com/home/negative-skin-friction/. Diakses tanggal 01 Desember 2011

Blogspot.com. Alat Pemancang Pondasi Tiang Pancang, from

http://bloggook.blogspot.com/2011/11/alat-pemancang-pondasi-tiang-pancang.html. Diakses tanggal 01 Desember 2011

Gambar

Gambar 4. Perakitan Tulangan Untuk Poer Pondasi
Gambar 6. Pondasi yang Telah di Cor Beton
Gambar di atas menunjukkan pile yang terlepas dari pile cap-nya. Pada kondisi  seperti di atas ada hal yang perlu diperhatikan yaitu tentang kekuatan struktur  dari pondasi dalam (pile dengan capnya)

Referensi

Dokumen terkait

サミュエル・ベケットのテレビ作品における反復的構造に関する研究

Hal ini dicapai dengan menghadirkan ruang terbuka yang hanya dapat diakses oleh pengguna area residensi seniman sehingga akan membantu dalam konsentrasi perupa

4 Saya mendapatkan tekanan dari atasan untuk menyimpang terhadap prinsip integritas (standar etika auditor).. 5 Saya mendapatkan tekanan dari atasan untuk menyimpang

Karena apabila walaupun menurut para dokter yang merawat si pasien bahwa keadaan pasien sudah tidak memungkinkan untuk dapat survive dan status DNR diperlukan, tetapi

Mulut bubu (funnel) berbentuk corong, merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tapi tidak dapat keluar dan pintu bubu merupakan bagaian temapat pengambilan hasil

Penerapan prinsip komunikasi Islam guru dalam pembinaan karakter komunikasi siswa dalam penerapan di lingkungan sekolah memiliki hasil yang signifikan disaat

Penulis mengalami kesulitan dalam menemukan narasumber dari etnis Madura di lokasi penelitian mengingat pecahnya konflik etnis Dayak- Madura dan Melayu-Madura yang pernah

Berdasarkan latar belakang di atas, penting dilakukan uji aktivitas antibakteri pada komplek kitosan-monosakarida pada matriks pangan surimi ikan gabus untuk