• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT- SIFAT BANGUN DATAR MELALUI MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS V MIM AL-QOMARIYAH WATES KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT- SIFAT BANGUN DATAR MELALUI MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS V MIM AL-QOMARIYAH WATES KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI

MODEL

EXAMPLE NON EXAMPLE

PADA SISWA KELAS V

MIM AL-QOMARIYAH WATES KECAMATAN KLEGO

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Ginanjar Adi Wibowo 11513022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirrrohim. Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan karya ini.

Kupersembahkan karya ini kepada :

1. Kedua orang tua ku tercinta (Bapak Suwajar dan Ibu Gunarsih) yang selalu

membimbingku, menasehatiku, memberikan do’a, kasih sayang, motivasi dan

material dalam kehidupanku.

2. Adikku tersayang (Singgih) yang telah memberikan semangat dalam

mengerjakan skripsi ini.

3. Teruntuk Khasanah Lestari yang selalu menemani, membantuku dan

menyemangatiku dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh teman seperjuangan PGMI angkatan 2013 yang telah memberikan

dukungan dan semangat.

5. Teman-teman seperjuangan PPL MIN Salatiga.

6. Teman-teman KKN Kedungjati.

7. Kepala Sekolah MIM Al-Qomariyah Wates dan Bu Siti Munjayana wali kelas

V yang telah mengizinkan melakukan penelitian disekolah tersebut

8. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah banyak

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan nikmatNya. Shalawat serta salam semoga tetap

tercurah kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah menuntun

manusia kepada jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan dunia dan

akhirat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat motivasi,

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd Ketua Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, S.Si,. M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

4. Bapak Budiyono Saputro, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing

yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi serta

pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nur Hasanah selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

(9)

6. Kepada bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan

ilmu dan pengalaman dengan penuh kesabaran.

7. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta

bantuan.

8. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini,

semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari

Allah SWT. Serta tercatat sebagai amal baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan.Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya, serta pembaca pada umumnya.

Salatiga, 13 September 2018

Ginanjar Adi Wibowo

(10)

ABSTRAK

Wibowo, Ginanjar Adi. 2018. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Sifat-sifat Bangun Datar Melalui Model Example Non Example Pada Siswa Kelas V MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing : Budiyono Saputro,S.Pd,M.Pd.

Kata Kunci : Prestasi belajar, Matematika sifat-sifat bangun datar dan Model

Example Non Example.

Tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika materi sifat-sifat bangun datarmelalui model Example non Example pada siswa kelasV MIM AL-Qhomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MIM Al-Qhomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018, Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus masing-masing terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL

LEMBAR BERLOGO ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN. ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

(12)

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 16

BAB II LANDASAN TEORI ... 17

A.Kajian Materi Penelitian ... 17

B. Kajian Teori... 21

1. Prestasi Belajar ... 21

2. Pembelajaran Matematika ... 32

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika MI/SD ... 33

4. Model Example Non Example ... 34

C. Kajian Pustaka ... 38

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 40

A. Gambaran Umum MIM Al-Qomariyah Wates ... 40

B. Visi dan Misi Madrasah ... 43

C. Tujuan Madrasah ... 43

D. Data Personalia ... 43

E. Data Siswa MIM Al-Qomariyah Wates ... 45

F. Data Siswa Kelas V MIM Al-Qomariyah Wates ... 46

G. Sarana Prasarana dan Fasilitas... 47

H. Pelaksanaan Penelitian ... 48

I. Deskripsi Prasiklus ... 48

J. Deskripsi Siklus I ... 49

K. Deskripsi Siklus II ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

(13)

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

BAB IV PENUTUP ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

Daftar Pustaka ... 77

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar guru dan karyawan MIM Al-Qomariyah ... 44

Tabel 3.2 Data Siswa di MIM Al-Qomariyah ... 45

Tabel 3.3 Data Siswa Kelas V MIM Al-Qomariyah ... 46

Tabel 3.4 Sarana dan Fasilitas MIM Al-Qomariyah ... 47

Tabel 3.5 Hasil Belajar Prasiklus. ... 49

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Prasiklus ... 58

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 60

Tabel 4.3 Lembar Observasi Siswa Siklus ... 62

Tabel 4.4 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 63

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 66

Tabel 4.6 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 68

Tabel 4.7 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 69

Tabel 4.8. Hasil Belajar Siswa Yang Mencapai KKM ... 72

Tabel 4.9. Diagram Hasil Belajar Siswa ... 73

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas ... 11

Gambar 2.1. Persegi ... 18

Gambar 2.2 Persegi Panjang ... 18

Gambar 2.3 Segitiga Sama Kaki ... 19

Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi ... 20

Gambar 2.5 Belah Ketupat ... 20

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing

Lampiran 2 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Keterangan Setelah Penelitian

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II

Lampiran 10 Dokumentasi

Lampiran 11 Daftar Nilai SKK

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu mengalami

perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan

disegala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam bidang

pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat didalamnya baik itu

pelaksana pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga

pendidik). Mutu pendidikan perangkat kurikulum, sarana dan prasarana

pendidikan dan mutu manajemen pendidikan termasuk perubahan dalam

metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Upaya perubahan dan

perbaikan tersebut bertujuan membawa kualitas pendidikan di Indonesia

menjadi lebih baik.

Belajar adalah hal yang wajib di lakukan pada setiap orang. Karena

dengan belajar dari yang sebelumnya belum paham menjadi paham dan dari

yang sebelumnya belum mengerti menjadi mengerti. Begitu pentingnya arti

belajar terutama menuntut ilmu di dalam Al-Qur’an dan Hadist banyak dijelaskan mengenai hal tersebut. Salah satu surat yang berkaitan dengan

belajar adalah dalam Surat Al-Alaq ayat 1-5 sebagai berikut :

(18)

Artinya : 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. 2. Dia telah menciptakan manusia dari alaq (segumpal darah). 3. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. 4. Yang mengajar manusia dengan pena. 3. Dia mengeluarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya (Q,S. Alaq 1-5). (Qur’an Suara Agung, 2009 : 1227)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia tanpa belajar, niscaya tidak

akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan untuk kelangsungan

hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika

diperoleh melalui proses belajar.

Dalam peraturan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdapat Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) yang digunakan sebagai penilaian penentuan

kelulusan siswa yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran, serta

mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Salah satu mata pelajaran yang sering membebani siswa dalam

menentukan kelulusan adalah pembelajaran matematika. Matematika

merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan.

Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika

merupakan ide-ide abstak yang berisi simbol-simbol, maka konsep-konsep

matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum memanipulasi

simbol-simbol tersebut. Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

berkomunikasi menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman

penalaran yang dapat membantu dan memperjelas serta menyelesaikan

(19)

Pendidikan merupakan salah satu instrument utama pengembangan SDM,

tenga pendidik dalam hal ini guru sebagai salah satu unsur yang berperan

penting.Sistem pendidikan guru sebagai suatu subsistem pendidikan nasional

merupakan faktor kunci dan memiliki peran yang sangat strategis. Pada

hakikatnya, penyelengaraan dan keberhasilan proses pendidikan pada semua

jenjang dan satuan pendidikan ditentukan oleh factor guru, disamping

perlunya unsur-unsur penunjang lainnya (Oemar, 2002 : 5).

Adapun menurut Dimyanti, pembelajaran adalah guru secara terprogram

dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang

menekankan pada penyediaan sumber belajar termasuk penggunaan metode

dalam pengajaran. Lemahnya tingkat berfikir siswa saat proses belajar

mengajar untuk pelajaran matematika mengakibatkan siswa kurang

berkonsentrasi, cenderung pasif dan guru menjadi lebih aktif. Indikator

tersebut dapat dilihat dari perilaku siswa yang kurang antusias ketika

pelajaran sedang berlangsung. Rendahnya pemusatan perhatian siswa serta

rendahnya respon umpan balik siswa terhadap pertanyaan guru.

Berdasarkan informasi di MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego

Kabupaten Boyolali. Prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran

matematika belum seperti yang diharapkan. Kenyataan menunjukkan masih

rendahnya tingkat penguasaan terhadap materi matematika yang diajarkan.

Adapun faktor- faktor yang menyebabkan prestsi belajar siswa rendah

dapat diidentifikasikan antara lain sebagai berikut: Model pembelajaran yang

(20)

matematika dianggap pelajaran yang sulit dan membosankan, pembelajaran

yang berlangsung kurang melibatkan siswa atau guru lebih aktif dari pada

siswa, guru tidak mempersiapkan alat peraga yang mendukung untuk

menjelaskan materi yang diajarkan, media yang digunakan guru kurang

bervariatif, dan pembelajaran tidak dikaitkan dengan situasi yang di alami

siswa. Akibatnya penguasaan dan pemahaman siswa pada matapelajaran

matematika pada siswa kelas V MIM Al-Qomariyah sampai saat ini belum

mencapai nilai yang memuaskan. Berdasarkan wawancara dengan guru mata

pelajaran matematika MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego

Kabupaten Boyolali, dapat dilihat data hasil ulangan umum menunjukkan

banyak nilai yang kurang dari batas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

pelajaran Matematika yaitu 65. Dari identifikasi guru matematika, hal ini

terkait dengan faktor yang mempengaruhi siswa mendapat nilai dibawah

KKM, seperti rendahnya minat siswa dalam pemahaman materi, dan

kurangnya kreatifitas guru dalam penyampaian materi.

Melihat faktor ataupun permasaahan diatas, maka diperlukan suatu

strategi pembelajran yang tepat agar tujuan pembelajran matematika

khususnya pada materi sifat- sifat bangun datar dapat tercapi sesuai yang

diharapkan. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam proses

pembelajran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Strategi pembelajaran yang diperlukan adalah strategi yang menempatkan

siswa sebagai pusat pembelajran sehingga siswa dapat berperan aktif selama

(21)

memutuskan untuk menggunakan model Example Non Example sebagai

solusi yang tepat dalam permasalahan yang ada dikelas V MIM

Al-Qomariyah Wates kecamatan Klego Kab. Semarang.

Model Example Non Example ini dipilih karena merupakan suatu model

yang efektif karena membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha

sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Dengan demikian dapat

menyajikan bahan pelajaran lebih kongret sehingga tujuan pembelajaran dapat

berjalan secara bermakna dan dapat tercapai secara optimal.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi

Sifat-sifat Bangun Datar Melalui Model Example Non Example Pada Siswa Kelas V MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model

Example Non Example dapat meningkatkan prestasi belajar matematika

materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MIM Al-Qomariyah Wates

Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk mengetahui

(22)

melalui model Example Non Example pada siswa kelas V MIM

Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis

Edi Prayitno (2010: 35) mengartikan hipotesis tindakan sebagai

tindakan yang akan dilaksanakan guna memecahkan masalah yang diteliti dan

adanya upaya melakukan peningkatan perbaikan. Ini berarti berdasar kajian

pustaka bahwa jika dilakukan tindakan ini maka diyakini akan mengatasi

masalah itu. Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan model Example

Non Example dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi

sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MIM Al-Qomariyah Kecamatan Klego

Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran matematika melalui model Example Non Example

dikatakan berhasil jika indikator yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Adapun indikator keberahsilan yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai

(23)

a. Secara Individu

Siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan KKM yang telah

ditetapkan oleh sekolah yaitu > 65 pada mata pelajaran matematika

materi sifat-sifat bangun datar.

b. Secara Klasikal

Adanya peningkatan hasil belajar pada tes siswa secara berkelenjutan

dari siklus I ke siklus II dan berhenti apabila  85% dari total siswa

dalam satu kelas mendapat nilai > 65 (Trianto, 2009: 21)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dharapkan dapat memeberikan manfaat kepada banyak

pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti antara lain sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoritis

Pembelajaran melalui model Example Non Example

diharapkan mampu memberikan wawasan dalam bidang ilmu

pengetahuan dan pendidikan, serta sebagai bahan masukan untuk

memperbaiki kualitas pembelajaran selanjutnya yang berkaitan dengan

pembelajaran matematika.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Penerapan model Example Non Example dapat meningkatkan

(24)

inovatif. Selain itu, dari hasil penelitian ini dapat menanamkan

kreativitas guru dalam menciptakan pembelajaran aktif inovatif

dan menyenangkan.

b. Bagi Siswa

Manfaat penerapan model pembelajaran Example Non

Example bagi siswa adalah prestasi belajar siswa pada

pembelajaran matematika dapat meningkat. Sehingga nilai siswa

pada mata pelajaran matematika dapat mencapai Standar Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 85% dari total seluruh

siswa.

F. Definisi Operasional 1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu

(Faturrohaman, 2012: 139). Sedangkan menurut tohirin dalam sumber

yang sama mengatakan bahwa prestasi belajar adalah apa yang dicapai

oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar dalam

penelitian ini adalah sebuah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan

proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.

2. Matematika

Matematika adalah ilmu atau tentang perhitungan angka untuk

(25)

Pada penelitian ini pembelajaran matematika materi bangun datar. Bangun

datar merupakan bangun yang seluruh bagiannya terletak pada bidang

(permukaan) datar. Bangun datar disebut juga bangun dua dimensi

(Sunarjo, 2007: 100). Setiap bangun datar memiliki berbagai macam dan

sifat-sifat yang membedakan antara bangun datar satu dengan bangun

datar lain.

3. Model Example Non Example

Model Example Non Example adalah taktik yang dapat digunakan

untuk mengajarkan definisi konsep (Hamdayama 2014 : 97). Model

Example Non Example penting karena suatu definisi konsep adalah suatu

konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada

sifat fisiknya.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Arikunto (2014 :58) PTK adalah penelitian tindakan yang

dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau menignkatkan

kualitas pembelajaran. PTK sebagai penelitian tindakan dalam bidang

pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas) merumuskan PTK

sebagai penelitain tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan

dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau

(26)

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi empat tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi (Arikunto, 2014: 16).

Adapun tahapan tersebut dapat digambarkan pada skema berikut:

Penelitian tindakan kelas memilki tahapan kegiatan yang terdiri dari dua

siklus atau lebih tergantung dalam implementasinya. Setiap siklus

dirancang dengan melalui tahapan: perencanaan, pelaksanaan,observasi,

dan refleksi.

2. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian a. Lokasi penelitian

Bertempat di kelas V MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan

Klego Kabupaten Boyolali.

b. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan siswa kelas V MIM Al-Qomariyah

Wates dengan jumlah siswa 28 siswa yang terdiri dari 21 siswa

laki-laki dan 7 siswa perempuan.

c. Waktu Penelitian

1) Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 April 2018

(27)

3. Langkah-langkah Penelitian

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008 :16)

Model atau desain yang digunakan dalam penelitian tindakan

kelas yaitu dengan model Kemmis & McTaggart. Dimana salah satu

siklus terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi

(observing) dan refleksi (reflection). Secara rinci prosedur pelaksanaan

PTK ini sebagai berikut :

a) Tahap Perencanaan

Tahapan perencanaan adalah sebuah rancangan sebelum

dilaksanakannya tindakan. Perencanaan pembelajaran

dibuat berdasarkan hasil diskusi dengan hasil diskusi

dengan guru kelas V MIM Al-Qomariyah. Tahapan

(28)

1) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ) yang memuat seluruh konsep kegiatan

pembelajaran

2)Menyiapkan bahan ajar

3) Menyiapkan alat-alat pembelajaran

4) Membuat lembar observasi guru

5) Membuat lembar observasi siswa

6) Menyusun tes formatif untuk siswa

b) Tahap Tindakan

Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yaitu

penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario

pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap

perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga

kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan penutup.

c) Tahap Pengamatan

Dalam kegiatan ini observer melakukan pengamatan,

pencatatan dan menginterpretasi terhadap berlangsungnya

pembelajaran terutama pada siswa sambil mengerjakan

lembar observasi yang telah disiapkan.

d) Tahap Refleksi

Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus

dikumpulkan untuk dianalisis selanjutnya diadakan

(29)

ada tidaknya peningkatan hasil belajar sebelum dan

sesudah tindakan.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Tes

Tes merupakan sebuah alat pengukur data yang penting dalam

suatu penelitian. Karena tes dalam penelitian ini akan dijadikan

sebagai acuan pedoman penilaian setelah pembelajaran berlangsung.

Peneliti mempersiapkan soal-soal tes yang diberikan setelah siswa

melakukan pembelajaran. Tes dilakukan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada setiap siklus.

b. Metode Observasi

Observasi merupakan proses pengambilan data dalam

penelitian ketika peneliti melihat situasi dalam sebuah penelitian.

Observasi digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan

kondisi maupun interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi

kelompok (Uno, 2012: 90). Peneliti melakukan observasi dengan cara

melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan

pembelajaran dikelas. Observasi dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan. Lembar observasi tersebut

dibagi menjadi dua yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi

siswa pada tiap siklus. Lembar observasi digunakan untuk mencatat

(30)

c. Metode Dokumentasi

Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu teknik

memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini dilakukan pada

saat proses pembelajran berlangsung, sehingga aktivitas siswa dan

guru selama pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode diskusi

kelompok dan media pembelajaran boneka tangan akan terekam

dalam foto. Dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual kegiatan

pembelajaran selama penelitian berlangsung. Foto tersebut merupakan

sumber data yang dapat memperjelas data yang lain.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Lembar Soal

Lembar soal tes ini digunakan untuk mengetahui hasil

belajar siswa setelah melakukan proses pembelajaran dengan

guru. Dari hasil soal tes tersebut maka dapat kita ketahui

sejauh mana pembelajaran tersebut telah berhasil. Untuk

mengukur hasil belajar siswa peneliti menggunakan soal tes

fomatif yang dibuat sesuai dengan metode pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru dan siswa.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui

(31)

melakukan pengamatan dikelas. Lembar observasi berupa

checklist tentang aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru

bersama siswa.

6. Analisis Data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan teknik analisa

kuantitatif menggunakan deskriptif sederhana dalam perhitungan prestasi

belajar siswa. Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa dalam

materi sifat-sifat bangun datar. Untuk menilai rata-rata tes formatif

digunakan perhitungan dengan rumus :

X=

Keterangan :

X = Nilai rata-rata siswa

x = Jumlah nilai siswa

N = Jumlah Siswa

Untuk mencari persentase tiap-tiap kegiatan dengan

menggunakan rumus persentase (Sugiono, 2010: 43).

P =

Keterangan :

(32)

F= Jumlah nilai siswa

N= Jumlah seluruh siswa

H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembeaca dalam mengikuti

uraian penyajian data penelitian ini, maka penulis akan memaparkan

sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, pada bab ini akan membahas tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian,

manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II Kajian pustaka, pada bab ini akan menjelaskan tentang belajar

dan prestasi belajar, model Example Non Example, Ruang lingkup

pembelajaran matematika SD/MI dan Sifat-sifat bangun datar.

BAB III Pelaksanaan penelitian, pada bab ini memuat tentang

gambaran umum MIM Al-Qomariyah Wates dan pelaksanaan penelitian.

BAB IV Hasill penelitian, bab ini memuat tentang deskripsi hasil

penelitian persiklus beserta pembhasanya.

(33)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Materi Penelitian 1. Sifat-sifat Bangun Datar

Bangun datar merupakan salah satu pokok bahasan yang sangat

penting ketika kita akan mempelajari geometri. Penggunaan dalam

kehidupan sehari-hari sangat diperlukan. Bangun datar suatu bangun

geometri yang berbentuk rata atau berbentuk dua dimensi yang memiliki

ukuran panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi dan tebal. Bangun

datar memiliki berbagai macam jenis. Supaya dapat membedakan antara

bangun datar satu dengan bangun datar yang lain kita dapat mempelajari

bagaimana sifat-sifat dari masing-masing bangun datar.

a. Persegi

Persegi adalah bangun datar yang memiliki empat sisi sama

panjang. Sifat-sifat persegi yaitu : memiliki 4 sudut siku-siku 90,

semua sisinya sama panjang, kedua diagonal tegak lurus dan sama

(34)

Gambar 2.1. Persegi ( Sumber : Dokumen Pribadi )

b. Persegi Panjang

Persegi panjang merupakan bangun datar yang mempunyai sisi

berhadapan sama panjang dan empat titik sudut siku-siku. Adapun

sifat-sifat dari persegi panjang adalah : sisi yang berhadapan sama

panjang, dan keempat sudutnya 90.

(35)

c. Segitiga Sama Kaki

Segitiga sama kaki adalah segitiga yang dua dari tiga sisinya

sama panjang. Sifat dari segitiga sama kaki yaitu: memiliki dua sudut

yang sama besar, mempunyai satu sumbu simetri, dan mempunyai dua

sisi yang sama panjang.

Gambar 2.3 Segitiga Sama Kaki (Sumber : Dokumen Pribadi)

d. Segitiga Sama Sisi

Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama

panjang. Sifat-sifat dari segitiga sama sisi yaitu memiliki tiga sisi sama

(36)

Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi (Sumber : Dokumen Pribadi)

e. Belah Ketupat

Belah ketupat adalah segiempat yang semua sisinya sama

panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.

Sifat-sifat dari bangun datar belah ketupat yaitu semua sisinya sama

panjang, sudut yang berhadapan sama besar, kedua diagonalnya tidak

sama panjang dan berpotongan tegak lurus.

(37)

B. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Kata belajar memang tidak bisa dipisahkan dalam dunia

pendidikan. Karena baik guru maupun siswa harus tetap terus belajar.

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil dari

pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya

(Pupuh, 2015 : 5).

Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar

supaya mengetahui dan dapat melakukan sesuatu (Jumanta, 2016 : 28).

Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai adanya

perubahan pada diri seseorang baik berubah pengetahuan, pemahaman,

sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan,

serta perubahan aspek-aspek yang lainnya pada individu yang belajar

(Trianto,2010 : 9).

Dari berbagai pendapat diatas maka kita dapat menyimpulkan

bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang

tadinya belum tahu menjadi tahu, yang tadinya belum bisa menjadi

bisa dan yang tadinya belum paham menjadi paham. Hasil perubahan

perilaku seseorang dapat dilihat ketika seorang tersebut mampu

(38)

Sedangkan prestasi belajar dari bahasa Belanda yaitu prestatie,

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti

hasil usaha (Zainal, 1992 : 2). Prestasi belajar merupakan suatu

masalah yang sangat potensial dalam sejarah manusia karena

sepanjang tentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi

menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Menurut Sumadi Suryabrata (2006 : 297) prestasi merupakan

nilai perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan

belajar siswa dalam masa tertentu. Jadi prestasi belajar adalah hasil

usaha siswa selama masa tertentu melakukan kegiatan.

Prestasi belajar merupakan salah satu indikator yang penting di

dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Fungsi

lain prestasi belajar adalah sebagai indikator daya serap dan

kecerdasan siswa. Prestasi belajar dapat digunakan untuk menyusun

dan menetapkan suatu keputusan atau langkah-langkah kebijaksanaan

baik yang menyangkut siswa, pendidikan maupun institusi yang

mengelola program pendidikan ( Atmoko, 2013:5-6).

Berdasarkan beberapa pendapat dari pengertian prestasi belajar

maka dapat di simpulkan bahwa prestasi belajar merupakan sebuah

hasil yang dicapai siswa setelah melakukan proses pembelajaran

(39)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar adalah salah satu indikator pencapaian tujuan

pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran tidak terlepas dari

faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut :

1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam individu

yang sedang belajar. Faktor intern dibagi menjadi beberapa yaitu :

a) Faktor Jasmaniah

Faktor jasmaniah merupakan faktor yang sangat

berpengaruh pada hasil belajar seseorang. Karena ketika

keadaan jasmani seseorang dalam keadaan yang segar akan

menimbulkan semangat belajar siswa. Namun sebaliknya

ketika keadaan jasmani seorang lelah maka akan menghambat

proses pembelajaran.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja

merupakan hal yang utama dalam menentukan keadaan belajar

seorang anak (Slameto, 1987: 56). Faktor psikologis yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu :

(1) Intelegensi

Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan

(40)

pada lingkungan dengan tepat. Jadi, intelegensi bukan

hanya permasalahan otak saja namun kualitas organ-organ

tubuh lainnya. Akan tetapi memang harus diakui bahwa

peranan otak dalam suatu intelegensi menjadi salah satu hal

yang menonjol.

(2) Minat

Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan atau mengenang beberapa kegiatan.

Kegiatan-kegiatan yang diminati siswa akan diperhatikan

secara terus menerus dan disertai rasa senang.

Minat mempunyai peranan besar terhadap belajar.

Karena jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa tidak

sesuai dengan minat siswa maka siswa akan belajar dengan

tidak sungguh-sungguh dan akan berpengaruh pada hasil

belajar siswa.

(3) Perhatian

Perhatian juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil belajar. Perhatian sifatnya sementara

dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang.Untuk

dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus

mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya

walaupun sebenarnya mereka tidak tertarik terhadap suatu

(41)

(4) Bakat

Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Bakat

baru bisa ditemui ketika seorang siswa sudah belajar. Bakat

sangat mempengaruhi hasil belajar karena jika

pembelajaran yang telah dipelajari oleh siswa tidak sesuai

dengan bakat mereka maka hasil yang didapatkan akan

tidak maksimal. Namun sebaliknya ketika pembelajaran

sesuai dengan bakat siswa tersebut maka hasil belajar akan

lebih baik dan siswa akan lebih giat lagi dalam belajar.

(5) Kesiapan

Kesiapan merupakan kesediaan memberikan respon

atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri

seseorang. Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses

pembelajaran karena jika siswa belajar dan sudah pada

tingkat kesiapannya maka hasil belajarnya akan lebih baik.

c) Faktor Kelelahan

Kelelahan seseorang dapat dibagi menjadi dua yaitu

kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani

terlihat dengan lunglainya tubuh dan seorang siswa tersebut

cenderung membaringkan tubuh atau mudah tertidur.

Kelelahan rohani dapat dilihat dari adanya kebosanan

dan kelesuan, sehingga minat dan dorongan untuk

(42)

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar

individu yang sedang belajar. Faktor ekstern meliputi :

a) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari

keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antaranggota

keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga.

Cara orang tua mendidik mempengaruhi hasil belajar

anak di sekolah. Karena keluarga adalah lembaga pendidikan

yang pertama dan utama. Ketika orang tua kurang

memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak

kurang berhasil dalam belajarnya.

Selanjutnya, relasi antaranggota keluarga yang

terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu,

relasi anak dengan saudaranya juga mempengaruhi hasil

belajar anak. Untuk itu demi kelancaran belajar serta

keberhasilan anak perlu diusahakan relasi yang baik dalam

keluarga anak tersebut.

Suasana rumah turut menjadi salah satu faktor

keberhasilan belajar siswa. Ketika suasana rumah ramai tidak

akan memberi ketenangan anak belajar dan hal ini nantinya

(43)

Kemudian keadaan ekonomi keluarga erat

hubungannya belajar anak. Anak yang sedang belajar selain

harus terpenuhi kebutuhan pokok juga memerlukan fasilitas

belajar yang cukup.

b) Faktor Sekolah

Faktor sekolah juga memiliki peranan penting dalam

keberhasilan belajar siswa. Faktor sekolah meliputi :

(1) Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang

harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar guru yang

kurang tepat dapat mempengaruhi hasil belajar yang

kurang baik.

(2) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa. Kegiatan itu berupa menyajikan

bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan

mengembangkan bahan pelajaran itu. Ketika kurikulum

terlalu padat kegiatannya maka akan berpengaruh pada

hasil belajar siswa.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

diatas, peneliti menggunakan faktor ekstern berupa penggunaan model

(44)

menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran

matematika.

c. Penilaian prestasi belajar 1) Pengertian penilaian

Setiap jenjang pendidikan selain merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran juga harus melakukan penilaian

hasil belajar sebagai upaya untuk terlaksananya proses pembelajaran

yang efektif dan efisien. Sebelum kita mengetahui apa yang dimaksud

dengan penilaian hasil belajar, terlebih dahulu kita mengetahui apa

makna dari penilaian.

Penilaian adalah suatu prosedur sistematis dan mencakup

kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan

informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang

karakteristik seseorang atau objek untuk menentukan seberapa jauh

mereka mencapai tujuan pembelajaran (Kusaeri, 2012: 16).

Penilaian merupakan sebuah proses untuk mengambil

keputusan dengan menggunakan informasi dari hasil belajar baik tes

(45)

Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan

penilaian adalah suatu cara atau usaha untuk mendapatkan informasi

sejauh mana siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan.

Sedangkan penilaian hasil belajar adalah suatu usaha seorang

guru untuk melihat sejauh mana kemampuan atau perubahan perilaku

seseorang yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar.

Penilaian hasil belajar merupakan proses untuk mengumpulkan

informasi melalui proses pengukuran dan non pengukuran yang dapat

digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa,

perbaikan program dan perbaikan proses pembelajaran.

Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga

ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Setiap mata

pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut namun

penekanannya selalu berbeda (Sutaryat, 2015: 59). Berikut penjelasan

dari masing-masing ranah yaitu :

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan

berfikir siswa. Dalam ranah kognitif terdiri dari

kemampuan mengghafal, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, menyintesis dan kemampuan mengevaluasi.

2) Ranah Afektif

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap,

(46)

sangat erat hubungannya dengan minat dan sikap yang

dapat terbentuk dari tanggung jawab.

3) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar

yang pencapaiannya melalui ketrampilan yang melibatkan

otot dan kekuatan fisik.

d. Tujuan Penilaian Hasi Belajar

Tujuan penilaian hasil belajar sebagai berikut (Jumanta, 2016 :190) :

1) Mengetahui peringkat pencapaian kompetensi siswa sebagai hasil

dari proses pembelajaran.

2) Mengetahui efektivitas proses-proses pembelajaran.

3) Mengetahui ketetapan dan efektivitas program pembelajaran.

4) Mengetahui ketepatan teknik, bentuk dan kualitas instrument yang

digunakan.

Selain itu, tujuan dari penilaian hasil belajar bertujuan untuk dapat

mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada waktu

selanjutnya.

e. Jenis-jenis penilaian

Penilaian pembelajran pada umumnya mencakup Pre Test,

penilaian proses dan Post Test. Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut

(47)

1) Pretest (Tes Awal)

Pre Test merupakan pemberian soal untuk siswa

sebelum guru memberikan materi pembelajaran yang akan

dibahas. Pre Test memiliki banyak kegunaan dalam menjajaki

proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pre Test

memegang peranan yang cukup penting dalam proses

pembelajaran.

2) Penilaian Proses

Penilaian proses dilakukan untuk dapat mengetahui

kualitas pembelajaran atau dapat mengetahui sejauh mana

siswa mengerti apa yang telah disampaikan oleh guru.

Penilaian proses dapat dikatakan berhasil apabila siswa

mampu mengikuti pembelajaran dari kegiatan awal sampai

akhir dengan baik.

3) Post Test

Penilaian post test dilakukan pada akhir pembelajaran

tepatnya setelah guru menyampaikan materi. Post test

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil perkembangan

siswa dalam belajar.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan ketiga jenis penilaian

(48)

belajar siswa sehubungan dengan kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan. Kemudian penilaian proses peneliti menilai siswa ketika

proses pembelajaran sedang berlangsung sesuai dengan RPP yang

telah dibuat. Setelah dilakukan penilaian proses diadakan post test

untuk mengetahui hasil akhir setelah siswa melakukan proses

pembelajaran.

2. Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada

SD/MI. Kata matematika berasal dari perkataan latin mathematika yang

mulanya diambil dari perkataan Yunani yaitu mathematike yang berarti

mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal kata mathema yang berarti

pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike berhubungan pula dengan kata

lain yang hampir sama yaitu mathein yang artinya belajar (berfikir). Jadi

berdasarkan asal katanya, matematika berarti ilmu pengetahuan yang

didapat dengan berpikir atau bernalar (Andi, 1980: 3).

Pembelajaran matematika merupakan proses pemberian pengalaman

belajar kepada siswa melakukan serangkaian kegiatan yang terencana

sehingga siswa memperoleh pengetahuan tentang matematika yang

dipelajari, cerdas, keterampilan, mampu memahami dengan baik bahan

yang diajarkan (Muhsetyo, 2002: 30).

Pembelajaran matematika dapat dikatakan berhasil apabila suatu

pengajaran dipengaruhi oleh faktor yang terangkum dalam sistem

(49)

pengajaran salah satunya adalah penggunaan metode atau model

pembelajaran.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat maka akan berdampak

pada hasil belajar siswa. Karena siswa belajar menggunakan aktivitas fisik

dan mental. Maka penggunaan model pembelajaran matematika pada

jenjang sekolah dasar sangat diperlukan karena sesuai dengan tahap

berpikir anak. Penggunaan model pembelajaran yang tepat siswa akan

lebih menghayati dalam belajar matematika secara nyata berdasarkan

fakta yang jelas dan dapat dilihatnya.

3. Ruang Lingkup Pelajaran Matematika di MI/SD

Adapun ruang lingkup pelajaran matematika yaitu bilangan, geometri,

pengukuran dan pengolahan data. Mata pelajaran matematika mencakup

tiga cabang yaitu aritmatika, aljabar dan geometri (Bandi, 2009: 3).

Kompetensi dalam bilangan ditentukan pada kemampuan memahami

konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya, serta

menggunakannya dalam pecahan sehari-hari.

Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan

mengidentifikasi pengelolaan data dan bangun ruang serta menentukan

sifat-sifat, keliling, luas, volume dalam pemecahan masalah. Pengelolaan

data ditekankan pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan dan

(50)

Materi mata pelajaran kelas V semester 2 tercantum dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1

Kurikulum Matematika MI/SD Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bilangan

5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

5.1. Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya.

5.2.Menjumlahkan dan

mengurangkan berbagai bentuk pecahan.

5.3. Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.

5.4. Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala.

Geometri dan Pengukuran

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

6.1. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.

6.2. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.

6.3. Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana. 6.4. Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri

6.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana.

4. Model Example Non Example

a. Pengertian Model Example Non Example

Model Example Non Example merupakan salah satu pendekatan

Group Investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang

(51)

perolehan hasil akademik. “Tipe pembelajaran ini dimaksudkan

sebagai alternatif terhadap model pembelajaran kelas tradisional dan

menghendaki siswa saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih

dicirikan oleh penghargaan kooperatif (Muslimin, 2000: 3).

Model Example Non Example merupakan model yang

mengajarkan konsep pada siswa untuk belajar mengerti dan

menganalisis sebuah konsep. Example Non Example adalah taktik

yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep (Jumanta,

2014: 97).

Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk

mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal yang

terdiri atas Example dan Non Example dari suatu definisi konsep yang

ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai

dengan konsep yang ada.

Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh

suatu materi yang sedang dibahas. Sedangkan Non Example

memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu

materi yang sedang dibahas.

Penggunaan model Example Non Example merupakan suatu

alternatif untuk meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa.

Maka diperlukan suatu usaha guru untuk meningkatkan dan

menumbuhkan siswa dalam berkomunikasi yaitu guru dengan siswa

(52)

Model Example Non Example merupakan model pembelajaran

yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Example

Non Example menggunakan pendekatan yang menggunakan media

gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan

mendorong siswa untuk berfikir kritis dengan jalan memecahkan

permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang

disajikan.

Media gambar merupakan salah satu alat yang digunakan dalam

proses belajar mengajar yang dapat membantu mendorong siswa lebih

melatih diri dalam mengembangkan pola pikirnya (Jumanta, 2014:

98). Penerapan media gambar diharapkan dalam pembelajaran dapat

bermanfaat secara fungsional bagi semua siswa, sehingga dalam

proses pembelajaran siswa diharapkan akan aktif dan termotivasi

untuk belajar.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

model Example Non Example adalah model pembelajaran alternatif

yang diambil dari contoh, kasus, atau gambar yang relevan dengan

kompetensi dasar. Siswa diberikan kesempatan dalam kelompok kecil

untuk mendiskusikan contoh gambar yang diberikan oleh guru dan

mempresentasikannya didepan teman-temannya.

Penggunaan gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat

menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat

(53)

salah satu teknik yang dapat digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran.

Komponen utama model Example Non Example adalah

digunakannya media dalam mendukung proses pembelajaran. Media

yang digunakan dalam model Example Non Example salah satunya

adalah media gambar yang berhubungan dengan kompetensi dasar

yang terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan MI/SD.

Media gambar yang digunakan berupa contoh gambar pembelajaran

yaitu tentang sifat-sifat bangun datar.

b. Langkah-langkah model Example Non Example

Menurut Agus Suprijono (2009 : 125), langkah-langkah model

pembelajaran Example Non Example, diantaranya berikut ini :

1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Gambar yang digunakan merupakan gambar

relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan kompetensi

dasar.

2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui

LCD atau OHP. Pada tahap ini, guru juga dapat meminta bantuan

siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat sekaligus

(54)

3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswaa

untuk menganalisis gambar yang telah disajikan secara seksama.

Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas tentang gambar

yang sedang diamati siswa.

4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari

analisis gambar tersebut dicatat pada kertas.

5) Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk membacakan hasil

diskusi melalui perwakilan kelompok masing-masing.

6) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa guru mulai menjelaskan

materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

7) Guru dan siswa menyimpulkan materi sesuai tujuan pembelajaran.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Example Non Example

1. Kelebihan Model Example Non Example

a) Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar.

b) Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.

c) Siswa diberi kesempatan mengemukakan pendapatnya.

2. Kekurangan Model Example Non Example

a) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.

b) Memakan waktu yang cukup lama.

(55)

Kajian pustaka dalam penelitian ini berisi tentang penelitian yang

relevan dari peneliti-peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian oleh Nike Oktavia

Penelitian yang dilakukan oleh Nike Oktavia (2014) untuk

meningkatkan hasil belajar siswa materi pembelajaran bangun ruang

dengan menggunakan model Example Non Example pada siswa kelas V

SD Negeri 42 Kota Jambi Pembelajaran matematika materi bangun datar

mengalami peningkatan. Rata-rata kelas hasil belajar siswa pada siklus I

mengalami peningkatan sebesar 20% dengan nilai rata-rata 5,4 dan siklus II

sebesar 80% dengan nilai rata-rata 7,1. Kemudian pada siklus III

meningkat menjadi 100% dengan nilai rata-rata 84,3. Dapat disimpulkan

bahwa penggunaan model Example Non Example dapat meningkatkan hasil

belajar materi pembelajaran bangun datar.

2. Penelitian oleh Sobari

Penelitian yang dilakukan oleh Sobari (2014) untuk meningkatkan

hasil belajar matematika siswa menggunakan media gambar pada siswa kelas

VA MI “Al-Husna Kecamatann Karawaci Kota Tangerang. Pembelajaran

matematika materi sifat-sifat bangun datar mengalami peningkatan. Rata-rata

kelas hasil belajar siswa 59,42 pada siklus I siswa tuntas belajar 57,69%

(56)

3. Penelitian oleh Ginanjar adi wibowo

Penelitian yang dilakukan oleh Ginanjar adi wibowo untuk

meningkatkan hasil belajar Matematika materi sifat-sifat bangun datar melalui

model Example Non Example pada siswa kelas V MIM Al-Qomariyah Wates

Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Pada siklus 1 belum memenuhi kriteia

yang di tetapkan maka dilanjutkan pada siklus ke 2. Hasil belajar siklus 2

diperoleh data siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 25 (89,28%) siswa dan

yang belum tuntas 3 (10,71%) siswa. Dengan nilai rata-rata 82,67 dari daata

yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penelitian pada siklus ini telah

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sehingga penelitian tindakan kelas

dihentikan pada siklus 2 karena kriteri ketuntasan sudah tercapai.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MIM Al-Qomariyah

(57)

MI Qomariyah Wates terletak di Dukuh Wates. Kelurahan Bade,

Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali. Gedung tersebut tepatnya di sebelah

timur jalur masuk desa kurang lebih 100 meter dari jalan raya.

MI Qomariyah Wates berasal dari pindahan Madrasah Diniyah yang didirikan di lingkungan Masjid Jami’ Wates. Pada awalnya Madrasah Diniyah

tersebut diprakarsai oleh Bp. Marto Umar, Bp. Prewito, Bp. Djumadi, Bp. Mat

Yusuf dan beberapa tokoh lain sebelum tahun 1949. Pada tahun 1949

pengelola Madrasah Diniyah mendapatkan tanah perwakafan dari Bp. Mat

Yusuf yang luasnya lebih kurang 1007 meter persegi. Dengan modal swadaya

masyarakat Wates akhirnya mendirikan bangunan di atas tanah seluas 264

meter persegi yang terdiri dari 252 meter persegi dengan bangunan kelas, 12

meter persegi untuk kantor. Dengan adanya gedung baru itu maka Madrasah Diniyah yang semula dilingkungan Majid Jami’ Wates itu pindah ke lokasi

baru sampai sekarang ini.

Adapun perubahan status Madrasah Ibtidaiyah adalah atas usul para

sesepuh dan umat islam Muhammadiyah Wates. Jadilah nama Madrasah

Ibtidaiyah tersebut menjadi MIM Al-Qomariyah Wates. Atas usul dan

permohonan masyarakat Wates kepada pemerintah dan akhirnya pemerintah

disetujui dengan adanya keputusan tentang :

1. Nomor Madrasah : 112330915143

(58)

Terakreditasi B (TMT 16 Juni 2005)

3. Berdiri Tanggal : 15 April 1949

4. Badan Pendiri : Umat Islam

5. Alamat Madrasah : Wates, Bade, Klego, Boyolali

Dalam perkembangannya MI Qomariyah Wates dari tahun ke tahun

telah mengalami perubahan pengelola atau orang yang menjabat sebagai

Kepala Madrasah. Adapun struktur organisasi di MIM Al-Qomariyah Wates

(59)

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi MIM Al-Qomariyah Wates

(Sumber : Sejarah MIM Al-Qomariyah Wates)

2. Kondisi Fisik

Gedung Madrasah Ibtidaiyah Qomariyah Wates terdiri dari tiga bagian

utama. Bangunan utama terdiri dari 6 lokal yang dipakai sebagai tempat

proses pembelajaran, yaitu ruang kelas I (satu) sampai dengan kelas VI

(enam). Dua bangunan terpisah digunakan sebagai kantor guru, perpustakaan,

kantor administrasi dan ruang kepala madrasah. Selain itu didukung pula oleh

bangunan penunjang yang lainnya yaitu 3 kamar kecil dan juga tempat parkir.

Bangunan ini bersifat permanen.

KEMENTERIAN AGAMA

KET. KOMITE

KEPALA DESA KEPALA MADRASAH

WALI MURID

MASYARAKAT WAKASEK

MURID MASYARAKAT

(60)

B. Visi dan Misi Madrasah

1. Visi Madrasah

Terwujudnya generasi islam yang cerdas, terampil, beriman dan

bertaqwa”

2. Misi Madrasah

Mewujudkan pendidikan yang berkualitas islami, rajin belajar dan sholat

serta faham terhadap perintah dan larangan Allah.

C. Tujuan MIM Al-Qomariyah

1. Terealisasinya sistem pendidikan yang bermutu, relevan, dan efisien

sesuai SNP.

2. Terealisasinya sistem transparan, partisipatif, efektif dan efisien.

D. Data Personalia

MIM Al-Qomariyah Wates memiliki tenaga pendidik 14 orang yang

terdiri dari guru kelas, guru mata pelajaran dan kepala madrasah serta

(61)

Tabel 3.1

Daftar guru dan karyawan MIM Al-Qomariyah

NO Nama Jabatan Pendidikan

(62)

E. Data Siswa MIM Al-Qomariyah

Tabel 3.2

Data Siswa di MIM Al-Qomariyah

No Kelas Jumlah Siswa 2017/2018 Wali Kelas

L P J

1. 1A 10 10 20 Wahniyatun, S.Pd.SD

2. 1B 10 7 17 Novita Ningtias, S.Pd

3. 2 9 16 25 Hartatik S., S.Pd

4. 3A 11 9 20 Lamiyah, S.Pd.I

5. 3B 13 5 18 Arifah, S.Pd

6. 4A 20 20 Nadifah

Utamaningdyah, SE

7. 4B 18 18 Sajidin, A.Ma

8. 5 21 7 28 Siti Munjayana,

S.Pd.I

9. 6A 13 6 19 Marsudi, S.Pd.I

(63)

F. Data Siswa Kelas V MIM Al-Qomariyah Wates

Subjek penelitian yang diambil adalah siswa kelas V MIM

Al-Qomariyah Tahun Pelajaran 2017/2018. Jumlah siswa kelas V adalah 28

siswa dengan keterangan 21 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Berikut

nama siswa kelas V MIM Al-Qomariyah :

Tabel 3.3

Data Siswa Kelas V MIM Al-Qomariyah

No Nama Siswa Jenis Kelamin

1. Febri Widianto Laki-laki

2. Amalia Nurina Perempuan

3. Aska Maulana Laki-laki

4. Bagas Saputra Laki-laki

5. Bayu Al-Friansyah Laki-laki

6. Dafa Eka Ardianto Laki-laki

7. Damar Prasetyo Laki-laki

8. Fahri Awalukman Laki-laki

9. Farid Setiawan Laki-laki

10. Intan Anugrawati Perempuan

11. Ladhiva Intan Lestari Perempuan

12. Nova Ramadanni Perempuan

13. Octaviana Syarifa R Perempuan

14. Reza Dwiandika Laki-laki

15. Sugeng Prasetyo Laki-laki

(64)

17. Fikri Kurniawan Laki-laki 18. Rafiq Aditya Permana Laki-laki 19. Rasya Aditya Permana Laki-laki

20. Rizqika Khoyrunisa Perempuan

21. Daniel Mahesto Laki-laki

22. Adhittya Adha Fadhilla Laki-laki 23. Arrijal Afifa Rahmatul Laily Laki-laki

24. Qayla Sabina U Perempuan

25. Sakha Adnan Firmansyah Laki-laki

26. Abdul Hakim Laki-laki

27. Ridho Jati Laki-laki

28. Fajar Ari Setiawan Laki-laki

F. Sarana Prasarana dan Fasilitas

Tabel 3.4

Sarana dan Fasilitas MIM Al-Qomariyah

No Nama Barang Kondisi Jumlah

Baik Rusak

1. Ruang Kelas 10 - 10

2. Ruang Kepala Madrasah

1 - 1

3. Ruang Guru 1 - 1

4. Ruang UKS 1 - 1

5. Toilet Guru 1 - 1

(65)

7. Mushola 1 - 1

8. Gudang 1 - 1

G. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika kelas V tahun

pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan

menggunakan jam mata pelajaran sesuai pelajaran di MIM Al-Qomariyah

Wates. Waktu pelaksanaan penelitian sebagai berikut :

1. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 April 2018

2. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 April 2018

H. Deskripsi Prasiklus

Penelitian prasiklus ini dilakukan pada hari rabu 11 April 2018 dikelas

V MIM Al-Qomariyah. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan

peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen nilai dari wali kelas tentang

mata pelajaran matematika dan tentang kebiasaan siswa saat pembelajaran

berlangsung. Dari situ di dapatkan nilai-nilai siswa masih banyak siswa

yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata. Hasil tersebut diketahui nilai

siswa yang tuntas atau mencapai KKM sebanyak 17 siswa nilainya masih

dibawah standar KKM. Sedangkan sisanya 11 siswa sudah memenuhi

(66)

Tabel 3.5

Hasil Belajar Siswa Prasiklus

No Nama KKM Nilai Keterangan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada semester II tanggal 24

April 2018. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama dua jam

(2 x 35 menit) yang diikuti oleh 28 siswa. Pelaksanaan setiap siklus dalam

penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan. yaitu dengan tahapan perencanaan

28 FAF 65 60 Belum Tuntas

Rata-rata Kelas 56, 14

Persentase Ketuntasan 32,14 %

(67)

(planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

Rincian tiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran

pada siklus I sebagai berikut :

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan adalah

sebagai berikut :

a. Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang

memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.

b. Menyiapkan bahan ajar

c. Menyiapkan alat-alat pembelajaran

d. Membuat lembar observasi guru

e. Membuat lembar observasi siswa

2. Pelaksanaan Tindakan

Siklus I dilakukan pada hari Selasa 24 April 2018 dengan

materi pembelajaran sifat-sifat bangun datar. Pada siklus ini peneliti

menggunakan model pembelajaran Example Non Example.

Tahap-tahap yang dilakukan sebagai berikut :

a. Kegiatan Pendahuluan

(68)

2) Guru mengkondisikan siswa kemudian mengabsen

kehadiran siswa.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4) Guru bertanya benda-benda yang berbentuk bangun

datar baik dirumah maupun disekolah.

b. Kegiatan Inti Eksplorasi :

1) Guru menyampaikan secara singkat garis besar materi

sifat-sifat bangun datar.

2) Guru menjelaskan metode Example non Example.

Elaborasi :

1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok,

setiap kelompok terdiri 4 siswa.

2) Guru menyajikan gambar-gambar dipapan tulis.

3) Guru memberi petunjuk atau memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mendiskusikan gambar-gambar

yang telah ditampilkan.

4) Guru memberikan kesempatan pada tiap kelompok

untuk membacakan hasil diskusi materi sifat-sifat

bangun datar.

5) Guru menjelaskan materi sesuai dengan tujuan

(69)

Konfirmasi :

1) Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja

masing-masing kelompok.

2) Guru memberikan umpan balik dan penguatan dalam

bentuk lisan agar siswa bertambah semangat dalam

belajar.

3) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang

aktif dalam kelompok

4) Siswa masing-masing mengerjakan soal yang telah

diinstruksikan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana

hasil pembelajaran masing-masing.

c. Kegiatan Penutup

1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

2) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan

memberikan tugas.

3) Mengajak semua siswa berdo’a untuk menutup

pembelajaran.

Gambar

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008 :16)
Gambar 2.1. Persegi ( Sumber : Dokumen Pribadi )
Gambar 2.3 Segitiga Sama Kaki (Sumber : Dokumen Pribadi)
Gambar 2.5 Belah Ketupat (Sumber : Dokumen Pribadi)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara dilakukan kepada manajer dan Account Officer (AO) Koperasi Syaraiah Adil Sejahtera Rumbia, yang berkaitan dengan strategi penanganan kredit macet pembiayaan

Akan tetapi dorongan yang lebih mendasar lagi tentang pendidikan agama di lingkungan keluarga ini bagi umat Islam khususnya adalah karena dorongan syara (ajaran Islam), yang

Dalam konteks pemilihan media pembelajaran untuk anak usia dini, beberapa dasar pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran di antaranya

Saat ini, integrasi sosial yang dibangun jemaat GPIB Pniel pasca konflik telah. berhasil, yang dilakukan dengan cara mengubah strategi kehadiran, bukan

Hasil yang terdapat dari penelitian tersebut adalah rerata peningkatan indeks plak (IP), dan perdarahan pada probing (PPP) secara signifikan lebih tinggi di

Sedangkan bagi karyawan yang memiliki resiko keamanan saat bekerja cenderung akan menurunkan rasa kepuasan kerja mereka, dan banyak dari mereka akan cenderung

Kata tarbiyah berasal dari kata ﱠبَر atau اَبَر didalam al- Quran disebutkan lebih dari dalapan ratus kali, dan sebagian besar atau bahkan seluruhnya dengan Tuhan,

Martono dan Harjito (2013) mengatakan Franco Modigliani dan MH Miller menentang pendekatan tradisional dengan menawarkan pembenaran perilaku tingkat kapitalisasi