• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu mengalami perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan disegala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat didalamnya baik itu pelaksana pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga pendidik). Mutu pendidikan perangkat kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan dan mutu manajemen pendidikan termasuk perubahan dalam metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Upaya perubahan dan perbaikan tersebut bertujuan membawa kualitas pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.

Belajar adalah hal yang wajib di lakukan pada setiap orang. Karena dengan belajar dari yang sebelumnya belum paham menjadi paham dan dari yang sebelumnya belum mengerti menjadi mengerti. Begitu pentingnya arti belajar terutama menuntut ilmu di dalam Al-Qur’an dan Hadist banyak dijelaskan mengenai hal tersebut. Salah satu surat yang berkaitan dengan belajar adalah dalam Surat Al-Alaq ayat 1-5 sebagai berikut :

ْْاَزْقِا

ْ

ِْنْسِب

ْ

كِبَر

ْ

ْ لا

ْْيذ

ْ

َْقَلَخ

ْ(

1

ْ)

َْقَلَخ

ْ

اَسْن ِلِْا

ْ

َْن

ْ

ْْنِه

ْ

ْ قَلَع

ْ(

2

ْ)

ْْاَزْقِا

ْ

كُّبَرَو

ْ

َْلِْا

ْ

ْ مزْك

(

3

ْ)

ْْىِذ لا

ْ

َْن لَع

ْ

ِْنَلَقْلاِب

ْ(

4

ْ)

َْن لَع

ْ

ِْلِْا

ْ

اَسْن

ْ

َْن

ْ

اَه

ْ

ْْنَل

ْ

ْْنَلْعَي

ْ(

5

) 

Artinya : 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. 2. Dia telah menciptakan manusia dari alaq (segumpal darah). 3. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. 4. Yang mengajar manusia dengan pena. 3. Dia mengeluarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya (Q,S. Alaq 1-5). (Qur’an Suara Agung, 2009 : 1227)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia tanpa belajar, niscaya tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan untuk kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses belajar.

Dalam peraturan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdapat Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang digunakan sebagai penilaian penentuan kelulusan siswa yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran, serta mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Salah satu mata pelajaran yang sering membebani siswa dalam menentukan kelulusan adalah pembelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika merupakan ide-ide abstak yang berisi simbol-simbol, maka konsep-konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum memanipulasi simbol-simbol tersebut. Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu dan memperjelas serta menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan merupakan salah satu instrument utama pengembangan SDM, tenga pendidik dalam hal ini guru sebagai salah satu unsur yang berperan penting.Sistem pendidikan guru sebagai suatu subsistem pendidikan nasional merupakan faktor kunci dan memiliki peran yang sangat strategis. Pada hakikatnya, penyelengaraan dan keberhasilan proses pendidikan pada semua jenjang dan satuan pendidikan ditentukan oleh factor guru, disamping perlunya unsur-unsur penunjang lainnya (Oemar, 2002 : 5).

Adapun menurut Dimyanti, pembelajaran adalah guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar termasuk penggunaan metode dalam pengajaran. Lemahnya tingkat berfikir siswa saat proses belajar mengajar untuk pelajaran matematika mengakibatkan siswa kurang berkonsentrasi, cenderung pasif dan guru menjadi lebih aktif. Indikator tersebut dapat dilihat dari perilaku siswa yang kurang antusias ketika pelajaran sedang berlangsung. Rendahnya pemusatan perhatian siswa serta rendahnya respon umpan balik siswa terhadap pertanyaan guru.

Berdasarkan informasi di MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran matematika belum seperti yang diharapkan. Kenyataan menunjukkan masih rendahnya tingkat penguasaan terhadap materi matematika yang diajarkan.

Adapun faktor- faktor yang menyebabkan prestsi belajar siswa rendah dapat diidentifikasikan antara lain sebagai berikut: Model pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik dan tidak sesuai dengan kondisi siswa,

matematika dianggap pelajaran yang sulit dan membosankan, pembelajaran yang berlangsung kurang melibatkan siswa atau guru lebih aktif dari pada siswa, guru tidak mempersiapkan alat peraga yang mendukung untuk menjelaskan materi yang diajarkan, media yang digunakan guru kurang bervariatif, dan pembelajaran tidak dikaitkan dengan situasi yang di alami siswa. Akibatnya penguasaan dan pemahaman siswa pada matapelajaran matematika pada siswa kelas V MIM Al-Qomariyah sampai saat ini belum mencapai nilai yang memuaskan. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali, dapat dilihat data hasil ulangan umum menunjukkan banyak nilai yang kurang dari batas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pelajaran Matematika yaitu 65. Dari identifikasi guru matematika, hal ini terkait dengan faktor yang mempengaruhi siswa mendapat nilai dibawah KKM, seperti rendahnya minat siswa dalam pemahaman materi, dan kurangnya kreatifitas guru dalam penyampaian materi.

Melihat faktor ataupun permasaahan diatas, maka diperlukan suatu strategi pembelajran yang tepat agar tujuan pembelajran matematika khususnya pada materi sifat- sifat bangun datar dapat tercapi sesuai yang diharapkan. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Strategi pembelajaran yang diperlukan adalah strategi yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajran sehingga siswa dapat berperan aktif selama pembelajran. Untuk menaggulangi permasalahan tersebut peneliti dan guru

memutuskan untuk menggunakan model Example Non Example sebagai solusi yang tepat dalam permasalahan yang ada dikelas V MIM Al-Qomariyah Wates kecamatan Klego Kab. Semarang.

Model Example Non Example ini dipilih karena merupakan suatu model yang efektif karena membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Dengan demikian dapat menyajikan bahan pelajaran lebih kongret sehingga tujuan pembelajaran dapat berjalan secara bermakna dan dapat tercapai secara optimal.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi

Sifat-sifat Bangun Datar Melalui Model Example Non Example Pada Siswa Kelas V MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model Example Non Example dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar

melalui model Example Non Example pada siswa kelas V MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis

Edi Prayitno (2010: 35) mengartikan hipotesis tindakan sebagai tindakan yang akan dilaksanakan guna memecahkan masalah yang diteliti dan adanya upaya melakukan peningkatan perbaikan. Ini berarti berdasar kajian pustaka bahwa jika dilakukan tindakan ini maka diyakini akan mengatasi masalah itu. Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan model Example Non Example dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MIM Al-Qomariyah Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran matematika melalui model Example Non Example dikatakan berhasil jika indikator yang telah ditetapkan dapat tercapai. Adapun indikator keberahsilan yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Secara Individu

Siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu > 65 pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar.

b. Secara Klasikal

Adanya peningkatan hasil belajar pada tes siswa secara berkelenjutan dari siklus I ke siklus II dan berhenti apabila  85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai > 65 (Trianto, 2009: 21)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dharapkan dapat memeberikan manfaat kepada banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Pembelajaran melalui model Example Non Example diharapkan mampu memberikan wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan, serta sebagai bahan masukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran matematika.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Penerapan model Example Non Example dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar dengan pembelajaran yang

inovatif. Selain itu, dari hasil penelitian ini dapat menanamkan kreativitas guru dalam menciptakan pembelajaran aktif inovatif dan menyenangkan.

b. Bagi Siswa

Manfaat penerapan model pembelajaran Example Non Example bagi siswa adalah prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika dapat meningkat. Sehingga nilai siswa pada mata pelajaran matematika dapat mencapai Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 85% dari total seluruh siswa.

F. Definisi Operasional 1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu (Faturrohaman, 2012: 139). Sedangkan menurut tohirin dalam sumber yang sama mengatakan bahwa prestasi belajar adalah apa yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah sebuah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.

2. Matematika

Matematika adalah ilmu atau tentang perhitungan angka untuk menghitung berbagai benda ataupun yang lainnya (Jannah, 2011 : 17).

Pada penelitian ini pembelajaran matematika materi bangun datar. Bangun datar merupakan bangun yang seluruh bagiannya terletak pada bidang (permukaan) datar. Bangun datar disebut juga bangun dua dimensi (Sunarjo, 2007: 100). Setiap bangun datar memiliki berbagai macam dan sifat-sifat yang membedakan antara bangun datar satu dengan bangun datar lain.

3. Model Example Non Example

Model Example Non Example adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep (Hamdayama 2014 : 97). Model Example Non Example penting karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada sifat fisiknya.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2014 :58) PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau menignkatkan kualitas pembelajaran. PTK sebagai penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas) merumuskan PTK sebagai penelitain tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran (Basrowi, 2008 : 28).

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi (Arikunto, 2014: 16). Adapun tahapan tersebut dapat digambarkan pada skema berikut: Penelitian tindakan kelas memilki tahapan kegiatan yang terdiri dari dua siklus atau lebih tergantung dalam implementasinya. Setiap siklus dirancang dengan melalui tahapan: perencanaan, pelaksanaan,observasi, dan refleksi.

2. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian a. Lokasi penelitian

Bertempat di kelas V MIM Al-Qomariyah Wates Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali.

b. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan siswa kelas V MIM Al-Qomariyah Wates dengan jumlah siswa 28 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.

c. Waktu Penelitian

1) Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 April 2018 2) Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 April 2018

3. Langkah-langkah Penelitian

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008 :16)

Model atau desain yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas yaitu dengan model Kemmis & McTaggart. Dimana salah satu siklus terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflection). Secara rinci prosedur pelaksanaan PTK ini sebagai berikut :

a) Tahap Perencanaan

Tahapan perencanaan adalah sebuah rancangan sebelum dilaksanakannya tindakan. Perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan hasil diskusi dengan hasil diskusi dengan guru kelas V MIM Al-Qomariyah. Tahapan perencanaan hal-hal yang harus dipersiapkan adalah :

1) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ) yang memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran

2)Menyiapkan bahan ajar

3) Menyiapkan alat-alat pembelajaran 4) Membuat lembar observasi guru 5) Membuat lembar observasi siswa 6) Menyusun tes formatif untuk siswa b) Tahap Tindakan

Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yaitu penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan penutup.

c) Tahap Pengamatan

Dalam kegiatan ini observer melakukan pengamatan, pencatatan dan menginterpretasi terhadap berlangsungnya pembelajaran terutama pada siswa sambil mengerjakan lembar observasi yang telah disiapkan.

d) Tahap Refleksi

Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus dikumpulkan untuk dianalisis selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil analisis sehingga dapat diketahui

ada tidaknya peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah tindakan.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Tes

Tes merupakan sebuah alat pengukur data yang penting dalam suatu penelitian. Karena tes dalam penelitian ini akan dijadikan sebagai acuan pedoman penilaian setelah pembelajaran berlangsung. Peneliti mempersiapkan soal-soal tes yang diberikan setelah siswa melakukan pembelajaran. Tes dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap siklus.

b. Metode Observasi

Observasi merupakan proses pengambilan data dalam penelitian ketika peneliti melihat situasi dalam sebuah penelitian. Observasi digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi maupun interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok (Uno, 2012: 90). Peneliti melakukan observasi dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran dikelas. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Lembar observasi tersebut dibagi menjadi dua yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi siswa pada tiap siklus. Lembar observasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Metode Dokumentasi

Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu teknik memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini dilakukan pada saat proses pembelajran berlangsung, sehingga aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka tangan akan terekam dalam foto. Dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Foto tersebut merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang lain.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Lembar Soal

Lembar soal tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melakukan proses pembelajaran dengan guru. Dari hasil soal tes tersebut maka dapat kita ketahui sejauh mana pembelajaran tersebut telah berhasil. Untuk mengukur hasil belajar siswa peneliti menggunakan soal tes fomatif yang dibuat sesuai dengan metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui perkembangan penelitian serta berbagai pedoman untuk

melakukan pengamatan dikelas. Lembar observasi berupa checklist tentang aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru bersama siswa.

6. Analisis Data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan teknik analisa kuantitatif menggunakan deskriptif sederhana dalam perhitungan prestasi belajar siswa. Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa dalam materi sifat-sifat bangun datar. Untuk menilai rata-rata tes formatif digunakan perhitungan dengan rumus :

X=

Keterangan :

X = Nilai rata-rata siswa

x = Jumlah nilai siswa

N = Jumlah Siswa

Untuk mencari persentase tiap-tiap kegiatan dengan menggunakan rumus persentase (Sugiono, 2010: 43).

P =

Keterangan :

F= Jumlah nilai siswa N= Jumlah seluruh siswa H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembeaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka penulis akan memaparkan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, pada bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian pustaka, pada bab ini akan menjelaskan tentang belajar dan prestasi belajar, model Example Non Example, Ruang lingkup pembelajaran matematika SD/MI dan Sifat-sifat bangun datar.

BAB III Pelaksanaan penelitian, pada bab ini memuat tentang gambaran umum MIM Al-Qomariyah Wates dan pelaksanaan penelitian.

BAB IV Hasill penelitian, bab ini memuat tentang deskripsi hasil penelitian persiklus beserta pembhasanya.

Dokumen terkait