Jurusan
INSTITU
RUMBIA LAMPUNG TENGAH
Oleh:
WAWAN SETIAWAN NPM. 13111218
san Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
STITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAI
METRO
1438 H/2017 M
yariah
▸ Baca selengkapnya: wawan pergi ke rumah paman wawan berangkat pukul 08 lama perjalanan 2 jam pada pukul berapa wawan sampai di rumah paman
(2)Diajukan Untuk memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah
Oleh:
WAWAN SETIAWAN NPM. 13111218
Pembimbing I : Drs. H. A. Jamil, M. Sy Pembimbing II : Imam Mustofa, M.SI
Jurusan : Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO
v
OLEH
WAWAN SETIAWAN
Sebagai lembaga keuangan non Bank, Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia berperan dalam memperbaiki dan mengembangkan perekonomian masyarakat, yang diajukan dalam kegiatan utamanya yaitu menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat salah satunya ialah pembiayaan. Namun, dalam kaitanya dengan pembiayaan selalu ada permasalahan didalamnya, permasalahan yang sering terjadi ialah kredit macet khususnya pembiayaan murabahah. Kurang teliti dalam menganalisis calon anggota oleh pihak Koperasi menjadi salah satu penyebabnya, sehingga terkadang masih dijumpai cidera janji yang dilakukan oleh anggota yang tidak melaksanakan kewajibannya terhadap Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia. Penelitian ini membahas mengenai strategi penanganan kredit macet dalam pembiayaan murabahah di Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia Lampung Tengah.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada manajer dan Account Officer (AO) Koperasi Syaraiah Adil Sejahtera Rumbia, yang berkaitan dengan strategi penanganan kredit macet pembiayaan murabahah untuk memperoleh data dan keterangan penelitian secara langsung. Dokumentasi diperlukan untuk mendapatkan data-data mengenai profil, struktur organisasi Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan pembiayaan murabahah. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, dan sifatpenelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Dan jika (orang berut
berkelapangan. Dan m
bagimu, jika kamu me
vii
rutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangg
n menyedekahkan (sebagian atau semua utang
u mengetahui. (Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat
angguh sampai dia
ng) itu, lebih baik
viii
teruntuk orang-orang yang kucintai yang selalu hadir dan mewarnai hari-hariku
dalam menghadapi kerasnya hidup ini, yang selalu menguatkan saat diri ini
mulai lemah. Kupersembahkan bagi mereka yang selalu mendukung dan
mendo’akanku di setiap waktu dalam setiap tapak kehidupanku, khususnya untuk:
1. Ayahanda dan Ibunda (Bapak Ngadimin dan Ibu Wijiati) yang tidak pernah
lelah untuk mendo’akan dan mendukung baik dalam bentuk moril maupun materil dan selalu mencurahkan kasih sayang, motivasi, perhatian yang
tidak terbatas. Semoga Allah subhanahu wa ta’alla selalu mencurahkan kasih sayang kepada mereka.
2. Adikku tersayang Wiwin Elisa Dwi Yani yang selalu mendukung dan
mendoakan kakak sulungnya.
3. Siti Maisaroh yang selalu mendukung dan memberikan semangat,
sahabat-sahabat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu serta teman-teman D-III
perbankan syariah angkatan 2013.
4. Almamater IAIN Metro tempatku menggali ilmu dan mempertajam
ix
taufik dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat. Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan kajian tentang
“Strategi Penanganan Kredit Macet dalam Pembiayaan Murabahah di Koperasi
Syari’ah Adil Sejahtera Rumbia Lampung Tengah”.
Sebagai bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma
Tiga (D-III) Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Metro
guna memperoleh Sarjana Amd.Sy.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis telah menerima banyak
bantuan, bimbingan, dorongan dan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag, selaku Rektor IAIN Metro.
2. Ibu Dr. Widhiya Ninsiana, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Metro.
3. Ibu Zumaroh, SE.I., ME.Sy, selaku Ketua Jurusan D-III Perbankan Syariah
IAIN Metro.
4. Bapak Drs. H. A. Jamil, M.Sy selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Imam
Mustofa, M.SI selaku Dosen Pembimbing II yang telah memeberi dukungan,
bantuan, perhatian dan bahan masukan yang bersifat membangun bagi
xi
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN ABSTRAK ... v
ORISINILITAS PENELITIAN ... vi
MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pertanyaan Penelitian ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5
D. Metode Penelitian ... 6
1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 6
2. Sumber Data ... 7
3. Teknik Pengumpulan Data ... 8
E. Sistematika Pembahasan ... 9
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep DasarMurabahah... 11
1. PengertianMurabahah... 11
2. Dasar HukumMurabahah... 13
3. Rukun dan SyaratMurabahah... 14
xii
2. Faktor Penyebab Kredit Macet ... 22
3. Pencegahan Kredit Macet ... 26
4. Strategi penanganan Kredit Macet... 29
C. Koperasi Syariah ... 33
1. Pengertian Koperasi Syariah... 33
2. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah ... 33
3. Produk dan Jasa Koperasi Syariah... 35
BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia ... 40
1. Sejarah Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia ... 40
2. Visi dan Misi BMT Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia... 42
3. Struktur Organisasi Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia... 43
4. Tugas-tugas staf/karyawan Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia... 44
B. Produk-produk Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia... 49
C. PembiayaanMurabahahKoperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia ... 52
D. Strategi Penanganan Kredit Macet Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia... 58
xiii
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Bimbingan Tugas Akhir
2. Surat Izin Research
3. Surat Tugas
4. Surat Keterangan Izin Research
5. Surat Keterangan Bebas Pustaka
6. Kartu Konsultasi Bimbingan
7. Outline
8. Alat Pengumpul Data
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga keuangan mempunyai peranan penting dalam kehidupan
sebuah negara, apalagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Lembaga keuangan adalah sebuah perusahaan keuangan yang kegiatan
utamanya melakukan kegiatan ekonomifinancial.1 Tugas dan fungsi lembaga
keuangan ialah sebagai lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat secara efektif dan efisien. Sebagai lembaga perantara antara pihak
yang kelebihan dana dan yang membutuhkan dana lembaga keuangan
diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Lembaga keuangan dalam hal ini ialah koperasi syariah mempunyai
tugas dan Fungsi sosial, Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan
pelayanan sosial baik kepada anggota yang membutuhkannya maupun kepada
masyarakat dhu’afa. Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman darurat
(emergency loan) dapat diberikan pinjaman dengan kebijakan hanya
mengembalikan pokoknya saja (Al Qard) tanpa adanya margin, yang sumber
dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun.2
1
Daniatu Lisanti, Moch Dzulkirom, Topowijono, “Upaya Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah pada Lembaga Keuangan Syariah”,(Malang : Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 2015), Vol. 1, No. 1, hal. 1.
2
Koperasi syariah adalah usaha ekonomi yang terorganisir secara mantap,
demokratis, otonom partisipatif, dan berwatak sosial yang operasionalnya
menggunakan prinsip-prinsip yang mengusung etika moral dengan
memperhatikan halal atau haramnya sebuah usaha yang dijalankanya
sebagaimana diajarkan dalam Agama Islam.2 Dengan demikian koperasi
syariah adalah suatu kegiatan usaha yang kegiatan operasionalnya
menggunakan prinsip syariah yang bertujuan mensejahterakan para
anggotanya maupun masyarakat. Sebagai lembaga keuangan non bank,
koperasi syariah berperan dalam memperbaiki dan mengembangkan
perekonoian masyarakat, yang diajukan dalam kegiatan utamanya yaitu
penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat. Namun dalam
kaitanya dengan pembiayaan selalu ada permasalahan didalamnya.
Permasalahan yang sering terjadi ialah kredit macet, untuk mengantisipasi
terjadinya kredit macet diperlukan beberapa langkah diantaranya adalah :3
a. Penilian atau analisis terhadap permohonan kredit
b. Pemantauan penggunaan kredit
c. Jaminan kredit
Koperasi Syari’ah Adil Sejahtera Rumbia Lampung Tengah sebagai Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) ikut berpartisipasi dalam
mewujudkan perkembangan usaha-usaha kecil mikro. Koperasi Syari’ah Adil
Sejahtera Rumbia Lampung Tengah adalah koperasi yang kegiatan usahanya
3
bergerak di bidang pembiayan, investasi, dan simpanan yang operasionalnya
berdasarkan prinsip syariah.
Dari beberapa pembiayaan yang dijalankan oleh Koperasi Syariah Adil
Sejahtera Rumbia penulis fokus terhadap pembiayaan murabahah.
Pembiayaan murabahah merupakan akad jual beli barang dengan harga jual
sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual
harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli.4
Pembiayaan murabahah ini sangat mudah dan umum digunakan di
lembaga keuangan syariah, meskipun mudah diterapkan bukan berarti tidak
ada resiko atau masalah dalam pemakaian pembiayaan tersebut, salah satunya
yaitu kredit macet. Untuk proses pemberian pembiayaan di Koperasi Syariah
Adil Sejahtera Rumbia telah terjadi perikatan anatara pihak koperasi dan
anggota, dimana angota wajib memenuhui kewajibannya terhadap pihak
Koperasi. Namun dalam kenyataannya banyak anggota yang dengan sengaja
memberikan itikad tidak baik seperti meninggalkan kewajibannya, anngota
dengan sengaja meninggalkan kewajibannya mengakibatkan pembiayaan
macet dan berpotensi merugikan pihak Koperasi.
Pembiayaan murabahah yang diberikan oleh Koperasi Syariah Adil
Sejahtera Rumbia masih ada yang mengalami kemacetan, berdasarkan data
yang diperoleh sebanyak 3,6% mengalami kemacetan. Hal ini disebabkan
karena anggota beritidad tidak baik dalam mengembalikan kewajibannya.
Untuk itu perlu ada upaya-upaya yang harus di lakukan untuk mengantisipasi
4
Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, Ahim Abdurahim,Akuntansi Perbankan
kredit macet tersebut. Upaya yang dilakukan oleh Koperasi Syariah Adil
Sejahtera Rumbia Lampung Tengah, untuk mengantisipasi kredit macet
adalah memaksimalkan analisis 5 C sebelum memberikan pembiayaan yaitu
meliputi, Character, Capacity, Capital, Condition, Collateral. tidak hanya
itu sebelum malakukan penyelesaian kredit macet melalui jalur hukum,
Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia Lapung Tengah terlebh dahulu
melakukan penyelesaian melalui pendekatan terhadap anggota yang
mengalami kemacetan sebagai langkah pertama, yaitu silaturahmi kepada
nasabah dan menanyakan kenapa bisa terjadi kreedit macet apakah ada
masalah keluarga sehigga tidak mampu membayarnya atau terkendala
masalah perekonomian yang menurun, pihak koperasi memperpanjang jangka
waktu pembayaran, nasabah diminta untuk membayar pinjaman pokok dan
tidak dengan marginnya.5
Namun sepandai apapun analisis dan antisipasi pembiayaan yang
dilakuklan oleh Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia Lampung Tengah,
kemungkinan pembiayaan tersebut macet masih ada. Hal ini disebabkan dari
pihak Koperasi dalam menganalisis kurang teliti, sehingga terkadang masih
dijumpai cidera janji yang di lakukan oleh pihak anggota yang tidak
melaksanakan kewajibannya terhadap Koperasi Syari’ah Adil Sejahtera
Rumbia Lampung Tengah sehingga mengalami kemacetan.
“Sebelum melakukan transaksi pembiayaan selalu membuat kesepakatan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dan kesepakatan tersebut
5
tertuang dalam sebuah akad pembiayaan, baik untuk pembiayaanmurabahah, musyarakah dan mudharabah. Dengan demikian keduanya secara otomatis telah terikat oleh perjanjian dan hukum yang telah dibuat bersama”.6
Mengingat masih adanya persoalan kredit macet dalam pembiayaan
murabahah khususnya di Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia Lampung
Tengah, maka perlu dikaji lebih jauh mengenai “strategi penanganan kredit macet dalam pembiayaan murabahah di Koperasi Syari’ah Adil Sejahtera
Rumbia Lampung Tengah”.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
mengemukakan pertanyaan penelitian dalam tugas akhir ini yaitu bagaimana
strategi penanganan kredit macet dalam pembiayaan murabahah di Koperasi
Syari’ah Adil Sejahtera RumbiaLampung Tengah ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi
penanganan kredit macet dalam pembiayaan Murabahah di Koperasi
Syari’ah Adil Sejahtera RumbiaLampung Tengah.
6
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian ini yaitu :
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan dalam dunia pendidikan, khususnya di
bidang perbankan Syari’ah.
b. Secara praktisi, yaitu sebagai bahan referensi bagi pihak Koperasi
Syari’ah Adil Sejahtera Rumbia Lampung Tengah untuk menyelesaikan kredit macet dalam akadmurabahah.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.7 Metode penelitian digunakan
sebagai pemandu dalam menentukan langkah-langkah pelaksanaan penelitian.
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian yang penulis laksanakan adalah penelitian lapangan
yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci, dan
mendalam terhadap suatu objek tertentu dengan mempelajarinya sebagai
suatu kasus.8 Penelitian lapangan adalah penelitian mendalam mengenai
unit sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi baik mengenai unit tersebut. Tujuannya untuk mempelajari
7
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatil dan R&B,(Jakarta : CV ALFABETA, 2009), h. 6
8
secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi
sosial sesuai unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.9
Sedangkan sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan
berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek
penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari
fenomena tersebut.10
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis sumber data
yaitu data primer dan data sekunder.
1. Sumber Data Primer
Sumber Data primer adalah sumber data yang langsung
memberi data kepada peneliti.11 Adapun yang menjadi informan
dalam penelitian ini adalah manajer, Account officer, dan anggota
Koperasi Syari’ah Adil Sejahtera Rumbia Lampung Tengah yang bersangkutan dengan masalah yang penulis teliti.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari
buku-buku, dokumen-dokumen, yang dapat memperkaya data
9
Sumadi Suryabrata,Metodelogi Penelitiaan,( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 80
10
Zuhairi dkk,Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2016), h. 23
11
primer.12 Sumber Data sekunder ini diharapkan dapat menjadi
penunjang data primer agar menjadi lebih lengkap, diantaranya
adalah buku-buku yang terkait dengan strategi dan penanganan
kredit macet, dan dokumen-dokumen terkait dengan permasalahan
yang sedang diteliti.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti
dan responden.13Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab
dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dam mimik responden
merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.
Artinya wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui
proses tanya jawab lisan secara langsung. Peneliti melakukan
wawancara dengan pihak-pihak yang terkait yaitu manajer, Account
officer serta anggota Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia
Lampung Tengah.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data berupa data tertulis yang mengandung
keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang
masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.14Dari
dokumen-12
Ibid. h. 22
13
W. Gulo,Metodologi Penelitian,(Jakarta : PT Grasindo, 2002), h. 119
14
dokumen yang ada peneliti akan memperoleh data mengenai, Sejarah
berdirinya Koperasi Syari’ah Adil Sejahtera Rumbia Lampung
Tenggah, struktur organisasi, visi dan misi serta formulir
pembiayaanmurabahah.
E. Sistematika Pembahasan
Penyusunan tugas akhir ini akan disajikan dalam sistematika pembahasan
yang terdiri dari empat bab, yaitu :
1. BAB I Pendahuluan
Pada bab ini memuat penjelasan yang bersifat umum yaitu mengenai
latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat
penelitian. Selain itu pada bab ini juga dibahas mengenai metode
penelitian yang digunakan dan sistematika pembahasan.
2. BAB II Landasan Teori
Pada bab ini membahas mengenai tinjauan secara teoritis mengenai
informasi dari variabel-variabel yang diteliti, yang nantinya dijadikan
sebagai landasan dari penulis serta sebagai alat perbandingan dengan
kejadian yang ada di lapangan, pembahasan dalam bab ini berupa
pengertian murabahah, dasar hukum murabahah, rukun dan syarat
murabahah, ketentuan murabahah di lembaga keuangan syraiah, skema
pembiayaan murabahah, tujuan pembiayaan murabahah, pengertian
strategi penanganan kredit macet, pengertian koperasi syariah, peran dan
fungsi koperasi syariah, produk dan jasa-jasa koperasi syariah..
3. BAB III Pembahasan
Pada bab ini akan memaparkan analis dengan penjelasan deskriptif
kualitatif.
4. BAB IV PENUTUP
Pada bab ini memuat kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran dari
A. Konsep DasarMurabahah 1. PengertianMurabahah
Salah satu skim fiqih yang paling popular digunakan oleh
perbankan syari’ah adalah skim jual-beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan oleh Rosulullah Saw. dan para
sahabatnya.
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyertakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
dan pembeli.1
Murabahah adalah akad jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati.2
Jadi, pembiayaan murabahah adalah jual beli barang dengan
menyertakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh
penjual dan pembeli. Dengan demikian pihak koperasi diwajibkan
menjelaskan terkait harga beli dan tambahan keuntungan yang diinginkan
kepada nasabah.
1
Adiwarman A. Karim,Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan,(Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2004), h. 113
2
Murabahah dapat dilakukan dengan pesanan atau tanpa pesanan.
Dalam murabahah berdasarkan pesanan, koperasi melakukan pembelian
barang setelah ada pesanan dari nasabah, misalnya seorang ingin
membeli barang tertentu dengan spesifikasi tertentu, sedangkan barang
tersebut belum ada pada saat pemesanan, maka penjual akan mencari dan
membeli barang yang sesuai dengan spesifikasinya, kemudian
menjualnya kepada pemesannya.3 Artinya koperasi tidak meminjamkan
uang kepada nasabah untuk membeli komoditas tertentu, melainkan
pihak koperasi yang berkewajiban menyediakan atau membelikan
pesanan nasabah kepada pihak ketiga, dan baru kemudian dijual kembali
kepada nasabah dengan harga yang telah disepakati kedua belah pihak.
Murabahah berbeda dengan jual beli biasa (musawamah)dimana
dalam jual beli musawamahterdapat proses tawar-menawar antar penjual
dan pembeli untuk menentukan harga jual, dimana penjual tidak
menyebutkan harga beli dan keuntungan yang diinginkan.4 Berbeda
dengan murabahah harga beli dan margin yang diinginkan, harus
dijelaskan kepada pembeli.
Menurut pandangan ulama fiqh, murabahah merupakan bentuk
jual beli yang diperbolehkan. Murabahah mencerminkan transaksi jual
beli dimana harga jual merupakan akumulasi dari biaya-biaya yang telah
dikeluarkan untuk mendatangkan objek transaksi (harga pokok
pembelian) dengan tambahan keuntungan tertentu yang diinginkan
3
Adiwarman, A. Karim,Bank Islam,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 115
4
penjual (margin), dimana harga beli dan jumlah keuntungan yang
diinginkan diketahui oleh pembeli. Dalam arti pembeli diberitahu berapa
harga belinya dan tambahan keuntungan yang diinginkan.
2. Dasar HukumMurabahah
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.(QS. An-Nisa’ [4]: 29).5
Diriwayatkan dari Shuhaib r.a. bahwa Nabi SAW bersabda: “Ada tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan; perdagangan dengan bayaran bertempo, al-qiradh dan mencampur gandung bur
dengan gandum sya’ir untuk makanan di rumah, bukan untuk
dijual.” (HR. Ibnu Majah dengan sanad yang dhaif).6
Hadis riwayat Abu Daud dan An-Nasa’i
َﻋَو
“Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang mengundur-undur
pembayaran hutang padahal ia mampu membayarnya boleh
dilanggar kehormatanya dan diberi hukuman.”(HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i). Al-Bukhari menyebutkan dengan sanad mu’allaq
dan disahihkan oleh Ibnu Hibban.7
3. Rukun dan SyaratMurabahah
a. Rukunmurabahah
Rukun transaksimurabahahantara lain:
1) Pembeli (nasabah) dan penjual (bank syariah)
2) Objek akadmurabahahyang didalamnya terkandung barang dan
harga
6
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani,Bulughul Maraam Min Jam’I Adillatil Ahkaam, diterjemahkan oleh Abu Ihsan Al-Atsari,Terjemah Bulughul Maram, Edisi Revisi,(Solo: At-Tibyan, 2006), Cet. 1, h. 415
7Ibid,
3) Ijab dan kabul berupa pernyataan kehendak masing-masing
pihak, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan.8
b. SyaratMurabahah
1) Pihak yang berakat
a) Cakap hukum
b) Sukarela (ridha), tidak dalam keadaan dipaksa/ terpaksa/
dibawah tekanan
2) Objek yang diperjual belikan
a) Tidak termasuk yang diharamkan/ dilarang
b) Bermanfaat
c) Penyerahannya dari prnjual ke pembeli dapat dilakukan
d) Merupakan hak milik penuh pihak yang berakat
e) Sesuai spesifikasinya yang diterima pembeli dan diserahkan
penjual
3) Akad/sighat
a) Harus jelas dan disebutkan secara spesifik dengan siapa
berakad
b) Antara ijab qabul (serah terima) harus selaras baik dari
spesifikasi barang maupun harga yang disepakati
c) Tidak mengandung klausul yang menggantungkan
keabsahan transaksi pada hal/ kejadian yang akan datang
8
Rizal Yahya,dkk,Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktek Kontemporer,
d) Tidak membatasi waktu, misal saya menjual ini kepada
anda untuk jangka waktu 10 bulan setelah itu menjadi milik
saya kembali.9
4. KetentuanMurabahahdi Lembaga Keuangan Syariah
Bank-bank Islam mengambil murabahah untuk memberikan
pembiayaan jangka pendek kepada klienya untuk membeli barang secara
tunai. Murabahah, sebagaimana digunakan dalam perbankan Islam,
ditemukan terutama berdasarkan dua unsur yaitu harga membeli dan
biaya yang terkait, dan kesepakatan berdasarkan mark-up (keuntungan).
Dalam kontrak murabahah pembeli mengetahui semua biaya yang
semestinya dan mengetahui harga pokok barang dan keuntungan yang
diartikan sebagai prosentase harga keseluruhan dan ditambah
biaya-biayanya, subyek penjualan adalah barang atau komoditas, subyek
penjualan hendaknya dimiliki oleh penjual dan mampu mengirimkannya
kepada pembeli, dan pembayaran yang ditunda. Murabahah,
sebagaimana diyakini disini diterapkan pada setiap pembiayaan dimana
ada komoditas yang dapat diidentifikasikan untuk dijual. Bank-bank
Islam pada umumnya menggunakan murabahah sebagai metode utama
pembiayaan, yang hampir 75% dari asetnya.10
9
Nurul Huda dan Mohamad Heykal.Lembaga Keuangan Islam,(Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 46
10
Ketentuan umummurabahahdalam bank syariah :
1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang
bebas riba.
2) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat
Islam.
3) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang
yang telah disepakati kualifikasinya.
4) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank
sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.11
5) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya pembelian dilakukan secara utang.
6) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah
(pemesan) dengan harga jual senilai dengan harga beli plus
keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberi tahu
secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya
yang diperlukan.
7) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut
pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
8) Untuk mencegah atau penyalahgunan atau kerusakan akad
tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus
dengan nasabah.
11
9) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli
barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah dilakukan
setelah barang secara prinsip, menjadi milik bank.12
5. Skema PembiayaanMurabahah
Pembiayaan murabahah, sekurang-kurangnya terdapat dua
pihakyang melakukan transaksi jual beli, yaitu bank syariah sebagai
penjual dan nasabah sebagai pembeli barang. Dimana alur transaksi
murabahahseperti terdapat pada Gambar 1.1 dibawah ini :
a.Negosiasi dan persyaratan
b.Akad jaul beli
f. Bayar
c. Beli barang e.Terima barang dan
dokumen
d. Kirim barang
Gambar 1.1
12
Muhammad,Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, (Yogyakarta : UII Press, 2000), h. 104
Bank
Syariah
Nasabah
Supplier/
Keterangan :
a. Bank syariah dan nasabah melakukian negosiasi tentang rencana
transaksijual beli yang akan dilaksanakan. Poin negosiasi meliputi
jenis barang yang akan dibeli, kualitas barang, dan harga jual.
b. Bank syariah melaukan akad jual beli dengan nasabah, dimana bank
syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Dalam akad
jual beli ini, ditetapkan barang yang menjadi objek jual beli yang
telah dipilih oleh nasabah, dan harga jual barang.
c. Atas dasar akad yang dilaksanakan antara bank syariah dan nasabah,
maka bank syariah membeli barang dari supplier/penjual. Pembelian
yang dulakukan oleh bank syariah ini sesuai dengan keinginan
nasabah yang telah tertuang dalam akad.
d. Sipplier mengirimkan barang kepada nasabah atas perintah bank
syariah.
e. Nasabah menerima barang dari supplier dan menerima dokumen
kepemilikan barang tersebut.
f. Setelah menerima barang dan dokumen, maka nasabah melakukan
pembayaran. Pembayaran yang lazim dilakukan oleh nasabah ialah
dengan cara angsuran.13
13
6. Tujuan PembiayaanMurabahah
Murabahahmempunyai tujuan antara lain :
a. Bagi koperasi, untuk mencari pembiayaan. Maksudnya adalah dalam
operasional lembaga keuangan syariah, motif pemenuhan pengadaan
asset atau modal kerja merupakan alasan utama yang mendorong
datang ke bank, pada gilirannya pembiayaan yang diberikan akan
membantu memperlancar arus kas (cash flow)yang bersangkutan
b. Koperasi mendapat keuntungan dari marginmurabahah
c. Koperasi memiliki pengalaman untuk produk tertentu dengan
transaksimurabahah. Artinya, satu pihak yang berkontrak (pemesan
pembelian) meminta pihak lain (pembeli) untuk membeli sebuah
asset
d. Memberikan pendanaan untuk nasabah yang membutuhkan
e. Menjadi alternatif jual beli tanpa riba.14
B. Kredit Macet
1. Pengertian Kredit Macet
Kreditdalam bahasa latin disebut “credere”yang artinya percaya. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit bahwa
kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian.
Sedangkan bagi si penerima kredit berartimenerima kepercayaan, sehinga
14
mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut
sesuai dengan jangka waktunya.15
Dalam Pasal 1 butir 11 UU No. 10 Tahun 1998 dirumuskan bahwa
kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
antara bank atau pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.16
Dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan kepercayaan yang
diberikan kepada bank (meminjamkan) terhadapnasabah (peminjam)
dengan ketentuan akan mengembalikan kewajibannya sesuai dengan
waktu yang telah disepakati.
Kredit macet merupakan kesulitan nasabah dalam menyelesaiakan
kewajiban-kewajibannya terhadap bank, baik dalam bentuk pembayaran
kembali pokoknya, pembayaran bunga, maupun pembayaran
ongkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur yang bersangkutan.17
Kredit macet adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak
sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank
seperti yang telah diperjanjikan.18
15
Kasmir,Dasar-dasar Perbankan,(Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2014), h. 112 16
Hermansyah,Hukum Perbankan Nasional Indonesia ,(Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 57
17
Ascarya,Akad,dan Produk Bank Syariah,(Jakarta : Rajawali Pers, 2006), h. 157
18
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahawa kredit
macet adalah kesulitan nasabah (debitur) dalam mengembalikan
kewajiban-kewajibannya kepada kreditur seperti yang telah disepakati di
awal perjanjian.
2. Faktor Penyebab Kredit Macet
Nasabah-nasabah yang memperoleh kredit dari bank tidak
seluruhnya dapat mengembalikannya dengan baik tepat pada waktu yang
disepakati. Pada kenyataannya selalu ada sebagian nasabah yang karena
suatu sebab tidak dapat mengembalikan kredit kepada bank yang telah
meminjaminya. Akibat nasabah tidak dapat membayar lunas
utangnya,maka menjadikan perjalanan kredit terhenti atau macet.Untuk
jelasnya Supramono (1995) mendefiniskan kredit macet adalah suatu
keadaan dimana seorang nasabah tidak mampu membayar lunas kredit
bank tepat pada waktunya.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kredit macet
diantaranya sebagai berikut:
a. Faktor internal19
Faktor internal koperasi syariah adalah penyumbang terbesar dalam
menumbuhkan pembiayaan bermasalah. Pembiayaan bermasalah
dapat diminimalisir melalui pemahaman petugas pembiayaan
secara benar dan dilengkapi dengan prosedur kerja yang menjadi
19
acuan petugas dalam merealisasikan pembiayaan koperasi syariah
kepada anggotanya, diantaranya ialah :20
1) Kurang baiknya pemahaman atas bisnis nasabah
2) Kurang dilakukan evaluasi keuangan nasabah
3) Kesalahan seting fasilitas pembiayaan
4) Perhitungan modal kerja tidak didasarkan kepada bisnis usaha
nasabah
5) Proyeksi penjualan terlalu optimis
6) Proyeksi penjualan tidak memperhitungkan kebiasaaan bisnis
dan kurang memeprhitungkan aspek competitor
7) Aspek jaminan tidak memperhitungkan aspekmarketable
8) Lemahnyasupervisedan monitoring
9) Terjaninya erosi mental, kodisi ini dipengaruhi oleh timbale
balik antara nassabah dengan pejabat bank sehingga
mengakibatkan proses pemberian pembiayaan tidak didasarkan
pada praktek perbankanyang sehat.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berada diluar kekuasaan
manajemen perusaha, diantaranya :
1) Nasabah menyalahgunakan kredit yang diperolehnya. Setiap
kredit yang diperoleh nasabah telah diperjanjikan tujuan
pemakaiannya, sehingga nasabah harus mengguanakan kredit
20
sesuai dengan tujuannya. Pemakaian kredit yang menyimpang
misalnya kredit untuk pengangkutan dipergunakan untuk
pertanian, akan mengakibatkan usaha nasabah gagal karena
ada unsur spekulatif.
2) Nasabah kurang mampu mengelola usahanya. Hal ini dapat
terjadi karena nasabah kurang menguasai bidang usahanya
yang diberi kredit, akibatnya usaha yang dibiayai dengan
kredit tidak dapat berjalan dengan baik.
3) Nasabah beritikad tidak baik. Ada sebagian nasabah mungkin
jumlahnya tidak banyak yang sengaja dengan segala daya
upaya mendapatkan kredit, tetapi setelah kredit diterima untuk
kepentingan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Karena
nasabah sejak awal tidak berniat mengembalikan kredit,
walaupun dengan resiko apapun. Biasanya sebelum jatuh
tempo kreditnya, nasabah sudah melarikan diri untuk
menghindari tanggung jawab.21
4) Bencana alam
Faktor bencana alam merupakan indikator kegagalan yang sulit
diprediksikan, gempa bumi, banjir dan tsunami merupakan
salah satu penyebab terjadinaya pembiayaan macet, antisipasi
21
kondisi ini hanya satu jalan keluar yaitu dengan
mengasuransikan baik jiwa maupun aset-aset yang dimiliki.
5) Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah terkadang pempengaruhi pula terjadinya
pembiayaan bermasalah salah satu contohnya, kebijakan impor
beras dari luar negeri menyebabkan turunya harga beras
dipasaran sementara biaya produksi pertanian menjadi tidak
sebanding dengan harga jual produksinya, jika pembiayaan
yang diperoleh dari pembiayaan maka sudah dapat dipastikan
akan terjadi kemacetan pengembalian.
6) Huru hara/demonstrasi
Iklim demokrasi di indonesia tidak hanya memberikan
nilai-nilai positif bernegara, akan tetapi iklim ini juga membawa
dampak negatif.22
7) Kendala musim
Iklim indonesia yang saat ini terjadi tidak menentu, kendati
hanya memiliki dua iklim yaitu musim panas dan musim
hujan, seorang petugass pembiayaan juka memberikan
pembiayaan kepada anggota koperasi syariah yang berproesi
sebagai pedagang es pada saat musim penghujan maka sudah
22
dapat dipastikan pengembalian pembiayaannya akan
mengalami permasalahan.23
3. Pencegahan Kredit Macet
Setiap kredit yang disalurkan oleh koperasi pasti mengandung
resiko, karena adanya keterbatasan kemampuan manausia dalam
memprediksi masa yang akan datang. Apalagi dalam situasi dan kondisi
lingkungan yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian seperti
sekarang ini. Beberapa hal penting yang harus dilakukan oleh koperasi
dalam menekan atau mengurangi seminimal mungkin kredit macet atau
bermasalah adalah :
a. Penilian atau analisis terhadap permohonan kredit
Setiap permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur, tentu
harus dilakukan penilaian secara seksama oleh pejabat koperasi.
Terlebih untuk pemberian kredit jangka panjang, seperti kredit
investasi misalnya. Mengingat semakin lama jangka waktu kredit
maka semakintinggi tingkat ketidakpastianya, sehingga semakin
besar pula resiko yang dihadapi koperasi. Dalam penilaian kredit,
ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan yaitu prinsip 5C yaitu :24
1) Character
Penilaian watak debitur terutama mengenai i’tikat baik,
kejujuran, sifat dan kepribadian. Hal ini dapat dilihat dari
23
Fathurahman Djamil,Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah,(Jakarta : Sinar Grafika, 2012), h. 73
24
prilaku nasabah selama menjadi patner atau menanykan kepada
orang-orang terdekat nasabah, saudara dan tempat bekerja.
2) Capacity
Kemampuan nasabah dalam mengembalikan pinjaman pokok
beserta marginya.
3) Capital
Tingkat financial atau modal yang dimiliki oleh debitur sendiri,
biasanya dilihat dari pendapatan nasabah perbulan dikurangi
dengan pengeluarannya.
4) Collateral
Nilai barang yang digunakan oleh debitur sepadan dengan
jumlah pembiayaan yang diberikan oleh koperasi. Nilai jaminan
diharapkan lebih besar dari jumlah pembiayaan, dimungkinkan
jika nilai jamainan mengalami penurunan, pihak koperasi tidak
dirugikan.
5) Condition
Bank harus melihat kondisi kondisi ekonomi secara umum serta
kondisi pada sektor usaha si pemilik kredit.25
b. Pemantauan penggunaan kredit
Setelah koperasi memutuskan untuk memberikan kredit kepada
debiturnya, bukan berarti bahwa tugas koperasi sebagai perantara
keuangan selesai sampai disitu, melainkan itulah awal mula tugas
25
koperasi yang sesungguhnya dalam penyaluran kredit. Koperasi
harus selalu senantiasa memantau kredit yang telah dikeluarkanya,
apakah debitur benar-benar menggunakan kreditnya sesuai dengan
permohonan semula, atau digunakan untuk keperluan lain,
bagaimana perkembangan dan prospek usaha debitur, bagaimana
keadaan perekonomian nasional secara keseluruhan, kondusif atau
tidak bagi perkembangan usah debitur, hal-hal tersebut perlu
dilakukan dalam rangka mengantisipasi kemungkinan tersendat atau
macetnya kredit yang telah disalurkan koperasi.
c. Jaminan kredit
Jaminan pembiayaan atau jaminan kredit adalah hak dan
kekuasaan atas barang jaminan yang diserahkan oleh debitur kepada
lembaga keuangan guna menjamin pelunasan utangnya apabila
pembiayaan yang diterimanya tidak dapat dilunasi sesuai waktu yang
diperjanjikan dalam perjanjian pembiayaan.26Jaminan kredit
(kollateral) atau agunan sebenarnya tidaklah mutlak sifatnya, tetapi
perlu, guna mengantisipasi kemungkinan tidak tertagihnya kredit
yang disalurkan koperasi. Disamping status dan kondisi jaminan,
yang tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh koperasi adalah
dalam cara pengikatannya. Pengikatan jaminan kredit ini harus
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Hal ini berkaitan
26
dengan eksekusi jaminan, apabila kelak debitur ingkar janji
(wanprestasi) atautidak mampu melunasi kreditnya.
4. Strategi Penanganan Kredit Macet a. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari kata yunani ”strategos” yang berarti jenderal.
Strategi secara harfiah seni para jenderal.27Menurut Alfred Chandler,
strategi ialah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang suatu
perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu.28Sama halnya yang
diuraikan oleh Buzzel dan Gale, srtategi adalah kebijakan dan
keputusan kunci yang digunakan oleh manajemen, yang memiliki
dampak besar pada kinerja keuangan. Kebijakan dan keputusan ini
biasanya melibatkan komitmen sumber daya yang penting dan tidak
dapat diganti dengan mudah.29Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
diketahui bahwa strategi merupakan tindakan dan komitmen atas
pemahaman-pemahaman dan sumber daya ke arah pencapaian tujuan
menyeluruh. Dalam kaitanya dengan kredit macet, strategi merupakan
tindakan atau upaya untuk menyusun target untuk mencapai suatu
tujuan dalam mengatasi kesulitan.
27
Amin Widjaja Tunggal,Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta : PT Renika Cipta, 2002), h. 159
28
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis,( Jakarta : Renika Cipta, 2009), h. 339
29Ibid,
b. Strategi Penanganan Kredit Macet
Kaitannya dengan kredit macet, strategi merupakan tindakan atau
upaya menyusun target untuk mencapai suatu tujuan dalam mengatasi
kesulitan.Penanganan kredit macet adalah suatu langkah penyelesaian
kredit macet melalui perundingan kembali antara koperasi sebagai
kreditur dan nasabah peminjam sebagai debitur. Mengenai
penyelamatan kredit macet, sebelum diselesaian melaui lembaga
hukum adalah melalui alternatif penanganan sebagai berikut :30
1) Penjadwalan kembali(Rescheduling)
Yaitu perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka
waktunya.
2) Persyaratan kembali(Recondititioning)
Yaitu perubahan sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan,
antara lain perubahan jadwal pembayaran, jumlah angsuran, jangka
waktu dan pemberian potongan sepanjang tidak menambah sisa
kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada bank.
3) Penataan kembali (Restructuring)
Yaitu berubahan persyaratan pembiayaan tidak terbatas pada
reschedulingataurecondititioning,antara lain meliputi :
a) Penambahan dana fasilitas pembiayaan bank
b) Konversi akad pembiayaan
30
c) Konversi akad menjadi surat berharga syariah atau waktu
menengah
d) Konversi pembiayaan menjadi penyertaan modal sementara
pada perusahaan nasabah.
4) Penurunan suku bunga
Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban
nasabah. Sebagai contoh jika suku bunga pertahun mencapai 20%
diturunkan menjadi 18%. Hal ini tergantung dengan pertimbangan
oleh yang bersangkutan, penurunan suku bunga akan mempengaruhi
jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat
membantu meringankan nasabah.31
5) Pembebasan bunga
Pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan
pertimbangan nasabah sudah akan mampu lagi membayar kredit
tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk
membayar pokok pinjamannya sampai lunas.
6) Penyitaan jaminan
Penyitaan jaminan merupakan langkah terakhir apabila nasabah
sudah benar-benar tidak mempunyai itikad baik ataupun sudah tidak
mampu lagi untuk membayar semua hutang-hutangnya.32
31
Kasmir,Dasar-Dasar Perbankan,(Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2014). h.150
32Ibid,
Selain daripada itu usaha penyelesaian kredit macet dapat dilakukan
berdasarkan kondisi hubungan nasabah dengan debitur diantara adalah
sebagai berikut :
1) Penyelesaian pembiayaan dimana pihak debitur masih kooperatif,
sehingga usaha penyelesaian dilakukan secara kerjasama antara
debitur dan bank, yang dalam hal ini disebut sebagai penyelesaian
secara damai, atau penyelesaian secara persuasif.
2) Penyelesaian pembiayaan dimana pihak debitur tidak kooperatif lagi,
sehingga usaha penyelesaian dilakukkan secara paksaan dengan
melandaskan kepada hak-hak yang dimiliki oleh bank. Dalam hal ini
penyelesaian tersebut disebut penyelesaian secara paksa.33
Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan,
sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan dapat berupa
memberikan keringanan angsuran untuk ktredit yang mengalami musibah
atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk
membayar.
33
C. Koperasi Syariah
1. Pengertian Koperasi Syariah
Koperasi syariah adalah usaha ekonomi yang terorganisir secara
mantap, demokratis, otonom partisipatif, dan berwatak sosial yang
operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip yang mengusung etika
moral dengan memperhatikan halal atau haramnya sebuah usaha yang
dijalankannya sebagaimana diajarkan dalam Agama Islam.34
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang
kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayan, investasi, dan simpanan
sesuai dengan pola syariah yang berdiri untuk meningkatkan
kesejahteraan para anggota pada khususnya dan pada umumnya untuk
masyarakat.35 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koperasi
syariah adalah suatu kegiatan usaha yang kegiatan operasionalnya
menggunakan prinsip syariah yang bertujuan mensejahterakan para
anggotanya maupun masyarakat.
2. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah
Koperasi konvensional lebih mengutamakan mencari keuntungan
untuk kesejahteraan anggotanya, baik dengan cara tunai atau
membungakan uang yang ada pada anggota. Sedangkan, dalam koperasi
syariah hal ini tidak dibenarkan, karena setiap transaksi (tasharruf)
didasarkan atas penggunaan yang efektif apakah untuk pembiayaan atau
34
Nur Syamsudin Buchori,Koperasi Syariah Teori dan Praktik, ( Tanggerang : Pustaka Aufa Media, 2012) h. 4
35
kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan peran dan fungsinya maka, koperasi
syariah memiliki fungsi sebagai :36
a. Sebagai manajer investasi
Manajer investasi yang dimaksud adalah, koperasi syariah dapat
memainkan perananya sebagai agen atau sebagai penghubung bagi
para pemilik dana. Koperasi syariah akan menyalurkan kepada calon
atau anggota yang berhak mendapatkan dana atau juga bisa kepada
calon atau anggota yang sudah ditunjuk oleh pemilik dana.
Umumnya, apabila pemilihan calon penerima dana (anggota atau
calon anggota) didasarkan pada ketentuan yang diinginkan oleh
pemilik dana, maka koperasi syariah hanya mendapatkan pendapatan
atas jasa agenya.
b. Sebagai investor
Peran sebagai investor (shahibul mall) bagi koperasi syariah adalah
juka sumber dana yang diperoleh dari anggota maupun pinjaman dari
pihak lain yang kemudian dikelola secara profesional dan efektif
tanpa persyaratan khusus dari pemilik dana, dan koperasi syariah
memiliki hak untuk terbuka dikelolanya berdasarkan
program-progaram yang dimilikinya.
c. Fungsi sosial
Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan pelayanan
sosial baik kepada anggota yang membutuhkanya maupun kepada
36
masyarakat dhu’afa. Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman
darurat (emergency loan) dapat diberikan pinjaman kebijakan
dengan mengembalikan pokok (Al Qard) yang sumber dananya
berasal dari modal maupun laba yang dihimpun.
3. Produk dan Jasa-Jasa Koperasi Syariah
Produk dan jasa koperasi syariah dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :37
a. Penghimpun dana
1) Simpanan pokok
Simpanan pokok merupakan simpanan modal awal anggota
yang disetorkan dimana besar simpanan pokok tersebut sama
dan tidak boleh dibedakan antara anggota
2) Simpanan wajib
Simpanan wajib masuk dalam kategori modal awal koperasi
syariah sebagaimana simpanan pokok dimana besar
kewajibanya diputuskan berdasarkan hasil musyawarah (syuro)
angota serta penyetoranya dilakukan secara kontinu setiap
bulanya sampai seseorang dinyatakan keluar dari keanggotaan
koperasi syariah.
37
3) Simpanan sukarela
Simapanan sukarela adalah simpanan anggota yang merupakan
bentuk investasi dari anggota atau calon anggota yang memiliki
kelebihan dana kemudian menyimpanya di koperasi syariah.
4) Investasi pihak lain
Dalam melakukan operasionalnya lembaga koperasi syariah
sebagaimana koperasi konvensional biasanya sangat
membutuhkan suntikan dana agar dapat mengembangkan
usahanya secara maksimal, potensi prospek pasaryang teramat
besar sementara simapanan anggotanya masih sedikit dan
terbatas merupakan kejasian sehari-hari yang dialami sebuah
koperasi.
b. Penyaluaran dana
1) Jual beli (Al Bai)
Pembiayaan jual beli dalam koperasi syariah memiliki beragam
jenis yang dapat dilakukan antara lain :
a) Baii Al Murabahah,38adalah akad jual beli atas barang
tertentu, dimana penjual menyebutkan dengan jelas barang
yang diperjualbelikan termasuk harga pembelian barang
kepada pembeli, kemudian ia menyaratkan atasnya
laba/margin keuntungan dalam jumlah tertentu.
38
b) Bai’ As Salam, yaitu akad jual beli barang (komoditi) dengan pesanan dimana harganya dibayar terlebih dahulu
(pada saat akad disepakati), sedangkan barangnya akan
diserahkan kemudian dalam jangka waktu yang disepakati.
c) Bai’ Istisna, yaitu akad jual beli dalam bentuk pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu
yang disepakati antara pesanan (pembeli, mustashni) dan
penjual (pembuat, shanni). Pembayaran istisna dapat
dilakukan pertermin dengan atau tanpa uang muka.
2) Investasi/kerjasama
a) Penyaluran dana mudharabah,39 yaitu bentuk kerjasama
antara koperasi syariah selaku pemilik dana (shahibul maal)
dengan anggotanya yang bertindak sebagai pengelola usaha
(mudharib) yang produktif dan halal.
b) Penyaluaran dana musyarakah, adalah bentuk kerjasama
antara koperasi syariah dengan anggotanya. Baik koperasi
syariah maupun anggotanya masing-masing meyetorkan
sebagian modal usaha.
39
3) Produk multi jasa
a) Al Ijarah,40 yaitu akad pemindahan hak guna atas barang
atau ajasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.
b) Ijarah mutahiya bittamlik (IMBT), yaitu akad pemindahan
hak guna (manffaat) atas suatu barang atau jasa dalam
waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, diikuti
dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
4) Produk kebijakan
a) Al Qard, yaitu meminjam sesuatu yang harus dikembalikan
dengan menggantu yang sama dan didasarkan pada saling
tolong menolong.
b) Al Qardhul Hasan, hampir sma dengan dengan Al Qard,
ytang membedakan ialah pada Qardul Hasan sumber dana
yang dipinjamkan berasal dari dana ZIZ, sementara Qard
berasal dari dana modal koperasi syariah atau laba yang
disisihkan.
5) Produk pelengkap koperasi syariah
a) Jasawadi’ah(titipan), yang berarti titipan, atau memberikan wewenang kepada orang lain untuk menjaga hartanya.
40
b) Hawalah bil ujroh(anjak piutang), yaitu pengalihan hutang
dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib
menanggungnya.
c) Jasa rahn (gadai), yaitu menahan salah salah satu harta
milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterima.
d) Jasa wakalah (perwakilan), yaitu penyerahan,
pendelegasian atau pemberian mandat dari anggota kepada
koperasi syariah atau sebaliknya dari anggota ke koperasi
syariah dengan ataupun tanpa imbalan.
e) Khafalah (penjaminan), yaitu jaminan yang diberikan oleh
penanggung (koperasi) kepada pihak ketiga untuk
memenuhi kewajiban anggotanya atau yang ditanggung
A. Gambaran Umum Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia 1. Sejarah Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia
Sejarah Singkat Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia, berawal
dari suatu kelompok kecil terdiri dari 21 orang yang rutin melakukan
pertemuan setiap bulan dengan agenda pembayaran iuran wajib dan
pengajian. Kelompok ini didirikan dengan latar belakang keinginan untuk
mempunyai suatu wadah berbasis syari’ah yang bisa membantu untuk
meningkatkan kesejahteraan terutama dalam hal perekonomian anggota
khususnya dan masyarakat umum.1
Setelah berjalan kurang lebih satu tahun, atas ide dari beberapa
anggota akhirnya kelompok ini mengajukan perizinan kelembagaan
Koperasi ke notaris ABADI RIYANTINI S.H dan akhirnya pada tanggal
24 Oktober 2005 resmi mendapat izin operasional dari Dinas Koperasi
usaha kecil menengah dengan nama KOPERASI “ADIL SEJAHTERA”
bernomor 22/BH/D.15/3.1/X/2005.
Sejak tahun 2005 hingga tahun 2008 KOPERASI “ADIL SEJAHTERA” masih berjalan secara stagnan dikarenakan masih
kecilnya modal yang dimiliki.
1
Menginjak Oktober 2008 KOPERASI KOPERASI “ADIL
SEJAHTERA” berganti nama menjadi KOPERASI SYARIAH “ ADIL
SEJAHTERA (KOPSYAH “ADIL SEJAHTERA”).2
Semenjak tahun 2009 inilah beberapa lembaga keuangan baik bank
maupun sesama Koperasi mulai mempercayai adanyaKOPSYAH “ADIL
SEJAHTERA” dan mulai melakukan kerjasama terutama masalah
permodalan. KOPSYAH “ADIL SEJAHTERA” berkomitmen untuk
menjadi lembaga yang bekerja dengan sistem syariah, sampai dengan
saat ini produk-produk yang telah digulirkan diantaranya;Al-Murabahah,
Al- Mudharabah dan Al-Musyarakah. Secara umum segmen pasar yang
dibidik diantaranya; pembiayaan kendaraan bermotor, pembiayaan
elektronik, pembiayaan perumahan, pembiayaan pertanian, pelayanan
jasa, kerjasama pertanian, kerjasama perdagangan, kerjasama perumahan
dll. KOP-SAS mulai dipercaya dan bisa berperan bagi anggota maupun
masyarakat sekitar, terbukti dengan semakin banyaknya anggota atau
masyarakat yang melakukan pembiayaan ke KOPSYAH “ADIL
SEJAHTERA”.
Sejalan dengan ini maka KOPSYAH “ADIL SEJAHTERA”
dituntut untuk mampu memenuhi dan melayani permintaan pasar yang
semakin hari semakin bertambah banyak. Untuk meningkatkan
pelayanan dan kenyamanan serta menambah kepercayaan anggota
kepada Koperasi maka pada bulan Juli tahun 2013 Kopsas telah
membangun Kantor baru yang berlokasi di kompleks pasar baru Rumbia
diatas tanah yang sudah miliki sendiri.
2. Visi dan Misi Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia a. Visi
“maslahah, barokah danmenentramkan”
b. Misi
1) Mengembangkan ekonomi berbasissyari’ah.
2) Menjadi mitra usaha bagi anggota dan masyarakat kecil
menengah kebawah.
3) Membantu memudahkan anggota dan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hidup.
4) Menjalankan fungsi sosial khususnya kepada anggota dan
masyarakat.
5) Menjadi wahana bagi anggota untuk berinvestasi secara aman
dan nyaman serta sesuai syariah.
6) Mengutamakan kesejahteraan bersama.
7) Kreatif, inovatif dan profesional.3
8) Membudayakan bermuamalah secara syari’ah (berakhlak,
jujur, amanah, dan adil).
3. Struktur Organisasi Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia Pengawas Syariah
Ketua : Eman Supriatman, S.Pd.MM
Anggota : Puryanto Heri Supriyanto, S.S
Anggota : Sariaman
Pengawas Manajemen
Ketua : Kusten Abadi, SE
Anggota : Martoyo
Pengurus
Ketua : Untung Widodo, S.T
Waka I : Abdullah Almakmun,S.Pd,MM
Waka II : Omon Budiaji,S.Pi
Sekertaris : Muhammad Mufti, S.Si,MM
Bendahara : Radian Masdar
Pengelola
Manajer : Ponirah
Administrasi Pembiayaan : Yenita Sari, S.AB
Akunting : Nurhidayat
2. Andri Gusriantoro
Account Officer (AO) : 1. Edi Kurniawan
2. Davit Bukhori
Kasir : Suharni, Amd
4. Tugas-tugas Staf/Karyawan Koperasi Syariah Adl Sejahtera Rumbia
a. Manajer
Manajer ialah yang memimpin jalanya Koperasi sehingga sesuai
dengan perencanaan, tujuan lembaga, dan sesuai dengan
kebijakan umum yang digariskan oleh dewan pengurus syariah.
Tugas-tugas pokok manajer adalah :4
1) Menjabarkan kebijakan umum Koperasi yang telah dibuat;
2) Menyusun dan menghasilkan rancangan anggaran Koperasi
dan rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, serta
proyeksi (finansial maupun non finansial) kepada pengurus
yang selanjutnya akan dibawa pada rapat anggota;
3) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tidak melebihi batas
wewenang manajemen;
4) Mengusulkan penambahan, pengangkatan dan
mempromosikan serta pemberhentian karyawan pada kantor
cabang/ unit;
4
5) Mengelola dan mengawasi pengawasan dan pemasukan
biaya-biaya harian dan tercapainya target yang telah
ditetapkan secara keseluruhan;
6) Mengamankan harta kekayaan koperasi agar terlindungi dari
bahaya kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan;
7) Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan dan
membuat laporan secara periodik;
8) Menandatangi dan menyetujui permohonan pembiayaan
dengan batas wewenang yang ada pada wiayah
masing-masing;
9) Meningkatkan pendapatan dan menekan biaya serta
mengawasi operasi kantor wilayah masing-masing;
b. Akuntansi/ Pembukuan
Yaitu bagian yang memiliki wewenang melakukan menangani
administrasi keuangan dan menhitung bagi hasil serta menyusun
laporan keuangan. Tugas-tugas pokok Akuntansi/ Pembukuan
adalah :5
1) Membuat laporan keuangan;
2) Mengarsipkan laporan keuangan dan berkas-berkas yang
berkaitan secara langsung dengan keuangan;
3) Menyediakan data-data yang dibutuhkan untuk kebutuhan
analisis lembaga;
5
4) Mengeluarkan dan menyimpan uang dari dan ke brankas.
c. Marketing Funding (AO Simpanan)
Yaitu bagian yang memiliki wewenang mempromosikan dan
menghimpun dana dari masyarakat. Tugas-tugas pokok
Marketing Funding adalah :
1) Tercapainya target pengumpulan simpanan baik simpanan
biasa maupun simpanan berjangka anggota dan calon
anggota;
2) Terselenggaranya rapat pemasaran dan terselesaikan
permasalahan di tingkat pemasaran produk simpanan;
3) Membuat target mingguan dan bulanan baik jumlah aggota
penabung maupun jumlah nominal rupiah tabungan;
4) Membuat RENSTRA atau Rencana Strategis dalam
menghadapi persaingan dan dalam upaya pencapaian target
simpanan;
5) Pengarsipan bukti nota debet dan nota kredit;
6) Bertanggung jawab terhadap aset dan harta Koperasi.
d. Kasir/ Teller
Kasir yaitu bagian yang memiliki wewenang melakukan
pelayanan kepada anggota terutama penabung serta bertindak
sebagai penerima uang dan juru bayar. Tugas-tugas pokok kasir/
teller adalah :6
6
1) Mengelola fisik dan kas dan terjaganya keamanan kas;
2) Menyelesaikan laporan kas harian;
3) Menyediakan laporan arus kas pada akhir bulan untuk
keperluan evaluasi;
4) Menerima setoran dan penarikan tabungan;
5) Melakukan pembayaran kewajiban Koperasi kepada pihak
ketiga;
6) Menjaga keamanan arsip keuangan dan harta kekayaan
koperasi.
e. Administrasi Pembiayaan
Yaitu bagian yang memiliki wewenang menyediakan berbagai
kelengkapan untuk realisasi pembiayaan, dokumentasi, serta
informasi berbagai hal tentang kondisi pembiayaan tersebut, ia
juga berfungsi mencatat angsuran yang dibawa anggota dengan
catatan Koperasi. Tugas-tugas Administrasi Pembiayaan adalah :7
1) Menyiapkan administrasi pencairan pembiayaan;
2) Mengarsipkan seluruh berkas pembiayaan;
3) Pengarsipan jaminan pembiayaan;
4) Penerimaan angsuran dan pelunasan pembiayaan;
5) Membuat laporan pembiayaan sesuai dengan periode laporan;
6) Membuat surat teguran dan peringatan kepada anggota yang
akan dan telah jatuh tempo;
7
7) Membuat surat-surat perjanjian dengan pihak lain;
8) Memelihara arsip-arsip dari pengajuan sampai terealisasi
pembiayaan;
9) Selalu mengontrol masa berlaku persyaratan administrasi
pemohon (KTP, izin usaha, sewa kios/ toko dan lain-lain);
10) Memberikan nomor rekening mitra pembiayaan;
11) Tidak memberikan berkas/ arsip kepada pihak-pihak yang
tidak berkepentingan.
f. Marketing Pemasaran (AO Pembiayaan)
Yaitu bagian pembiayaan yang memiliki wewenang
melaksanakan kegiatan pemasaran dan pelayanan kepada calon
peminjam, serta melakukan pembinaan agar tidak terjadi
kemacetan pengembalian pinjaman. Tugas-tugas pokok marketing
pemasaran adalah :8
1) Tercapainya target pemasaran, financing maupun collecting;
2) Terselenggaranya rapat pemasaran dan terselesaikannya
permasalahan di tingkat pemasaran;
3) Membuat target mingguan dan bulanan bagian pemasaran
baik financing maupun collecting dan mengkoordinasikan
dengan manajer;
4) Bertanggung jawab dalam proses pengajuan pembiayaan dan
melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan
8
pengembagan pasar serta proses penyelesaian pembiayaan
bermasalah;
5) Melakukan survei kepada anggota dan calon anggota yang
akan melakukan transaksi pembiayaan kepada Koperasi;
6) Melaksanakan rapat dengan komite untuk mengambil
keputusan realisasi pembiaaan;
7) Melakukan monitoring angsuran kepada anggota dan calon
anggota, serta melakukan penarikan angsuran jika diperlukan
penarikan langsung ke anggota dan calon anggota;
8) Pengarsipan bukti nota debet dan nota kredit;
9) Bertanggung jawab terhadap aset dan harta Koperasi.
B. Produk-produk Koperasi Syariah Adil Sejahtera Rumbia
Produk dan jasa koperasi syariah dapat diklasifikasikan sebagai berikut :9
1. Funding/penghimpunan
Produk penghimpunan dana yang dirancang khusus atas dasar syariah
terdiri dari beberapa jenis simpanan, antara lain :
a. Si rela (simpanan sukarela)
Yaitu simpananmudharabahyang penarikan dan penyetorannya dapat
dilakukan setiap saat, bagi hasil diberikan setiap bulan atas saldo
rata-rata harian dan langsung menambah simpanan tersebut.
9
b. Si suqur
Yaitu simpanan yang ditujukan khusus untuk anggota yang ingin
melaksanakan ibadah qurban, yang penyetoranya dilaksanakan pada
setiap bulan.
c. Si suka
Yaitu produk yang berguna untuk investasi jangka pendek, dengan
jangka waktu yaitu, 6 bulan dan 12 bulan.
d. Si mapan
Yaitu simpanan masa depan dengan akadwadi’ah yad ammanahyang bertujuan untuk membantu anggota mewujudkan cita-citanya, sekolah
anak, pernikahan, pensiun, umroh, kepemilikan rumah, dan lain-lain.
e. Si zawa
Yaitu simpanan ziarah atau wisata yang dipersiapkan untuk sarana
wiasata keluarga dan ziarah aulia’ secara bersama maupun keluarga.
2. Landing/pembiayaan
a. Pembiayaan Murabahah (MBA), yaitu pembiayaan yang diberikan
untuk pembelian suatu barang yang dibutuhkan anggota. Anggota
membayar secara angsur sesuai waktu yang disepakati, dengan
terlebih dahulu anggota sepakat dengan margin/keuntungan terhadap
koperasi.
b. Pembiayaan Mudharabah (MDA), yaitu pembiayaan yang diberikan
kepada anggota dengan semua modal yang berasal dari pihak koperasi
c. Pembiayaan Musyarakah (MSA), yaitu pembiayaan berdasarkan asas
kerja sama antara kedua belah pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi baik
dana, tenaga, maupun pemikiran.
d. Pembiayaan Al-Ijarah (AI), yaitu pembiayaan yang diberikan kepada
anggota dalam hal pembiayaan sewa beli rumah, toko, mobil, rehap
rumah dan lain-lain.
e. Pembiayaan Qard (QRD), yaitu murni akad tolong menolong, dan
tidak diperkenankan mengambil keuntungan dari akad tersebut.
Memberikan (menghutangkan) harta kepada orang laintanpa
mengharapkan imbalan, untuk dikembalikan dengan pengganti yang
sama dan dapat ditagih atau diminta kembali kapan saja yang
menghutangi menghendaki.
f. PembiayaanQordhul Hasan, yaitu pembiayaan yang diberkan kepada
anggota untuk kebajikan.10