• Tidak ada hasil yang ditemukan

The population of this study were the class X, XI, XII of SMA Negeri 1 Pariaman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "The population of this study were the class X, XI, XII of SMA Negeri 1 Pariaman."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

THE PERCEPTIONS OF STUDENTS IN THE SUCESS OF ADIWIYATA PROGRAM IN SMA NEGERI 1 PARIAMAN

Murnita PutrI, Helfia EdiaL, Nefilinda

Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

This research aims to describe about the perception of students in the success of adiwiyata program in SMA Negeri 1 Pariaman that includes : 1) environmentally sound policies, 2) implementation of an environment bassed curriculum, 3) perticipatory environmental activities, 4) management of facilities and means of supporting environmentally friendly by the students of SMA Negeri 1 Pariaman. This type of research belongs to the type of descriptive research. The population of this study were the class X, XI, XII of SMA Negeri 1 Pariaman.

Sampling is done by percentage tecnique with sample number 45 students.

Research instruments using questionaires in the form of statements, observation, interviews and documentation required in the study. Bassed on the results of data analysis and discussion obtained the following conclusions : 1) this stusdy found that students perceptions in the success of the adiwiyata program at SMA Negeri 1 Pariaman is environmentally sound policies are verry good by percentage 86,81%.

2) the implementation of the environment based curriculum is very good with percentage 82,18%. 3) Participatory environment based activitieshave good criteria with percentage 73,12%. 4)the existence of facilities and infrastuctures success of adiwiyata program in SMA Negeri 1 Pariaman is very good with percentage 80,8%.

Keywords: Environmentally Sound Policies, Implementation of an Environment Bassed Curriculum, Perticipatory Environmental Activities, Management of Facilities and Means of Supporting Environmentall

PENDAHULUAN

Di negara-negara berkembang masalah lingkungan tidak kalah penting di banding negara maju, namun kasus dan penyebab utamanya adalah limbah-limbah industri seperti: mercuri, gas beracun, smog dan sebagainya. maka dinegara berkembang seperti Indonesia adalah limbah rumah tangga dan kotoran

manusia (menurut Erwati dalam Al- Anwari,2014:228)

Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2006 mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui program adiwiyata.Program Adiwiyata adalah salah satu Program Kementrian Lingkungan Hidup yang

(2)

merupakan implementasi peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 02 tahun 2009 dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

Adiwiyata telah diterapkan pada sekolah dengan tujuannya yaitu menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut ikut bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan dalam melalui pendidikan lingkungan dan sekolah berwawasan lingkungan.

Adiwiyata yang diterapkan pada sekolah akan dilaksanakan oleh perangkat sekolah, baik itu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, operator sekolah, siswa serta pegawai sekolah dan masyarakat yang berada di lingkugan sekolah. Lingkungan sekolah merupakan segala sesuatu yang berada di sekolah, baik bangunan, tanaman, udara tanah air, dll.

Sekolah berwawasan

lingkungan bukan hanya tampilkan

fisik sekolah yang hijau dan rindang, tetapi wujud sekolah yang memiliki program dan aktifitas pendidikan yang mengarah kepada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan hidup.

Terdapat 4 faktor yang harus menjadi perhatian sekolah untuk dikelola dengan cermat dan benar dalam mengembangkan program adiwiyata antara lain; kebijakan, kurikulum, kegiatan, dan sarana prasarana. Pengelolaan faktor-faktor ini harus mengarah pada indikator yang ditetapkan dalam program adiwiyata yaitu 1) kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, 2) kurikulum berbasis lingkungan, 3) kegiatan berbasis partisipatif dan 4) sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan (Permen LH,2013) Dalam program adiwiyata suatu keberhasilan dapat dilihat dari faktor- faktor adiwiyata yang telah tertata atau terlaksana dan lengkap serta didukung oleh pemeran program adiwiyata itu sendiri yang telah terlatih dan berdisiplin terhadap lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat sekitar sekolah adiwiyata. Menurut Indriyani dkk (2016:557) Pelaksanaan program

(3)

kerja untuk pencapaian gelar adiwiyata berpengaruh terhadap pengetahuan dan pola pikir siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Jaslidar selaku Kepala sekolah SMA N 1 Pariaman menututurkan, bahwa di kota Pariaman terdapat sekolah yang telah mendapat penghargaan adiwiyata sekolah baik itu adiwiyata tingkat kota, propinsi, nasional dan mandiri namun belum ada sekolah SMA yang mencapai tingkat mandiri pada jenjang sma.

(Wawancara dengan kepala sekolahSMA N 1 Pariaman)

Dalam pencapaian mutu sekolah adiwiyata SMA Negeri 1 Pariaman termasuk sekolah adiwiyata yang berhasil mencapai tingkat nasional. Hal ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi sekolah yang menyandang adiwiyata.

Sehingga banyak sekolah yang terpacu untuk membentuk sekolah adiwiyata yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Keberhasilan program adiwiyata sekolah SMA Negeri 1 Pariaman, tentu terdapat faktor penunjang dari sekolah untuk

memperoleh penghargaan adiwiyata tersebut.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah metode deskriptif.Menurut Morissan penelitian deskriptif berupaya menjelaskan atau mencatat kondisi atau sikap untuk menjelaskan apa yang ada saat ini terkait dengan situasi saat ini terkait dengan suatu topik studi tertentu.

Menurut Irawan dalam Widodo (2017:67) Penelitian deskriptif bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya, sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang situasi- situasi di lapangan apa adanya.

Menurut Sukmadinata (2010:72) Penelitian Deskriptif suatu penelitian yang paling dasar bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena yang ada. Baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.

Menurut John W Best (dalam Sukmadinata 2010:74) Penelitian deskriptif tidak hanya berhenti pada pengumpulan data, pengorganisasian, analisis, penarikan interpretasi serta

(4)

penyimpulan tetapi dilanjutkan dengan perbandingan, mencari kesamaan dan perbedaan. Penemuan makna adalah fokus dari keseluruhan proses.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pariaman.Sedangkan waktu pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada semester 1 (ganjil) tahun ajaran 2017/2018.

Pengambilan sampel adalah dengan teknik probability sampling.

Teknik penarikan sampel probabilitas dilakukan dengan cara memilih atau menarik sampel secara acak (random) dari suatu daftar yang berisi seluruh nama anggota populasi yang sedang diambil sampelnya.

Menurut (Morissan, 2012:109) Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili keseluruhan anggota populasi yang bersifat representatif.

Suatu sampel yang tidak representatif terhadap setiap anggota populasi, berapapun ukuran sampel itu, tidak dapat digeneralisasi untuk menjelaskan sifat populasi dimana sampel diambil.

Pada penelitian ini jenis dan sumber data yang digunakan yaitu:

data primer, dan data sekunder

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini dari keseluruhan sampel yang akan diteliti yaitu siswa SMA N 1 Pariaman. Sumber data ini dijadikan data primer. Sedangkan sumber data sekunder didapat dari instansi terkait serta dari dokumen atau tulisan-tulisan yang didapat dari instansi lain.

Variabel yang dimuat pada penelitian ini yaitu diantaranya:

1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan

Kebijakan berwawasan lingkungan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan lingkungan dan kelangkaan sumber daya alam yang saat ini sedang terjadi. Menurut Arifin dalam Kodorodasih pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan upaya serius dan berkesinambungan mengenai harmonisme sains, etika dan praktik kebijakan.(Kodorodasih, 2017:45)

2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan

(5)

Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan adalah kurikulum yang memuat tentang upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang disampaikan dengan berbagai strategi, metode, maupun sumber belajar oleh guru di sekolah. Kurikulum secara sederhana dapat diimplementasikan dengan cara penyampaian materi lingkungan hidup melalui kurikulum yang beragam untuk memberikan pemahaman tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari Menurut Fajarisma dalam (Kodorodasih 2017:

47)

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosional dari seseorang didalam situasi kelompok yang mendorong meereka untuk menyokong kepada pencapaian tujuan pada kelompok tersebut dan ikut betanggung jawab pada kelompoknya. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif merupakan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang melibatkan seluruh warga sekolah, baik kegiatan yang

diselenggarakan oleh sekolah itu sendiri maupun oleh lembaga di luar sekolah Menurut Kodorodasih, (2017:48)

4. Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendukung Ramah Lingkungan

Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan adalah segala fasilitas yang dipergunakan pada proses pembelajaran di sekolah yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan (Kodorodasih, 2017:49)

HASIL DAN PEBAHASAN

Data yang akan disampaikan pada penelitian ini yaitu data yang berkaitan dengan persepsi siswa dalam keberhasilan program adiwiyata di SMA N 1 Pariaman yang terdapat dari berbagai faktor diantaranya: 1. Kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, 2.

Kurikulum berbasis lingkungan, 3.

Kebijakan lingkungan berbasis partisipatif, 4. Sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan.

(6)

Pada pembahasan ini akan dibahas penelitian tentang faktor penunjang keberhasilan program adiwiyata di SMA Negeri Pariaman, terkait dengan kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbsasis partisipatif, dan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan yang terdapat di SMAN 1 Pariaman.

Pertama, kebijakan berwawasan lingkungan di SMAN 1 Pariaman tergolong sangat baik dengan persentase 86,81%. Dimana siswa menjalankan peraturan yang berlaku dengan menuruti contoh teladan yang terdapat disekolah baik itu kepala sekolah, guru maupun oang lain yang dapat menjadi sumberdaya yang mendukung dari tertanamnya karakter siswa untuk patuh terhadap peraturan sekolah.

Kebijakan sekolah diciptakan bukan hanya untuk mengatur namun juga untuk menanamkan karakter yang baik pada siswa.

Hal ini sesuai dengan teori Samadi (2012) Untuk mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan maka diperlukan

beberapa kebijakan sekolah yang mendukung, dilaksanakannya kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar program adiwiyata yaitu edukatif, partisipatif dan berkelanjutan.

Dengan demikian faktor pendukung yang digagaskan tampak sesuai dengan dilapangan dimana siswa cenderung untuk melaksanakan kebijakan berupa peraturan sekolah yang dapat dilaksanakan tanpa paksaan.

Kedua, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungandi SMAN 1 Pariaman tergolong sangat baik dengan persentase 82,18%

dimana siswa mengikuti pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku di sekolah dan menerima pembelajaran melalui media dan model pembelajaran berdasarkan kurikulum berbasis lingkungan.

Pendidikan lingkungan hidup untuk menunjang keberhasilan program adiwiyata siswa diarahkan untuk menciptakan pengetahuan, sikap dan prilaku yang memiliki wawasan yang bermuara pada

(7)

peningkatan kualitas hidup pada individu siswa.kurikulum 2013 mengajak siswa untuk kooperatif dalam mencari, menggali dan mengeksplor ilmu pengetahuan sendiri yang di fasilitasi oleh guru.

Hal ini sesuai dengan teori Samadi 2012 yang mengemukakan penyampaian materi lingkungan hidup kepada siswa dapat dilakukan melalui kurikulum belajar yang beragam. Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari.

Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan hidup untuk mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan dapat dicapai dengan melakukan pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran, penggalian dan pengembangan materi serta persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar, pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya, serta pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan

pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.

Disesuaikan dengan penghargaan adiwiyata yang diperoleh sekolah, kurikulum termasuk faktor pendukung yang mengarahkan siswa belajar untuk mencintai lingkungan melalui pelajaran di sekolah.

Ketiga, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif di SMAN 1 Pariaman termasuk pada kriteria baik dengan persentase 73,12%.

Siswa SMAN 1 Pariaman dengan kesadaran melakukan kegiatan yang berada disekolah, diluar sekolah maupun oleh instansi tertentu untuk mengembangkan bakat maupun keterampilan siswa dalam hal menjaga lingkungan.Walau sebagian siswa kurang aktif dalam beberapa kegiatan yang pernah ada.

Hal ini dapat dikaitkan dengan teoriKodorodasih, 2017 partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosional dari seseorang didalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk menyokong kepada pencapaian tujuan pada kelompok tersebut dan ikut betanggung jawab pada

(8)

kelompoknya.Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif merupakan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang melibatkan seluruh warga sekolah, baik kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah itu sendiri maupun oleh lembaga di luar sekolah.

Pada kenyataannya

keikutsertaan siswa dalam kegiatan yang diadakan sekolah maupun instansi luar minatnya masih kurang dan tidak semua siswa aktif dalam kegiatan diluar sekolah.

Keempat, pengelolaansarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan termasuk pada kriteria sangat baik dengan persentase 80,8%.

Dengan tersedianya fasilitas sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan siswa dapat menyesuaikan diri dengan memanfaatkan fasilitas untuk menjaga kebersihan lingkungan dan sebagai media untuk belajar melalui kegiatan sekolah. Sarana yang cukup akan memotifasi siswa untuk memanfaatkannya dengan baik dan pada tempatnya.

Hal ini sesuai dengan teori yang terdapat pada Buku panduan

adiwiyata 2012 dimanaKetersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan dapat diimplementasikan dengan menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah, dan menyediakan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran lingkungan hidup di sekolah. Peningkatan kualitas pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan dengan memelihara sarana dan prasarana yang ramah lingkungan, meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah, memanfaatkan listrik, air, dan ATK secara efesien dan meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan.

Pada kenyataanya siswa memang melakukan kegiatan sekolah dengan didampingi fasilitas sarana dan prasarana yang memadai dan ketersediaanya sesuai dengan yang dibutuhkan siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang

(9)

telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan:

1. Persepsi siswa dalam keberhasilan program adiwiyata di SMA Negeri 1 Pariaman, dalam segi kebijakan berwawasan lingkungan menurut siswa di SMA N 1 Pariaman termasuk dalam kriteria sangat baik dengan persentase 86,81%.

Siswa melaksanakan peraturan sekolah sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

2. Persepsi siswa dalam keberhasilan program adiwiyata di SMA Negeri 1 Pariaman, dalam segi pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan menurut siswa di SMA N 1 Pariaman tergolong dalam kriteria sangat baik dengan persentase 82,18 %. Siswa dituntut untuk mengikuti kurikulum 2013 dengan menghandalkan keaktifan siswa dominan untuk memperoleh pelajaran berwawasan lingkungan.

3. Persepsi siswa dalam keberhasilan program adiwiyata di SMA Negeri 1 Pariaman, dari segi kegiatan lingkungan berbasis partisipatif menurut siswa di SMA N 1 Pariaman termasuk dalam kriteria baik dengan persentase 73,12%.

Dimana siswa mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah maupun luar sekolah walau sebagian dari siswa kurang aktif pada tiap kegiatan .

4. Persepsi siswa dalam keberhasilan program adiwiyata di SMA Negeri 1 Pariaman, dari segi pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan menurut siswa di SMA N 1 pariaman termasuk dalam kriteria sangat baik dengan persentase 80,8%.

Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dapat menunjang keberhasilan program adiwiyata diiringi dengan karakter siswa yang menjaga lingkungan alam sekitar.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Al Anwari, Amirul Mukminin. 2014.

Strategi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Di Sekolah Adiwiyata Mandiri. Jambi. IAIN Sulthan Thahah Syaifuddin

Indriani, dina. 2013. Studi tentang sanitasi lingungan sekolah dasar negeri di kecamatan sungai beremas kabupaten pasaman barat. Padang.

Skripsi.STKIP PGRI Sumbar.

Iswari, Elmi. 2017. Persepsi Siswa Tentang Kebiasaan Belajar, Media Pembelajaran Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu Sisa Kelas VII SMP N ! Hiliran Gumanti Kabupaten Solok. Padang.

Skripsi STKIP PGRI Sumbar.

Kodorodasih. Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui Program Adiwiyata Di SD N Giwangan Yogyakarta. Dalam Jurnal Hanata Widya. Vol.6. No 4.

2017.

Morissan. Andi Corry W. Farid hammid U. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta.

Kencana.

Panduan Adiwiyata Sekolah dan Berbudaya Lingkungan 2012.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.

Samadi, Yahya. 2012. Kejian Tentang Penerapan Sekolah Berwawasan Lingkungan Melalui Program Sekolah Adiwiyata Nasional Pada SMA Negeri Di Kabupaten Batu Bara. Medan. USU.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010.

Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Widodo. 2017. Metodologi Penelitian Populer Dan Praktis.Rajawali Pers. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Based on the research findings, the researcher found the results as follows; 1 there are two kinds of learning objectives, namely general learning objectives and specific learning

• • Leader of the Opposition AND MEMBER FOR WANNON, MR MALCOLM FRASER SUNDAY OCTOBER 26, 1975 FOR PRESS THURSDAY OCTOBER 30, 1975 The Opposition has consistently maintained that