Oleh :
Irma Putri Widuri 120390043
SEMINAR
PROPOSAL
Analisis Pengembangan Potensi Ruang Terbuka Publik Pada Kawasan Tugu Pengantin Adat Pepadun Kota Bandar Lampung
Pembimbing 1 : Dr. Rein Susinda Hesty, S.Sos., M.Si
pembimbing 2 : Indah Prastiwi, S.P., M.Si.
PENDAHULUAN
Kota Bandar Lampung mengalami pertumbuhan penduduk dan aktivitas perkotaan yang tinggi. Dampaknya, kebutuhan akan ruang terbuka publik terabaikan, menyebabkan ketidaknyamanan dan merusak keindahan kota. Kawasan ini berperan sebagai pusat aktivitas publik, terletak di pusat perkantoran dan dekat dengan Masjid Agung Al-Furqon. Namun, pada malam hari, ruang ini digunakan untuk transaksi PKL dan kegiatan sosial masyarakat.
Untuk menjaga identitas budaya dan lingkungan perkotaan yang berkelanjutan, Kota Bandar Lampung perlu mengembangkan ruang terbuka publik dengan kenyamanan dan estetika, melalui penelitian yang melibatkan berbagai pihak.
02 Seminar Proposal
1. Mengidentifikasi potensi di Tugu
Pengantin Adat Pepadun sebagai ruang terbuka publik perkotaan.
2. Analisis potensi pengembangan ruang terbuka publik dan daya tarik lokal melalui creative placemaking dengan
mempertimbangkan nilai sejarah dan budaya adat Lampung.
3. Memberikan rekomendasi desain pengembangan Ruang
Terbuka Publik (RTP) Tugu Pengantin Adat Pepadun dan sekitarnya
03
TUJUAN PENELITIAN
KOTA BANDAR LAMPUNG SITE
04
RUANG LINGKUP PENELITIAN
KERANGKA PIKIR
METODE OBSERVASI & KUESIONER MENYUSUN REKOMENDASI
05
PENGEMBANGAN POTENSI RTP
KAWASAN TUGU PENGANTIN ADAT PEPADUN
ANALISIS PENGEMBANGAN
ASPEK FISIK - IKLIM MIKRO - GEOGRAFI - SIRKULASI
- TATA GUNA LAHAN
METODE CREATIVE PLACEMAKING
ASPEK SOSIAL & BUDAYA - REGULASI
- LITERATUR
- PERSEPSI MASYARAKAT ASPEK BIOFISIK
- VEGETASI
IDENTIFIKASI KONDISI EKSISTING
06
area terbuka yang terletak di perkotaan, mencangkup taman kota, jalur pejalan kaki atau trotoar dan kegiatan sosial lainnya. penyediaan ruang publik di kawasan
perkotaan yaitu menjaga ketersediaan lahan sebagai area resapan air, menciptakan keseimbangan
lingkungan alam dan binaan, serta meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan.
Ruang terbuka adalah lahan tidak terbangun di
dalam kota yang digunakan oleh masyarakat untuk aktivitas sehari-hari atau kegiatan periodik di luar ruangan.
TINJAUAN PUSTAKA
RUANG TERBUKA PUBLIK PERKOTAAN
RUANG TERBUKA PUBLIK
Ruang terbuka hijau perkotaan adalah bagian dari lahan perkotaan yang tidak memiliki
bangunan dan ditumbuhi oleh vegetasi hijau seperti taman, lapangan, atau area terbuka lainnya.
RUANG TERBUKA HIJAU
PERKOTAAN
07
TINJAUAN PUSTAKA
TAMAN TUGU PENGANTIN ADAT PEPADUN
LANSKAP JALAN PERKOTAAN
Jalan adalah infrastruktur penting bagi transportasi darat, meliputi semua komponen dan fasilitas penunjang lalu lintas. Sebagai koridor terbuka, jalan tidak hanya sebagai jalur kendaraan, tetapi juga sebagai tempat berbagai aktivitas. Lanskap jalan harus disesuaikan dengan persyaratan geometrik jalan dan menciptakan lingkungan jalan yang nyaman, indah, dan penempatan tanaman memberikan fungsi yang efektif serta tidak membahayakan pengguna jalan
Identitas kota berkembang melalui waktu dan pertumbuhan yang signifikan, mendorong peningkatan daya saing dan penonjolan potensi kota. Lanskap perkotaan bukan hanya tatanan fisik, tetapi juga karakter dan aktivitas masyarakat yang membentuk identitas kota.
08
TINJAUAN PUSTAKA
IDENTITAS LANSKAP PERKOTAAN
CREATIVE PLACEMAKING
sumber: wyckoff, 2015
Placemaking adalah konsep penting dalam mengembangkan identitas suatu kawasan dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Konsep ini menonjolkan karakteristik unik dan memberikan makna baru pada suatu kawasan.
Creative placemaking adalah konsep yang menonjolkan seni, budaya, dan inovasi dalam
pembangunan lingkungan dengan tujuan menciptakan kawasan atau ruang yang memiliki makna untuk
memperkuat karakter dan
identitas ruang terbuka publik.
sumber: wyckoff, 2015
METODELOGI PENELITIAN
9
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan juni- Agustus 2024 pada ruang terbuka yang berlokasi di Tugu Pengantin Adat Pepadun atau Bundaran Lungsir yang berada di Jl. Gulak Galik, Kec. Teluk Betung
Utara, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.
Dengan luasa area 9000 m².
LOKASI
A
A
B
B
C
C D
D E
E
KONDISI EKSISTING TAPAK
Jl. D
iponeg oro
Jl. D ipon
egoro
Jl. Dr. Soesilo
10
11
JADWAL PENELITIAN
Jadwal penelitian dilaksanakan dalam waktu yang terhitung dari bulan Januari hingga bulan Juli 2024. penelitian dilaksanakan dengan beberapa tahapan, tahap persiapan, studi pustaka, tahap eksplorasi, analisis dan pengolahan data. Dapat dilihat pada Table berikut :
PEMILIHAN LOKASI
INVENTARISASI TAPAK
ASPEK FISIK
ASPEK BIOFISIK ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA
METODE PENELITIAN
12
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif untuk mengidentifikasi elemen creative placemaking pada perancangan ruang publik yang tepat untuk memperkuat karakter suatu tempat.
Metode yang digunakan pada penelitian ini, yaitu creative placemaking digunakan sebagai strategi untuk menganalisis potensi pengembangan dan desain ruang publik, dimana menggambarkan budaya, makna dan elemen kreativitas yang saling terintegrasi. sebagai tolak ukur dari penelitian terdapat elemen-elemen pembentuk creative placemaking yang meliputi Social opportunity, Physcal form, Quality place. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
ANALISIS
PENGEMBANGAN ( Metode Creative
Placemaking )
SINTESIS
METODE
PENGUMPULAN DATA
12
OBSERVASI LAPANGAN 1.
DOKUMENTASI 2.
KUESIONER 3.
Data yang dikumpulkan dari hasil kuesioner akan dianalisis dengan rumus Lameshow untuk mengevaluasi tingkat minat pengunjung dan kebutuhan pengembangan potensi RTP pada kawasan Tugu Pengantin Adat Pepadun.
Keterangan :
n = Jumlah sample
z = Skor z pada kepercayaan 95% = 1,96 p = Maksimal estimasi
d = Tingkat kesalahan
Dari rumusan tersebut maka penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Lemeshow dengan maksimal estimasi 50 % dan tingkat
kesalahan 10%.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang didapatkan, untuk memudahkan
penelitian digenapkan menjadi 97 responden.
METODE
ANALISIS DATA
12
Analisis penerapan konsep creative placemaking menciptakan tempat berkualitas melalui bentuk fisik bangunan yang mendukung aktivitas kreatif masyarakat.
Analisis pengembangan potensi pada RTP Kawasan Tugu Pengantin Adat Pepadun dan masalah trotoar yang digunakan oleh PKL. terdapat beberapa aspek yang menjadi acuan penelitian yaitu:
Social opportunity, merujuk pada aktivitas kreatif di Tugu Pengantin Adat Pepadun, yang mengembangkan seni dan budaya. Mencakup ornamen budaya, simbol kebudayaan, dan sejarah Lampung.
Physcal form, merupakan bentuk yang meliputi tekstur, warna, dan bentuk dasar.
Quality place, menciptakan tempat berkualitas dengan sense of place yang positif dan nyaman. Quality place melibatkan kawasan mixed use, keamanan, kenyamanan, keindahan, ramah lingkungan, dan fasilitas trotoar fungsional.
06
Dalam melaksanakan penelitian telah disusun pada tabel di bawah ini dengan total anggaran biaya sebesar Delapan Ratus Lima Belas Ribu Rupiah
RENCANA ANGGARAN BIAYA
DAFTAR PUSTAKA
12
Atika, F. A., Poedjioetami, E. (2022). Creative Placemaking pada Ruang Terbuka Publik Wisata Bangunan Cagar Budaya, untuk Memperkuat Karakter dan Identitas Tempat (Studi Kasus : Gedung Cagar Budaya Sobokartti, Semarang). PAWON: Jurnal Arsitektur, Nomor 01 Volume VI.
Atika, F. A., Rosilawati, H., Chavez, V., & Santosa, H. R. (2015). Streetscape Concept as Supporting Prosperity in Kampung Sukolilo Baru Lor Surabaya, Indonesia. International Research Journal of Human Resources and Social Sciences.
Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung. 2024. Bandar Lampung Dalam Angka 2024. Bandar Lampung : BPS Bandar Lampung.
Carr, Stephen, Mark Francis, Leane G. Rivlin and Andrew M. Store. 1992. Public Space. Australia : Press Syndicate of University of Cambridge.
Ching, F. D. (2015). Architectural Graphics. United States : Wiley & Sons, inc.
Franjaya EE, Sitompul RA, Satria WD, Wijaya PG, dan Hesty RS. 2023. Budaya Pepadun dan Saibatin Dalam Rencana Pengembangan Taman di Kota Bandar Lampung. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota.
Haryanti. 2008. Kajian Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik Kawasan Simpang Lima Semarang [skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro.
Kyla Fatima, 2022. Analisis Creative Placemaking Sense Of Place terhadap atribut fisik pada fashion distrik berkonsep tropical paradise [skripsi]. Studi kasus Gedung Sarinah.
Lydon, M. (2013). Tactical Urbanism Vol.1. The Street plans Collaborative.
Wyckoff, M. A. (2015). Placemaking as an Economic Development Tools. Michigan: the MSU Land Policy Institute.
Nazzarudin, Ir. 1994. Penghijauan Kota. Jakarta : Penerbit Swadaya.
DAFTAR PUSTAKA
12 Peraturan Mentri No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
Ramos, I. L., 2015. Landscape Identity: Implications For Policy Making. Journal Land Use Policy, pp.
Rapuano, Michael, DR. P. P. Pirone and Brooks E. Wigginton. 1964. Open Space in Urban Design. Ohio : The Cleveland Development Foundation.
Richards, G. (2020). Designing creative places: The role of creative tourism. Annals of Tourism Research.
Rizka, J. 2009. Evaluasi Tata Hijau Jalur Hijau Jalan Kota Pekanbaru [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor Simonds, JO. 1983. Landscape Architecture. New York:McGraw - Hill Book Co.
Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007
Wibawa MSY dan Kesuma Y, 2017. Transformasi fungsi jalan umum sebagai ruang publik bagi masyarakat urban studi kasus: Bundaran Lungsir Bandar Lampung. Jurnal Arsiterktur, Kota dan Pembangunan, Vol
Wikantiyoso, R., 2006. Citra Kajoetangan Doeloe dan Sekarang, Malang, East Java: .(online) www.respati.blogspot.co.id, diakses tanggal 25 Juli 2017
Wyckoff, M. A. (2014). Definition of placemaking: Four Different Types.
Wyckoff, M. A. (2015). Placemaking as an Economic Development Tools. Michigan: the MSU Land Policy Institute.
09