UAS - PENJAMINAN MUTU
BLOCKCHAIN-BASED
TRACEABILITY FOR AGRICULTURAL PRODUCTS: A SYSTEMATIC
LITERATURE REVIEW
Bayu Apriliawan : 23.i3.00.20
BAB I
PENDAHULUAN
Keamanan Pangan: Isu krusial di dunia saat ini. Makanan yang terkontaminasi dapat berdampak parah pada kesehatan masyarakat dan ekonomi.
600 juta penyakit dan 42.000 kematian per tahun diakibatkan oleh makanan tidak aman (WHO).
30% kasus penyakit yang ditularkan melalui makanan terjadi pada anak di bawah 5 tahun, mengakibatkan 7000 kematian setiap tahun.
Meningkatkan hasil produk pertanian, namun perlu jaminan kualitas yang lebih aman dan andal.
Contoh makanan tidak aman: makanan asal hewan yang kurang matang, buah dan sayur yang terkontaminasi kotoran, dan kerang mentah yang mengandung biotoksin laut.
KEMAJUAN TEKNOLOGI PERTANIAN:
KEAMANAN PANGAN
Memberikan tinjauan komprehensif tentang aplikasi Traceability produk pertanian berbasis teknologi blockchain.
Memfasilitasi pemahaman cepat dan memasuki bidang teknologi blockchain.
Mengaplikasikan teknologi blockchain dalam
keamanan produk pertanian.
PENERAPAN BLOCKCHAIN
TUJUAN PENELITIAN
BAB I - PENDAHULUAN
Mendorong inovasi dalam teknologi pelacakan produk pertanian berbasis blockchain.
Menyediakan panduan bagi peneliti, praktisi, dan pendidik dalam memilih teknologi blockchain.
Mengatasi masalah keamanan produk pertanian.
MANFAAT PENELITIAN
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
KARAKTERISTIK BLOKCHAIN
Desentralisasi: Tidak ada entitas tunggal yang mengendalikan jaringan.
Transparansi: Data di blockchain transparan dan dapat diakses oleh semua node jaringan.
Anonimitas: Informasi setiap node blok tidak perlu diungkapkan atau diverifikasi.
Tidak Bisa Diubah:
Data tidak bisa diubah setelah
ditulis di blockchain
Digunakan untuk pelacakan keamanan pangan, terutama produk pertanian.
Sistem pelacakan memastikan asal dan sejarah produk.
Blockchain menyediakan catatan permanen dan tidak dapat diubah.
Membantu mencegah penggunaan bahan kimia berlebihan dan tidak bersertifikat.
Meningkatkan respons dan pengendalian kualitas produk pertanian.
Menjamin keamanan pangan dan kesehatan konsumen.
APLIKASI BLOCKCHAIN DLM KEAMANAN PANGAN
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
Metode Analisis Konten
Menyusun literatur dan proses penelitian.
Tinjauan Teknologi Mutakhir
Menyediakan ringkasan teknologi terkini.
Tantangan dan Isu Terbuka
Mengidentifikasi tren baru dan arah masa depan.
KONTRIBUSI PENELITIAN
Menggunakan metode analisis konten untuk menyusun penelitian.
1.
Menggunakan Google Scholar dan Baidu Scholar untuk penyaringan makalah.
2.
Fokus pada makalah dalam jurnal inti dan konferensi penting.
3.
Kata kunci: "blockchain", "penelusuran produk pertanian", "keamanan makanan", dll.
4.
Interval waktu: 2013-2023.
5.
PENERAPAN BLOCKCHAIN
METODE PENJARINGAN REFERENSI
BAB III - METODOLOGI PENELTIAN
Pengumpulan makalah dari Google Scholar, Baidu Scholar, CNKI, Web of Science, IEEE Xplore.
1.
Fokus pada makalah dalam jurnal inti CSSCI dan jurnal penting lainnya.
2.
Menggunakan kata kunci yang relevan untuk menyaring makalah.
3.
Menentukan apakah makalah terkait dengan teknologi blockchain dan penelusuran produk pertanian.
4.
EKSTRAKSI SAMPEL
Ekstraksi dan penyaringan makalah.
1.
Klasifikasi makalah terkait penelusuran blockchain untuk produk pertanian.
2.
Identifikasi teknologi dan skenario penelusuran oleh empat peneliti.
3.
Diskusi dan penentuan hasil oleh tujuh peneliti.
4.
Klasifikasi awal oleh lima peneliti.
5.
Diskusi dan penentuan klasifikasi kontroversial oleh tujuh peneliti.
6.
Menentukan sampel akhir menjadi 161 makalah.
7.
PENERAPAN BLOCKCHAIN
PAPER SELECTION PROCESS.
BAB III - METODOLOGI PENELTIAN
URGENSI BLOCKCHAIN TRACEABILITY
Frekuensi Penarikan Produk Makanan:
Mencegah dan mengatasi
penarikan produk yang sering terjadi akibat kontaminasi
atau kesalahan produksi.
Perlindungan Konsumen:
Melindungi konsumen dari risiko kesehatan yang terkait dengan makanan yang tidak aman.
Peningkatan Kepercayaan Konsumen:
Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk makanan melalui sistem
ketertelusuran yang transparan.
Manajemen Krisis yang Efektif:
Memungkinkan respons cepat dan efektif dalam situasi
darurat atau krisis keamanan pangan.
Kepatuhan terhadap Regulasi:
Memenuhi persyaratan
regulasi yang semakin ketat terkait keamanan pangan.
Tuntutan Konsumen Akan Transparansi:
Meningkatnya permintaan konsumen untuk mengetahui asal usul dan keamanan
makanan yang mereka konsumsi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kurang transparansi.
Tidak dipercaya konsumen.
Tidak ada cara cepat dan terpercaya untuk memperoleh informasi asal produk.
Tidak menjamin aliran informasi yang konsisten sepanjang rantai produk pertanian.
PENERAPAN BLOCKCHAIN
KEKURANGAN SISTEM PENELUSURAN SAAT INI
KEY ISSUES IN THE TRACEABILITY OF AGRICULTURAL PRODUCTS
Menyediakan buku besar terdistribusi yang tidak dapat diubah.
Tidak memerlukan otoritas pusat yang dipercaya.
Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam rantai pasokan.
Membantu mencegah penggunaan bahan kimia ilegal dalam produksi.
Memastikan keamanan pangan.
SOLUSI BLOCKCHAIN
BAB IV
PEMBAHASAN
BLOCKCHAIN SEBAGAI SOLUSI
DESENTRALISASI DAN KETIDAKBERUBAHAN
PENINGKATAN KETERTELUSURAN Teknologi blockchain menawarkan sistem
desentralisasi di mana pembaruan yang dicatat tidak dapat diubah, memastikan integritas dan transparansi data.
Blockchain menyediakan cara baru untuk meningkatkan ketertelusuran dengan
memastikan semua informasi disimpan dalam sistem yang dibagikan dan transparan, yang dapat diakses oleh semua anggota rantai pasokan
BLOCKCHAIN TRACEBILITY SYSTEM
KESAMAAN DAN BENANG MERAH DARI 10 JURNAL YANG SAYA RUJUK
PENEKANAN PADA TRANSPARANSI KONSUMEN:
Semua jurnal menekankan
pentingnya transparansi dalam rantai pasokan makanan untuk
memenuhi permintaan konsumen.
PERAN KETERTELUSURAN DALAM MENGELOLA RISIKO KEAMANAN PANGAN:
Ketertelusuran diakui sebagai alat penting untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko keamanan
pangan.
INTEGRASI TEKNOLOGI:
Banyak jurnal membahas
penggunaan teknologi seperti blockchain, RFID, dan metode
berbasis DNA untuk meningkatkan sistem ketertelusuran.
PENTINGNYA KERANGKA REGULASI:
Semua jurnal mengakui bahwa kerangka regulasi yang kuat sangat penting untuk
menegakkan standar
ketertelusuran dan memastikan kepatuhan.
Platform ini paling banyak
digunakan dalam blockchain publik.
Kelebihan: Pengenalan kontrak
pintar dan lapisan dasar yang dapat diprogram, memungkinkan
pengembangan aplikasi blockchain untuk berbagai tujuan.
Kekurangan: Keandalan tinggi tetapi tidak ada privasi; untuk privasi,
diperlukan enkripsi tersendiri.
Aplikasi: Rantai pasokan makanan organik, pelacakan asal produk dalam rantai pasokan agri-food, pelacakan makanan.
TEKNOLOGI UTAMA BLOCKCHAIN DALAM PELACAKAN PRODUK PERTANIAN
Teknologi Bitcoin adalah buku besar terdistribusi yang mencatat
transaksi Bitcoin.
Bitcoin merupakan aplikasi
blockchain yang paling sukses.
Kelebihan: Desentralisasi,
mendukung lebih dari 100.000 node, keamanan tinggi.
Kekurangan: Konsumsi daya dan listrik yang tinggi, rentan terhadap serangan 51%, skalabilitas rendah, throughput rendah, latensi tinggi.
Aplikasi: Pelacakan jejak karbon dalam produksi makanan, sistem keamanan makanan, rantai pasokan makanan.
Diprakarsai Linux Foundation.
Hyperledger Fabric adalah platform yang paling banyak digunakan dalam blockchain konsorsium.
Kelebihan: Bukti otoritas (POA) dan bukti waktu berlalu (POET), hemat energi, skalabilitas tinggi, transaksi rahasia, kontrol akses & perlindungan privasi.
Kekurangan: Mengorbankan
keandalan untuk mendukung privasi.
Aplikasi: Manajemen risiko yang
efisien, manajemen rantai pasokan, pertanian cerdas.
MANA YANG PALING BANYAK DI GUNAKAN UNTUK PELACAKAN MAKANAN ?
Bitcoin terutama digunakan sebagai
teknologi buku besar terdistribusi untuk
mencatat transaksi, dan meskipun Bitcoin
merupakan aplikasi blockchain yang paling
sukses, pelacakan makanan lebih umum
menggunakan platform seperti Ethereum
dan Hyperledger yang mendukung kontrak
pintar dan privasi data yang lebih baik
PERBANDINGAN SISTEM PELACAKAN TRADISIONAL DAN SISTEM PELACAKAN BLOCKCHAIN
Dengan globalisasi perdagangan, rantai pasokan produk pertanian menjadi semakin kompleks, dan semakin sulit untuk melacak objek melalui jaringan yang rumit ini. Sistem pelacakan tradisional tidak menjamin aliran informasi yang konsisten sepanjang rantai produk pertanian
APLIKASI BLOCKCHAIN DALAM PELACAKAN PRODUK PERTANIAN
Menurut laporan dari Deloitte, 51% konsumen bersedia membayar lebih untuk makanan yang sehat dan aman, dan persentase ini terus meningkat. Konsumen menginginkan pelacakan yang dapat diverifikasi sebagai aspek penting dari keamanan dan kualitas. Untuk memenuhi permintaan ini, diperlukan sistem yang dapat menyediakan informasi tentang sumber dan siklus hidup komoditas. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan komersialisasi teknologi pertanian presisi, minat terhadap data pertanian meningkat. Data pertanian seringkali berantakan dan sulit diverifikasi, sehingga blockchain menarik minat akademis dan komersial karena dapat memverifikasi, mengaudit, dan mentransmisikan kerahasiaan data.
Ikan: Meningkatkan pelacakan tuna untuk menghentikan perikanan ilegal dan tidak berkelanjutan di Kepulauan Pasifik melalui sistem BeFAQT.
Buah-buahan: Memastikan keamanan pasokan makanan dengan menghubungkan aliran informasi. Contoh: transformasi teknologi dalam rantai pasokan nanas di Malaysia.
Sayuran: Meningkatkan ledger pemasok dan efisiensi penyimpanan data dengan metode "database + blockchain"
untuk mengatasi masalah keamanan makanan.
Telur: Menggunakan blockchain dan IoT di Amerika Serikat bagian tengah untuk meningkatkan transparansi rantai pasokan dan mengurangi biaya penarikan makanan.
Babi: Walmart menggunakan blockchain untuk mengatasi masalah keamanan makanan di China, meningkatkan loyalitas konsumen.
Teh: Sistem pelacakan berbasis blockchain dan RFID memastikan pelacakan produk teh yang andal dengan integrasi jaringan sensor nirkabel dan Ethereum.
Tanaman: Solusi asuransi tanaman berbasis blockchain dan teknik pertanian pintar menggunakan sensor IoT untuk mengumpulkan data dan memprediksi hasil tanaman.
BAGAIMANA JIKA PENERAPANYA DI INDONESIA???????
Blue Korintji Coffee
Sunpride Blue Korintji Coffee
Penerapan
Perusahaan Swasta: Beberapa perusahaan agribisnis dan perikanan mulai menggunakan blockchain untuk melacak produk mereka.
Proyek Pilot: Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan teknologi, dan organisasi non-pemerintah untuk menguji teknologi ini pada komoditas tertentu.
Startup Teknologi: Startup di Indonesia mulai menawarkan solusi blockchain untuk pelacakan pangan.
Kendala
Adopsi Lambat: Banyak produsen belum memahami atau mempercayai teknologi ini.
Biaya Implementasi: Biaya awal yang tinggi menjadi penghalang bagi petani kecil dan menengah.
Infrastruktur Teknologi: Keterbatasan teknologi di daerah pedesaan.
Regulasi: Kebijakan yang mendukung masih dalam pengembangan.
Peluang
Keamanan Pangan: Meningkatkan transparansi dan keamanan pangan.
Kepercayaan Konsumen: Produk yang dilacak dengan blockchain dapat meningkatkan kepercayaan konsumen.
Dukungan Pemerintah: Insentif dan edukasi dari pemerintah dapat mempercepat adopsi teknologi ini.
KESIMPULAN
Food traceability sangat penting untuk keamanan dan kualitas makanan.
Investasi berkelanjutan dalam teknologi diperlukan untuk meningkatkan sistem ketertelusuran.
Kerangka regulasi yang kuat mendukung efektivitas sistem ketertelusuran.
Edukasi konsumen diperlukan untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya ketertelusuran.
Kolaborasi antar pemangku kepentingan di seluruh rantai pasokan penting untuk keberhasilan implementasi food
traceability.
DAFTAR PUSTAKA