• Tidak ada hasil yang ditemukan

ppt Filsafat Olahraga

N/A
N/A
GILANG EFENDI RAMADHAN

Academic year: 2023

Membagikan "ppt Filsafat Olahraga"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

FILSAFAT OLAHRAGA

(2)

FILSAFAT PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

• Filsafat berasal dari kata Yunani yaitu Philos(cinta) dan Sophia(kebijaksanaan) dapat di artikan sebagai “cinta akan kebijaksanaan”.

• Para ahli dalam pendidikan jasmani dan olahraga berkolaborasi dengan para ahli filsafat yang tertarik dibidang keilmuan pendidikan jasmani dan olahraga, untuk menganalisis seperti:

olahraga, gerak manusia, play end game dari perspektif filosofis.

• 3 hal yang mendorong manusi untuk berfilsafat diantaranya 1. Keheranan (thaumasia)

2. Kesangsian: keraguan/rapu 3. Kesadaran keterbatasan

(3)

• Tiga cabang utama penyelidikan filosofis

1. Ontologi (metafisika umum) yaitu cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang hakikat ilmu.

2. Episistemologi yaitu mencoba menjawab pertanyaan mendasar: apa yang membedakan pengetahuan yang benar dak pengetahuan yang salah? Secara praktis pertanyaan ini ditranslasikan ke dalam masalah metodologi ilmu pengetahuan.

3. Aksiologi yaitu cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum. Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu tidak bebas nilai.

(4)

• Lima hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat yaitu:

1. Ilmu pengetahuan di kembangkan melalui ilmu struktur teori, dan di uji konsisten internalnya. Hal ini dilakukan dengan tes ataupun pengujian secara empiris/faktual.

2. Dalam ilmu pengetahuan, teori dan hipotesis selalu diuji secara epiris/faktual. Halnya dengan orang yang bukan ilmuan secara selektif.

3. Adanya pengertian kendali yang dalam penelitian ilmiah dapat mempunyai pengertian bermacam- macam

4. Ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis.

5. Perbedaan terletak pada cara memberi penjelasan yang belainan dalam mengamati suatu fenomena

(5)

MASALAH-MASALAH FILSAFAT OLAHRAGA

Seportigitas adalah kebajikan olahraga yang mendasar. Ini juga di anggap penting untuk kehidupan sipil dan budaya di luar olahraga. Namun demikian, konsep tersebut mendapatkan sedikit perhatian filosofis. Literature tentang sportivitas berpusat pada pandangan bahwa kebijakan ini membutuhkan lebih dari sekedar kepatuhan pada aturan formal. Namun ada dua perselisihan utama dalam literature: apakah sportivitas adalah kebijakan di semua tingkatan olahraga atau hanya di tingkat rekreasi dan apakah sportivitas adalah konsep yang bersatu atau sekelompok kebajikan yang berbeda.

(6)

• Kecurangan berbeda dengan sportivitas, mecurangan mewakili, setidak prima facie, bentuk utama dari kegagalan moral dalam olahraga

• Peningkatan kinerja para atletik telah berusaha untuk meningkatkan kinerja mereka dengan menerapkan berbagai peningkatan kinerja berbeda, mulai dari zat farmasi (misalnya steroid anabolik) hingga peralatan(misalnya pakaian renang poliuretan 100% seluruh tubuh) dan peningkatan kinerja otot yaitu doping.

• Jenis kelamin, gender, dan ras persaingan olahraga secara tradisional di pisahkan jenis kelamin di sepanjang perbedaan biner pria/wanita dan tantangan terhadap pemahaman yang berlaku tentang seks dan gender telah terdengar dalam komunitas olahraga sejak 1960-an.

(7)

SIFAT RAGA/TUBUH/FISIK DAN KEBERADAANNYA

Hakikat jiwa penulis mengemukakan tiga pendapat tentang hakikat jiwa.

Pertama, jiwa dan nafs merupakan subtansi berdiri sendiri yang berbeda dengan jasad. Pendapat seperti ini pernah di tolak oleh democritos dan beberapa mutakalimun. Mereka menekankan kesatuan jasad dan tuh, sehingga saat jasad mati, ruh pun demikian.

Kedua, ruh merupakan subtansi sendiri dan terpisah dengan jasad. Pendapat ini sejalan dengan Ibnu Sina. Pendapat dapat diamati dalam pemikiran filsuf Yunani, seperti Palto dan Aristoteles.

Ketiga ada pendapat ada yang mengatakan jiwa adalah jasad sekaligus subtansi. Dia terbentuk dari dua jenis tersebut yang tersusun dari empat elemen yakni, panas, dingin, basah, dan kering, cara pandang ini di dukung oleh ja”faribu mubasyir yang berpendapat bahwa ruh merupakan intergrasi jasad antara jasad dan ruh.

(8)

• Jiwa adalah aspek spiritual yang diyakini sebagai inti dari keberadaan manusia. Jiwa

dianggap tidak dapat dipengaruhi oleh unsur fisik atau materi, sehingga memiliki sifat abadi dan tidak terikat pada ruang dan waktu. Jiwa diartikan sebagai pusat keberadaan manusia yang memiliki kemampuan untuk merasakan, berpikir, dan bertindak secara sadar dan mandiri.

• Raga adalah aspek fisik yang merupakan tubuh manusia yang dapat dipahami secara materi atau fisik. Manusia memiliki raga sebagai wadah perwujudan jiwa di dunia fisik. Raga

(9)

Jiwa dikatakan sehat apabila kondisi fisik, mental, spiritual, dan sosial seseorang berkembang sehingga orang tersebut dapat menyadari kemampuan diri, mengatasi tekanan, bekerja secara produktif, dan mampu berkontribusi terhadap kelompoknya. Sedangakan mental dikatakan kuat ketika seseorang berada dalam kondisi merasakan ketenangan batin, tentram, nyaman dan dapat menikmati kehidupan sehari-hari serta menghargai orang di sekitarnya. Mental yang matang terlihat dari kematangan emosinya dan dapat mengeluarkan potensi diri dalam menghadapi tantangan kehidupan. Seorang atlet harus bisa mengatasi berbagai kesulitan selama latihan dan juga kejuaraan. Jiwa yang sehat serta mentall yang kuat dapat mengembangkan personalitas kemanusiaannya sebagai manusia yang rasional dan bermoral, serta dapat mengatasi rasa takut gagal dan kecemasan yang berlebihan.

Referensi

Dokumen terkait

The efficiency of savonius wind turbines From the results of this test, a graph of the effect of the blade radius on the power and efficiency of the savonius wind turbine was