T H E I T A U D I T P R O S E S
KELOMPOK 2
M E M B E R S
• DIMAS DIRGA PRATAMA
• Valentino Rizqy
• Agil Bima Aditya Lavinda
• Putri Febriyani
• Ilfi Nurfadhilah
• Kurnia Desi Murtiningsih
20.0102.0030 20.0102.0059 20.0102.0040
20.0102.0051
20.0102.0060
20.0102.0064
A U D I T U N I V E R S E
Audit universe merupakan inventarisasi semua area audit potensial dalam suatu organisasi. Area audit fungsional dasar dalam suatu organisasi meliputi penjualan, pemasaran, layanan pelanggan, operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan, sumber daya manusia, teknologi informasi, dan hukum.
Audit universe mendokumentasikan kuncinya
proses bisnis dan risiko suatu organisasi
MENCAKUP SELURUH PERUSAHAAN.
MENCIPTAKAN FRAMEWORK
YANG
TERINTEGRASI.
MEMENUHI KEBUTUHAN STAKEHOLDER.
MEMASUKKANNYA KE DALAM LINGKUP IT.
MENCIPTAKAN PENDEKATAN HOLISTIK UNTUK
EFISIENSI OPERASIONAL.
MEMISAHKAN TATA KELOLA DARI
MANAJEMEN DAN
R I S K A S S E S M E N T
S E C A R A K H U S U S , P E N IL A IA N R IS IK O :
Kualitas, Kuantitas, dan
Aksesibilitas data perencanaan,
Memeriksa, Memilih dan Penilaian Riaiko
Mengalokasikan Kerangka Kerja
A U D I T P L A N
Tujuan perencanaan audit adalah untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya audit. Untuk mengalokasikan sumber daya audit secara efektif, departemen audit
internal harus memperoleh pemahaman
komprehensif tentang lingkup audit dan risiko
yang terkait dengan setiap item lingkup audit.
O B J E C T I V E S A N D C O N T R O L
Pendekatan terhadap semua audit
yang pada akhirnya bergantung pada tujuan dan konteks pekerjaan yang
akan dilakukan.
A U D I T T I D I L A K U K A N U N T U K M E N D U K U N G A U D IT L A P O R A N
K E U A N G A N
Setelah auditor memperoleh pemahaman umum mengenai prosedur akuntansi dan keuangan klien, bidang
kepentingan audit tertentu harus diidentifikasi. Auditor
harus memutuskan aplikasi apa yang harus diperiksa pada tingkat yang lebih rinci. Untuk aplikasi yang digunakan
untuk mendukung proses bisnis yang signifikan, auditor
harus menentukan kecanggihan dan luas penggunaannya.
A U D I T S C H E D U L E
Departemen audit internal membuat jadwal audit
tahunan untuk mendapatkan persetujuan dari dewan mengenai area audit, mengomunikasikan area audit
dengan departemen fungsional, dan membuat rencana proyek/sumber daya untuk tahun tersebut. Pembuatan jadwal tahunan merupakan proses penentuan total jam audit yang tersedia, kemudian menugaskan item
semesta (area audit) untuk mengisi waktu yang tersedia.
A U D I T B U D G E T A N D S C O P I N G
Anggaran audit harus dibuat setelah jadwal audit ditentukan.
Namun, sebagian besar organisasi mempunyai keterbatasan anggaran dan sumber daya. Setelah menentukan prioritas audit, manajemen audit akan menentukan jumlah jam yang tersedia untuk memutuskan berapa banyak audit yang dapat mereka selesaikan dalam setahun.
Ruang lingkup audit mendefinisikan area (misalnya, aplikasi
keuangan yang relevan, database, sistem operasi, jaringan,
dll.) yang akan ditinjau
A U D I T T E A M , T A S K S , A N D D E A D L I N E R
Rencana audit harus mencakup bagian yang
mencantumkan anggota audit, jabatan dan jabatan
mereka, serta tugas umum yang akan mereka emban.
Tenggat waktu adalah komponen penting dari rencana audit. Persyaratan tersebut harus ditinjau dan disetujui oleh organisasi klien sejak awal audit sehingga mematuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pihak ketiga (misalnya bank, lembaga keuangan, dll.) dan regulator (misalnya
pemerintah, dll).
P R O S E S A U D I T
Pernyataan Standar Audit (SAS No.1) berdampak
mewajibkan pendekatan yang seragam dan berorientasi pada proses dalam penugasan audit. Pendekatan yang digambarkan adalah teknik proses yang sebenarnya.
Artinya, audit mengikuti serangkaian langkah yang logis
dan teratur, masing-masing dirancang untuk mencapai
hasil akhir yang spesifik.
T I N J A U A N A W A L
I N F O R M A S I U M U M T E N T A N G
L I N G K U N G A N T I
1.
Auditor TI memulai proses pemeriksaan dengan mengenal, secara umum, perusahaan, bidang
usahanya, dan lingkungan TI, termasuk sistem aplikasi keuangannya. Biasanya, auditor TI akan mengunjungi fasilitas perusahaan klien dan mengamati operasi
bisnis umum yang berkaitan dengan layanan
pelanggan serta fungsi keuangan semata.
2.
Auditor TI harus memperoleh pemahaman mendalam tentang lingkungan TI, khususnya bagaimana organisasi merespons risiko yang timbul dari TI, dan apakah
pengendalian TI yang diterapkan telah dirancang secara memadai dan beroperasi secara efektif untuk mengatasi
risiko tersebut. Dari sudut pandang keuangan, pengetahuan tentang lingkungan TI sangat penting bagi auditor TI untuk memahami bagaimana transaksi keuangan dimulai,
diotorisasi, dicatat, diproses, dan dilaporkan dalam laporan
keuangan.
• PROSEDUR AUDIT DESAIN
• KONTROL TES
• PENGUJIAN SUBSTANTIF
• HASIL DOKUMEN
• TEMUAN AUDIT
• ·KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
• KOMUNIKASI
I N F O R M A S I U M U M T E N T A N G
L i n g k u n g a n T I
1.
-Arsitektur Perusahaan
Manajemen TI harus mengembangkan prosedur organisasi untuk memastikan arsitektur pemrosesan informasi yang terkendali dan efisien. Prosedur ini juga harus menentukan komputer dan peralatan
periferal yang diperlukan untuk mendukung semua
fungsi secara ekonomis dan tepat waktu.
2.
Sistem dan Aplikasi Terkomputerasi
Jenis audit sistem dan aplikasi yang terkomputerisasi memverifikasi bahwa sistem dan aplikasi organisasi (bersifat operasional dan non-keuangan) adalah:
• Sesuai dengan kebutuhan pengguna,
• Efisien
• Dikontrol secara memadai untuk memastikan input,
pemrosesan, dan output yang valid, andal, tepat waktu, dan aman pada tingkat aktivitas sistem saat ini dan yang
diproyeksikan.
3.
Fasilitas Pemrosesan Informasi
Audit terhadap fasilitas pemrosesan informasi memastikan pemrosesan aplikasi yang tepat waktu, akurat, dan efisien dalam kondisi normal dan berpotensi
mengganggu.
4.
Pengembangan Sistem
Audit TI yang berkaitan dengan pengembangan sistem akan memastikan bahwa aplikasi dan sistem yang sedang dikembangkan memenuhi tujuan
organisasi, memenuhi kebutuhan pengguna, dan menyediakan aplikasi dan sistem yang efisien,
akurat, dan hemat biaya.
Perencangan Kelansungan Bisnis/Perencanaan Pemulihan Bencana Menurut SysAdmin, Audit, Network, Security (SANS) Institute, rencana kelangsungan bisnis (atau ketahanan) (BCP) mencakup
aktivitas dan prosedur untuk memulihkan seluruh operasi bisnis (tidak hanya TI) dari gangguan atau kejadian buruk.*Rencana pemulihan
bencana (DRP) menggabungkan serangkaian prosedur untuk
memulihkan dan melindungi infrastruktur TI organisasi jika terjadi keadaan darurat atau bencana. Kedua rencana tersebut harus
didokumentasikan secara formal, dan terus diperbarui dalam organisasi.
5.
CONTOH STUDI KASUS
Judul
AUDIT SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 (STUDI KASUS: PT MEDIA CETAK)Penulis
1. Rouly Doharma
2. Agustinus Adi Prawoto 3. Johanes Fernandes Andry
Tahun
Terbit 2021
Tujuan
UntukMelakukan audit terhadap sistem informasi menggunakan kerangka kerja COBIT 5 di PT Media Cetak, serta untuk mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dalam pengelolaan masalah dan keluhan di perusahaan tersebut.
Latar
Belakang
P T M e d i a Cetak (MC) merupakan perusahaan media yang mengandalkan teknologi dalam menjalankan proses bisnisnya. Perusahaan telah
menerapkan aplikasi Microsoft System Center sebagai media komunikasi untuk pengaduan keluhan atau error yang terjadi. N a m u n , terdapat masalah dalam pengkategorian keluhan yang dilaporkan, sehingga semua keluhan masuk dalam kategori incident. Ha l ini menyebabkan perlu dilakukan
konfigurasi yang m e m a k a n waktu lama dan sulit dilakukan oleh karyawan.
O l e h karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengaudit sistem informasi menggunakan kerangka kerja C O B I T 5 di P T M e d i a Cetak dan
mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dalam pengelolaan masalah dan keluhan di perusahaan tersebut
M eto d e Penelitian
1. Studi literatur: Penulis melakukan studi literatur tentang sistem audit informasi, C O B I T 5, dan D S S sebagai dasar penelitian.
2. P en g u mpulan data: Penulis m e n g u m p u l k a n data yang berkaitan dengan d o m a i n yang telah ditentukan dan melakukan pengamatan untuk memastikan keakuratan data yang
diperoleh.
3.Wawancara: Penulis melakukan wawancara dengan pihak berwenang yang ditunjuk oleh perusahaan untuk mendapatkan informasi yang relevan.
4.Analisis data: Penulis menganalisis data yang berhasil dikumpulkan untuk mengevaluasi tingkat k e m a m p u a n perusahaan.
5. Penilaian berdasarkan m o d e l tingkat k em a m puan: Penulis melakukan penilaian
berdasarkan m o d e l tingkat k e m a m p u a n untuk mengetahui tingkat k e m a m p u a n perusahaan.
Rekomendasi dan laporan hasil penelitian: Penulis m em ber ik an rekomendasi dan m enya m p a ik an laporan hasil penelitian kepada perusahaan.
Perusahaan P T M e d ia Cetak telah mencapai tingkat ke m a m p u a n 2.8 dalam d o m a i n D S S 0 3 yang fokus pada proses pengelolaan masalah dan keluhan.
Perusahaan m a m p u mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi, dan
m e m b erikan resolusi yang tepat. N a m u n , terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh perusahaan, seperti pengkategorian keluhan yang dilakukan secara manual dan kurangnya penjadwalan konfirmasi masalah penutupan.
Rekomendasi yang diberikan adalah perusahaan perlu merancang aplikasi bantuan yang lebih cocok dengan kebutuhan perusahaan dan melakukan kesepakatan dengan engineer untuk mengisi tugas pengkategorian keluhan.
Selain itu, perusahaan juga perlu melakukan penilaian kuantitatif terkait dengan m a na j e m e n risiko T I dan m e ng u k u r besarnya implikasi yang dapat terjadi.
Hasil dan
Pembahasan
P T M e d i a Cetak telah berhasil mengelola masalah dan keluhan dengan baik dalam d o m a i n D S S 0 3 . Perusahaan m a m p u mengidentifikasi masalah,
memberikan solusi yang tepat, dan melakukan evaluasi secara berkala.
N a m u n , terdapat beberapa area yang perlu ditingkatkan, seperti
pengkategorian keluhan yang dilakukan secara manual dan kurangnya
penjadwalan konfirmasi masalah penutupan. Rekomendasi yang diberikan adalah perusahaan perlu merancang aplikasi bantuan yang lebih cocok
dengan kebutuhan perusahaan dan melakukan kesepakatan dengan engineer untuk mengisi tugas pengkategorian keluhan. Selain itu, perusahaan juga
perlu melakukan penilaian kuantitatif terkait dengan ma n a j e me n risiko T I dan me n g uk ur besarnya implikasi yang dapat terjadi.
Kesimp ulan
TERIMAKASIH