• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPT KEL 3 Asuransi Syariah Kelembagaan

N/A
N/A
at.hes.2e.sherinakhoirunnisa

Academic year: 2025

Membagikan "PPT KEL 3 Asuransi Syariah Kelembagaan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP KELAMBAGAAN DAN

PERKEMBANGAN ASURANSI SYARIAH

Kelompok 3 :

1. Sherina Khoirunnisa 222111166

2. Lutfi Ayu D 222111167

3. Siti Sofiyatun 222111179 4. Mayshanda Zacky N 222111185

(2)

Asuransi berasal dari kata assurantie dalam bahasa Belanda, yang dalam bahasa Indonesia berarti asuransi. Ada dua istilah terkait dalam bahasa Inggris, yaitu insurance (menanggung kejadian yang mungkin terjadi) dan assurance (menanggung kejadian yang pasti terjadi). Berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 1992, asuransi adalah perjanjian di mana penanggung memberikan kompensasi kepada tertanggung atas risiko atau kerugian tertentu dengan pembayaran premi.

Dalam asuransi syariah (takaful), konsep utama adalah tolong- menolong dan berbagi risiko sesuai ajaran Islam. Ini diatur dalam Fatwa DSN MUI No. 21 Tahun 2002, yang menekankan bahwa akad dalam asuransi syariah harus bebas dari unsur gharar (ketidakpastian/penipuan), maysir (perjudian), riba, dan praktik tidak adil lainnya.

Definisi

Asuransi

(3)

1. Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa): Menyediakan perlindungan jiwa bagi individu dan keluarga berdasarkan prinsip syariah, dengan iuran yang bisa dibayar secara cicilan atau tahunan melalui akad seperti al-mudharabah dan wakalah bil ujrah.

2. Takaful Umum (Asuransi Kerugian): Memberikan perlindungan terhadap harta benda seperti kebakaran, pengangkutan, niaga, dan kendaraan bermotor, dengan premi yang ditempatkan dalam dana tabarru untuk membayar klaim.

3. Retakaful (Reasuransi): Melindungi perusahaan asuransi dari risiko besar melalui reasuransi dengan perusahaan lain, menjaga stabilitas dan meminimalkan potensi kerugian besar.

1.Rasa Aman dan Tentram : Melindungi tertanggung dari risiko atau kerugian yang mungkin terjadi, dengan hak atas ganti rugi sesuai polis.

2.Tabungan dan Sumber Pendapatan : Premi yang dibayarkan bisa dianggap sebagai tabungan, dengan bunga atau bonus sesuai perjanjian.

3.Alat Penyebaran Risiko : Membantu menyebarkan risiko seperti pencurian, kebakaran, atau kecelakaan, sehingga kerugian dapat diminimalisir.

Manfaat dan Jenis Asuransi

Syariah

(4)

1. Akad Tabarru : Perjanjian saling membantu, di mana peserta menyumbang dana hibah untuk membantu peserta lain yang mengalami musibah, tidak bersifat komersial.

2. Akad Mudharabah : Kemitraan antara pemilik modal dan pengelola usaha, digunakan untuk mengelola investasi dana tabarru. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan tanpa bunga.

3. Akad Mudharabah Musytarakah : Versi mudharabah di mana pengelola dana juga menyertakan modal sendiri, dengan pembagian keuntungan dan kerugian berdasarkan kesepakatan.

4. Akad Wakalah bil Ujrah : Perusahaan bertindak sebagai wakil untuk mengelola dana peserta dengan imbalan (ujrah), namun risiko kerugian ditanggung dari imbalan yang diterima.

Akad Asuransi

Syariah

(5)

Asuransi syariah menawarkan produk berbasis syariah dengan konsep tabungan sekaligus infaq. Kontribusi peserta dibagi menjadi dua:

rekening pribadi dan rekening tabarru .

Dana tabarru digunakan untuk membantu peserta lain yang mengalami musibah atau membayar klaim. Perusahaan asuransi syariah bertindak sebagai mudharib yang mengelola dana sesuai prinsip syariah dan diawasi oleh Dewan Syariah Nasional.

Mekanisme

Asuransi Syariah

(6)

Asuransi syariah di Indonesia berkembang sebagai alternatif bagi umat Islam yang menginginkan layanan asuransi sesuai prinsip syariah, bebas dari bunga, penipuan, dan riba. Selain diminati oleh muslim, kini asuransi syariah juga menarik minat non-muslim. Beberapa perusahaan konvensional bahkan membuka unit usaha syariah untuk memenuhi kebutuhan ini.

Perkembangan Asuransi

Syariah di Indonesia

(7)

Prinsip utama asuransi syariah meliputi:

1. Saling bertanggung jawab: Peserta membantu peserta lain yang terkena musibah sebagai bentuk ibadah.

2. Saling bekerja sama dan membantu: Peserta saling mendukung dalam menghadapi musibah.

3. Saling melindungi: Peserta berperan sebagai pelindung bagi peserta lain.

Perkembangan Asuransi

Syariah di Indonesia

(8)

Asuransi Syariah

Asuransi Syariah: Berdasarkan prinsip saling membantu dan melindungi sesuai dengan hukum Islam. Dana yang dikumpulkan dari peserta digunakan untuk kepentingan bersama dan dibagi berdasarkan prinsip musyarakah (kerjasama) dan tabarru' (donasi).

Asuransi Syariah: Keuntungan atau surplus dana dibagikan kepada peserta sesuai dengan prinsip syariah dan sering kali dibagikan dalam bentuk hibah atau pembagian surplus.

Asuransi Syariah: Dikenakan pengawasan ketat oleh Dewan Pengawas Syariah yang bertugas memastikan bahwa operasional dan produk sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Asuransi Konvensional: Berdasarkan perjanjian komersial di mana peserta membayar premi untuk mendapatkan perlindungan dan manfaat tertentu.

Dana dikelola untuk menghasilkan keuntungan yang akan menjadi milik perusahaan asuransi.

Asuransi Konvensional: Dikenakan pengawasan oleh badan regulasi pemerintah atau otoritas asuransi yang memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

Asuransi

Konvensional

(9)

Thank

You

Referensi

Dokumen terkait

a) Wakalah bil ujrah adalah akad pemberian kuasa dari Peserta kepada Perusahaan asuransi syariah (Takaful) untuk mengelola dana peserta dan/atau melakukan kegiatan lain

diterapakannya akad wakalah bil ujrah ini, karena pada umumnya peserta yang ingin mengambil produk Takafulink Salam ini adalah mereka yang telah memahami dan sadar bahwa

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI tentang berbagai akad yang dapat daplikasikan dapat perjanjian L/C, ternyata hanya L/C dengan akad wakalah bil ujrah saja yang

berdasarkan akad Wakalah bil Ujrah pada PT. BNI Life Insurance terdapat beberapa unsur yang terkait didalamnya yaitu formulir permohonan peserta asuransi, ikhtisar

Ijarah dimana pihak bank dapat memperoleh ujrah atau imbalan atas manfaat jasa yang telah diberikan, serta menggunakan akad wakalah sebagai pelengkap. Pada prakteknya

multibarang dan akad Ijarah dalam bentuk akad Wakalah bil Ujrah pada pembiayaan ultra mikro multijasa. Implementasi pembiayaan ultra mikro di KSPPS BMT PAS sudah sesuai

Prinsip akad wakalah bil ujrah pada produk dana talangan haji boleh dilakukan oleh lembaga keuangan syariah sebagai wakil nasabah dan bank tidak berhak memperoleh bagian dari hasil

Asuransi Takaful Umum penulis berkesimpulan bahwa penerapan akad wakalah bil ujrah wa tabarru‟ sesuai dengan semestinya/ syariah, hanya saja aturan kebijakan terhadap pembacaan polis