• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPT Teori Konflik (Sosiologi untuk Kessos)

N/A
N/A
Arif Maulana

Academic year: 2023

Membagikan "PPT Teori Konflik (Sosiologi untuk Kessos)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI KONFLIK

Arif Maulana 2019220015

(2)

Pengertian Teori Konflik

Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial

tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa

perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan

kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula. Teori ini

didasarkan pada pemilikan sarana-sarana produksi sebagai unsur pokok

pemisahan kelas dalam masyarakat.

(3)

Teori Konflik Menurut Para Ahli

Karl Marx, Konflik dalam pandangan Karl Marx merupakan suatu bentuk pertentangan kelas. Ia juga memperkenalkan konsep struktur kelas di masyarakat.

Masyarakat dilihat sebagai arena ketimpangan (inequality) yang mampu memicu konflik dan perubahan sosial.

Lewis A. Coser, Ia berpendapat bahwa konflik memiliki fungsi positif jika mampu dikelola dan diekspresikan sewajarnya. Teori konflik yang dikemukakakn oleh Lewis A. Coser mempengaruhi sosialogi konflik pragmatis atau multidisipliner, yang digunakan untuk mengelola konflik dalam perusahaan ataupun organisasi modern lainnya.

Ralf Dahrendorf, Konflik akan muncul melalui relasi-relasi sosial dalam sistem.

Oleh sebab itu, konflik tidak mungkin melibatkan individu ataupun kelompok yang tidak terhubung dalam sistem.

(4)

Jenis-jenis Teori Konflik

Berdasarkan kajian pengenai menyebab terjadinya teori konflik, dapat dilihat dalam dua macam konflik, yaitu sebagai berikut:

Konflik Budaya, adalah kajian dalam teori konflik yang terjadi apabila dalam suatu masyarakat terdapat sejumlah kebudayaan khusus yang bersifat tertutup.

Kebudayaan ini dianggap aneh sehingga menjadikan pandangan masyarakat memiliki dasar pengetahuan yang bahwa apa yang dilakukannya adalah bentuk sikap mengenai ketidakterimaan dalam perubahan sosial.

Konflik Kelas Sosial, adalah kajian dalam teori konflik yang tercipta sebagai akibat kelompok menciptakan peraturan sendiri untuk melindungi kepentingannya.

Pada kondisi ini terjadi eksploitasi yang berlawanan antara masyarakat kelas atas kepada masyarakat yang berada kelas bawah. Kedua masyarakat dalam kelas sosial akan berupa mendapatkan serta menetang hak-hak istimewa kelas.

(5)

Contoh Teori Konflik

Berbagai contoh yang nyata dalam teori konflik di dalam kehidupan masyarakat, antara lain adalah sebagai berikut:

Kemiskinan, hal ini melatarbelakangi masyarakat untuk melakukan perubahan sosial ke arah yang lebih baik, perubahan ini terbentuk karena masyarakat miskin akan berupaya melakukan sesuatu hal yang bisa meningkatkan pendapatannya.

Pengangguran, hal ini menjadi salah satu faktor penentu dalam konflik

sosial. Tingginya angka penganguran dalam masyarakat menyebabkan

tingginya angka kriminalitas, sehingga upaya penyelesaian ini terjadi karena

lowongan kerja tidak tersedia atau karena banyaknya kebutuhan yang harus

dipenuhi dan tidak sesuai dengan pendapatan yang di hasilkannya.

(6)

Buruh dan Majikan, Kasus konflik yang paling kecil dan bisa dilakukan pendalaman dalam teori konflik ini adalah kasus mengenai buruh dan majikan, meskipun hal ini sebagai keteraturan sosial akan tetapi di dalamnya ada hubungan status dan peranan yang dapat memperdalam adanya jaringan-jaringan konflik masyarakat. Seorang majikan akan memberikan perintah, sedangkan buruh akan mentaati perintah yang diinginkan majikan, kejadian ini berakibat pada terbentuknya keseimbang, meski dalam kehidupannya tidak harmonis karena setiap buruh memiliki keinginan untuk menjadi majikan.

Politik, Teori konflik juga bisa diperdalam melalui politik yang memberikan penguasaan serta mempertahankan kekuasaan yang diinginkan. Politik yang ada di dalam pemerintahan menjadi sumber konflik yang paling di takuti, karena hal ini akan memicu adanya konflik dalam segi kehidupan sosial lainnya, baik ekonomi, hukum, dan lainnya.

(7)

Faktor Penyebab terjadinya Konflik

Pada dasarnya, secara sederhana penyebab konflik di bagi dua, yaitu:

Kemajemukan Horizontal, yang artinya adalah strukutur masyarakat yang majemuk secara kultural, seperti suku bangsa, agama, ras dan majemuk sosial dalam arti perbedaan pekerjaan dan profesi seperti petani, buruh, pedagang, pengusaha, pegawai negri, militer, wartawan, alim ulama, sopir dan cendekiawan.

Kemajemukan Vertikal, yang artinya struktur masyarakat yang terpolarisasi berdasarkan kekayaan, pendidikan, dan kekuasaan. Kemajemukan vertikal dapat menimbulkan konflik sosial karea ada sekelompok kecil masyarakat yang memiliki kekayaan, pendidikan yang mapan, kekuasaan dan kewenangan yang besar, sementara sebagian besar tidak atau kurang memiliki kekayaan, pendidikan rendah, dan tidak memiliki kekuasaan dan kewenangan. Pembagian masyarakat seperti ini merupakan benih subur timbulnya konflik sosial.

(8)

Bentuk Konflik Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, konflik dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yakni konflik destruktif dan konflik konstruktif. Berikut rinciannya:

Konflik Destruktif merupakan konflik yang terjadi karena adanya perasaan tidak senang, dendam, benci dari seseorang atau suatu kelompok kepada pihak lain. Misalnya kasus konflik Poso, Ambon, Kupang, dan sebagainya yang terjadi karena bentrokan fisik sehingga menyebabkan hilangnya nyawa dan harta benda.

Konflik Konstruktif merupakan konflik yang sifatnya fungsional. Ia akan muncul jika terjadi perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok yang menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu konsesnsus dari berbagai pendapat tersebut dan menghasilkan suatu perbaikan.

Misalnya perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi.

(9)

Bentuk Konflik Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik

Konflik juga dapat dikelompokkan berdasarkan posisi pelaku yang sedang berkonflik. Berikut rinciannya:

Konflik Verbal merupakan konflik antarkomponen masyarakat dalam suatu struktur yang disusun secara hierarkis. Seperti, konflik yang terjadi antara atasan dengan bawahan sebuah kantor.

Konflik Horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang kedudukannya relatif sama. Sebagai contoh konflik yang terjadi antara organisasi massa.

Konflik Diagonal merupakan konflik yang terjadi karena ketidakadilan alokasi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim. Misalnya konflik yang terjadi di Aceh.

(10)

Dampak Konflik

Negatif

Hancurnya nilai-nilai dan norma sosial yang ada karena ketidakpatuhan anggota masyarakat yang sedang berkonflik.

Rusaknya reputasi, harta benda dan hilangnya nyawa manusia.

Menimbulkan kepribadian terhadap individu, seperti adanya rasa benci dan saling curiga akibat dari perang.

Keretakan hubungan antar anggota kelompok.

Positif

Adanya penyesuaian kembali norma dan nilai yang disertai dengan hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan.

Membantu menghidupkan kembali norma lama dan menciptakan norma baru.

Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok.

Menggugah masyarakat yang pasif untuk menjadi aktif dalam berperan di

lingkungannya.

(11)

Kesimpulan

Konflik adalah hal yang lumrah terjadi di dalam masyarakat, konflik adalah salah satu bentuk suatu gejala sosial yang sering muncul dalam kehidupan bermasyarakat yang saling berinteraksi karna dalam interaksi seringkali masyarakat dihadapkan pada situasi konflik (pertentangan).

Pertentangan kepentingan yang terjadi di dalam masyarakat adalah

konflik, konflik kepentingan dapat terjadi antara individu dengan

individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.

(12)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait