• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIK PEMBULATAN TIMBANGAN JASA LAUNDRY DI KOTA PAREPARE DALAM PERSPEKTIF HUKUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PRAKTIK PEMBULATAN TIMBANGAN JASA LAUNDRY DI KOTA PAREPARE DALAM PERSPEKTIF HUKUM "

Copied!
155
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hal ini menjadi peluang bagi para pelaku usaha untuk membuka jasa laundry, sehingga jasa laundry mulai menjamur dimana-mana, termasuk di Kota Parepare. Dalam dunia usaha tentunya setiap pelaku usaha harus tetap memperhatikan hak dan kewajibannya, serta harus memperhatikan hak konsumen sebagai pengguna jasa. Terjadinya berbagai penipuan yang dilakukan oleh pelaku usaha laundry menimbulkan suatu keistimewaan dalam fiqih muamalah yaitu Garar.

Ketidakjelasan di sini disebabkan oleh perbedaan perusahaan laundry yang menerapkan sistem penimbangan saat menimbang barang laundry. Dan setiap pelaku usaha jasa harus tetap memperhatikan kewajibannya sebagai pelaku usaha dan juga hak konsumen sebagai pengguna jasa. Indonesia juga memiliki peraturan dan perlindungan bagi dunia usaha dan konsumen. Perlindungan ini diatur dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Rumusan Masalah

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kerugian yang dialami konsumen laundry kini melebihi kerugian yang dialami oleh perusahaan jasa laundry. Dilihat dari studi kasus usaha laundry di Kota Parepare misalnya, jika laundry konsumen ditimbang dan beratnya mencapai 2,2 atau 2 kilogram (kg) atau lebih dari 2 ons, maka pihak jasa laundry akan mengenakan tarif laundry untuk barang tersebut. laundry sebanyak 3 kilogram (kg). ). Agar pengguna jasa laundry dan pihak laundry tidak saling merugikan.

Saat menetapkan harga laundry di beberapa laundry, tarifnya bervariasi tergantung produk yang tersedia di layanan laundry dan sesuai dengan keinginan pelanggan laundry. Untuk setiap produk, tarif tetapnya berbeda-beda untuk setiap kilogramnya, namun pembulatan beratnya sama. Bagaimana tinjauan hukum positif dan hukum ekonomi syariah tentang pembulatan timbangan pada jasa laundry di Kota Parepare.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Penelitian Relevan

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Baharuddin berjudul “Praktik jual beli gabah dengan sistem timbang di Desa Abbokongang Kecamatan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif hukum ekonomi syariah dalam jual beli gabah dengan sistem timbang. Namun jika konsumen melakukan tidak merasa dirugikan, kegiatan yang dilakukan KAEY Laundry adalah sah.

Namun bagi konsumen yang merasa tidak dirugikan, kegiatan ini dilakukan oleh KAEY Laundry. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Wahyuni​​​​Basyirah berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan penulis dari segi pembahasannya dimana Tri Wahyuni​​​​Basyirah meneliti analisis hukum Islam dan undang-undang no. 08 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen terhadap pembulatan timbangan. dalam layanan binatu di Kaey. Hal ini agar tidak melanggar hak konsumen sebagaimana diatur dalam Pasal 4 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, sehingga unsur kesiapsiagaan tetap tidak terpisahkan dan menyertai transaksi pembelian dan penjualan di minimarket Murni.

Tinjauan Teoritis

  • Konsep Hukum Ekonomi Syariah
  • Pembulatan Timbangan
  • Akad
  • Gharar
  • Hukum Positif

Imam al-Karafi menyatakan garar adalah akad yang tidak jelas apakah akibat akad itu akan terwujud atau tidak, seperti jual beli ikan yang masih di dalam air (kolam). Menurut undang-undang yang berlaku di Indonesia yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1), perlindungan konsumen adalah setiap upaya yang memberikan kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.” 55. “Hak konsumen dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tertuang dalam Pasal 4 huruf g yang memuat hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan adil serta tidak diskriminatif.” 56.

Kehadiran Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen merupakan tonggak sejarah perkembangan hukum perlindungan konsumen di Indonesia. Perlunya undang-undang perlindungan konsumen tidak lain adalah lemahnya kedudukan konsumen dibandingkan kedudukan produsen, karena menyangkut proses sampai dengan produksi barang dan jasa yang dihasilkan tanpa campur tangan konsumen sedikitpun. Dengan adanya undang-undang perlindungan konsumen ini diharapkan dapat menjadi sumber atau rujukan bagi peraturan lainnya dan juga dapat dijadikan landasan pembentukan peraturan perundang-undangan konsumen di tingkat yang lebih rendah.60.

Kerangka Konseptual

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pasal 4 huruf g yang memuat hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur ​​serta tidak diskriminatif.” Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pasal 8 ayat (1) huruf c yang menyatakan bahwa pelaku usaha dilarang menjual barang dan/atau yang tidak sesuai dengan ukuran, dimensi, skala, dan jumlah yang sebenarnya.”

Kerangka berpikir

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Lokasi Dan Waktu Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Dan Pengolahan Data
  • Uji keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Usaha jasa laundry di SIX Laundry merupakan salah satu cabang jasa laundry yang berlokasi di kawasan desa Lompoe, pusatnya berada di Kota Jl. QnC Laundry merupakan salah satu jenis usaha laundry yang berlokasi di kota Parepare tepatnya di kecamatan Ujung. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di distrik Bacukiki terhadap jasa usaha laundry di SIX Laundry dan AF Laundry, dimana usaha jasa laundry ini menerapkan praktek pembulatan yang sama.

Namun jika melihat keadaan usaha laundry saat ini khususnya di Kota Parepare, sebagian besar usaha jasa laundry menggunakan sistem finishing ini. Boleh, menurut hukum ekonomi syariah, bagi pemilik atau karyawan usaha laundry ketika bertransaksi. Berdasarkan analisa di atas dapat disimpulkan bahwa banyak pelaku usaha laundry di Kota Parepare yang masih melakukan praktik pembulatan timbangan yang tidak sesuai dengan hukum positif dan peraturan perundang-undangan ekonomi syariah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktik pembulatan timbangan pada jasa laundry di Kota Parepare

Kecamatan Ujung terdiri dari QnC Laundry dan 27 Laundry, Kecamatan Soreang terdiri dari Reza Laundry dan Aurora Laundry. Dari delapan laundry tersebut, terdapat cerita awal mula bisnis laundry tersebut. Karena menurut Ibu Arnis dan keluarga, nama tersebut cocok dijadikan nama usaha laundry ini.66. Awalnya Ibu Nurlyani mencari informasi tentang usaha laundry dari orang-orang yang pernah membuka usaha laundry.

Layanan laundry ini sudah ada selama 3 tahun. Pemiliknya adalah Ibu Mutmainnah, lokasinya di Jl. 60 Seorang Parepare (depan patung kuda) dan mempunyai dua orang pegawai suami istri bernama Ibu Mutmainnah dan Pak Baharuddin yang masing-masing membagi tugas untuk pelayanan laundry. Pusat perusahaan laundry ini berlokasi di Kota Makassar dan memiliki cabang di beberapa daerah, termasuk salah satunya di Kota Parepare.

Melihat kampus yang berada di sekitar kawasan tersebut, Kak Tri berinisiatif membuka usaha jasa laundry di Desa Lapadde yang kemudian diberi nama 27 Laundry. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah pemilik laundry dan pegawai laundry yang dianggap mampu memberikan data yang diminta. Sampel wawancara yang digunakan berjumlah 8 orang dari 4 kelurahan di Kota Parepare, terdiri dari 2 orang pemilik usaha/karyawan laundry di setiap kelurahan dan 7 orang konsumen.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara penelitian akan dilakukan dengan cara mewawancarai pemilik usaha atau karyawan jasa usaha laundry atau beberapa konsumen untuk mendapatkan informasi. Dalam reduksi data pada penelitian ini, peneliti memperoleh dan mengumpulkan data melalui wawancara dengan pemilik usaha laundry dan konsumen di kota Parepare, dimana data yang ingin diperoleh dirangkum dengan memperoleh data-data penting dan mendasar. Pada bagian ini, guna memudahkan pemaparan hasil yang telah dicapai oleh penulis, maka kami akan menjelaskan sedikit mengenai permasalahan yang diteliti dalam hal ini yaitu berkaitan dengan praktek pembulatan timbangan pada laundry. layanan bisnis di distrik Bacukiki, Barat. Kecamatan Bacukiki, Kecamatan Ujung, Kabupaten Soreang Kota Parepare.

Oleh karena itu yang menjadi objek penyidikan dalam hal ini adalah praktek pembulatan timbangan pada usaha jasa laundry di Kota Parepare, sebagaimana telah dijelaskan di atas yaitu apakah praktek pembulatan timbangan pada usaha jasa laundry di Kota Parepare sudah sesuai dengan ketentuan hukum positif. dan hukum ekonomi syariah, sehubungan dengan hal tersebut konsumen juga akan dilibatkan dan merasa dirugikan sebagai konsumen. Selama proses transaksi, laundry menawarkan berbagai pilihan layanan kepada perusahaan laundry. Namun apabila konsumen berkeberatan dengan selesainya 27 Laundry, petugas jasa laundry akan menawarkan untuk menambah pakaian kotornya atau tetap menggunakan timbangan sebelumnya.”99.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Tinjauan hukum positif dan hukum ekonomi syariah terhadap pembulatan

  • Ditinjau dari hukum positif
  • Ditinjau dari hukum ekonomi syariah

Tinjauan Hukum Positif dan Hukum Dagang Syariah Tentang Pembulatan Timbangan Jasa Laundry Di Kota Parepare. Diantaranya ada beberapa pemilik atau karyawan laundry yang terlebih dahulu menjelaskan sistem pembulatan timbangan saat berhadapan dengan konsumen, dan ada juga yang langsung melakukan transaksi tanpa terlebih dahulu menjelaskan kepada mereka sistem pembulatan yang digunakan di laundry tersebut. Berdasarkan argumen di atas, maka praktik pembulatan timbangan merupakan praktik yang tidak sesuai dengan syariat Islam sehingga tidak boleh diamalkan.

Berdasarkan analisis di atas, peneliti menemukan bahwa praktik pembulatan timbangan tidak sesuai dengan hukum ekonomi syariah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai pembulatan timbangan yang dilakukan oleh pelaku usaha laundry atau biasa disebut. Hal ini tidak diperbolehkan, menurut hukum ekonomi syariah, karena pemilik atau karyawan usaha laundry ketika melakukan transaksi dengan konsumen tidak menjelaskan terlebih dahulu sistem pembulatan timbangannya.

Dilihat dari hukum positif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dalam pelaksanaan praktik pembulatan timbangan yang terjadi di Kota Parepare, ada yang kurang sesuai dan ada juga yang sesuai dengan hukum positif. Sedangkan jika ditinjau dari Hukum Ekonomi Syariah, praktek pembulatan timbangan adalah, Pertama: Tidak diperbolehkan karena lebih banyak pemilik usaha atau karyawan laundry saat melakukan transaksi dengan konsumen. Sistem pembulatan timbangan sebelumnya tidak dijelaskan secara brengsek. Pertama, pihak operator atau pegawai jasa laundry sebaiknya menjelaskan terlebih dahulu sistem pembulatan timbangan yang digunakan saat melakukan transaksi dengan konsumen agar tidak ada unsur gharar yang menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak.

Analisis Hukum Islam dan UU No. 08 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Terhadap Pembulatan Timbangan Pada Kaey Laundries.” Universitas Islam Negeri Surabaya, 2016. Praktik Pembulatan Timbangan pada Usaha Jasa Laundry Tinjauan Hukum Gharar. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2018. JUDUL : PRAKTIK PEMBULATAN BERAT UNTUK JASA LAUNDRY DI KOTA PAREPARE DARI PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAT DAN HUKUM POSITIF.

Apa tanggapan pihak laundry ketika konsumen mengeluhkan timbangan yang dibulatkan?

PENUTUP

Simpulan

Operator laundry di Kota Parepare yang mempunyai 4 kecamatan yaitu Kecamatan Bacukiki, Kecamatan Bacukiki Barat, Kecamatan Ujung dan Kecamatan Soreang, sebagian besar laundry menggunakan praktek pembulatan timbangan. Pembulatan timbangan dilakukan apabila hasil pengukuran berat tidak memenuhi batas minimal berat pakaian yang telah ditetapkan, Untuk memenuhi pengukuran timbangan maka satuan akan dibulatkan ke atas untuk memudahkan pembayaran atau pengembalian sisa uang konsumsi, sehingga pemilik laundry atau Karyawan tidak kesulitan mencari recehan. Kedua: Peneliti juga menemukan bahwa pembulatan diperbolehkan ketika pemilik atau karyawan usaha laundry melakukan transaksi dengan konsumen, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Saran

Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Pelayanan Chesta Balerejo Madiun Loundry.” Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2018. Tinjauan Hukum Islam Tentang Pembulatan Timbangan Dalam Pelayanan Pengiriman Barang. Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2020.

Gambar

Tabel 3.1  Informan  36
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Gambar 4.1 Harga Jasa SIX Laundry
Gambar 4.2 Struktur Organisasi SIX Laundry
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen yangMenerima Alat Pembayaran yang Tidak Sah dalam Transaksi Jual beli Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan